Anda di halaman 1dari 43

DETEKSI

DETEKSI DINI
DINI
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI KEHAMILAN
KEHAMILAN
DETEKSI DINI KOMPLIKASI KEHAMILAN

• Peran bidan dalam mengenal secara dini adanya


komplikasi pada kehamilan adalah penting dalam
upaya menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu dan perinatal. Oleh karena itu
bidan harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup dalam mendeteksi dini
adanya komplikasi pada kehamilan agar dapat
secepatnya memberikan pertolongan awal
sesuai dengan kewenangan,
berkonsultasi/kolaborasi, atau merujuk pada
saat yang tepat.
• Materi berikut ini hanya akan membahas
sebagian mengenai deteksi dini komplikasi
kehamilan.
TANDA – TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN
JANIN MASA KEHAMILAN MUDA

1. Perdarahan pervagina
2. Hiperemesis Gravidarum
3. Hipertensi gravidarum
4. Nyeri perut bawah

TANDA – TANDA DINI BAHAYA / KOMPLIKASI IBU DAN


JANIN MASA KEHAMILAN LANJUT

1. Perdararahan per vaginam


2. Sakit kepala yang hebat
3. Penglihatan kabur
4. Bengkak diwajah dan jari – jari tangan
5. Keluar cairan per vagina
6. Gerakan janin tidak terasa
7. Nyeri perut yang hebat.
1. Perdarahan Vagina
• suatu sebab kekhawatiran pd sebag. besar ibu yg pernah mengalami
perdarahan vagina,yg mengakibatkan janin meninggal, ibu yg
mengalami kehamilan tdk berhasil dgn alasan apapun.
• Peran bidan :
1. Harus mengetahui situasi emosional ibu
2. KIE perlunya melapor setiap darah yg keluar mlli vagina.
3. Catat setiap episode perdarahan vagina.
4. Menilai Kondisi ibu
Menetapkan umur gestasi
kpn peristiwa tjd
mengidentifikasi bila memungkinkan
apakah permulaan perdarahan dgn kegiatan utama
riwayat penyakit saat ini, or episode sakit kepala.
menghitung jmlh darah yg keluar
tanyakan apakah merasakan nyeri; dimana letaknya,
sebentar2 or terus menerus.
Nilai tampilan umum; warna kulit dan apakah kulit kering.
5. Menilai kondisi janin.
• Tujuan Perawatan :
1. Memantapkan penyebab perawatan is utk
memantapkan penyebab perdarahan,
menyelamatkan ibu dan bila mungkin
mempertahankan bayi bisa hidup.
2.Menilai kondisi maternal dan janin,
memberikan dukungan emosional pada ibu
dan keluarga dan memberikan
pengobatan yg di resepkan oleh dokter
yg berhubungan dgn situasi ibu.
Sebab – Sebab Pada Maternal Kondisi Umum
1. Penyakit : spt Rubela or Influenza, 4. Faktor Psikologis.
khususnya bila penyakit2 tsb 5. Ketidakmampuan Serviks : mungkin ada
disatukan dgn demam akut, krn kelemahan kongenital, trauma yg
bertentangan dgn oksigenasi dihasilkan dr dilatasi dan kuretase or
trasnplasenta dan bisa aborsi. G3 laserasi sblmnya yg bertahan pd
kronis, spt misalnya: penyakit ginjal kelahiran yg lalu. Ketika kemajuan
digabungkan dgn HT akan mempunyai kehamilan dan tekanan intra uterin
efekyg sama. meningkat, dilatasi serviks yg tjd
2. Obat – obatan : bidan perlu menghasilkan aborsi
mendapatkan informasi pekerjaan
konteks riwayat sosial. Sebaiknya
menilai konsentrasi darah pada
bahan toksis ketika mengalami
kehamilan.
3. Ketidakcocokan ABO antara ibu dan
embrio bisa menghasilkan aborsi.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Diagnosis Banding
1. Nyeri : Apakah nyeri mendahului perdarahan dan apakah bersifat kontinyu atau
intermiten ?
2. Timbulnya perdarahan : apakah ini berkaitan dengan suatu peristiwa, misalnya
hubungan seksual ?
3. Jumlah darah hilang yang terlihat : apakah ada alasan untuk menduga bahwa ada
darah yang tertahan dalam uterus ?
4. Warna darah : apakah warnanya merah atau lebih gelap ?
5. Derajat syok : apakah sesuai dengan jumlah darah yang nampak atau lebih hebat ?
6. Konsistensi perut. Apakah perut terasa lunak atau tegang dan seperti papan ?
7. Perut yang mudah nyeri : Apakah ibu merasa nyeri ketika perutnya di palpasi ?
8. Letak, Presentasi dan “engangement”. Apakah hal – hal ini abnormal ketika
memperhitungkan paritas dan usia kehamilan ?
9. Terdengarnya jantung janin. Apakah jantung janin terdengar ?
10. Scan Ultrasound. Apakah scan menunjukkan bahwa plasenta berada pada segmen
bawah uterus ?
Pengobatan Suportif
• Setelah penanganan emosi, kebutuhan yang
pertama adalah pemulihan kondisi fisik.
Pemulihan ini mengharuskan adanya
penggantian cairan, mula2 dgn ekspander
plasma dan kemudian dengan darah
seluruhnya.
• Jika ibu mengalami nyeri hebat, ia harus
diberikan analgesik untuk melawan syok.
A. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• Merupakan bentuk patologis dari mual dan
muntah selama hamil yang berlangsung sampai
minggu ke-12 kehamilan (Pillitteri, 2002 : 71),
atau dapat berlangsung terus meskipun usia
kehamilan sudah melampaui trimester I
(Dickason, 1998 : 238 ; Enkin, 2000 : 96).
• Penyebab pastinya belum diketahui, namun
diduga berkaitan dengan fungsi tiroid yang
meningkat akibat efek perangsangan tiroid oleh
hormon hCG. Stres psikososial juga berperan
dalam timbulnya hiperemesis gravidarum ini.
Resiko semakin meningkat bila ada riwayat
hiperemesis sebelumnya atau mempunyai
penyakit hepar. Kondisi ini dapat menyebabkan
IUGR.
Deteksi dini :
 Kaji tanda dan gejala :
• Mual - muntah terus menerus ( > 6 x /hari). Umumnya dimulai
pada usia kehamilan 10 minggu dan kadang dapat berlangsung
terus meskipun usia kehamilan sudah memasuki trimester II
• Ibu tampak lemah
• Mungkin disertai ptyalism.
• Nyeri epigastrium
• Segera muncul tanda-tanda dehidrasi : kelopak mata cekung,
turgor/elastisitas kulit buruk, mulut & bibir kering, oliguria,
denyut nadi > 100x/menit.
• Berat badan menurun.
• Bila muntah terus menerus dan berat dapat terjadi
hematemesis
 Analisa urin (urinalisa) : terdapat keton dalam urin (ketonuria),
BJ urin meningkat (>10.25)
 Pemeriksaan darah :
• - hematokrit meningkat (>33%) akibat hemokonsentrasi,
• - ketidakseimbangan elektrolit tubuh akibat dehidrasi : kadar
natrium, kalium, dan klorida menurun
Tindakan awal :
1. Bila ringan dan masih mungkin makan-minum,
berikan antiemetik (vit B6 peroral)
2. Anjurkan mengkonsumsi makanan dengan porsi
sedikit tapi sering agar lambung tidak kosong.
Pada pagi hari sebelum bangkit dari tidur,
anjurkan mengkonsumsi sedikit makanan ringan
yang mengandung karbohodrat (biskuit, krakers,
keripik, pisang, dsb). Kurangi makanan berlemak,
terlalu manis, dan terlalu banyak bumbu dalam
diet. Usahakan minum diantara waktu makan (tidak
bersamaan dengan makan). Tingkatkan diet sesuai
toleransi.
3. Bila hiperemesis berat hingga ibu tak dapat
makan/minum, berikan infus elektrolit (RL, NaCl)
sambil dirujuk.
B. PERDARAHAN
1. Perdarahan pada awal kehamilan (usia
< 22 minggu)
Perdarahan traktus genital pada usia
kurang dari 22 minggu dapat
disebabkan oleh berbagai hal seperti :
implantasi, abortus, mola hidatidosa,
kehamilan ektopik terganggu (KET),
dsb. Semua bentuk perdarahan selama
kehamilan, kecuali perdarahan
implantasi adalah abnormal. Berikut ini
akan dibahas mengenai abortus, KET ,
dan mola.
a. Abortus Spontan (15% dari kehamilan)
• Sebagian besar terjadi pada usia kehamilan
kurang dari 12 minggu dengan penyebab
antara lain : kelainan janin, penyakit ibu,
masalah hormonal (rendahnya progesteron),
respon imunitas ibu, abnormalitas uterus,
zat teratogen, stres, dsb, bahkan seringkali
tidak diketahui penyebab pastinya.
• Deteksi dini terhadap macam-macam
abortus spontan :
