PUSPONEGORO
NO. 38 – BREBES
3
BAGAIMANA CARA DETEKSI DINI?
1 ANC Ter padu ( ANC 2 Pendekatan
Komprehensif dan Berkualitas) Faktor Risiko
❑ Kunjungan minimal 6 kali (K1-K6) ➢ Yaitu Ukuran statistik dari peluang
untuk terjadinya kegawatdaruratan
❑ Anamnesis lengkap
di masa mendatang
❑ Pemeriksaan 10 T
❑ Skrining penyakit dan USG Trimester
1 dan 3 (Dokter)
❑ Tindak Lanjut
4
Standar Kunjungan ANC 2015 Standar Kunjungan ANC 2020
TM 1 : 1 kali TM 1 : 2 kali
TM 2 : 1 kali TM 2 : 1 kali
TM 3 : 2 kali TM 3 : 3 kali
Minimal 2 kali ke Dokter untuk
deteksi kelainan medis secara umum
pada TM 1 dan 3
Standar Optimal Kunjungan Pelayanan ANC
(Hospital Based ANC)
Jumlah
Pedoman Batasan Usia Kehamilan
Kunjungan
Setiap 1 bulan Awal kehamilan sampai 7x
28 minggu
Setiap 2 minggu 28 minggu – 36 minggu 4x
Setiap Minggu Diatas 36 minggu 4x
Total Kunjungan 15 x
Keluhan Utama
HPHT
Riwayat Obstetri
Riwayat KB
Riwayat Perkawinan
1. Status Gizi
6. Kesehatan Jiwa
8. Cacingan
1. Lakukan Klasifikasi Kehamilan
➢ Kehamilan Risiko Rendah : Pada Anamnesis dan Pemeriksaan hasilnya DBN
➢ Kehamilan Risiko Tinggi : Pada Anamnesis dan Pemeriksaan hasilnya ada 1
atau Lebih Kelainan
2. Identifikasi Komplikasi
3. Perencanaan Persalinan
4. Melakukan Rujukan
➢ Rujukan Terencana
➢ Rujukan Gawat Darurat
❑ Dalam Obstetri terdapat potensi risiko, dimana kehamilan dan persalinan selalu
mempunyai risiko terjadi komplikasi
❑ Dibutuhkan pencegahan Pro aktif sejak awal kehamilan
❑ Skrining terhadap faktor risiko dapat dilakukan bersama oleh tenaga kesehatan,
ibu hamil, suami, keluarga atau masyarakat
Suatu ukuran statistik dari peluang kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat
darurat pada masa mendatang
• Terlalu muda
• Terlalu tua
• Terlalu lama jarak kehamilan berikutnya
• Terlalu lambat hamil (setelah menikah >4 tahun)
• Terlalu cepat hamil lagi
• Terlalu banyak hamil/banyak anak
• Terlalu pendek tinggi badan ibu hamil
• Terlalu kurus (KEK) atau terlalu gemuk (obesitas)
• Pernah gagal hamil ( Abortus, IUFD, Lahir mati )
• Pernah melahirkan dengan tindakan ( SC, Vakum )
• Pernah melahirkan dengan komplikasi ( perdarahan, retensio plasenta,dll)
Kelompok 2 : Ada Gawat Obstetri
• Ada Penyakit Ibu Hamil : Anemia, hipertensi, DM, Riwayat Asma dll
• Preeklampsia ringan
• Hamil kembar
• Hidramnion
• Kelainan Letak janin
• Lebih bulan / Serotinus
Kelompok 3 : Ada Gawat Darurat Obstetri
Perdarahan
Infeksi
ASPEK KLINIK :
Obstetri
1. Perdarahan Antepartum
Perdarahan terjadi setelah kehamilan 20 minggu sebelum bayi lahir.
2. Perdarahan Postpartum :
• Perdarahan yang terjadi setelah bayi lahir melebihi 500 ml pada
persalinan pervaginam dan 1000 ml pada SC.
Perdarahan Antepartum
Permasalahan:
1. Prematuritas
2. Gangguan hemodinamik ibu
3. Anemia
Plasenta Previa
Jenis: A. Plasenta previa totalis
B. Plasenta previa parsialis
C. Plasenta previa marginalis
D. Plasenta letak rendah
Gejala & tanda
Perdarahan per vaginam, tidak disertai nyeri
Bagian bawah janin msh tinggi
Ingat ! Perdarahan antepartum tdk boleh VT (periksa
dlm). Hanya boleh inspekulo
Plasenta Previa
Pengelolaan:
❖ Tergantung: umur kehamilan, banyaknya perdarahan, jenis plasenta previa
❖ Yang dapat lahir per vaginam = plasenta letak rendah
❖ Bila perdarahan yang menimbulkan komplikasi : Terminasi cito
❖ Bila perdarahan sedikit kemudian berhenti :
- kehamilan < 37 minggu tunggu sampai aterm baru lakukan SC
- Bila UK ≧ 37 mg lakukan SC terencana
Solusio Plasenta
- Lepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya sebelum bayi lahir
Pengelolaan :
o Bila ringan dan kehamilan prematur: istirahat, atasi anemia, USG & KTG
serial.
o Dalam persalinan: amniotomi dan oksitosin drip selanjutnya tunggu
persalinan spontan, SC sesuai indikasi obstetri
Vasa Previa
Tali pusat berinsersi pada kulit ketuban
& melalui ostium uteri internum
Tanda & gejala khas:
Perdarahan ketika pecah ketuban,
merupakan kegawatan tindakan –
dilakukan SC
Perdarahan Post Partum
Predisposisi :
- Partus lama
- Tindakan bedah vagina : vakum, forsep
- Sisa plasenta sisa kulit ketuban, bekuan darah
- Anemia, PE
- Daya tahan tubuh yang turun
- Ketuban pecah dini
3. INFEKSI NIFAS
Terapi :
- Bed rest
- Fowler position
Supaya discharge bisa keluar dan tidak menyebar ke atas
- Diit tinggi protein
- Antibiotika adekuat sesuai hasil kultur & sensitifitas atau broadspektrum
- Uterotonika : metilergometrin
Definisi Masalah
- Persalinan berlangsung > 18 jam 1. Dehidrasi
- Fase laten > 8 jam
2. Fetal distress
- Melewati garis waspada pada fase aktif
3. Ibu kelelahan dan stress
4. Fistula
5. Ruptur uteri
Penanganan
1. Evaluasi tanda vital, tanda dehidrasi
2. Tegakkan diagnosis dan penyebab (3P)
3. Infus line
4. Terapi sesuai penyebab dan masalahnya
4. Partus Tak Maju dan Partus Macet
- Adanya ketidakmajuan dalam persalinan dengan his yang adekuat
- Partus Tak Maju terjadi pada saat inpartu Kala 1, Partus Macet pada Kala 2
- Dinilai berdasarkan Partograph
Penanganan
- Tegakkan diagnosis penyebab
- Persalinan harus diakhiri
TERIMA KASIH