Anda di halaman 1dari 35

Responsi

Ketuban Pecah
Premature
PEMBIMBING: Penyusun
Theras
dr.Dian Kurniawati, Nabta Habirah
Sp.OG 20210420172
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. NF
• Usia : 21 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Sooko rt 004/003
• Agama : Islam
• Pendidikan Terakhir : SMP
• Tanggal MRS : 1 Januari 2024, jam 21.38 (MNE)
• Tanggal Pemeriksaan : 2 Januari 2024, jam 08.30 (VK)
SUBJEKTIF
• Keluhan Utama : Keluar rembesan cairan dari jalan lahir.
• Keluhan Tambahan : Kenceng-kenceng setiap jam. Nyeri pinggang bagian bawah (+).
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RS Anwar Medika pukul 21.38 pada hari
Senin, 1 Januari 2024 dengan keluhan keluarnya rembesan dari vagina yang banyak pada
pukul 4 sore. Pasien mengatakan rembesan terus menerus keluar setelah melakukan
aktifitas yang banyak seperti membantu pekerjaan rumah , dan menanam cabe dikebun.
Pasien mengatakan adanya rasa kenceng-kenceng sejak kemarin tetapi tidak sering 1x10”10
, disertai dengan nyeri pinggang bagian bawah. Tidak ada keluhan keluar darah dan Demam
disangkal, mual (-), muntah (-).
SUBJEKTIF
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Hipertensi, diabetes mellitus, asma, penyakit jantung disangkal.
• Riwayat Penyakit Keluarga :
Hipertensi, diabetes mellitus, asma, penyakit jantung disangkal.
• Riwayat Alergi :
Alergi makanan dan obat disangkal.
• Riwayat Penggunaan Obat :
Asam folat, Multivitamin kehamilan
• Riwayat Psikososial :
Tidak merokok, tidak mengonsumsi minuman beralkohol. Aktivitas
sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, 1 bulan terakhir sering berkebun.
SUBJEKTIF
• Riwayat Haid :
 Menarche usia 14 tahun
 Menstruasi teratur, siklus 28 hari, dan lama periode haid 7 hari.
Dysmenorrhea (+).
 Hari pertama haid terakhir (HPHT) :12/04/2023
 Hari perkiraan lahir (HPL) :19/01/2024 (USG)
 Usia Kehamilan (UK) : 37/38 minggu
• Riwayat Pernikahan
Menikah satu kali, usia pernikahan 3 tahun
• Riwayat Kehamilan
Hamil ini.
SUBJEKTIF
• Riwayat Antenatal Care (ANC)
 Trimester 1: 1x/dibidan hasil baik, 1x/di puskesmas/ dr. umum hasil baik
 Trimester 2: 1x/bulan di bidan hasil baik
 Trimester 3: 3x/di bidan/ hasil baik
• Riwayat Keluarga Berencana
KB suntik selama 6 bulan
OBJEKTIF

 Kondisi umum : Baik


 Kesadaran : Compos Mentis Tanda-tanda vital
• TD : 120/80 mmHg (Saat
 GCS : E4V5M6 MNE)
 BB awal : 40 kg • Nadi : 98x/menit, regular
 BB sekarang : 55 kg • RR : 21 x/menit
• Suhu : 36,5 C
 TB : 151 cm • Saturasi Oksigen : 99%
 IMT : 24,121 (Normal)
OBJEKTIF (Status Generalis)
Kepala: Anemis (–/–), Ikterus (–/–), Sianosis (–/–), Dispneu (–/–), refleks pupil (+/+)
Leher: Deviasi trakea (–), pembesaran KGB (–), pembesaran tiroid (–)
Thorax
Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas-batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur (–), gallop (–)
OBJEKTIF (Status Generalis)
Pulmo
1. Inspeksi : Simetris(+/+), retraksi (–/–)
2. Palpasi : Simetris
3. Perkusi : Sonor/Sonor
4. Auskultasi :Vesikuler/vesikuler, ronkhi(–/–), wheezing (–/–)
Abdomen
• Inspeksi : Gravid (+), striae gravidarum (+), jejas(-)
• Auskultasi : BU (+) normal
• Perkusi : Tidak dievaluasi
• Palpasi : Gerak janin (+)
∙Ekstremitas : Hangat, Kering Merah , Edema - ,CRT < 2 detik
OBJEKTIF (Status Obstetri)

1. Inspeksi : Gravid (+), striae gravidarum (+).


2. Palpasi
o Leopold I : TFU 3 jari dibawah processus xyphoideus (30 cm),
teraba bagian besar janin lunak, batas tidak tegas, tidak melenting,
kesan bokong janin.
o Leopold II : Teraba bagian besar janin yang memanjang pada sisi
kanan ibu, kesan punggung janin dan bagian kecil pada sisi kiri ibu,
kesan ekstremitas janin.
o Leopold III : Teraba bagian besar janin keras, bulat, batas tegas,
melenting, kesan kepala janin, dan sudah masuk PAP.
o Leopold IV : Divergen (sudah masuk PAP)
OBJEKTIF (Status Obstetri)