Abortus Imminens (keguguran mengancam)
Deteksi Dini :
Kaji tanda & gejala :
- Perdarahan sedikit, biasanya pada usia 3 bulan
pertama.
- Mungkin tanpa nyeri/kram perut bawah; atau hanya
ringan saja
Palpasi : TFU sesuai usia kehamilan
Periksa dalam (VT) : tidak ada pembukaan seviks
Periksa urin atas PP test hasilnya masih positif
kuat. Bila mungkin periksa hCG darah : masih
terjadi peningkatan kadar hCG
Tindakan :
– Anjurkan istirahat (bukan bedrest total) dalam 24-
48 jam pertama. Setelah perdarahan berhenti,
aktivitas dapat ditingkatkan secara bertahap.
– Anjurkan menghindari coitus hingga 2 minggu
setelah perdarahan berhenti untuk mencegah
infeksi dan semakin beratnya perdarahan.
– Anjurkan segera ke RS bila: perdarahan bertambah,
kram perut bawah atau nyeri pinggang, keluar cairan
secara tiba-tiba, demam.
– Bila perdarahan berhenti, pastikan pemeriksaan PP
test masih positif dan lakukan ANC seperti biasa
– Bila berlanjut : segera dirujuk.
Abortus Insipiens
(Abortus sudah terjadi & akan berkembang mjd abortus
komplit / inkomplit / missed abortion)
• Abortus Inkomplit :
Deteksi Dini :
– Kaji tanda/gejala :
• Biasanya terjadi pd TM II : perdarahan (merah kehitaman, disertai
stolsel) yg cukup banyak/ profus krn plasenta tertahan, ibu bisa
syok akibat perdarahan.
• Nyeri uterus berat hampir seperti nyeri persalinan
• Riwayat : pengeluaran sebagian produk konsepsi.
– Palpasi : TFU sesuai usia gestasi, atau dapat pula lebih kecil.
– Tampak darah mengalir dari vagina
– VT : Servix membuka
- PP test : negatif
Tindakan :
– Segera rujuk untuk dilakukan dilatasi &
kuretase guna menghentikan perdarahan.
– Jika evakuasi tidak dapat segera
dilakukan : beri ergometrin 0,2 mg IM
– Bila perdarahan banyak, pasang infus
NaCl /RL sambil merujuk
– Beri dukungan psikologis terhadap proses
berduka
• Abortus Komplit :
– Kaji tanda/gejala :
• Perdarahan sedang lalu disusul dengan
pengeluaran produk kehamilan.
Perdarahan semakin sedikit dan
kemudian berhenti dalam beberapa hari
setelah itu.
• Sedikit/tanpa nyeri uterus
– Palpasi : TFU lebih kecil dari usia hamil
– VT : Servix dapat terbuka/tertutup
Tindakan :
– Bila perdarahan berhenti dan tidak
terjadi infeksi, maka tidak perlu
intervensi kebidanan.
– Beri dukungan psikologis terhadap
proses berduka.
• Missed abortion :
– Kaji tanda/gejala :
• Perdarahan mungkin sedikit tanpa pengeluaran
produk konsepsi; kadang tidak terjadi perdarahan
sama sekali.
– Palpasi saat kunjungan ulang :TFU tidak
bertambah besar
– Menghilangnya tanda-tanda kehamilan (PP
test negatif, mammae tidak lagi menegang,
keluhan mual menghilang)
• NB : Produk konsepsi kadang dapat keluar
sendiri beberapa minggu kmd atau dapat
tertahan hingga berminggu-minggu
Tindakan :
– Rujuk untuk tindakan dilatasi & kuretase.
– Beri dukungan psikologis terhadap
proses berduka
Kehamilan ektopik
Implantasi terjadi diluar kavum uteri. Sekitar 95%
kehamilan ektopik terjadi di tuba (tubal pregnancies).
Sebagian kecil dapat terjadi di ovarium, rongga
abdomen, ataupun kanalis servikalis namun sangat
jarang.
• Deteksi Dini :
• Tanda & gejala :
• Selama kehamilan ektopik belum menyebabkan ruptur tuba, maka diagnosa sulit ditegakkan karena gejalanya hampir sama
dengan penyakit inflamasi pelvik ataupun ancaman abortus.
• Beberapa tanda kemungkinan kehamilan ektopik yang belum ruptur :
• * Pemeriksaan darah : terjadi penurunan progesteron dan hCG dalam serum.
• * USG : cairan dalam pelvis, massa adnexa, tak ditemukan produk konsepsi intrauterine.
• * Terdapat tanda-tanda kemungkinan kehamilan.
• Ketika tuba menjadi sangat teregang oleh pembesaran buah kehamilan, maka akan muncul :
• * Keluhan nyeri perut dan sedikit perdarahan pervaginam, terkadang tidak ada perdarahan
• * Nyeri bila portio digerakkan.
• * Bila implantasi di daerah sempit tuba, maka ruptur akan terjadi pada 5-7 minggu kehamilan sedangkan bila implantasi di
ampulla seringkali ruptur baru terjadi setelah kehamilan mencapai 10 minggu.
• * Pada saat pecahnya kehamilan ektopik, biasanya nyeri dirasakan sebagai nyeri tajam pada abdomen bawah satu sisi.
• * Dapat terjadi peritonitis (perut papan, nyeri hebat, pucat, mual, muntah).
• * Pada kondisi lebih lanjut : hipotensi, denyut nadi cepat & lemah (>110x/m) akibat hipovolemia  syok.
• Tindakan segera :
• - merujuk ke RS untuk tindakan laparotomi guna menghentikan perdarahan dan mengangkat tuba yang terkena. Saat
merujuk sebaiknya dipasang infus Na CL atau RL untuk mengantisipasi terjadinya syok.
Mola Hidatidosa
Terjadi karena degenerasi vili korionik
yang kemudian terisi cairan dan
berbentuk seperti buah anggur.
Biasanya embrio mati dan diabsorbsi.
Abortus mola dapat terjadi mulai usia
16 minggu.
Deteksi dini :
 Tanda dan gejala :
• Keluhan perdarahan intermiten mulai usia 12 minggu.
• Nyeri uterus/perut bawah
• Dapat terjadi sindroma mirip preeklampsia, terutama peningkatan
tekanan darah sebelum usia 20 minggu
• Mual dan muntah berat
• Pada saat abortus mola (mulai 16 minggu) terjadi maka perdarahan
sedang hingga banyak yang seringkali disertai pengeluaran jaringan
berupa vesikel seperti anggur
• Palpasi :
• Uterus teraba lunak & lebih besar dari usia gestasi karena
proliferasi cepat dari trofoblast.
• Tak teraba bagian-bagian janin, tidak terdengar DJJ meski
kehamilan sudah >20 minggu
• Periksa kadar hCG darah sangat tinggi (1-2 juta IU dibandingkan
dengan normal kehamilan yang berkisar 400.000 IU)
• Tindakan :
• - Segera merujuk (lindungi dengan
infus jika perdarahan cukup banyak)
untuk dilakukan kuretase/evakuasi
mola, serta pemantauan kadar hCG
darah setelahnya.
2. Perdarahan pada masa kehamilan
lanjut ( >22 minggu)
Perdarahan pada kehamilan lanjut sering
disebut perdarahan antepartum. Ini
merupakan komplikasi serius yang dapat
menyebabkan kematian maternal maupun
fetus. Ada 2 penyebab perdarahan
antepartum, yaitu plasenta previa dan
abruptio plasenta.
• a. Plasenta previa : yaitu implantasi plasenta di segmen bawah
uterus baik total/parsial sehingga menimbulkan perdarahan saat
menjelang persalinan.
 Deteksi dini :
• Faktor predisposisi : multiparitas, usia > 35 tahun, kehamilan ganda
(plasenta lebih besar hingga tumbuh lebih ke bawah), jaringan parut uterus
(riwayat curretage, operasi seksio, myomectomy), riwayat plasenta previa
sebelumnya, merokok (hipoksia  plasenta membesar untuk kompensasi
kekurangan suplai oksigen)
 Kaji tanda & gejala :
• Malpresentasi fetus : meskipun sebagian presentasinya kepala, namun dapat
dijumpai presentasi bokong, oblik, melintang.
• Bagian terendah fetus tidak masuk PAP (terutama pada plasenta previa
total)
• Kesulitan mengidentifikasi bagian-bagian janin : biasanya pada plasenta
letak rendah ataupun PP parsial dimana plasenta berada pada dinding
anterior uterus sehingga menghalangi pemeriksaan.
• Perdarahan yang biasanya terjadi setelah usia 24 minggu, walaupun
sebagian kecil ada yang terjadi lebih dini. Perdarahan tanpa disertai rasa
nyeri, warnanya merah segar. Perdarahan dapat spontan, ataupun setelah
miksi/defekasi, aktivitas fisik, kontraksi Braxton Hicks ataupun coitus.
• Bila plasenta robek, maka dapat menimbulkan tanda-tanda gawat janin (DJJ
< 100 atau > 180 x/menit)
• Hasil USG menunjukkan letak plasenta pada segmen bawah rahim
 Tindakan :
• Posisikan ibu berbaring ke sisi kiri untuk
membantu sirkulasi ke janin
• Hindari VT karena dapat memperparah
perdarahan akibat lepasnya plasenta. VT
hanya boleh dilakukan di ruang operasi.
• Mulai pasang infus Na Cl / RL dengan jarum
yang cukup besar
• Observasi DJJ tiap 15 menit. Bila gawat
janin, berikan oksigen pada ibu
• Segera rujuk
b. Abrupsio plasenta
Merupakan bentuk perdarahan
akibat separasi plasenta
(pemisahan plasenta dari
dinding uterus) pada plasenta
dengan letak normal.
 Deteksi dini :
• Kaji faktor predisposisi , antara lain :
• Hipertensi, preeklampsia
• Dekompresi mendadak uterus, misalnya segera setelah ketuban pecah dini
terutama pada polihidramnion.
• Riwayat abrupsio plasenta sebelumnya
• Trauma : pasca versi luar, benturan.
• Merokok
• Overdistensi uterus : kehamilan ganda, polihidramnion.
 Kaji tanda & gejala :
• Perdarahan dapat nyata (revealed bleeding) bila separasi terjadi di
marginal/bagian tepi plasenta, tersembunyi (concealed bleeding) bila
penglepasan terjadi di tengah , atau kombinasi keduanya. Warna darah
mungkin kehitaman (darah lama) atau merah segar bila ostium terbuka.
Banyaknya perdarahan tidak menunjukkan derajat penglepasan plasenta.
• Disertai dengan nyeri intermiten maupun menetap
• Periksa Hb : mungkin <8 g% (anemia berat)
• Observasi kesejahteraan janin : gawat janin yg ditandai dengan DJJ <
100x/m atau >180x/m
• Palpasi : uterus tegang dan nyeri sehingga sulit dipalpasi, TFU mungkin lebih
besar dari usia kehamilan akibat perdarahan tertahan.
 Tindakan :
• - prinsipnya sama dengan plasenta previa.
3. HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
(PREGNANCY-INDUCED HYPERTENSION /
PIH)
• PIH atau gestational hypertension adalah
tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih;
atau peningkatan tekanan sistolik >30
mmHg, diastolik >15 mmHg setelah 20
minggu usia kehamilan. Apabila disertai
proteinuria dan edema maka dikategorikan
preeklamsia. Bila diikuti dengan kejang
disebut eklamsia.
 Deteksi dini :
• - Kaji faktor predisposisi, antara lain :
• Adanya riwayat hipertensi sebelum hamil
• Riwayat hipertensi kehamilan /preeklamsia pada kehamilan
sebelumnya
• Riwayat keluarga dengan preeklamsia berat / eklamsi (ibu klien,
atau saudara kandung perempuan)
• Primiparitas
• Usia terlalu muda atau tua
• - Ukur tekanan darah : sebaiknya dengan posisi duduk dan
setelah klien beristirahat sedikitnya 10 menit. Dinyatakan
hipertensi jika pada 2x pengukuran dengan selang waktu 1-2
jam ditemukan :
• TD sistolik 140 mmHg atau lebih; atau terdapat kemaikan
sistolik >30 mmHg
• TD diastolik 90 mmHg atau lebih; atau kenaikan diastolik > 15
mmHg
• - Dapat ditemukan peningkatan BB dengan ciri khas : kenaikan
yang berlebihan dalam waktu singkat.
• - Pemeriksaan darah :
• Asam urat / uric acid meningkat akibat menurunnya
aliran darah ke ginjal → turunnya laju filtrasi asam urat
→ peningkatan kadar asam urat serum.
• Hipokalsemia karena perubahan fungsi ginjal
• Kadar hCG mungkin meningkat
• Volume plasma menurun karena edema; kadar Hb dan
hematokrit meningkat
• - Pemeriksaan urin bersih pada aliran tengah (midstream
urine) untuk proteinuria : hasilnya mungkin positif, yang
menunjukkan adanya protein sebanyak 300 mg/lebih per
liter urine. Penderita preeklamsia jarang menunjukkan
gejala proteinuria sebelum terjadi peningkatan tekanan
diastolik.
• - Dapat disertai denga edema. Edema tak selalu ada
pada preeklamsia dan bukanlah gejala khas untuk
preeklamsia, kecuali jika terdapat pada muka atau
tangan yang terjadinya mendadak.
Berikut ini diuraikan gejala PIH/preeklamsia
ringan dan berat :
Gejala Ringan Berat
TD Diastolik 90-100 mmHg 110 mmHg/lebih

Proteinuria Berawan, atau + ++ atau lebih

Edema menyeluruh - +

Sakit kepala - +

GGn penglihatan - +

Nyeri Perut Atas - +

Oliguria - +

Gerakan Janin - +
Berkurang
 Tindakan :
 Untuk PIH ringan :
• - Anjurkan cukup istirahat.
• - Pantau tekanan darah dan proteinuria minimal tiap
minggu. Ibu diingatkan bila ada keluhan lain atau keadaan
memburuk supaya datang lagi meski belum 1 minggu.
• - Jika dalam 1 minggu TD cenderung meningkat maka
rujuk ke RS. Namun jika TD naik tanpa edema sedangkan
dokter sulit dijangkau maka pantau TD, periksa
proteinuria, dan DJJ keesokan harinya, atau setelah 6
jam istirahat. Jika tetap tinggi maka dirujuk walaupun
tidak ada edema atau proteinuria. Dan jika TD kembali
normal atau naiknya <15 mmHg : beri penjelasan tentang
preeklamsia berat dan eklamsia yang mengancam (sakit
kepala, pandangan kabur, nyeri ulu hati, pembengkakan
mendadak pada wajah, kaki, punggung bawah, tangan)
agar segera ke RS.
 Untuk PIH berat :
• - Segera dirujuk ke RS, sedapat mungkin berikan :
• Bolus antikonvulsan Mg SO4 2 gram i.v (5 ml )
dilanjutkan dengan pemberian ulang MgSO4 dosis 4
gram (10 ml) secara i.m setiap 4 jam. Pemberian
MgSO4 harus memenuhi syarat bahwa refleks patela
baik dan tidak ada depresi pernafasan. Bila tidak
tersedia MgSO4 dapat diberikan sedativa yaitu valium
10 mg i.m.
• Nifedipin (antihipertensif) 10 mg per oral yang dapat
diulang setiap 4 jam jika TD masih tinggi.
• - Saat merujuk hendaknya dipantau : pernafasan, TD,
nadi, DJJ, tanda eklamsia,
• - Umumnya TD dapat dikendalikan dan pengakhiran
kehamilan dapat dilakukan pada usia 35-36 minggu. Jika
TD tidak terkendali dalam 1-2 hari maka direncanakan
pengakhiran kehamilan segera.
4. ANEMIA DALAM KEHAMILAN
• Anemia berdampak buruk terhadap
kehamilan maupun persalinan sehingga
perlu dideteksi lebih dini agar dapat
segera dicari penyebabnya untuk
diatasi.
• Penggolongan anemia dalam kehamilan
: anemia ringan (Hb <11 hingga 9 g%),
anemia sedang (Hb <9 sampai 8 g%),
anemia berat (Hb <8 g%).
 Deteksi dini :
• - Pada anemia ringan umumnya asimtomatik, hanya
ditunjukkan dengan kadar Hb <11g%
• - Pada kondisi lebih berat dapat ditemukan keluhan : badan
lemah, cepat lelah, jantung berdebar-debar,
pusing/berkunang-kunang. Selain itu pada pemeriksaan dapat
ditemukan pucat (wajah, konjungtiva, lidah dan mukosa
mulut, bawah kuku)
 Tindakan :
• - Pencegahan : berikan tablet zat besi + folat 1 tablet
perhari selama 90 hari berturut-turut.
• Cara minum harus benar, yaitu menghindari teh, kopi, susu
dalam 1 jam sebelum/sesudah minum tablet zat besi.
Makanan yang kaya vitamin C dapat membantu penyerapan
zat besi.
• - Jika Hb < 11 g% teruskan pemberiannya. Jika diduga
anemia (kelopak mata pucat) berikan 2-3 x 1 tablet perhari.
• - Jika diduga anemia berat segera rujuk untuk
pemeriksaan/perawatan selanjutnya dan rencanakan bersalin
di RS.
Sakit Kepala Yang Hebat
• Sakit kepala selama kehamilan adalah umum dan sering mrpk
ketidaknyamanan normal dalam kehamilan.
• Sakit kepala yg menunjukkan suatu masalah yg serius is sakit
kepala yg hebat yg menetap n tidak hilang dgn beristirahat.
Kadang dgn sakit kepala yg hebat tsb, ibu mungkin
menemukan bahwa penglihatannya kabur atau berbayang.
• Sakit kepala yg hebat dalam kehamilan is gejala Pre
Eklamsia.
• Pengkajian: Tanyakan pd ibu jika ia mengalami edema pd
muka/tangan atau visual; Periksa TD, protein urine, refleks,
dan edema;Periksa suhu dan jika tinggi fikirkan utk
melakukan pemeriksaan darah utk mengetahui adanya parasit
malaria.
Masalah Visual
• Karena pengaruh hormonal, kejataman visual ibu
dpt berubah dlm kehamilan. Perubahan yg kecil is
normal.
• Masalah visual yg mengindikasikan k.a. yg
mengancam jiwa is perubahan visual mendadak,
misalnya pandangan kabur or
berbayang/berbintik2. Perubahan visual mungkin
disertai sakit kepala yg hebat. Perubahan visual
mendadak mungkin suatu tanda pre eklamsia.
• Pengumpulan data : periksa TD, protein urine,
refleks dan edema.
Bengkak pada Muka or tangan
• Hampir separuh dari ibu2 akan mengalami bengkak yg normal
pd kaki yg biasanya muncul pd sore n biasanya hilang stlh
beristirahat or meletakkannya lebih tinggi.
• Bengkak bs menunjukkan adanya msl serius jika muncul pd
muka dan tangan, tdk hilang stlh istirahat dan diikuti
keluhan fisik yg lain. Hal ini bisa mrpk pertanda anemia,
gagal jantung or Pre Eklamsia.
• Pengumpulan data : tanyakan pd ibu apa ia mengalami sakit
kepala or masalah visual; periksa bengkak;Ukur TD dan
Protein urin;Periksa Hb(or warna konjungtiva/telapak
tangan) dan tanyakan tentang tanda / gejala lain dan anemia.
Nyeri Abdomen yang Hebat
• Nyeri abdomen yg tidak berhubungan dgn persalinan normal is tidak
normal. Nyeri abdomenyg mungkin menunjukkan masalah yg
mengancam keselamatan jiwa is yg Hebat, Menetap dan tidak hilang
stlh beristirahat.
• Hal ini bs berarti APP, KET, Aborsi, Peny.Radang Pelvik, Persalinan
Pre Term, gastritis, Peny.Kantong empedu, iritasi uterus, abrusio
plasenta,STIs,Infeksi saluran kemih, or infeksi lain.
• Pengumpulan data : Tanyakan pd ibu karakteristik n nyerinya kpn
terjadi, sbrp hebat kpn mulai dirasakan dll; Tanyakan pd ibu apa ia
mempunyai tanda, gejala lain yg dpt membantu anda dgn asesment
muntah, diare, demam; Ukur TD, Suhu, Nadi ; Lakukan pemeriksaan
eksternal, internal, raba nyeri abdomen, periksa nyeri sudut
costevertebral; Periksa protein urine.
Bayi Kurang Bergerak Seperti Biasa
• Ibu merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 or ke-6,
bbrp ibu dpt merasakan gerakan bayinya lebih awal.
• Jika bayi tidur, gerakan akan melemah.
• Bayi harus bergerak paling sedikit 3x dalam periode 3 jam.
• Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika berbaring or
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
• Pengumpulan data : Jika sblmnya bergerak dan sekarang
TIDAK bergerak, tanyakan pd ibu : Kapan terahir bayinya
bergerak ?; Raba gerakan bayi; Dengarkan DJJ .

Anda mungkin juga menyukai