Anda di halaman 1dari 48

Laporan Kasus

PARTUS
PREMATURUS
IMINENS
L. Rinja Erawan
Pembimbing :
Dr. Nyoman sayang, SpOG
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Insiden persalinan preterm masih tinggi
75% persalinan preterm berakibat kepada morbiditas dan
mortalitas perinatal

1/3 kejadian disebabkan kelaianan medik obstetrik: hipertensi,


plasenta previa, KPD
2/3 secara spontan dengan penyebab belum jelas
Konsep patofisiologi dikaitkan dengan kejadian infeksi

Diagnosis dan penatalaksanaan yang baik dapat


menurunkan morbiditas
Penatalaksanaan persalinan preterm tanpa penyulit
dengan dipertahankan, sedangkan dengan penyulit
dipertimbangkan untuk terminasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Persalinan preterm adalah persalinan 37 minggu, dimana janin dapat


bertahan hidup tapi belum sampai cukup bulan

Ancaman terjadinya persalinan pada kehamilan


PPI kurang dari 37 minggu
EPIDEMIOLOGI
AMERIKA
KANADA SERIKAT
Jumlah insiden
Kelahiran preterm persalinan preterm di
meningkat dari 6,3% AS 11% dari seluruh
menjadi 6,8% perasalinan disana
berselang 11 tahun

INDONESIA

Insiden persalinan preterm berkisar antara 10-20%


ETIOLOGI

FAKTOR MATERNAL

FAKTOR FETAL

FAKTOR
LINGKUNGAN JANIN
FAKTOR MATERNAL

Faktor Genetika

Faktor Gaya Hidup

Faktor Sosial Ekonomi

Riwayat Obstetri Ibu

Riwayat Penyakit Ibu Sebelumnya


FAKTOR FETAL

Kesejahteraan janin kurang


baik
Perkembangan janin yang
terhambat GAWAT
Pasokan oksigen tidak JANIN
adekuat
Pasokan makanan / nutrisi
tidak adekuat
FAKTOR LINGKUNGAN
JANIN

Faktor Placenta

Uterus

Selaput Ketuban

Cairan Ketuban
PATOGENESIS
Persalinan Aterm

Asam arakidonat
Aktivasi PROSTAGLANDIN
dipecah menjadi
fosfolipase A2 memicu PERSALINAN
prostagalndin

Patologis PMN Asam


makrofag arakidonat
INFEKS sitokin
I
MMP
prostaglandin prostaglandin
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan memastikan Usia Kehamilan
adalah belum cukup waktu melalui anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang

Apabila Umur kehamilan tidak dapat diketahui, penegakkan


diagnosis dapat menggunakan acuan berat badan, yaitu <2500
gram
DIAGNOSIS
Adapun manifestasi klinis yang dapat membantu diagnosis
diantaranya:
1. Keluhan subyektif : Nyeri perut seperti mau melahirkan
sebelum kehamilan aterm
2. Pemeriksaan obyektif : Kontraksi uterus minimal 2x dalam
10 menit, pembukaan 2cm, penipisan 80%,
kemajuan pembukaan serviks bermakna
PENATALAKSANAAN

Tirah Baring

Monitor kontraksi uterus dan DJJ

Mencari etiologi

Menentukan umur kehamilan

Pemberian tokolitik
PENATALAKSANAAN

Tirah Baring

Tirah baring dilakukan di kamar bersalin (VK) selama 24


jam
Selama di VK dilakukan pemeriksaan suhu tubuh rektal
setiap 3 jam
Setelah tirah baring 1x24 jam,pasien dapat dipindahkan ke
ruang obstetri dan dirawat selama 1 minggu
Pemeriksaan temperatur suhuh tubuh dapat dikerjakan
setiap 6 jam.
Pemeriksaan lab: leukpsit dan laju endap darah tiap 3 hari
USG dilakukan setiap hari dalam seminggu untuk menilai
air ketuban
PENATALAKSANAAN

Pemberian Tokolitik

Pilihan pemberian tokolitik


1. MgSO4
2. Ritodrine
3. Nifedipine

Tokolitik tidak boleh diberikan pada keadaan


1. Infeksi intrauterine
2. Solusio placenta
3. Letal fetal malformation
4. IUFD
PENATALAKSANAAN

Pemberian Kortikosteroid

Pemberian Steroid pada UK <35 minggu


Deksamethasone 5 mg IM, 4 dosis setiap
6 jam yang dapat diulang 1 minggu
kemudian
KOMPLIKASI

Komplikasi morbiditas dan mortalitas terjadi setelah


persalinan bergantung pada kecilnya berat badan janin
atau rendahnya umur kehamilan
BAB III
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
Usia : 22 tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Alamat : Daup, Kintamani
MRS : 17 Mei 2017
(Pukul 21.45 WITA)
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri perut hilang timbul

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dalam keadaan sadar dengan rujukan PUSKESMAS
Kintamani II ke VK RSUD Bangli sekitar pukul 21.15 wita, dengan
keluhan nyeri perut hilang timbul. Nyeri perut dirasakan sejak pagi
kurang lebih pukul 08.00 wita. Nyeri dirasakan hilang timbul dan
dirasakan semakin memberat. Pasien juga mengatakan tidak adanya
riwayat keluar lendir bercampur darah. Riwayat keluar air (-). Keluhan
demam disangkal oleh pasien.
Riwayat ANC (+) > 3 kali, USG (+) 1 kali 3 bulan yang lalu, gerakan janin
dirasakan baik.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Terdahulu
RPD : di sangkal,
Apendectomi 2 tahun yang lalu.
Riwayat alergi : disangkal

Riwayat Menstruasi
(menarche) pada usia 13 tahun dengan siklus teratur. Durasi haid 3
hari, frekuensi (50 ml). Keluhan pada saat haid disangkal oleh
pasien.
(HPHT) yaitu 10-09-2016.
(TP) yaitu 17-06-2017.
ANAMNESIS
Riwayat Obstetri

I. 2011/Aterm/PSPTB/Nakes/Perempuan/2500 g/hidup
II. Hamil ini

Riwayat Kontrasepsi

Alat kontrasepsi IUD selama 5 tahun

Riwayat Ante Natal Care

Pasien mengaku setiap bulannya rajin melakukan ANC di bidan dan


beberapa kali memeriksakan diri serta USG ke dokter Sp.OG.
ANAMNESIS
Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1x saat usia 16 tahun dan pasien sudah menikah
selama 6 tahun.

Riwayat Sosial dan Keluarga


Bapak pasien memiliki riwayat Asma.
Ibu bekerja sebagai IRT
PEMERIKSAAN FISIK

St. Present

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos Mentis GCS : E4V5M6
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 36,3 C
Berat Badan : 63 kg
Tinggi Badan : 158 cm
BMI : 24,96 kg/m2
PEMERIKSAAN FISIK

St. General

Mata : Anemis (-/-), icterus (-/-)


THT : dbn
Thorax Cor : S1 S2 tunggal reguler, murmur (-)
Pulmo: Vaskular (+/+), ronchi (-/-)
Mamae : simetris (+/+), pengeluaran (-), kebersihan
(cukup)
Abdomen : NT (+) bawah, Distensi (-)
Ekstremitas : Hangat (+/+), Edema (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
TFU : 3jari procexus
St. Obstetri xypoideus
Mcd : 27cm
Status Obstetric TBJ : 2325 gram
Abdomen: HIS : 1-2x/1010
Inspeksi:Tampak pembesaran perut arah Auskultasi: Denyut jantung janin
membujur disertai adanya striae livide dan terdengar paling keras di sebelah
linea nigra. kanan perut dengan frekuensi
Palpasi: 140x/mnt
Leopold I : teraba bulat lunak (kesan Vagina :
bokong) Inspeksi: blood slym (-), keluar air
Leopold II: (kanan) teraba bagian keras (+)
memanjang (kesan punggung) VT (22.00): v/v normal, portio
(kiri) teraba bagian kecil kecil (kesan lunak, 1 cm, effacement 25%,
ekstremitas) ketuban (+), kepala di H1, Blood
Leopold III: teraba bulat keras (kesan kepala) slyme (-).
Leopold IV: bagian terbawah janin sudah Inspekulo : Tidak dilakukan
masuk PAP (Pintu Atas Panggul)
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah Lengkap

WBC : 8,9 x 103 /uL


HGB : 10,2 g/dL
HCT : 31,5 %
PLT : 184 x103/uL
BT : 1.30
CT : 7.30
DIAGNOSIS

G2P1001 UK 35-36 minggu


Tunggal/Hidup + PPI (PBB:2325 gram)
PENATALAKSANAAN

Planning Monitoring
Pemeriksaan DL, BT_CT Tanda tanda inpartu,
Pemeriksaan UL keluhan pasien, His, DJJ,
USG dan tanda vital

Terapi

MRS
IVFD RL 20 tpm
Nifedipine 20 mg (SL) 2x pemberian
setiap 30 menit
Maintenance nipedipine10mg (SL)
setiap 8jam 3 x 10mg
Dexamethasone 2 x 12,5 mg IM
18/05/2017 S: sakit perut dirasakan hilang IVFD RL 20 tpm

timbul(+) gerak janin (+) baik,


Follow up pasien
Nifedipine 3 x 10 mg

O: KU baik, kes CM, GCS: E4V5M6,


Dexamethasone 2 x 12,5 mg IM
TD : 110/70 mmhg N : 80 x/m,T:

36,5

His : 1x/105-10,

DJJ : (+)140x/menit

VT: tidak dilakukan


Follow
19/05/2017 uphilang
S: nyeri perut pasien
timbul

(+), gerak janin (+) baik,


IVFD RL 20 tpm
keluar air dari jalan lahir (-)
Nipedipine 3x10mg
O: KU baik

TD: 110/70 mmHg


Observasi: CHPB
Nadi: 82x/menit

Tax: 36,5C

His 1x/105-10

DJJ (+) 138x/menit

VT : tidak dilakukan
Follow
20/05/2017 up
S: nyeri perut pasien
hilang timbul (- TX

), gerak janin (+) baik,


IVFD RL 20 tpm
keluar air dari jalan lahir (+)
Nipedipine 3x10mg
O: KU baik

TD: 100/70mmHg
MX
Nadi: 80x/menit
Observasi: CHPB
RR: 18x/menit

Tax: 36,1C

His: (-)

DJJ (+) 148x/menit


Follow up pasien
22/05/2017 S: nyeri perut hilang timbul (-), gerak

janin (+) baik, keluar air dari jalan


PDX :

USG
lahir (-)

O: KU baik
TX
TD: 110/70 mmHg
Nipedipine 3x10mg (po)
Nadi: 84x/menit

RR: 20x/menit
MX
Tax: 36,5C
Observasi CHPB
His (-)

DJJ: 154x/menit

VT: tidak dilakukan


BAB IV
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Definisi

Partus Prematurus Imminiens :

Adanya tanda tanda inpartu pada usia kehamilan kurang dari 37 Adanya tanda tanda inpartu pada usia kehamilan 35-36 minggu

minggu

Faktor Resiko :

- Faktor Maternal ialah faktor genetika, faktor gaya hidup,

faktor sosial ekonomi, riwayat obstetri ibu, serta riwayat Faktor resiko pada kasus ini kemungkinan dari faktor maternal,

penyakit ibu sebelumnya yang berhubungan dengan yaitu dari riwayat penyakit ibu sebelumnya yaitu apendisitis dan

kehamilan faktor sosial ekonomi.

- Faktor Fetal, perkembangan janin yang terhambat yang

mungkin dikarenakan pasokan oksigen dan makanan yang

kurang adekuat.

- Faktor Lingkungan Janin

faktor yang termasuk dalam lingkungan sekitar janin

adalah faktor plasenta, uterus, selaput ketuban, dan cairan

ketuban.
Dari anamnesa kemungkinan faktor resiko pada kasus ini
berasal dari faktor maternal.
PEMBAHASAN
Teori Kasus

Keluhan : Keluhan :

Usia kehamilan belum cukup bulan (20- Usia kehamilan 35-36 minggu

37minggu) Nyeri perut hilang timbul

Nyeri perut hilang timbul Rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi

Keluar lendir bercampur darah


Nyeri yang menjalar hingga ke punggung bagian
Penekanan pada panggul
bawah
Keluar air pervaginam

Rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi

rasa tekanan intrapelvik

nyeri pada punggung bawah (low back pain),

Selaput amnion seringkali pecah


Pada kasus ini keluhan pasien yaitu, usia kehamilan
kurang dari 37minggu, dengan adanya tanda tanda
inpartu seperti nyeri perut hilang timbul.
PEMBAHASAN
Teori Kasus

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik :

TBJ < 2500gram TBJ: 2325gram

Kontraksi uterus yang adekuat (sedikitnya Kontraksi uterus 1-2x/10 10-15

1x/10menit selama 30 detik) VT : v/v normal, portio lunak, 1 cm,

Kontraksi yang terjadi dengan frekuensi empat effacement 25%, ketuban (+), kepala di H1,

kali dalam 20 menit atau delapan kali dalam 60 Blood slyme (-).

menit plus perubahan progresif pada serviks,

Dilatasi serviks lebih dari 1 cm,

Presentasi janin rendah, sampai mencapai spina

isiadika.
Pada pasien ini gejala klinis yang dapat ditemukan dari
pemeriksaan fisik yang dilakukan dan sesuai dengan
diagnosis terjadinya PPI.
PEMBAHASAN
Teori Kasus

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan penunjang :

USG USG

DL Darah lengkap WBC: 8.9, HB : 10.2,

UL trombosit : 184.000

Pemeriksaan fibronektin janin


PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan
penunjang yang
mendukung diagnosis
PPI pasien ini adalah
didapatkan dari hasil
USG usia janin yaitu 35
minggu 1 hari .
PEMBAHASAN
Teori Fakta

Penatalaksaan : Penatalaksaan :

1. Tirah baring 1.Dilakukan terapi konservatif dengan MRS agar

2. Monitor kontraksi uterus dan denyut jantung pasien tirah baring

janin. 2.Memonitoring kontrasi uterus, 1x/10m5-10

3. Cari kemungkinan penyebab terjadinya persalinan dengan DJJ dalam batas normal.

preterm. 3.Penyebabnya kemungkinan dari faktor

4. Tentukan umur kehamilan lebih pasti dengan: maternal.

a. Anamnesis 4.Usia kehamilan pasien yaitu 35-36 minggu

b. Pemeriksaan klinis dengan HPHT 10-09-2016

c. Kalau perlu lakukan pemeriksaan USG 5.Nipedipine 3x10mg

5. Pemberian tokolitik pada prinsipnya diperlukan, 6. Dexametason 2x1,25mg IM karena usia

tapi dengan berbagai pertimbangan, pemberian kehamilan pasien 35minggu


Berdasarkan indikasi yang diperoleh pada pasien,
ditentukan terapi PPI pada kasus ini adalah pemberian
nipedipine, dexametason, dan cefotaxime, serta tirah
baring dan pemantauan tanda tanda akan melahirkan
serta observasi DJJ serta his.
BAB V
SIMPULAN
KESIMPULAN
Telah dilaporkan suatu kasus ancaman persalinan preterm / PPI (Partus
Prematurus Iminens) dengan pasien berusia 22 tahun. Diagnosis ancaman
persalinan preterm ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Prinsip penatalaksanaan setelah menegakkan diagnosis adalah
menemukan kemungkinan kausa pada pasien ini dan mencegah
timbulnya kontraksi uterus sehingga kehamilan dapat dilanjutkan sampai
usia aterm. Pada kasus didapatkan kemungkinan kausa dari ancaman
persalinan preterm pada pasien ini, yaitu adanya pertanda infeksi yang
ditunjukkan dari hasil lab DL dan adanya factor maternal dimana pada
kehamilan sebelumnya pasien mengalami abortus pada usia kehamilan
35-36minggu. Pasien diberikan terapi konservatif sesuai protap. Hasilnya
pasien sudah tidak mengalami nyeri perut hilang timbul seperti ingin
melahirkan lagi, selanjutnya pasien keluarga pasien, namun dari pihak
rumah sakit sudah disarankan untuk segera memeriksakan pasien apabila
adanya keluhan atau tanda tanda inpartu. Secara umum, alur
penegakkan diagnosis dan penatalaksaan sudah tepat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai