FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Januari 2016
INDUKSI PERSALINAN
DISUSUN OLEH :
Fadhil Mochammad, S.Ked
111 2015 1057
SUPERVISOR PEMBIMBING:
dr. Syahruni Syahrir, Sp.OG
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 33 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Maros
MRS : Tanggal 16 Desember 2016 Jam 22.00
WITA
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Pasien mengatakan keluar air dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan keluar air dari jalan
lahir secara tiba-tiba sejak satu hari yang lalu (15/11/2016). Warna jernih
dan merembes. Ibu mengaku tidak ada keluhan nyeri perut tembus
belakang. Lendir bercampur darah (-). Gerakan janin masih dirasakan aktif
oleh ibu. Riwayat trauma disangkal oleh pasien.
Hari Pertama Haid Terakhir : 7/2/2015
Antenatal Care : Ibu mengatakan periksa kehamilan sebanyak
> 4kali.
Riwayat suntik TT : 2x
Riwayat KB : Tidak menggunakan KB
Riwayat Obstetri : 1. Kehamilan sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat hipertensi (-), DM (-), asma (-),
penyakit jantung (-), riwayat operasi (-), riwayat
trauma (-), riwayat keputihan (-)
Riwayat penyakit keluarga : Di keluarga pasien tidak ada yang menderita
penyakit seperti pasien
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 82 x/menit
Frekuensi nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,80C
Status Generalis
Mata : An -/-, Ikterus -/-, THT dalam batas normal, pembesaran KGB (-)
Jantung : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler +/+, rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen : luka bekas operasi (-), striae gravidarum (+)
Ekstremitas : edema -/-, akral hangat +/+
Status Obstetri
Leopold I : Teraba bagian lunak agak bulat tidak
melenting (bokong)
Leopold II : Bagian janin teraba rata sebagai punggung
kiri
Leopold III : Teraba bagian bulat keras dan melenting
sebagai kepala
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP penurunan kepala
4/5
Tinggi Fundus Uteri : 30 cm
Lingkar Perut : 80 cm
Taksiran Berat Janin : 2400 gram
Kontraksi :-
Denyut Jantung Janin : 134 kali/menit
Pemeriksaan Dalam Vagina
Vulva/vagina: tak/tak
Portio: lunak, tebal
Pembukaan: (-)
Ketuban: sdn
Penurunan: Hodge 1
Bagian terdepan: kepala
UUK: sdn
Panggul dalam kesan cukup
Pelepasan lendir (-) darah (-)
Skor Bishop: Pembukaan serviks : 0 (0)
Pendataran Serviks : 0-30 (1)
Penurunan : -3 (0)
Konsistensi : lunak (2)
Position : posterior (0)
Total Nilai :2
Pemeriksaan Cairan Amnion
Tes Nitrazin : (+) kertas lakmus berubah warna dari merah menjadi
biru.
Pemeriksaan USG
USG : Gravid tunggal hidup, presentasi kepala, punggung kiri, plasenta di
fundus,EFW 2572, AFI:9,24 gr, UK : 40W4D
DIAGNOSIS
G1P0A0 gravid 40 minggu 4 hari + Ketuban Pecah Dini
PENATALAKSANAAN
Observasi Kesejahteraan Ibu dan Janin
Observasi HIS, DJJ, tanda infeksi dan tanda inpartu
Cek lab : Darah rutin, CT,BT,GDS HbsAg
Hasil Lab: Hb 11,2 gr %
Lekosit 10.600/mm3
Trombosit 220.000/mm3
HCT 36,7 %
HbsAg (-)
CT : 6 menit 35 detik
BT : 3 menit 25 detik
GDS ;120mg/dl
Pasang IVFD RL 28 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam/IV
Induksi persalinan (Misoprostol 25 mcg /Vagina)
Induksi persalinan dengan drips 5 IU Oksitosin dalam 500 cc D5%
dimulai 8 tpm dinaikkan 4 tetes/30 menit, dipertahankan 12 tetes.
BAB II
PEMBAHASAN
III.1. PENDAHULUAN
P
ersalinan adalah sebuah proses dimana terjadi perpindahan bayi
dari lingkungan intrauterine ke ekstrauterin. Persalinan adalah sebuah
diagnosis klinis yang didefinisikan dengan dimulainya dan pengulangan
kontraksi secara terus menerus dengan tujuan untuk mendapatkan
dilatasi dan penipisan serviks. Induksi persalinan adalah proses dimana
kontraksi uterus dimulai dengan bantuan farmakologi medis atau
tindakan medis sebelum onset persalinan normal.
belum
inpartu, baik secara operatif maupun medicinal, untuk merangsang
timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Induksi persalinan
berbeda dengan akselerasi persalinan, di mana pada akselerasi
persalinan tindakan-tindakan tersebut untuk wanita hamil yang sudah
3
inpartu.
III.4. ETIOLOGI
Induksi persalinan dilakukan karena :
Kehamilannya sudah memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari
sembilan bulan (kehamilan lewat waktu). Dimana kehamilan yang melebihi
waktu 42 minggu, belum juga terjadi persalinan. Permasalahan kehamilan
lewat waktu adalah plasenta tidak mampu memberikan nutrisi dan
pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai
kematian janin dalam rahim.2
Makin menurunnya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat
mengakibatkan :13
Skor 0 1 2 3
Pembukaan serviks 0 1-2 3-4 5-6
Pendataran serviks 0-30% 40-50% 60-70% 80%
Penurunan kepala -3 -2 -1,0 +1 +2
diukur dari Hodge III
(cm)
Konsistensi serviks Keras Sedang Lunak
Posisi serviks Ke Searah Ke arah
belakang sumbu depan
jalan lahir
P
roses pematangan sendiri juga dimediasi oleh respon
inflamasi. Misoprostol sebagai analog prostaglandin dapat
meningkatkan permeabilitasn vascular dan memfasilitasi influx dari
sel inflamasi seperti neutrophil dan makrofag. Respon inflamasi ini
meningkatkan jumlah enzim matriks metalloproteinase dan
mengakibatkan degradasi kolagen yang berujung pada pelunakan
3,10
serviks.
Karakteristik misoprostol
Misop
rostol adalah obat yang digunakan untuk
pencegahan ulkus gaster akibat obat antiinflamasi non steroid,
untuk kematian janin dalam kandungan, mengeluarkan
konsepsi pada abortus dini serta saat ini banyak digunakan
sebagai induksi persalinan. Secara farmakologis misoprostol
adalah prostaglandin E1 sintetis analog (PGE1 analog). Misoprostol
tersedia hampir di semua Negara dalam sediaan tablet 100 atau 200
g. Misoprostol diabsorpsi secara baik dan melewati deesterifikasi
cepat oleh hati untuk kemudian menjadi bentuk asam bebas, yang
bermain dalan efek klinisnya nanti. Tidak seperti struktur dasarnya,
bentuk asam bebas ini dapat dideteksi dalam plasma. Misoprostol
dikembangkan dalam beberapa regimen untuk beberapa rute
penggunaan, seperti tablet, sediaan vaginal, supositoria, sublingual
dan bukal. Masing masing regimen memiliki farmakokinetik dan
farmakodinamik tersendiri. Prostaglandin E natural telah terbukti
memiliki efek untuk menghambat sekresi asam lambung dan
kontraksi otot polos. Misoprostol berbeda dengan prostaglandin E
alami dalam hal struktur metyl esternya pada rantai karbon 1, rantai
metyl pada karbon 16 dan hidroksil pada karbon 16. Struktur ini
bertanggung jawab terhadap sifatnya sebagai antisekretorik gaster.
Sifat uterotonik dan pelunakan serviks dari misoprostol pada jalan
lahir pada mulanya hanya dianggap sebagai efek samping
10
dibandingkan dengan efek terapeutiknya.
E
fek yang terjadi pada pemberian misoprostol oral dosis
tunggal adalah peningkatan tonus intrauterine. Dengan penggunaan
yang berulan dan teratur maka efek kontraksi regulernya baru akan
muncul. Konsentrasi plasma dari misoprostol sangat dibutuhkan
untuk mendapatkan kontraksi yang reguler. Kontraksi regular sangat
diperlukan untuk keberhasilan induksi atau proses aborsi. Pada
serviks, analog prostaglandin mengurangi hidroksipolidin dari serviks,
10
disintegrasi dan disolusi kolagen sehingga serviks dapat melebar.
B
eberapa percobaan klinis membuktikan jika penggunaan
misoprostol per vagina lebih efektif dibandingkan dengan penggunan
3,6,10
oral.
B
erbanding terbalik dengan penggunaan oral, konsentrasi
plasma pada penggunaan per vagina bertambah secara bertahap,
mencapai level maksimal setelah 70-80 menit. Kemudian secara
pelan konsentrasinya berkurang, dengan level yang masih dideteksi
sampai 6 jam setelah penggunaan pertama. Bioavailabilitas dari
misoprostol pervaginam juga lebih tinggi dibandingkan penggunaan
6
oral, sublingual dan rektal.
2. Secara manipulatif
a. Amniotomi
Amniotomi artifisialisis dilakukan dengan cara memecahkan
ketuban baik di bagian bawah depan (fore water) maupun dibagian
belakang ( hind water ) dengan suatu alat khusus (drewsmith
catheter). Sampai sekarang belum diketahui dengan pasti bagaimana
pengaruh amniotomi dalam merangsang timbulnya kontraksi
rahim.5,12,13
Tehnik amniotomi :
III.9. PATOFISIOLOGI
Induksi persalinan dilakukan pada kehamilan lewat waktu, adanya
penyakit penyerta yang menyertai ibu misalnya hipertensi dan diabetes,
kematian janin, ketuban pecah dini. Menjelang persalinan terdapat
penurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh, dan reseptor
terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap
rangsangan. Pada kehamilan lewat waktu terjadi sebaliknya, otot rahim
tidak sensitif terhadap rangsangan, karena ketegangan psikologis atau
kelainan pada rahim. Kekhawatiran dalam menghadapi kehamilan lewat
waktu adalah meningkatnya resiko kematian dan kesakitan perinatal.
Fungsi plasenta mencapai puncaknya pada kehamilan 38 minggu dan
kemudian mulai menurun setelah 42 minggu, ini dapat dibuktikan dengan
adanya penurunan kadar estriol dan plasental laktogen. 5,12,13
III.11. KOMPLIKASI
Induksi persalinan dengan pemberian oksitosin dalam infuse
intravena jika perlu memecahkan ketuban, cukup aman bagi ibu apabila
syarat syarat di penuhi. Kematian perinatal agak lebih tinggi daripada
persalinan spontan, akan tetapi hal ini mungkin dipengaruhi pula oleh
keadaan yang menjadi indikasi untuk melakukan induksi persalinan.
Kemungkinan bahwa induksi persalinan gagal dan perlu dilakukan seksio
sesarea, harus selalu diperhitungkan. 5,12,13
DAFTAR PUSTAKA
3. Soewarto S. Ketuban Pecah Dini. In: Prof. dr. Abd. Bari Saifuddin M,
SpOG(K), editor. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2011. p. 677-82.
4. Cunningham., Gary et-al. Williams Obstetrics. 23 rd Edition. New York: Mc
Graw Hill, 2010.