Anda di halaman 1dari 64

G2P1A0 Hamil 38 Minggu Inpartu Kala II Janin

Tunggal Hidup Presentasi Bokong

Disusun oleh:
Muhammad Alex Januarsyah, S.Ked 04054821719111
Umi Salamah, S.Ked 04054821719112
Tri Legina Oktari, S.Ked 04054821719113
Tiffani Permata Sari, S.Ked 04054821719119
Mathius Karina, S.Ked 04054821719120
Karisya Tri Andini, S.Ked 04054821719122

Pembimbing:
Prof. dr. H. Syakroni Daud Rusydi, Sp.OG (K)
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan
bagian terendah yakni bokong, kaki, atau kombinasi keduanya

Dengan insidensi 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur


kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi bokong merupakan
malpresentasi yang paling sering dijumpai.

Presentasi bokong dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada janin,


maternal, dan komplikasi perinatal. Mortalitas perinatal meningkat sebesar 2
hingga 4 kali lipat dengan adanya presentasi bokong.

Pengetahuan mengenai kehamilan dengan presentasi bokong diperlukan


sehingga diharapkan dapat melakukan manajemen yang efektif dan efisien
dalam menatalaksana malpresentasi ini
IDENTITAS
Nama : Ny. SBS
Umur : 28 tahun (25 Mei 1990)
Alamat : Jalan Mataram Ujung Rt. 1 Rw. 1 Kel. Kemas Rindo Kec. Kertapati, Palembang
Suku : Sumatera
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
MRS : 21 Juni 2018 (05:06:46)
No. RM : 1066937
Nama Suami : Tn. M
Pekerjaan Suami : Pegawai Swasta
Keluhan Utama
Mau melahirkan dan anak letak sungsang

Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak ± 8 jam SMRS, Os mengeluh perut mulas yang menjalar ke pinggang hilang timbul
yang semakin lama durasinya semakin lama, semakin sering, dan semakin kuat. Os juga
mengeluh keluar air-air dari kemaluan. Cairan jernih, bau tidak ada. Riwayat trauma (-),
riwayat minum jamu-jamuan (-), riwayat perut diurut-urut (+). Os mengaku perutnya
pernah diurut dua kali oleh nenek Os dengan tujuan untuk memutar bayi Os karena
diketahui dari hasil pemeriksaan USG sebelumnya oleh dokter bahwa bayi Os berada
pada posisi sungsang. Riwayat merokok dan minum alkohol (-), riwayat demam (-),
riwayat alergi (-), riwayat sakit gigi (-), riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), riwayat
darah tinggi kehamilan sebelumnya (-), riwayat darah tinggi pada kehamilan ini (-),
riwayat post coitus (-). Karena janin letak sungsang sehingga dirujuk ke RSMH. Os
mengaku hamil cukup bulan dan gerakan janin masih dirasakan.
.

Riwayat Penyakit Dahulu: Status Sosial


Diabetes Melitus (-) Riwayat Penyakit Dalam Ekonomi dan
Asma (-) Keluarga: Gizi:
Hipertensi (-) Riwayat darah tinggi dalam Sedang
Penyakit jantung (-) keluarga (-)
Alergi (-)
• Status Status Reproduksi: Status Persalinan:
Perkawinan: Menarche usia 13 G2P1A0
• Menikah 1 kali, tahun, siklus haid 28 1. Tahun 2017, laki-laki,
lamanya 2 hari, teratur, lamanya aterm, BBL 3300 gram,
tahun 5 hari, banyaknya 2x spontan, presentasi
ganti pembalut kepala, normal, sehat,
HPHT : 17/09/2017 lahir di bantu dokter di
TP: 24/06/2018 RS AK Gani.
2. Hamil ini
Pemeriksaan Fisik Umum

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
BB : 54 kg
TB : 156 cm
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Respirasi : 21 x/menit
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik Khusus
Kepala dan Leher
Kepala : Normosefali
Mata : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O

Thorax
Paru
Inspeksi : Simetris
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang dada
Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung
Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II (+) 84x/menit regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Ekstremitas
Inspeksi : Cembung
Akral dingin (-), edema pretibial
(Lihat pemeriksaan obstetrik)

PEMERIKSAAN OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar
Tinggi fundus uteri 2 jari bawah processus xyphoideus (34 cm), letak
memanjang, punggung kiri, presentasi bokong, penurunan 3/5, His
4x/10’/30’’, DJJ 146 x/menit, TBJ 3370 gram.
 
Pemeriksaan Dalam (Vaginal toucher)
Portio tidak teraba, pembukaan lengkap, bagian terbawah bokong
penurunan di bawah spina ischiadica, penunjuk sacrum kanan depan,
ketuban (-).
Skor Zatuchni-Andros

  0 1 2
Paritas Nullipara Multipara  
Usia kehamilan ≥ 39 minggu 38 minggu ≤ 37 minggu Paritas :1
(minggu) Gestasi :1
TBJ ≥ 3630 gram 3176-3629 gram ≤ 3175 gram TBJ :1
Riwayat 0 1 2 Riwayat Presbo : 0
persalinan Stasion :2
sungsang Pembukaan :2
Pembukaan 2 cm 3 cm 4 cm atau lebih Skor Zatuchni-Andros : 7
Stasion -3 -2 -1
Pemeriksaan
Tambahan
Diagnosis Kerja
G2P1A0 hamil 38 minggu inpartu kala II, janin tunggal hidup presentasi bokong.

Prognosis
Prognosis Ibu : dubia ad bonam
Prognosis Janin : dubia ad bonam

Tatalaksana
• Terapi
IVFD RL gtt xx/menit
Cek laboratorium darah rutin, kimia darah, crossmatch
Rencana partus pervaginam
• Monitoring
Observasi tanda vital ibu, His, dan DJJ.
Observasi balance cairan dan diuresis (pasang kateter menetap)
Laporan Persalinan

21 Juni 2018
Pukul 05.00 WIB
Parturient tampak ingin meneran kuat. Pada pemeriksaan dalam didapatkan portio tidak teraba,
pembukaan lengkap, ketuban (-), jernih, bau (-), terbawah bokong, penurunan di bawah spina
ischiadica, penunjuk sacrum kanan depan.
Diagnosis: G2P1A0 hamil 37 minggu inpartu kala II janin tunggal hidup presentasi bokong.
Penatalaksanaan: Pimpin persalinan pervaginam dan episiotomi mediolateral

Pukul 05.10 WIB


Bokong lahir spontan dengan tenaga meneran, tali pusat dikendorkan, ibu dipimpin meneran
tiga kali, skapula tidak tampak di bawah simfisis pubis. Cara klasik dilakukan tapi gagal, cara
muller tidak dapat dilakukan, diputuskan untuk melakukan ekstraksi dengan cara lovset untuk
melahirkan bahu dan kepala dilahirkan secara Mauriceau.
Pukul 05.12 WIB
Lahir berturut-turut dagu, hidung, dahi dan kepala. Lahir bayi perempuan dengan BBL 3600
gram, PB 49 cm, APGAR score 7/9, Full Term Appropriate for Gestational Age (FTAGA).
Penatalaksaan : Dilakukan manajemen aktif kala III
Injeksi oksitosin 10 IU Intamuskular
Perengangan tali pusat terkendali
Masase fundus uteri

Pukul 05.20 WIB


Plasenta dilahirkan lengkap, berat plasenta 500 gram, panjang tali pusat 48 cm, ukuran 17x18
cm2. Dilakukan eksplorasi jalan lahir, tidak ditemukan perluasan luka episiotomi. Luka episiotomi
dijahit secara jelujur dan subkutikuler dengan benang PGA 2.0. Kondisi ibu post partum baik.
Perdarahan aktif (-)
Instruksi Pasca Persalinan

Pantau nadi, tensi, pernafasan, suhu tiap jam sampai dengan 1 jam postpartum
Diet biasa
Infus oksitosin 20 IU gtt xx/menit
Antibiotika: - Cefadroxil 500mg/12 jam p.o
- Neurodex tab /12 jam p.o
- Paracetamol 500 mg/8 jam p.o
Pemeriksaan Khusus Nifas

S: Habis melahirkan
O: Status presens
KU : Sedang
Sensorium : Compos mentis
TD : 130/80 mmHg
N : 92 x/menit
RR :22 x/menit
Temp : 36,7oC

Status obstetri
Fundus uteri 2 jari bawah pusat, kontraksi baik, perdarahan aktif (-),
lochia rubra (+), hecting episiotomi tenang, vulva dan vagina tenang.
A: P2A0 post ekstraksi parsialis pasca plasenta
P: Observasi tanda vital ibu, kontraksi, dan perdarahan
IVFD RL gtt xx/menit
Diet biasa
Mobilisasi secepatnya/dini
ASI on demand
Obat-obatan: - Cefadroxil 500 mg/12 jam p.o
- Neurodex tab /12 jam p.o
- Paracetamol 500 mg/8 jam p.o
Vulva hygiene setelah mandi (pagi dan sore), BAK dan BAB
BAB III

Tinjauan Pustaka
Definisi
• Janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau
kombinasi keduanya.
• Malpresentasi yang paling sering dijumpai.
• Sebelum umur kehamilan 28 minggu: 25 – 30%, sebagian besar menjadi
presentasi kepala setelah kehamilan 34 minggu.
• Penyebab tidak diketahui, terdapat faktor risiko:
Prematuritas, abnormalitas struktural uterus, polihdramnion, plasenta
previa, mulitparitas, mioma uteri, kehamilan multiple, anomali janin
(anensefali, hidrosefalus) dan riwayat presentasi bokong sebelumnya
Epidemiologi
• 3-4% dari seluruh persalinan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan
(≥ 37 minggu).
• 4-4,5% di Parkland Hospital 3,5% dari 136.256 persalinan tunggal 1990 -
1999 merupakan letak sungsang
• RS dr. Pirngadi Medan 4,4 %, RS Hasan Sadikin Bandung 4,6%, RSUP dr.
Mohammad Hoesin Palembang 2003-2007 sebesar 8,63%
• 75% presentasi bokong sempurna dan 25% presentasi bokong tidak
sempurna
• Mortalitas perinatal presbo 13x lebih tinggi dari presentasi kepala
• Morbiditas perinatal presbo 5-7x lebih tinggi dari presentasi kepala
– usia kehamilan, berat janin, dan jenis presentasi bokong
• Sebab utama: hipoksia, trauma persalinan, prematuritas dan kelainan
kongenital.
• Kelainan kongenital 6-18% pada presentasi bokong, 2-3% pada
presentasi kepala.6
Etiologi
• <32 minggu, ketuban relatif banyak, memudahkan janin bergerak
• Presbo umumnya: akhir trimester kedua kehamilan atau
mendekati aterm
• Faktor predisposisi:
– usia kehamilan
– relaksasi uterus
• multiparitas, bayi multipel, hidramnion, oligohidramnion, hidrosefalus,
anensefalus, presbo sebelumnya, anomali uterus, berbagai tumor,
plasenta didaerah kornu fundus uteri
• Kelahiran prematur
• Plasenta terletak di daerah fundus
• Bentuk irreguler uterus, atau terdapat jaringan fibroid di
bagian bawah uterus.
• Fetus >1
• Multiparitas
• Terlalu sedikit atau terlalu banyak cairan amnion.
• Kelainan bentuk kepala, hidrocepal atau anencepal
• Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat
dan jumlah air ketuban relatif berkurang
• Bokong + kedua tungkai terlipat > kepala
– bokong dipaksa menempati ruang lebih luas (fundus uteri)
– kepala di ruangan lebih kecil di (segmen bawah uterus)
Klasifikasi
• Presentasi bokong murni (Frank Breech)
– fleksi ekstremitas bawah pada sendi paha dan ekstensi lutut sehingga kaki terletak
berdekatan dengan kepala.
• Presentasi bokong sempurna (Complete Breech)
– satu atau kedua lutut lebih banyak dalam keadaan fleksi dari pada ekstensi.
• Presentasi bokong tidak sempurna (Incomplete Breech)
– satu atau kedua sendi paha tidak dalam keadaan fleksi
– satu atau kedua kaki atau lutut terletak di bawah bokong
– sehingga kaki atau lutut janin yang terletak paling bawah pada jalan lahir
• Kedua kaki terletak di bawah (presentasi kaki sempurna)
• Hanya satu kaki terletak di bawah (presentasi kaki tak sempurna)
• Kedua lutut terletak paling rendah (presentasi lutut sempurna)
• Hanya satu lutut terletak paling rendah (presentasi lutut tak sempurna)
Tanda dan Gejala
• Kehamilannya terasa lain dari sebelumnya
– perut terasa penuh dibagian atas dan gerakan lebih banyak dibagian
bawah
• Leopold I: fundus teraba bagian keras dan bulat
• Leopold II: teraba punggung di satu sisi dan bagian kecil di sisi
lain
• Leopold III-IV teraba bokong di bagian bawah uterus
• DJJ ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada
umbilikus
• Setelah ketuban pecah:
– adanya sakrum, kedua tuberositas iskii dan anus
– bedakan kaki dan tangan
• kaki -> tumit
• tangan -> ibu jari tidak sejajar jari lain p jari ≈ telapak
• Pada persalinan lama:
– bokong mengalami edema sehingga kadang-kadang sulit untuk dibedakan dengan muka
• Bokong vs muka
– anus: rintangan otot, mulut: tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan
– mulut dan tulang pipi membentuk segitiga, anus dan tuberosis iskii membentuk garis
lurus
• Kaki
– kaki sempurna: kedua kaki dapat diraba di samping bokong
– kaki tidak sempurna: hanya teraba satu kaki disamping bokong
Pemeriksaan Penunjang
• Dilakukan jika masih ada keraguan dari pemeriksaan luar dan
dalam
• Pemeriksaan USG diperlukan untuk konfirmasi letak janin,
menentukan letak placenta, menemukan kemungkinan cacat
bawaan.
• X-Ray (bila perlu) untuk menentukan posisi tungkai bawah,
konfirmasi letak janin serta fleksi kepala, menentukan adanya
kelainan bawaan anak
Diagnosis
• Anamnesis
– ibu hamil akan merasakan gerakan fetus diatas panggul dan dibawah pusat,
seringkali dirasakan sangat nyeri.
– Jika kehamilan hamil aterm, ibu merasakan adanya benda keras dibawah arkus
kostarum
– Dari riwayat kehamilan mungkin diketahui pernah melahirkan sungsang.
• Pemeriksaan Fisik
– Leopold I
• Kepala janin yang keras dan bulat dengan balotemen menempati bagian fundus uteri
– Leopold II
• Teraba punggung berada satu sisi dengan abdomen dan bagian-bagian kecil berada pada sisi
yang lain.
– Leopold III dan IV
• diatas simpisis teraba bagian yang tidak keras, bentuk tidak bundar dan tidak keras
• Jika diameter intertrokhanterika belum masuk pintu atas panggul, tidak ada ballottement
yang bergerak bebas di pintu atas panggul.
– Auskultasi
• Denyut jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas umbilikus.
• Pemeriksaan Dalam
– tuber ossis ischii, os sacrum dengan prosessus spinosus, dan anus
– jika bokong sudah turun lebih jauh -> teraba genitalia eksterna. Pada presentasi
bokong kaki akan terabakakai disamping bokong, sedangkan pada presentasi kaki
akan teraba satu atau kedua kaki didalam vagina.
– os sacrum mempunyai deretan prosesus spinosus sebagai krista sakralis media,
sacrum merupakan penunjuk.
– Bedakan kaki dan tangan, bedakan muka dan bokong pada persalinan lama
Presentasi muka Presentasi bokong
Mulut : Anus :
Jari mudah dimasykan kedalam mulut dan Pada fetus yang masih hidup jari sukar
teraba bakal gigi dan lidah, tidak ada dimasukan kedalam anus, kecuali sambil
jepitan spingter ani menekan dan memutar, adanya jepitan
spingter ani
Jika fetus masih hidup terdapat gerak Anus tidak menunjukan gerakan menhisap
menghisap
Pada sarung tangan tidak ada mekonium Pada sarung tangan terdapat mekonium
Mulut membentuk segitiga dengan rahang Anus selalu segaris denagn tuber ossis
ischii
Kaki Tangan
Jari kaki jauh lebih pendek diabnding Jari tangan hampir sama panjang dengan
telapak kaki telapak tangan
Ujung jari-jari kaki hampir satu garis lurus Ujung jari-jari tangan terletak pada garis
lengkung
Pada kaki terdapat 3 tonjolan tulang, yaitu Pada tangan terdapat ujung ulna dan radius
kalkaneus, malleolus medialis et lateralis
Ibu jari kaki tidak dapat direngangkan Ibu jari tangan dapat direngangkan
Telapak kaki tidak dapat diluruskan dan Telapak tangan dapat diluruskan dan dapat
tidak dapat salaman salaman
Diagnosis Banding
• Kehamilan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan letak muka
• Pada pemeriksaan Leopold masih ditemukan kemiripan
– Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam
• USG atau rontgen mampu menyingkirkan DD
Penatalaksanaan
• Dalam kehamilan
– 28-30 minggu:
– mencari kausa dari pada letak sungsang yakni dengan USG; seperti
plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan
uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee
chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi)
– Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu
• Versi Luar
– DJJ harus dalam keadaan baik.
– Kontraindikasi versi luar:
• panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta
previa.
– Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58%).
• Peningkatan keberhasilan: multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak
lintang.
• Dalam persalinan
– Pertama, adakah kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan
panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam rongga panggul
– Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan
bokong.
• Syarat: bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech),
pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat
seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi.
• Persalinan Bracht
– Setelah tali pusat lahir dan dikendorkan, bokong dipegang dengan dua tangan
– Pada presentasi bokong murni, bokong dipegang sehingga kedua ibu jari pada
sebelah belakang paha dan jari-jari lainnya pada daerah sacrum.
– Pada presentasi kaki, kedua tangan memegang paha sedemikian sehingga
kedua ibu jari pada paha sebelah depan dan jari-jari lainnya pada sacrum.
– Kemudian kedua tangan yang memegang bokong atau paha memutar badan
bayi ke atas searah dengan sumbu persalinan sehingga perlahan-lahan perut,
dada dan kedua tangan yang terletak bersilangan di muka dada lahir melalui
perineum.
– Setelah suboksiput ada di bawah simfisis sebagai hipomokhlion, badan
diputar kearah perut ibu, maka lahirlah bagian depan yang disusul oleh
bagian belakang kepala.
• Manual aid (ekstraksi parsialis)
– Fase I: fase menunggu dengan sabar
• mulai dari bokong lahir sampai tali pusat lahir, dibiarkan lahir spontan sampai
tali pusat lahir tanpa manipulasi
– Fase II: fase bertindak cepat
• mulai dari lahirnya tali pusat sampai lahirnya bahu
• setelah tali pusat lahir dan dikendorkan, bokong dipegang dengan kedua
tangan -> kedua ibu jari berdampingan pada sacrum dan jari-jari lainnya pada
krista iliaka
• badan ditarik ke bawah, kemudian bahu dapat dilahirkan secara Muller, klasik
atau secara Lovset
– Fase III: fase bertindak dengan sangat hati-hati.
• fase melahirkan kepala dengan sangat hati-hati supaya tidak terjadi
perdarahan intracranial
• cara Mauriceau-Smellie-Veit.
• Cara klasik
• Prinsip: melahirkan lengan belakang lebih dahulu
– karena lengan belakang berada diruangan yang lebih luas (sakrum)
– baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada dibawah simfisis
• Tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan diputar menjadi
lengan belakang
– yaitu dengan memutar gelang bahu lalu kearah belakang dan kemudian lengan
belakang dilahirkan.
• Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan
kakinya dan dielevasi keatas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati
perut ibu.
• Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan kedalam jalan lahir dan
dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa cubiti
kemudian lengan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka
janin.
• Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada kaki janin diganti dengan
tangan kiri penolong, dan ditarik curam kebawah sehingga punggung janin
mendekati punggung ibu.
• Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
• Bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan diputar menjadi lengan
belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu lalu kearah belakang dan
kemudian lengan belakang dilahirkan.
• Cara Muller
– Melahirkan bahu depan dulu dengan ekstraksi lalu melahirkan bahu dan
lengan belakang
– Bokong dipegang secara femuro-pelviks yaitu kedua ibu jari diletakkan sejajar
spina sakralis dan jari telunjuk pada krista iliaka serta jari lain memegang
paha depan
– Janin ditarik securam mungkin untuk melahirkan bahu depan sampai bahu
depan tampak dibawah simfisis, dan lengan depan dilahirkan dengan mengait
lengan bawahnya.
– Setelah bahu depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secara
femuro-pelviks diangkat keatas, sehingga bahu belakang lahir. Bila tidak lahir
dengan sendirinya maka lengan belakang dikait dan dilahirkan. Cara muller ini
memiliki keuntungan karena tangan penolong tidak masuk jauh kedalam jalan
lahir sehingga bahaya infeksi dapat diminimalisir.
• Cara Loveset
• Prinsip: memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil
melakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada
dibelakang akhirnya lahir di simfisis.
– adanya inklinasi antar pintu panggul atas dengan sumbu panggul dan bentuk
kelengkungan panggul yang kelengkungan yang depan lebih pendek dari yang
belakang, sehingga bahu belakang selalu berada lebih rendah dari bahu depan.
• Melahirkan kepala, cara Mauriceau (Veit-Smellie)
– Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan kedalam jalan
lahir
• jari tengah dimasukkan kedalam mulut
• jari telunjuk dan jari keempat mencengkram fossa kanina, sedangkan jari
lain mencengkram leher
– Badan anak diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin dalam
posisi menunggan kuda
– Jari telunjuk dan jari ketiga yang lain memegang leher dari arah punggung.
– Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah disertai dengan
asisten melakukan ekspresi kristeller. Lalu berturut-turut lahir dagu, muka, dahi
dan ubun-ubun besar maka lahirlah kepala janin.
• Ekstraksi Totalis
• Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong
– hanya bila terjadi fetal distress
– ada indikasi untuk menolong persalinan dengan ekstraksi totalis.
Komplikasi
• Sufokasi
• Asfiksia Fetalis
• Kerusakan jaringan otak
• Fraktur pada tulang-tulang janin
Prognosis
• Morbiditas ibu persalinan presbo lebih tinggi dibanding morbiditas ibu persalinan preskep.
• Angka kematian perinatal yang meningkat:
– Letak yang abnormal: bahaya presbo 3x preskep
– Prematuritas dan kemunduran tumbuh
• Setelah kehamilan 20 minggu, berat fetus yang lahir letak sungsang < berat fetus persalinan
non-sungsang.
– Kelainan kongenital 6,3% pada presentasi bokong, 2,4% pada
presentasi non-bokong.
– Faktor mekanik pada persalinan:
• Tekanan tali pusat, prolapse funiculi, perdarahan intrakranial, robekan pada organ, pada
tindakan ekstraksi medulla dapat menonjol.
– Besar fetus
• Kematian perinatal maupun trauma meningkat pada bayi dengan berat badan lebih dari 2500
g
BAB IV

