LAPORAN KASUS :
PLASENTA PREVIA
Shintia Djafar
C014212154
Kepala Thorax
Rambut : Hitam, sukar dicabut • Jantung : BJ I dan II regular, murmur tidak
Mata : Konjungtiva tidak anemis, ada gallop tidak ada
Sklera tidak ikterik • Paru : BP vesikuler, Wheezing dan Ronkhi
Mulut : Mukosa bibir tidak kering tidak ada
Gigi : Caries tidak ada • Payudara : Simetris, puting susu menonjol
Leher : Pembesaran kelenjar tiroid tidak Abdomen : striae tidak ada, linea nigra tidak ada
ada, Pembesaran KGB tidak ada Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik,
udema tidak ada
STATUS GINEKOLOGI
• Pemeriksaan luar
TFU : 26 cm
Fluxus : darah (+)
• Pemeriksaan Dalam
Vulva/vagina : tak/tak
Portio : Kesan licin
OUE/OUI : terbuka/tertutup
Adnexa : tidak ada kelainan
Cavum dauglass : tidak ada kelainan
Pelepasan : darah (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MCH 24 27.0-34.0
USG
Tampak VU terisi urin,
uterus kesan membesar,
tampak endometrial line,
tampak sisa jaringan
ukuran 25,6 x 40,5 mm.
Normal placenta
Umbilical
cord
Uterine wall
Placenta
previa
Cervix
.
DEFINISI
Plasenta previa ialah suatu kehamilan dimana plasenta berimplantasi abnormal
pada segmen bawah rahim (SBR), menutupi ataupun tidak menutupi ostium
uteri internum (OUI), sedangkan kehamilan itu sudah viable atau mampu
hidup di luar rahim (usia kehamilan >20 minggu dan/atau berat janin
>500gram) (Achdiat, Chrisdiono M., 2004: 40).
.
KLASIFIKASI 1 2 3 4
1. Plasenta previa totalis atau komplit, adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium
uteri internum.
2. Plasenta previa parsialis, adalah plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum.
3. Plasenta previa margianalis adalah plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum.
4. Plasenta letak rendah, yang berarti bahwa plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim yang sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya berada pada
jarak lebih kurang 2 cm dari ostium uteri internum.
FAKTOR - FAKTOR RESIKO
1. Umur
2. Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas)
3. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
4. seksio cesarea, kuretase, dan manual plasenta
5. Kehamilan kembar
6. Riwayat plasenta previa sebelumnya
Prawirohardjo, S., 2016, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
MANIFESTASI KLINIS
• Perdarahan dari jalan lahir berulang tanpa disertai rasa nyeri
• Dapat disertai atau tanpa adanya kontraksi
• Pada pemeriksaan luar biasanya bagian terendah janin belum masuk pintu atas
panggul atau ada kelainan letak
• Pemeriksaan speculum darah berasal dari ostium uteri eksternum
• Biasanya perdarahan karena plasenta previa baru timbul setelah bulan ketujuh.
Hal ini disebabkan karena:
- Perdarahan sebelum bulan ketujuh memberi gambaran yang tidak berbeda dari abortus
• Laboratorium:
- Darah lengkap (trombosit,
leukosit, eritrosit, hemoglobin,
hematocrit, laju endapan darah)
- Urine lengkap
• KTG
• USG, untuk menilai letak/implantasi plasenta, usia
kehamilan dan keadaan janin secara keseluruhan.
PENATALAKSANAAN
Aktif/terminasi kehamilan
Persalinan pervaginam
• Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta marginalis, atau plasenta previa
lateralis di anterior (dengan anak letak kepala). Diagnosis ditegakkan dengan
melakukan pemeriksaan USG, perabaan forniks atau pemeriksaan dalam di kamar
operasi tergantung indikasi.
• Dilakukan oksitoksin drip disertai pemecahan ketuban. Persalinan perabdominal
• Dilakukan pada keadaan-keadaan berikut ini.
• Plasenta previa dengan perdarahan banyak
• Plasenta previa totalis
• Plasenta previa lateralis di posterior
• Plasenta letak rendah dengan anak letak sungsang.
Ekspektatif
• Syarat-syarat dilakukannya terapi ekspektatif adalah sebagai berikut:
- Keadaan umum ibu dan anak baik
- Perdarahan sedikit
- Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat janin kurang dari
2.500 gram
- Tidak ada his persalinan
• Penatalaksanaan dari terapi ekspektatif adalah sebagai berikut:
- Pasang infus, tirah baring
- Bila ada kontraksi prematur bisa diberikan tokolitik
- Pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan KTG setiap hari.
KOMPLIKASI
Maternal:
a. Dapat terjadi anemia bahkan syok
b. Dapat terjadi robekan pada serviks dan segmen bawah rahim yang rapuh
c. Infeksi karena perdarahan yang banyak
Fetal:
a. Kelainan letak janin.
b. Prematuritas dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
c. Asfiksia intra uterin sampai dengan kematian.
REFERENSI
• Achdiat, Chrisdiono M., 2004. Obstetri & Ginekologi. Jakarta: EGC
• Chapman, Vicky. 2006. Asuhon Kebidanan Persalinan dan Kelahiran. Jakarta: EGC
• Fadlun & Achmad Feryanto. 2012. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta: Salemba
Medika
• Friedman, dkk. 1998. Obstetri. Jakarta: Binarupa Aksara
• Rachman, M. 2000. Penotalaksonoon dalam llmu Kebidanan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Salemba
• Scott, James R., dkk. 2002. Obstetri & Ginekologi. Jakarta: Widya Medika
• Sastrawinata, R. Sulaiman. 1981. Obstetri Patologis. Bandung: Elstar Offset
TERIMA
KASIH