A. PENGERTIAN
Ketuban pecah sebelum waktunya adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat ta
nda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalin
an (Manuaba).
KPSW adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 m
inggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preter
m sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm (saifudin,2002).
KPSW adalah pecahnya ketuban sebelum in partu yaitu bila pembukaan primi k
urang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm (Sarwono, 2005)
B. ANATOMI FISIOLOGI
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 – 1500 cc, Ciri-ci
ri kimiawi: Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa man
is, reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98
% air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verni
ks kaseosa dan garam anorganik.Kadar protein kira-kira 2,6 gr % per liter terutama se
bagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetah
ui apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab peningkatan kadar l
ecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat surfaktan. Ini merupakan syar
at bagi paru-paru untuk berkembang dan bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau
ada gawat janin atau pada letak sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehij
au-hijauan, karena telah bercampur dengan mekonium.
Fungsi Air Ketuban
1. Untuk proteksi janin.
2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin
6. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketub
an pecah.
7. Peredaran air ketuban dengan darah cukup lancar dan perputarannya cepat,
kira-kira 350-500 cc.
Asal Air Ketuban
1. Kencing janin (fetal urin)
2. Transudasi dari darah ibu
3. Sekresi dari epitel amnion
4. Asal campuran (mixed origin)
C. ETIOLOGI
Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan, factor yang disebut
kan memiliki kaitan yaitu riwayat kelahiran premature, merokok, dan perdarahan sela
ma kehamilan. Beberapa faktor resiko:
1. Inkompetensi serviks (leher rahim) menyebabkan dinding ketuban paling bawa
h endapkan tekanan yang semakin tinggi.
2. Hidromnion (cairan ketuban berlebihan >2000cc)
3. Riwayak KPD sebelumnya sebanyak 2 kali atau lebih.
4. Kelainan letak janin yaitu sungsang
5. Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang.
6. Multipara, pada kehamilan yang sering mempengaruhi proses ebriogenesis sehi
ngga selaput ketuban yang terbentuk lebih tipis.
7. Kehamilan kembar mengakibatkan kemungkinan terjadinya hidramnion bertam
bah 10x lebih besar.
8. Serviks (Leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu.
9. Infeksi yang menyebabkan terjadinya proses biomekanik pada selaput ketuban
dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan kulit ketuban dapat pecah, mis
alnya amnionitis atau kasioaminionitis dan infeksi genetalia.
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Ahadiat (2004) manifestasi ketuban pecah sebelum waktunya adalah:
1. Keluar air ketuban warna keruh, kuning, hijau, atau kecoklatan sedikit-sedikit at
au sekaligus banhyak
2. Dapat disertai demam bila sudah terjadi infeksi
3. Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban sudah tiadak ada, air ketuban sidah ke
ring.
4. Inspekulo: tampak air ketuban mengalir atau selaput keruban tidak ada dan air k
etuban sudah kering
5. Usia kehamilan vible (>20 minggu)
6. Buyi jantung bisa tetap normal
E. PATOFISOLOGI
Mekanisme ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) menurut Manuaba (2009) yait
u diawali dengan terjadi pembukaan premature serviks lalu selaput ketuban menjadi ti
dak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi. Bila terjadi pembu
kaan serviks, maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dan terjadi pengel
uaran air ketuban. Melemahnya daya tahan ketuban dapat dipercepat dengan infeksi y
ang mengeluarkan enzim proteolitik dan kolegenase.
PATHWAY
H. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi pada KPSW dapat terjadi pada ibu dan janinnya.
1. Terhadap Janin Walaupun ibu belum menunjukkan gejala infeksi, tapi janin mu
ngkin sudah terkena infeksi, karena infeksi intra uteri lebih dulu terjadi (amnion
itis,vaskulitis) sebelum gejala pada ibu dirasakan.
2. Terhadap Ibu Karena jalan telah terbuka antara lain akan dijumpai infeksi intrap
artum apabila terlalu sering dilakukan periksa dalam, infeksi puerperalis dan pe
ritonitis dan siptikemi.
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien dan penanggung jawab
b. Keluhan utama
c. Pemeriksaan umum meliputi keadaan umum dan tanda vital
d. Riwayat obstetric
e. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala: kulit kepala bersih atau tidak.
2) Muka: pucat atau tidak, oedem tidak.
3) Mata: apakah pucat atau tidak, oedem atau tidak, konjungtiva anemis a
tau tidak, sclera ikterik tidak, penglihatan baik atau tidak.
4) Hidung: bersih atau tidak, penciuman terganggu atau tidak, terdapat le
nder atau tidak, ada polip atau tidak.
5) Telinga bersih atau tidak, pendengaran baik atau tidak, terdapat cairana
tau tidak.
6) Mulut: bibir kering atau tidak, mulut bersih atau tidak, terdapat stomati
tis atau tidak.
7) Gigi: bersih atau tidak, terdapat caries atau tidak, gusi mudah berdarah
atau tidak.
8) Leher: terdapat pembesaran kelenjar tyroid atau tidak.
9) Ketiak: terdapat pembesaran kelenjar limfe atau tidak.
10) Dada: bentuknya bagaimana, terdapat retraksi dinding dada tidak, pern
afasan teratur atau tidak, bunyi jantung bagaimana.
11) Payudara: terdapat benjolan atau tidak.
12) Perut: terdapat luka bekas operasi atau tidak, terdapat pembesaran atau
nyeri tekan atau tidak.
13) Vulva:dari faktor predisposisi ketuban pecah dini adalah infeksi pada g
enetalia.
14) Anus: terdapat hemoroid atau tidak.
15) Ekstremitas atas dan bawah: bentuk simetris atau tidak, terdapat kelain
an anatomi fisiologi tidak, kaki oedem tidak, varices atau tidak.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pem
eriksaan vagina berulang, dan rupture membrane amniotic.
b. Kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan adanya penyak
it.
c. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada diri sendiri/jan
in.
d. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik
3. Intervensi Keperawatan
i,
https://downacademia.com/download/35864605/Laporan_Pendahuluan_LP_Ketuba
n_Pecah_Dini_KPD?hash=tDVT9AcZpmGUJmbzo8kOLZ3E4RUGJWW43zR3yC
Lo8wFkQonTEAxhRR81NjApHRdn
LAPORAN PENDAHULUAN
PK.12.18.017