Analisis Kasus
• Ny. SBS, 28 tahun, G2P1A0 dengan usia kehamilan 38 minggu datang ke IGD RSMH
dengan keluhan perut mulas dan janin letak sungsang.
• Sejak ± 8 jam SMRS, Os mengeluh perut mulas yang menjalar ke pinggang hilang
timbul yang semakin lama durasinya semakin lama, semakin sering, dan semakin
kuat. Os juga mengeluh keluar air-air dari kemaluan. Cairan jernih, bau tidak ada.
Riwayat trauma (-), riwayat minum jamu-jamuan (-), riwayat perut diurut-urut (+). Os
mengaku perutnya pernah diurut dua kali oleh nenek Os dengan tujuan untuk
memutar bayi Os karena diketahui dari hasil pemeriksaan USG sebelumnya oleh
dokter bahwa bayi Os berada pada posisi sungsang.
• Riwayat merokok dan minum alkohol (-), riwayat demam (-), riwayat alergi (-), riwayat
sakit gigi (-), riwayat darah tinggi sebelum hamil (-), riwayat darah tinggi kehamilan
sebelumnya (-), riwayat darah tinggi pada kehamilan ini (-). Karena janin letak
sungsang sehingga dirujuk ke RSMH. Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan
janin masih dirasakan.
• Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pada pasien tidak ditemukan penyulit
berupa riwayat penyakit seperti diabetes melitus, asma, dan penyakit jantung.
• Adapun status persalinan pada pasien ini yaitu pasien sudah pernah hamil 2 kali,
melahirkan 1 kali, dan tidak pernah abortus.
• Pada kehamilan sebelumnya tidak didapatkan riwayat persalinan dengan
presentasi bokong.
• Pada pemeriksaan fisik umum didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
• Pemeriksaan khusus tidak didapatkan kelainan.
• Pemeriksaan obstetrik luar
– tinggi fundus uteri 2 jari di bawah processus xyphoideus (34 cm), letak
memanjang, punggung kiri, presentasi bokong, penurunan 3/5, His 4x/10
menit/30 detik, DJJ 146 x/menit, TBJ 3370 gram
• Pemeriksaan obstetrik dalam
– portio tidak teraba, letak pembukaan lengkap, ketuban (-), bagian terbawah
bokong penurunan di bawah spina ischiadica, penunjuk sacrum kanan depan
• Pada pemeriksaan tambahan dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil
dalam batas normal.
• Pada saat os pertama kali datang ke IGD RSMH
– os datang dengan tanda-tanda inpartu dengan HIS yang adekuat
– dari anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan bahwa os datang dengan
kala II dengan presentasi bokong
• Diagnosis: G2P1A0 hamil 38 minggu inpartu kala II, janin tunggal hidup presentasi
bokong
• Pasien direncanakan partus pervaginam segera dan diberikan IVFD RL gtt
xx/menit.
• Skor Zatuchni-Andros pasien= 7
– paritas multi: 1
– usia gestasi 38 minggu: 1
– TBJ ≥3370 gram: 1
– station ≥-1: 2
– riwayat presbo tidak ada: 0
– pembukaan lengkap: 2

• Pada kasus ini faktor risiko yang memungkinkan terjadinya presentasi bokong
adalah multiparitas.
• Pasien disegerakan ke ruang tindakan P2 obgyn IGD RSMH untuk dilakukan
persalinan pervaginam.
• Kontraksi his makin lama makin sering dan kuat: 3x/10 menit/40 detik dan
parturien ingin mengedan kuat
• Hasil pemeriksaan dalam didapatkan portio tidak teraba, pembukaan lengkap,
terbawah bokong, penurunan di bawah spina ischiadica, penunjuk sakrum kiri
depan, ketuban pecah, jernih, bau (-).
• Pasien memenuhi syarat untuk dilahirkan pervaginam
– jenis persalinan pervaginam yang direncanakan adalah spontan Bracht.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai