Disusun oleh :
Annisa Sri Wulandari Putri
C014212058
Residen Pembimbing :
dr. Resky Yulianita
Supervisor Pembimbing :
Dr. dr. Efendi Lukas, Sp.OG, Subsp.K.Fm
Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus pada bulan Februari tahun 2023
dan telah mendapatkan perbaikan. Tugas ini dalam rangka kepaniteraan klinik
pada Departemen Obsetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin.
Co-Assistant
❖ Identitas
Nama : Ny. N
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Alamat : BTP
Pendidikan Terakhir : SMA
Tanggal Pemeriksaan : 24 Februari 2023
No. RM : 1006125
❖ Anamnesis
Keluhan Utama : Keluar air dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien berusia 20 tahun G1P0A0 datang dengan keluhan air yang
keluar dari jalan lahir sejak ± 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Air yang
keluar tidak berwarna, jernih dan tidak berbau. Ibu berasumsi cairan yang
keluar sudah membasahi 1 popok. Keluhan dirasakan secara tiba tiba tanpa
ada riwayat terbentur atau trauma sebelumnya. Keluhan ini baru pertama
kali dirasakan. Tidak disertai bercak lendir ataupun darah. Nyeri perut
tembus belakang tidak ada, riwayat demam tidak ada, riwayat keputihan
berulang sebelum dan saat hamil ada, riwayat mengonsumsi obat-obatan
selama hamil tidak ada. Gerakan janin aktif.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat Hipertensi : Tidak ada
- Riwayat penyakit jantung : Tidak ada
- Riwayat Diabetes Melitus : Tidak ada
- Riwayat Asma : Tidak ada
- Riwayat Alergi Obat/Makanan : Tidak ada
Riwayat Obstetri
- Riwayat Kehamilan Sekarang : G1 P0 A0
HPHT : 01/06/2022
Taksiran Persalinan : 08/03/2023
Usia Kehamilan : 38 minggu 2 hari
ANC : 4 kali di puskesmas
Imunisasi TT : 1 kali
- Riwayat Haid :
Menarche : 13 tahun
Lama : 5 hari
Siklus : 28 hari, teratur
Dismenorhoe : disangkal
Banyaknya : ganti pembalut 2x/hari
- Riwayat kehamilan
1. 2023/Saat ini
Riwayat KB
Tidak ada
❖ Pemeriksaan Fisis
Status Generalis
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5), baik
Status Gizi : BB sebelum hamil = 49 kg, BB saat hamil = 55 kg,
TB = 155 cm
IMT sebelum hamil = 31,6, IMT saat hamil 35,48
Tanda Vital
Tensi : 125/85 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5 0C
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Bentuk : Cembung
Striae : Ada
Bekas Luka Operasi : Tidak ada
Palpasi
TFU : 30 cm
Lingkar Perut : 78 cm
TBJ : 2340 gram
Leopold I : TFU 30 cm, teraba bokong
Leopold II : Situs memanjang, punggung kiri
Leopold III : Bagian terbawah kepala
Leopold IV : 5/5
Tunggal/Gemelli : Tunggal
HIS : Belum ada
Auskultasi DJJ : 165 kali/menit
Pemeriksaan Dalam
Vulva/Vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Konsistensi lunak sedang
Pembukaan : Belum ada
Ketuban : Merembes dengan warna jernih
Presentasi : Kepala
Penurunan Kepala : Hodge I
Pelepasan : Ketuban
Panggul : Kesan cukup
❖ Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Rutin
WBC 12,5 4,00 - 10,00 103/uL.
RBC 3,99 4,00 – 6,00 106/uL.
HBG 12,1 12,0 – 16,0 g/dL.
HCT 35,6 37,0 - 48,0 %
MCV 85,1 80,0 – 97,0 fL.
MCH 26,7 26,5 – 33,5 pg.
MCHC 31,5 31,5 – 35,0 g/dL.
PLT 220 150 – 400 103/uL.
NEUT 62,4 50,0-70,0 %
LYMP 21,9 20,0-40,0 %
MONO 5.7 2,00 - 8,00 %
USG :
Gravid tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala
Plasenta di corpus lateral kanan maturasi grade 2, punggung kiri, DJJ (+)
166 kali/menit, single deepest pocket = 1 cm, AFI 3,5 cm, EFW 23000
gram sesuai usia kehamilan 38 minggu
Biometri sesuai usia kehamilan
Tes Nitrazin :
Kertas lakmus merah berubah menjadi warna biru
❖ Penatalaksanaan :
- Induksi persalinan dengan drips oxytocin 5 IU dalam RL 500cc mulai
8 tpm,
naikkan 4 tpm tiap 30 menit sampai maksimal 20 tpm.
- VT control
- Monitoring DJJ, HIS, dan tanda-tanda infeksi pada ibu
Definisi
Selaput ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan
korion yang erat kaitannya, lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel epitel,
sel mesenkim dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput
ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap
infeksi.1
Epidemiologi
Meskipun hingga saat ini etiologi dari ketuban pecah dini (KPD) atau
premature rupture of membrane belum diketahui secara past, kelemahan
membran ketuban akibat perubahan fisiologis, serta adanya enzim matriks
metalloproteinase (MMP) dan tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMP)
diduga berpengaruh terhadap kejadian KPD. Beberapa refrensi juga menyebutkan
berbagai penyebab yang dapat menimbulkan ketuban pecah dini seperti3,4 :
- Seriviks inkompeten.
- Overdistensi uterus.
Faktor Risiko
- Inkompetensia serviks
- Polihidramnion
- Malpresentasi janin
- Kehamilan kembar
- Perdarahan pervaginam
Diagnosis
Menegakkan diagnosis KPD secara tepat sangat penting, karena diagnosis yang
positif palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkan bayi terlalu awal
atau melakukan seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya
diagnosis yang negatif palsu berarti akan membiarkan ibu dan janin mempunyai
resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan janin, ibu atau keduanya. Oleh
karena itu, diperlukan diagnosis yang cepat dan tepat.6 Diagnosis KPD ditegakkan
dengan cara :
Anamnesa pasien dengan KPD merasa basah pada vagina atau mengeluarkan
cairan yang banyak berwarna putih jernih, keruh, hijau, atau kecoklatan sedikit-
sedikit atau sekaligus banyak, secara tiba-tiba dari jalan lahir. Keluhan tersebut
dapat disertai dengan demam jika sudah ada infeksi. Pasien tidak sedang dalam
masa persalinan, tidak ada nyeri maupun kontraksi uterus. Riwayat umur
kehamilan pasien lebih dari 20 minggu.7 Pada pemeriksaan fisik abdomen,
didapatkan uterus lunak dan tidak adanya nyeri tekan. Tinggi fundus harus diukur
dan dibandingkan dengan tinggi yang diharapkan menurut hari pertama haid
terakhir. Palpasi abdomen memberikan perkiraan ukuran janin dan presentasi.7,8
- Ferning : Cairan dari fornix posterior di tempatkan pada objek glass dan
didiamkan dan cairan amnion tersebut akan memberikan gambaran seperti daun
pakis.8,9
Pemeriksaan Dalam
- Dengan tes lakmus, cairan amnion akan mengubah kertas lakmus merah menjadi
biru.
- Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat > 15.000 /mm3 kemungkinan ada
infeksi.
- USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan, letak janin, letak
plasenta, gradasi plasenta serta jumlah air ketuban.
Penatalaksanaan11
Pada usia kehamilan antara 30-34 minggu, persalinan lebih baik daripada
mempertahankan kehamilan dalam menurunkan insiden korioamnionitis secara
signifikan. Tetapi tidak ada perbedaan signifikan berdasarkan morbiditas
neonatus. Pada saat ini, penelitian menunjukkan bahwa persalinan lebih baik
dibanding mempertahankan kehamilan.
D. KPD Memanjang
- Managemen kehamilan
- Penggunaan kortikosteroid
Pencegahan
Prognosis
Janin dari ibu yang mengalami ketuban pecah dini (KPD) mengalami
peningkatan risiko kematian perinatal 4 kali lipat, serta peningkatan risiko
morbiditas neonatal 3 kali lipat. Sindrom distres napas terjadi pada 10-40% pasien,
dan merupakan penyebab dari 40-70% kematian neonatus.13
DAFTAR PUSTAKA
1. Gde Manuaba, I.B. Ketuban Pecah Dini (KPD). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan & Keluarga Berencana. Jakarta: EGC; 2010. Hal: 229-232.
5. Doddy AK, Soesbandoro SDA, Danamik H, Edi PW, Agus T. Ketuban Pecah
Dini Dalam Standar Pelayanan Medik SMF Obstetri dan Ginekologi. Rumah
Sakit Umum Mataram. 2001: hal 21-22
10. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY.
Premature Birth. In: Williams Obstetric. 23rd Ed. McGrawHill Medical, New
York, 2010.