Anda di halaman 1dari 15

BAB I

ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN KETUBAN PECAH DINI

A. Pengertian

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum tanda-
tanda persalinan. (Mansjoer, Arif, dkk.2002). Ketuban pecah dini(KPD) atau
premature rupture of membranes(PROM) adalah pecahnya kantung ketuban dan
kebocoran dari cairan ketuban awal minimal 1 jam sebelum awal persalinan pada
setiap usia kehamilan. (Lowdermilk , Deitra Leonard, 2000)

Ketuban pecah dini(KPD) atau premature rupture of membranes (PROM)


adalah pecahnya kantung ketuban sebelum onset persalinan yang benar, terlepas
dari lamanya kehamilan. (Murray , Sharon Smith, dkk . 2002)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban disertai keluarnya cairan amnio
inin sebelum proses persalinan dimulai baik pada kehamilan cukup bulan
maupun pada persalinan premature. Walaupun penyebabnya belum diketahui, hal
tersebut dihubungkan dengan infeksi pada membran (korioamnionitis).Ketuban
pecah dini merupakan ancaman bagi janin, khususnya jika hal ini terjadi di awal
kehamilan, karena, setelah ruptur, perlindungan terhadap janin hilang, dan infeksi
uterus dan janin dapat terjadi.

Persalian prematur dapat terjadi setelah ruptur membran, meyebabkan


kelahiran prematur pada janin semakin beresiko.Komplikasi tambahan mencakup
peningkatan tekanan pada tali pusat (tali pusat memanjang dan keluar dari lubang
uterus masuk ke dalam vagina), biasanya jika ruptur terjadi pada saat kepala
janin masih terlalu kecil untuk ukuran serviks. Janin tersebut mungkin
mengalami sindrom potter pada gambaran wajah dan hipoplasia pulmoner.

Pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan atau sebelum inpartus,


pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.KPD preterm adalah KPD sebelum
usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih
dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan kurang


bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian perinatal pada
bayi yang kurang bulan.Pengelolaan KPD pada kehamilan kurang dari 34

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 1


minggu sangat kommplek, bertujuan untuk menghilangkan kemungkinan
terjadinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress Syndrome). (Miranie ,
Hanifah, dan Desy Kurniawati. 2009

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban


sebelum ada tanda-tanda persalinan.Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan
maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum
usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih
dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi
1% dari semua kehamilan.70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup
bulan.KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.

B. Penyebab Ketuban Pecah Dini


Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan.Faktor yang
disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur,
merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor risiko dari KPD :
1. Infeksi genitalia
2. Gemeli
3. Hidramnion
4. Kehamilan preterm
5. Disproporsi sefalopelvik
6. Inkompetensi serviks (leher rahim)
7. Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)
8. Riwayat KPD sebelumya
9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
10. Trauma
11. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu
12. Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis

C. Tanda dan Gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui


vagina. Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin
cairan tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris
warna darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 2


sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk
sementara. Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung
janin bertambah cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.Pada periksa
dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering dan terjadi Inspekulo
yaitu tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan ketuban
sudah kering.

D. Anatomi Fisiologi
Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 – 1500 cc
      Ciri-ciri kimiawi :
Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa
manis, reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri
atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel epitel, rambut
lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik.Kadar protein kira-kira 2,6 gr %
per liter terutama sebagai albumin.
Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk
mengetahui apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab
peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat
surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan bernapas.
Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak sungsang akan
kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah bercampur dengan
mekonium.
 Fungsi Air Ketuban
1. Untuk proteksi janin.
2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.
3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.
4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.
5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin
6. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban
pecah.
7. Peredaran air ketuban dengan darah cukup lancar dan perputarannya cepat,
kira-kira 350-500 cc.
 Asal Air Ketuban
1. Kencing janin (fetal urin)

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 3


2. Transudasi dari darah ibu
3. Sekresi dari epitel amnion
4. Asal campuran (mixed origin)

E. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer, 2001 manifestasi klinis ketuban pecah dini adalah :
1. Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau kecoklatan
sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.
2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.
3. Janin mudah diraba.
4. Pada periksa dalam sepaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah bersih.
5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan air
ketuban sudah kering.
6. Takikardi pada ibu hamil muncul kemudian, ketika ibu mulai demam.

F. Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :

 Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan
vaskularisasi.

 Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan
mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.

 Pemeriksaan penunjang

 Pemeriksaan leukosit darah : > 15.000/ul bila terjadi infeksi

 Tes lakmus merah berubah menjadi biru

 Amniosentesis

 USG : menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang

 Komplikasi

 Infeksi

 Partus preterm

 Prolaps tali pusat

 Distosia (partus kering)

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 4


Patofisiologi Ketuban Pecah Dini
Infeksi inflamasi

Terjadi peningkatan aktifitas iL – 1 dan prostaglandin

Kolagenase jaringan

Depolimerasi kolagen pada selaput korion atau amion

Ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan

Ketuban Pecah Dini

Penjelasan patofisiologi:
Pada kondisi yang normal kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion,
fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas, sintesis maupun degradasi
jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1)
dan prostaglandin, tetapi karena ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan
aktifitas iL-1 dan prostaglandin, mengevaluasikan kolagenase jaringan, sehingga
terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan ketuban
tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah dini. (Maria,
2009 : 2)

G. Penatalaksanaan
Sebagai gambaran umum untuk penatalaksanaan KPD dapat dijabarkan sebagai
berikut :

 Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru


sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang yang sehat

 Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan


berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga
kematangan paru janin dapat terjamin.

 Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat


janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 5


 Menghadapi KPD, diperlukan KIM(Komunikasi, Informasi, Motivasi)
terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan
mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan
ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.

 Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia


biparietal dan peerlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan
pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S

 Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam
sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan.

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 6


H. ASUHAN KEBIDANAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI
NO. TGL/SHIFT DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF ASSESMENT PLANNING TTD
/JAM
1. …/…/…. Ibu mengatakan kenceng2 Ku : cukup Ny. A umur …thn G P 1. Memberitahu ibu tentang
DP A Uk …minggu janin evaluasi pemeriksaan.
TTV
j….wib tunggal hidup Evaluasi : ibu mengerti
Td : / mmHg intrauterin letak tentang evaluasi
memanjang,PUKA, pemeriksaan.
N : x/menit
Preskep, Divergen 2. Berkolaborasi dengan
S: inpartu kala I fase dr.Sp.OG
laten dengan KPD Evaluasi : kolaborasi
Rr : x/menit
dr.Sp.OG
Palpasi 3. Memberi ibu terapi sesuai
advice dr.Sp.OG
L I :TFU…..cm,bokong
Evaluasi : terapi telah
L II :PUKA/PUKI diberikan
4. Menganjurkan ibu untuk
LIII : PRESKEP
miring kiri.
L IV : KONVERGEN/ Evaluasi : ibu bersedia

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 7


DIVERGEN untuk miring kiri.

TBJ : (….-12/11)x155 5. Mengajarkan tehnik

=……..cm relaksasi dan mengatur

nafas saat timbul


Auskultasi
kontrasi / his.
DJJ……x/mnt Evaluasi : ibu bersedia

Perkusi untuk menarik nafas

panjang ketika ada his.


Reflek patella : .../...
6. Menganjurkan keluarga
VT :……….cm
untuk memberikan intake
Masalah : KPD cairan dan nutrisi saat his

berkurang.

Evaluasi : keluarga bersedia

untuk member makan dan

minum pada ibu saat tidak

ada his

7. Memantau kemajuan

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 8


persalinan

Evaluasi : VT telah

dilakukan

8. Memberitahu ibu untuk

menyiapkan perlengkapan

untuk bersalin kain dan

perlengkapan bayi.

Evaluasi : perlengkapan ibu

dan bayi sudah disiapkan.

9. Menyiapkan partus set

Evaluasi : alat sudah

disiapkan
Ibu mengatakan kenceng-
kenceng seperti ingin BAB Ny.A G P A hamil … 1. Melihat adanya tanda gejala
mgg,janin tunggal
KU kala II
hidup
Evaluasi : adanya doran,
TTV intrauterine,letak
memanjang,preskep, teknus, perjol, vulka

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 9


DJJ inpartu kala II dengan
2. Memberitahu ibu evaluasi
KPD
HIS pemeriksaan.

Tanda dan gejala kala II hasil : VT pembukaan

lengkap
VT

KK (-) 3. Memberitahu ibu dan


keluarga bahwa pembukaan
sudah lengkap dan ibu siap
untuk melahirkan
hasil : ibu dan keluarga
mengerti dengan kondisi ibu

4. Meminta keluarga membantu


menyiapkan posisi ibu untuk
meneran, mengajarkan cara
mengejan yang benar yaitu
kedua tangan memegang mata
kaki dan pandangan melihat
pusat serta mengejan seperti
orang ingin BAB.

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 10


Hasil : ibu bersedia mengejan
sesuai anjuran bidan

5. Mengatur posisi pasien

Hasil : posisi pasien sudah

nyaman

6. Melakukan pertolongan

persalinan

Hasil : Pertolongan
Ibu mengatakan lega atas
persalinan telah dilakukan.
kelahiran bayinya
Ibu mengatakan lemas dan 1. menjelaskan keadaan ibu
perutnya mules Ny. A umur 21ahun PI
dan prosedure manajement
A0 dengan inpartu kala
TTV aktif kala III.
III dengan KPD

Cek fundus uteri : janin Hasil : ibu mengerti ttg


tunggal keadaan dan prosedur tsb.

2. Melakukan manajemen aktif


kala III (cek fundus uteri
pastikan janin tunggal,

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 11


beritahu ibu bahwa akan
disuntik 10 U Oxy IM,
melakukan penegangan tali
pusat terkendali, lihat tanda-
tanda pelepasan plasenta,
lahirkan plasenta, cek
kelengkapan plasenta,
massase fundus uteri)
Hasil : menejemen aktif kala
III sudah dilakukan
3. Memberitahu ibu bahwa
plasenta sdh lahir
Hasil : ibu mengerti bahwa
plasenta sdh
4. Menganjurkan ibu u/
menjaga personal
hygienenya
Ibu mengatakan lega atas
kelahiran bayinya Hasil : ibu bersedia untuk
menjaga personal

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 12


hygienenya.
1. Mengobservasi keadaan ibu
Keadaan umum : baik Ny. A umur 21 tahun PI
Hasil : ibu mengerti tentang
TTV A0 dengan inpartu kala
plasenta lahir lengkap IV dengan KPD keadaannya
Kontraksi uterus : keras
2. Melakukan pemeriksaan
TFU : setinggi pusat
pada ibu setiap 15 menit
Kandung kemih : kosong
pada 1 jam PP dan setiap 30
Tidak ada robekan pada vagina
menit pada jam kedua.
dan perineum
Hasil : hasil
pemeriksaan……

3. Mengajarkan ibu dan


keluarga tentang tanda-tanda
bahaya post partum seperti
demam, perdarahan
berlebihan, perut tdk mules
dan fundus tdk ada
kontraksi.
Hasil : ibu mengerti ttg
tanda bahaya post partum.

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 13


4. Mengajarkan ibu dan
keluarga cara pemenuhan
keb. fisik dan
psikologis(seperti
makan,minum,istirahat,dst).
Hasil : ibu mengerti cara
pemenuhan keb. Fisik dan
psikologis.

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 14


Daftar Pustaka
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika: Jakarta
Pillitteri, Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. EGC: Jakarta
Meoandre.blogspot.com/2013/08/asuhan-keperawatan-pada-ketuban-pecah.html
Mikimikiku.wordpress.com/2013/09/23/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-ketuban-
pecah-dini-kpd/

Standar Asuhan Kebidanan RSBA 15

Anda mungkin juga menyukai