Anda di halaman 1dari 18

SECTIO CAESAREA PADA PRESENTASI

BOKONG

DISUSUN OLEH :
Amanda Hannan Tiffany 130100005
Fildzah Nashirah 130100169
Joshua Christian 130100342
Pembimbing :
dr. Syamsul Arifin Nasution, M.ked (OG), Sp.OG (K)
Mentor :
dr. Isnayu

SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI

MEDAN

2018
BAB I
LATAR BELAKANG TEORI

1.1. Presentasi Bokong


Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3-4% dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu), presentasi
bokong merupakan malpresentasi yang paling sering dijumpai. Sebelum
kehamilan 28 minggu, kejadian presentasi bokong berkisar antara 25-30%, dan
sebagian besar akan berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34
minggu.
Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui, tetapi terdapat
beberapa faktor resiko dari janin maupun ibu. Dari faktor janin antara lain; gameli,
hidramnion dan hidrosefalus. Dari faktor ibu antara lain; plasenta previa, panggul
sempit, multiparitas dan kelainan uterus.
Klasifikasi letak sungsang antara lain; 1) Presentasi bokong murni (frank
breech), yaitu letak sungsang dimana kedua kaki terangkat ke atas sehingga ujung
kaki setinggi bahu atau kepala janin. 2) Presentasi bokong kaki sempurna
(complete breech), yaitu letak sungsang dimana kedua kaki dan tangan menyilang
sempurna dan di samping bokong dapat diraba kedua kaki. 3) Presentasi bokong
kaki tidak sempurna (incomplete breech), yaitu letak sungsang dimana hanya satu
kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. 4) Presentasi
bokong kaki (footling breech), yaitu letak sungsang dengan bagian terendah teraba
salah satu dan kedua kaki atau lutut, dapat dibedakan letak kaki, bila kaki
terendah, letak lutut bila lutut terendah.
Gambar 1.1. Variation of the breech presentation.
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen.
Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar kepala tidak teraba di
bagian bawah uterus melainkan teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong
janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak
dapat digerakkan semudah kepala. Seringkali ibu tersebut menyatakan bahwa
kehamilannya terasa lain daripada yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian
atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada
umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan palpasi,
dapat dilakukan periksa dalam vagina dan/atau pemeriksaan ultrasonografi. Setelah
ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang ditandai dengan
adanya sakrum, kedua tuber ossis ischii, dan anus. Bila dapat diraba kaki, maka
harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari
kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan.
Pada persalinan lama, bokong janin mengalami edema, sehingga kadang-
kadang sulit untuk membedakan bokong dengan muka. Pemeriksaan yang teliti
dapat membedakan antara bokong dengan muka karena jari yang akan dimasukkan
ke dalam anus mengalami rintangan otot, sedangkan jari yang dimasukkan ke
dalam mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa ada hambatan. Pada
presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong
sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna, hanya teraba satu kaki di
samping bokong.
Penanganan pada masa kehamilan bertujuan untuk mencegah malpresentasi
pada waktu persalinan. Cara termudah dan teraman untuk mengubah posisi janin
sungsang adalah dengan bersujud (knee chest position) secara rutin setiap hari
sebanyak 2 kali sehari, misalnya pagi dan sore, masing-masing selama 10 menit.
Biasanya bayi akan berputar dan posisinya kembali normal, yaitu kepala berada di
bagian bawah rahim. Pada saat kontrol ulang/ periksa ulang , maka bidan atau
dokter akan kembali melakukan pemeriksaan palpasi untuk memeriksa posisi
janin. Jika belum berhasil, maka latihan diulangi dan dilanjutkan setiap hari.
Latihan ini hanya efektif bila dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu.
Cara lain yakni dengan versi luar, merupakan prosedur yang dilakukan dengan
menggunakan tekanan dan maneuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah
presentasi janin menjadi presentasi kepala (memutar posisi janin dari luar). Untuk
melakukan versi luar ini diperlukan syarat, sehingga versi luar dapat berhasil
dengan baik, yaitu dilakukan pada primigravida dengan umur kehamilan 34
minggu, multigravida dengan umur kehamilan 36, pada inpartu dilakukan sebelum
pembukaan 4 cm, bagian terendah belum masuk atau masih dapat dikeluarkan dari
pintu atas panggul, bayi dapat dilahirkan pervaginam, ketuban masih positif utuh,
dan tidak ada komplikasi atau kontraindikasi (perdarahan, bekas seksio, kelainan
janin, kehamilan kembar, hipertensi).
Berdasarkan jalan lahir yang dilalui, persalinan presentasi bokong dibagi 2,
yaitu; 1) Persalinan pervaginam antara lain; spontaneus breech (bracht), partial
breech extraction (manual aid asisted breech delivery) dan total breech extraction.
2) Persalinan Prabdominal (Sectio caesarea).
2.2. Sectio Caesarea

Salah satu indikasi dilakukannya sectio caesarea adalah malpresentasi janin,


terutama pada janin dengan presentasi bokong. Sectio caesarea indikasi presentasi
bokong adalah suatu tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus karena keadaan dimana janin yang letaknya
kepala berada di fundus dan bokong di bawah.
Jenis-jenis operasi sectio caesarea:
a. Sectio caesarea abdomen
Sectio caesarea transperitonealis
b. Sectio caesarea vaginalis
Menurut arah sayatan pada rahim, sectio caesarea dapat dilakukan sebagai
berikut:
- Sayatan memanjang (longitudinal) menurut Kronig
- Sayatan melintang (transversal) menurut Kerr
- Sayatan huruf T (T-incision)
c. Sectio caesarea klasik (Corporal)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang pada korpus uteri kira-kira 10
cm. tetapi saat ini jarang dilakukan karena memiliki banyak kekurangan namun
pada kasus seperti operasi berulang yang memiliki banyak perlengketan organ
cara ini dapat dipertimbangkan.
d. Sectio caesarea ismika (Profunda)
Dilakukan dengan membuat sayatan melintang konkaf pada segmen bawah
rahim (low servical transversal) kira-kira sepanjang 10 cm.

2.3. Skor Zachtuchni Andros

Skor Zachtuchni Andros digunakan untuk menilai persalinan dari presentasi


bokong.
Tabel 2.1. Skor Zachtuchni Andros

Keterangan :
≤ 3 : persalinan perabdominan
4 : evaluasi kembali secara cermat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam.
>5 : dilahirkan pervaginam.
BAB II

LAPORAN KASUS

STATUS IBU HAMIL


ANAMNESA PRIBADI
Nama : Ny. B
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SLTA
Agama : Kristen Protestan
Suku bangsa : Batak
Alamat : Medan
Tanggal masuk :07-03-2018 / 05.05 WIB
Status : Menikah
No RM : 01.05.07.42

ANAMNESIS PENYAKIT (autoanamnesa)


Seorang pasien Ny.B 35 tahun, G3P2002, Batak, Kristen Protestan, SLTA
,IRT, i/d Tn. AP, 40 tahun, Batak, Kristen Protestan, SLTA, Wiraswasta.
Datang pada tanggal 07 Maret 2018 pukul 05:05 dengan:
Keluhan Utama : Keluar lendir darah dari kemaluan
Telaah : Hal ini telah dialami oleh pasien sejak pukul
21.00 tanggal 06/03/2018 sebelum masuk rumah sakit Riwayat keluar air-
air dari kemaluan dijumpai pada pukul 20.00 tanggal 06/03/2018. Mulas-
mulas mau melahirkan dijumpai sejak pukul 21.00 tanggal 06/03/2018.
Kemudian pasien dibawa ke RS Bahagia pada pukul 22.00 namun pasien
dianjurkan untuk dibawa ke RSUD Dr. Pirngadi oleh karena keterbatasan
fasilitas dan tidak ada dokter yang menangani. Pasien sampai di IGD
RSUD Dr. Pirngadi pada pukul 24.00 tanggal 07/03/2018 dan dijumpai
keluar cairan berwarna hijau. BAK dan BAB dalam batas normal.
RPT : -
RPO: -

RIWAYAT HAID

HPHT : ?/07/2017
TTP : ?/04/2018
ANC : Bidan sebanyak 2 kali, Sp.OG sebanyak 2 kali

RIWAYAT PERSALINAN
1. Perempuan, 2900 gr, aterm, PSP, bidan, 7 tahun, sehat
2. Perempuan, 3100 gr, aterm, PSP, bidan, 5 tahun, sehat
3. Hamil saat ini

PEMERIKSAAN FISIK
Status present:
Sensorium : compos mentis Anemia : -
TD : 130/80 mmHg Ikterus :-
HR : 84 x/I Sianosis : -
RR : 20 x/I Dyspnoe : -
Temp : 36,70 C Oedema : -

Status obstetrikus:

Abdomen : membesar asimetris

TFU : 4 jari di bawah procesus xypoideus

Teregang : ke kiri
Terbawah : bokong

Gerak : (+)

His : (+) 2 x 20”/ 10’

Djj : 162 x /i reguler

VT : Cervical sacral, pembukaan 2 cm, effacement 60%, selaput ketuban (+)

ST : lendir darah (+), mekonium stain (+)

USG –Transabdominal :

Janin tunggal, Presentasi Bokong, Anak Hidup.


Fetal movement (+), fetal heart rate (+) 162 x/i
Biparietal diameter : 94,2 cm
Femur length : 34,1 cm
Abdominal sircumference : 29,7 cm
Estimated Fetal Weight : 2769 gr
Plasenta corpus posterior grade III
IUP : 37-38 minggu
Kesan : KDR (37-38 minggu) + Presentasi Bokong + Anak Hidup
LABORATORIUM
10-2-2018

HASIL SATUAN
Wbc 13,67 103/ul
Erit 3,95 103/ul
Hb 10,9 gr/dl
PLT 431 103/ul
Ht 33,8 %
SGOT 20,50 U/L
SGPT 15,20 U/L
ALP 178 U/L
Tot Bil 0,46 mg/dL
Dir Bil 0,09 mg/dL
Ureum 12,20 mg/dL
Creatinin 0,60 mg/dL
As Urat 4,70 mg/dL
Na 142 mmol/L
K 3,9 mmol/L
Cl 110 mmol/L
Pemeriksaan Hasil
HbsAg Negatif
Anti HCV Negatif
HIV kualitatif Negatif

DIAGNOSA
SC a/i Presentasi Bokong + Fetal Distress + KDR (37-38 minggu) +Anak
Hidup
TERAPI
- IVFD RL 20 gtt/i
- Inj. Ceftriaxone 2 gr/12 jam/iv (profilaksis)
RENCANA
- SC Cito
- Konsul anastesi
- Kosul perinatologi
LAPORAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA

Dilakukan tindakan berupa seksio sesarea emergensi pada tanggal 07–03-2018


pukul 02.28 WIB atas indikasi Presentasi Bokong + Fetal Distress + KDR (37-38) +
Anak Hidup . Lahir bayi perempuan dengan BB : 2710 gr; PB : 48cm; LK : 40 cm
.Apgar score 8/9; anus (+)

02.28 Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter


terpasang baik

02.39 Dilakukan Anastesi Spinal, ditunggu dan pasien diminta


mengangkat kakinya. Pasien mengatakan kakinya kebas dan sulit
diangkat. Operator memberikan rangsangan nyeri pada kaki
pasien, namun pasien tidak merasakan nyeri. Dilakukan
pemasangan kateter urine.
02.45 Operator mencuci tangan, kemudian menggunakan masker, topi,
apron, baju steril dan sarung tangan steril.
02.50 Dilakukan tindakan aseptic dengan larutan betadine dan alcohol 70
% pada dinding abdomen lalu ditutup dengan doek steril kecuali
lapangan operasi.

02.55 TIME OUT


02.57 Dilakukan insisi pfannestiel pada abdomen kemudian insisi cutis
dan subcutis, fascia sepanjang ±10 cm dengan menyisipkan pinset
anatomi dibawahnya, fascia digunting ke kiri dan ke kanan secara
tumpul. Peritoneum visceralis dijepit dengan pinset anatomi,
diangkat lalu digunting ke atas dan ke bawah. Tampak uterus
gravidarum, sesuai dengan masa kehamilan. Dilakukan insisi low
servikal di segmen bawah rahim sampai subendometrium,
endometrium ditembus secara tumpul dengan jari searah sayatan.
03.03 Selaput ketuban dipecahkan, tampak air ketuban jernih. Lahir bayi
perempuan, BBL 2710 gram, PB 48 cm, A/S 8/9, anus (+). Tali
pusat diklem di 2 tempat dan digunting diantaranya.
03.09 Injeksi oxitosin 10 IU IV, dilakukan manajemen aktif kala III,
kemudian plasenta dilahirkan dengan metode peregangan tali
pusat terkendali. Kesan : plasenta lahir lengkap. Uterus
dibersihkan dengan kassa terbuka, kesan: bersih.
03.15-03.42 Dilakukan penjepitan pada tepi insisi dengan oval klem.
Dilakukan penjahitan pada segmen bawah uterus secara
continuous suture dengan benang vicryl 1.0, dimulai dengan
jahitan pertama ±1 cm dari ujung luka. Dilakukan penjahitan
continuous dengan menembus bagian myometrium sampai
endometrium, kemudian diteruskan sampai ke ujung luka.
Evaluasi perdarahan dan kontraksi uterus.
Kesan: perdarahan terkontrol, kontraksi adekuat
Observasi daerah tuba falopi kanan-kiri, ovarium kanan-kiri,
kesan: baik.
Cavum abdomen dibersihkan, kesan: bersih
03.42-04.30 Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis. Peritoneum dijahit
secara continuous suture dengan plain catgut 2.0. Otot dijahit
secara simple interrupted suture dengan plain catgut 2.0. Fascia
dijahit secara continuous suture dengan benang vicryl 2.0.
Subcutis dijahit secara simple interrupted dengan catgut 2.0. Cutis
dijahit secara subkutikuler aproximasi dengan menggunakan
benang vicryl 3.0.
04.30-04.58 Hecting selesai, luka pada dinding perut selesai dijahit kemudia
ditutup dengan sufratule, kassa dan hipafix.
05.05 Operasi selesai, keadaan umum post-operasi:
TD: 110/70 mmHg
HR: 88x/i
RR: 20x/i
Temp: 36,5oC
Kontraksi: adekuat
Perdarahan selama operasi 100cc, UOP 500cc

Terapi post SC:

- IVFD Ringer laktat 20 gtt/i + Oxytocin 10 IU = 20 gtt/i


- Inj Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
- Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam

Rencana Post SC:

- Monitor vital sign, KU, kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam


- Cek darah rutin 2 jam post SC

Pemantauan post SC

Jam (WIB) 18:30 19:00 19:45 20:00 20:30 21:00

Nadi per menit 88 80 82 84 88 80

TD(mmhg) 110/70 110/70 110/70 110/70 110/80 110/80

Pernafasan per 20 20 20 20 20 20
menit

Perdarahan (cc) - - - - - -

Kontraksi Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat


Hasil laboratorium post SC

DR 2 jam Post SC Hasil SATUAN

WBC 20,24 103/ul

RBC 4,41 103/ul

HGB 12,4 gr/dl

HCT 37,9 %

PLT 458 103/ul

Hasil laboratorium 13/02/2018

Hasil Nilai Normal

SGOT 20,50 0-40 U/L

SGPT 15,20 0-40 U/L

ALP 178 30-142 U/L

Tot Bil 0,46 0-1,2 mg/dL

Dir Bil 0,09 0,19 mg/dL


ANALISA KASUS

Teori Kasus

Penyebab terjadinya presentasi Riwayat Persalinan Pasien:


bokong tidak diketahui, tetapi
terdapat beberapa faktor resiko dari 1. Perempuan, 2900 gr, aterm, PSP,
janin maupun ibu. Dari faktor janin bidan, 7 tahun, sehat
antara lain; gameli, hidramnion dan 2. Perempuan, 3100 gr, aterm, PSP,
hidrosefalus. Dari faktor ibu antara bidan, 5 tahun, sehat
lain; plasenta previa, panggul sempit, 3. Hamil saat ini
multiparitas dan kelainan uterus.

Presentasi bokong dapat Pemeriksaan Fisik


diketahui melalui pemeriksaan Pada kasus ini, pada inspeksi perut ibu
palpasi abdomen. Diagnosis letak terlihat membesar asimetris, tinggi
sungsang yaitu pada pemeriksaan fundus uteri 4 jari dibawah procesus
luar kepala tidak teraba di bagian xypoideus dengan usia kehamilan 37-38
bawah uterus melainkan teraba di minggu, bagian teregang di sebelah kiri
fundus uteri. Kadang-kadang bokong dan bagian terbawah teraba bokong,
janin teraba bulat dan dapat memberi denyut jantung janin 162x/i regular.
kesan seolah-olah kepala, tetapi
bokong tidak dapat digerakkan USG –Transabdominal :
semudah kepala. Seringkali ibu Janin tunggal, Presentasi Bokong,
tersebut menyatakan bahwa Anak Hidup.
kehamilannya terasa lain daripada Fetal movement (+), fetal heart rate
yang terdahulu, karena terasa penuh (+) 162 x/i
di bagian atas dan gerakan terasa Biparietal diameter : 94,2 cm
lebih banyak di bagian bawah. Femur length : 34,1 cm
Denyut jantung janin pada umumnya Abdominal sircumference : 29,7 cm
ditemukan setinggi atau sedikit lebih Estimated Fetal Weight : 2769 gr
tinggi daripada umbilikus. Plasenta corpus posterior grade III
IUP : 37-38 minggu
Untuk memastikan apabila masih
terdapat keraguan pada pemeriksaan Kesan : KDR (37-38 minggu) +
palpasi, dapat dilakukan periksa dalam Presentasi Bokong + Anak Hidup
vagina dan/atau pemeriksaan
ultrasonografi. Setelah ketuban pecah,
dapat diraba lebih jelas adanya bokong
yang ditandai dengan adanya sacrum,
kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila
dapat diraba kaki, maka harus dibedakan
dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit,
sedangkan pada tangan ditemukan ibu
jari yang letaknya tidak sejajar dengan
jari-jari lain dan panjang jari kurang
lebih sama dengan panjang telapak
tangan.

Salah satu indikasi dilakukannya section Pada kasus ini, dilakukan tindakan
caesarea adalah malpresentasi janin, sectio caesaria dengan insisi low
terutama pada janin dengan presentasi servical pada ibu.
bokong. Sectio caesarea indikasi
presentasi bokong adalah suatu tindakan
pembedahan untuk melahirkan janin
dengan membuat sayatan pada dinding
uterus karena keadaan dimana janin
yang letaknya kepala berada di fundus
dan bokong di bawah.
BAB III
KESIMPULAN DAN PERMASALAHAN
Pasien dengan inisial Ny B, 35 tahun, datang ke RSUD Dr. Pirngadi pada
tanggal 7 Maret 2018 dengan keluhan keluar lendir darah pada kemaluan sejak 1 hari
SMRS. Setelah dilakukan anamnesa dan pemeriksaan lebih lanjut, pasien didiagnosa
dengan MG + KDR (37-38) mnggu + PB + AH + Fetal distress. Pasien dianjurkan
untuk operasi section cesarian pada jam 02.25. Kira-kira jam 03.09, Ny B melahirkan
bayi perempuan dengan berat badan lahir 2710 gr, Panjang badan lahir 48 cm,
APGAR score : 8/9, anus (+). Setelah operasi pasien dipantau di RR selama 2 jam,
keadaan umum pasien baik dan pasien masuk ruangan. Selama dirawat ruangan pasien
diberikan IVFD RL + oxytocin 10 IU, Inj Ceftriaxone, Inj Ketorolac, Inj Ranitidine,
Cefadroxil, Asam mefenamat dan vitamin B complex. Pasien diperolehkan pulang
pada tanggal 10 maret 2018 dan diedukasi untuk kontrol ke poli.
PERMASALAHAN
1. Apakah penanganan dan terapi pasien telah tepat ?
2. Sebagai dokter umum, sampai sejauh mana penanganan yang harus dilakukan
sebelum akhirnya pasien dengan kasus ini dirujuk ?

Anda mungkin juga menyukai