VT
Pembukaan 1 cm, eff 25%,
ketuban (+), presentasi
kepala, hodge I

DJJ: HIS
1 x 10 detik dalam
MNE : 142x/doppler 15 menit
VK : 146X/doppler
OBJEKTIF (Lab 1-01-2024)

Lab darah lengkap pukul 21.54


ASSESMENT
GIP0000 + UK 37/38 minggu + THIU + letak
k e p a l a + K P P + TBJ 2790 gram (Rumus
Johnson).
PLANNING
Diagnostik Terapi Monitoring Edukasi

Terminasi Non medikamentosa  Keluhan pasien • Menjelaskan kepada


Dengan ♣ MRS  Tanda-tanda vital ibu pasien dan keluarga
Pervaginam ♣ Pro terminasi (tekanan darah, nadi mengenai kondisi pasien,
♣ Tirah baring suhu, laju pemeriksaan dan tindakan
Apabila gagal pernapasan, saturasi yang akan dilakukan.
Medikamentosa oksigen) • Menjelaskan kepada
Terminasi ♣ Infus RL 500  Kondisi janin (DJJ) pasien komplikasi yang
dengan cc/12jam (7 tpm)  Kemajuan dapat terjadi pada pasien
Sectio ♣ Inj. Ceftriaxone 2x1g Pembukaan dan janin yang
Cesarea. (Antibiotik) kemungkinan akan terjadi.
♣ CTC 50mcg • Menjelaskan kepada
(Pervaginam) pasien terapi yang akan
diberikan
FOLLOW UP
TINJAUAN
PUSTAKA
● Ketuban pecah Premature /Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah
DEFINISI pecahnya selaput ketuban sebelum ada tanda-tanda persalinan
dan setelah satu jam tidak diikuti proses inpartu sebagaimana
mestinya.

● Etiologi ketuban pecah dini belum diketahui secara pasti,


● Namun kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi adalah
ETIOLOGI infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban atau
asenderen dari vagina atau serviks
Menurut Angka kejadian ketuban pecah dini di Dunia di negara

● Brazil angka nya mencapai 3,1%


● Manipur India 2,2%
● China 19,2%
Epidemiolo ●

Mesir 5,3%
Nigeria 3,3%
gi ●

Uganda 7,5%
Di Indonesia, kejadian ketuban pecah dini berkisar antara 8-
10% dari seluruh kehamilan. Angka kejadian ketuban pecah
dini diperkirakan mencapai 3-10% dari total persalinan.
Mekanisme Ketuban Pecah Premature
Tanda Dan Gejala KPP

• Mengalirnya cairan dari vagina,


• Air ketuban semburat darah/bersih, ditegaskan dengan pemeriksaan kertas
nitrazine positive/lakmus +
• Kemungkinan pembesaran serviks dengan kemungkinan janin turun atau
gugur jika kelahiran preterm segera terjadi
• Terdapat tanda tanda infeksi (demam >38C, leukosit >15.000/mm3, bercak
vagina yang banyak, bau badan tidak enak, denyut jantung janin cepat
(takikardi))
Faktor Resiko
• Usia Ibu

• Pekerjaan Inkompetensi Serviks


(leher Rahim)
• Paritas
Infeksi pada kehamilan
• Trauma seperti bacterial
vaginosis
• Riwayat KPP
sebelumnya
Polihidramnion
• Sosial Ekonomi
yang rendah

• Merokok
Klasifikasi Ketuban Pecah Premature
 Ketuban Pecah Premature pada Kehamilan Preterm / Preterm Premature Rupture
Of Membrane adalah pecah ketuban pada usia kehamilan <37 minggu sebelum onset
persalinan. KPP sangat preterm adalah pecah ketuban saat umur kehamilan ibu antara
24 - <34 minggu, sedangkan KPP preterm saat umur kehamilan ibu antara 34 - <37
minggu. Yang terbukti dengan pooling vagina dan tes nitrazin (+) pada usia <37
minggu sebelum onset persalinan.

 Ketuban Pecah Premature pada Kehamilan Aterm. Ketuban pecah dini/ premature
rupture of membranes (PROM) adalah pecahnya ketuban pada usia/setelah usia
kehamilan ≥ 37minggu terbukti dengan pooling vagina, dan tes nitrazin (+).
Diagnosa

Penegakan diagnosis pasien ketuban pecah dini (KPP) berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik, pemeriksaan obstetric dan pemeriksaan penunjang.
Dari hasil Anamnesis diperoleh adanya
• Riwayat keluar cairan jernih dari jalan lahir yang banyak dan tiba-tiba.
• Riwayat keluar darah dan lendir ada/tidak ada,
• Riwayat Keputihan yang gatal tetapi tidak berbau.
• Riwayat demam,
• Trauma.
• Usia Kehamilan
Diagnosis
Pemeriksaan obstetri sangat dibutuhkan untuk membantu penegakan
diagnosis.
Ketuban pecah dini didiagnosis ketika:
• Cairan amnion dilihat dengan adanya pooling di fornix posterior atau
cairan bening mengalir dari saluran serviks
• Pada pemeriksaan Inspekulo : Tampak keluar cairan dari serviks pada
saat valsalva maneuver dan salah satu pemeriksaan untuk
mendiagnosis ketuban pecah dini
• Nitrazin test (Lakmus Test). Tes ini adalah metode yang sederhana,
cepat, murah dan cukup untuk mendiagnosis ketuban pecah dini. Tes
Nitrazin menghasilkan 12,7% false negatif dan 16,2% false positif.
Komplikasi Ketuban Pecah Premature
Komplikasi Pada Ibu
• Infeksi intrauterin.
• Infeksi tersebut dapat berupa endomiometritis, maupun korioamnionitis yang
berujung pada sepsis.
• Diketahui bahwa yang mengalami sepsis dapat mendapatkan terapi antibiotik
spektrum luas.
• Infeksi puerpuralis/masa nifas
• Tidak ada kasus terlapor mengenai kematian ibu ataupun morbiditas dalam waktu
lama.
Komplikasi Pada Janin

• Salah satu komplikasi yang paling sering terjadi adalah persalinan premature
(Prematuritas).
• Bila KPP terjadi sangat cepat, neonatus yang lahir hidup dapat mengalami seperti
malpresentasi,
• Kompresi tali pusat,
• Oligohidramnion,
• Sindrom distress pernapasan
Penatalaksanaan

Tiga kemungkinan tindakan yang akan dilakukan pada ketuban pecah dini,yaitu
1. Konservatif
Tatalaksanaan konservatif antara lain :
• Tirah baring.
• Dapat dikombinasikan dengan pemberian antibiotik sehingga dapat
menghindari infeksi.
• Antibiotik yang dianjurkan adalah : Ampisilin dosis tinggi untuk infeksi
streptokokus beta.
2. Tatalaksana aktif
1) Dilakukan tindakan untuk memperpanjang usia kehamilan dengan
• Memberi kombinasi antara : Mematangkan paru & Tokolitik. Tokolitik
untuk mengurangi atau menghambat kontraksi otot uterus.
• Antibiotik untuk mengurangi peranan infeksi sebagai pemicu terjadinya
proses persalinan.
Penatalaksanaan Ketuban Pecah Premature pada kehamilan ATERM dan
PREMATUR

1. KPP dengan kehamilan ATERM


 Diberikan antibiotik
 Observasi suhu rektal tidak meningkat, ditunggu 24 jam bila tidak ada
tanda-tanda inpartu diberikan -> OD -> dilakukan terminasi Sectio
Cesarea.
 Dapat juga di berikan misoprostol 25mcg-50mcg intravaginal tiap 6
jam maksimal pemberian 4 kali.
 Bila saat datang sudah lebih dari 24 jam tidak ada tanda-tanda inpartu
segera lakukan terminasi Sectio Cesarea.
2. KPP dengan kehamilan PREMATUR
1. EFW >1500 gram  Observasi 2x24 jam
• Ampicilline 1gr/hari tiap 6 jam,  Observasi suhu rektal setiap 3 jam
im/iv selama 2 hari dan
 Pemberian antibiotik/kortikosteroid
Gentamycine 60-80 mg tiap 8-12
jam selama 2 hari  VT selama observasi tidak dilakukan
kecuali ada his/inpartu
• Kortikosteroid untuk merangsang
maturitas paru (bethamethasone 12  Bila suhu rectal meningkat >37,6◦C
mg, iv, 2x selang 24 jam) \Observasi segera lakukan terminasi
2x24 jam kalau belum inpartu segera
 Bila 2x24 jam cairan sudah tidak
terminasi
keluar-> USG.
• Observasi suhu rektal setiap 3 jam
bila ada kecenderungan meningkat >
37,6◦C segera terminasi
2. EFW <1500 gram
Penatalaksanaan
 Bila 2x24 jam cairan tetap keluar segera lakukan terminasi
 Bila konservatif, sebelum pulang penderita diberi nasehat.
 Segera kembali ke RS bila ada tanda-tanda demam atau cairan keluar lagi.
 Tidak boleh koitus.
 Tidak boleh manpulasi vagina
Penatalaksanaan
Terminasi persalinan adalah
1. Induksi persalinan dengan memakai drip oxcytocin (5 UI/500cc D5%).
2. Seksio sesarea : bila persyaratan untuk drip oxcytocin tidak terpenuhi (ada
kontra indikasi) atau drip oxcytocin gagal.
3. KPP yang dilakukan induksi
• Bila 12 jam belum ada tanda-tanda awal inpartu dengan atau belum keluar dari
fase laten, induksi dinyatakan gagal dan persalinan dilanjutkan dengan SC.
• Bila dengan 2 botol (5UI/500cc D5%) dengan tetesan maximum belum inpartu
atau belum keluar dari fase laten, induksi dinyatakan gagal, persalinan di
selesaikan dengan SC
Preventif
1. Beberapa pencegahan dapat di lakukan tetapi belum ada
yang terbuktif cukup efektif.
2. Mengurangi aktifitas dan perbnyak istirahat pada akhir
trimester 2 atau awal trimester 3 sangat di anjurkan.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai