Anda di halaman 1dari 30

G2 P1 A0 dengan Kehamilan Ektopik

Terganggu

Pembimbing
Dr. H. Rizki Safaat Nurahim,
Sp.OG , M. Kes

Desny Sukmawati Rahadiani


1102010066

Identitas Pasien
Nama : Ny. I
Nama Suami: Tn. H
Umur
: 30 tahun
Umur
: 32
tahun
Alamat
: Paungutikan Pendidikan : SD
Pendidikan : SD
Pekerjaan
: Buruh
Pekerjaan : wiraswasta
Medrek : 6775xx
MRS
: 01-07-2014
Jam
: 11.00 WIB
KRS
: 05-07-2014

ANAMNESIS
Keluhan Utama

: nyeri perut bagian bawah

Anamnesa Khusus :
G2 P1 A0 pasien merasa hamil 2 bulan, mengeluh nyeri
perut bagian bawah sejak 1 minggu SMRS nyeri dirasakan
semakin memberat sampai pasien tidak bisa beraktivitas
sejak 2 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan di bagian bawah
terutama di sebalah kanan bawah. Nyeri perut disertai
keluar flek darah berwarna merah segar dari jalan lahir
dan disertai
mules-mules. Flek darah belum berhenti
sampai pasien datang ke rumah sakit. Selain itu pasien juga
mengeluh mual dan muntah sebanyak 3 kali dalam sehari
sejak kemarin. Dikatakan pasien memiliki riwayat hipertensi
sebelumnya. Keluhan nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati dan
pandangan kabur disangkal. Belum BAB sejak 2 hari yang
lalu dan nyeri saat BAK.

RIWAYAT OBSTETRI

Tempat Penolon
g

Cara

Cara

BB

Jenis

hamil

persalin

lahir

kelamin

an

I
II

Di
rumah

Bidan

Aterm

Spontan 3300
Hamil saat ini

usia

Hidu
p/ma
ti

perempu
an

9 thn H

Menikah

: pertama kali

18 tahun, SD, wiraswasta


19 tahun, SD, buruh

MENSTRUASI
HPHT
Siklus haid
Lama haid
Banyaknya darah
Menarche usia
Nyeri haid

:
:
:
:
:
:

24 Mei 2014
Teratur
3-4 hari
sedikit
14 tahun
ada

KONTRASEPSI
terakhir : KB Suntik setiap 3 bulan sejak tahun 2004 - 2013,
berhenti karena ingin punya anak.

PNC
Periksa sebelumnya : dr. umum sebanyak 2 kali.
Terakhir PNC 1 minggu yang lalu

Keluhan selama kehamilan


sering nyeri perut

Riwayat penyakit terdahulu


hipertensi

STATUS PRAESENSE

Keadaan umum : CM
Tensi
: 140/90 mmHg
Nadi
: 96 x/mnt
Pernafasan
: 20 x/mnt
Suhu
: 37 0C
Tiroid & KGB
: Tidak ada kelainan
Jantung
: BJ I & II murni, reguler, M(-) G(-)
Paru
: VBS kanan = kiri ,Wh(-), Rh(-)
Refleks
: Fisiologis +/+
BB
: Tak ditimbang
TB
: Tak diukur
Edema
: -/ Varices
: -/ Abdomen
: datar tegang, nyeri tekan (+) nyeri lepas (+)
Hati dan Limpa
: Dalam batas normal

PEMERIKSAAN OBSTETRI

PEMERIKSAAN LUAR
TFU/ LP
86 cm

: tidak teraba /

Abdomen : bentuk normal,


tidak tampak massa, tidak
ada tanda peradangan dan
bekas operasi, datar
tegang, nyeri tekan (+),
nyeri lepas (+) devans
muskular (-) pekak
samping (-) pekak pindah
(-)

PEMERIKSAAN DALAM
Inspekulo : perdarahan (+)
dari OUE
Vagina
: tidak ada
kelainan
Portio
: licin, tebal
lunak, darah (+), nyeri
goyang portio (+), teraba
cavum dauglas (-) nyeri
perabaan (+)
OUE
: tertutup

LABORATORIUM Tanggal 01/07/2014

1.Hematologi

Darah Rutin
Hemoglobin:

12,6 g/dL

Hematokrit:

35 %

Lekosi:

17,360 /mm3

Trombosit:

473.000 /mm3

Eritrosit:

4,98 juta/mm3

USG
Hasil USG :

USG :
tampak cekung
Tidak tampak GS
intrauteri
Terdapat cairan
bebas

DIAGNOSIS :
Suspect Kehamilan Ektopik
Terganggu

RENCANA
PENGELOLAAN
R/ douglas fungsi
Informed consent

Diagnosa Pra-Bedah :

Indikasi Operasi :

Kehamilan ektopik terganggu


Diagnosa Pasca Bedah :

Kehamilan ektopik terganggu


Jenis Operasi :

Abortus tuba kanan

Salphyngektomi dextra

LAPORAN OPERASI LENGKAP :


-

Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah abdomen dan


sekitarnya.

Dilakukan insisi pfannenstiel

DO : tampak darah dan darah beku di rongga abdomen 200 cc akut

Perdarahan aktif, tampak tuba parsampularis kanan ukuran 5 x 4


x 3 cm

Uterus dan adneksa kiri dalam batas normal

Abortus tuba kanan pars ampularis

Diputuskan untuk dilakukan salphyngektomi dextra

Perdarahan di rawat

Luka di jahit lapis demi lapis

Perdarahan saat operasi 100 cc

LABORATORIUM
Hematologi

tanggal 01
07 2014

Darah Rutin
Hemoglobin:
Hematokrit :

12.0 g/dL
32 %

Lekosit :

16,280 /mm3

Trombosit:

364.000 /mm3

Eritrosit:

3.87 juta/mm3

PERMASALAHAN

1. Apakah diagnosis dan prosedur


diagnostik pasien pada kasus ini sudah
benar?
2. Apakah prosedur penanganan pasien
pada kasus ini sudah benar?
3. Bagaimana prognosis pasien pada kasus
ini?

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU


DEFINISI
Kehamilan ektopik adalah semua kehamilan dimana sel
telur yang dibuahi oleh spermatozoa berimplantasi dan
tumbuh diluar endometrium kavum uterus.
Kehamilan ektopik terganggu adalah apabila kehamilan
ektopik tersebut berakhir dengan abortus atau ruptur
tuba.
Berdasarkan tempat implantasinnya, kehamilan ektopik
dapat dibagi dalam beberapa golongan:
Tuba Fallopii
Uterus (diluar endometrium kavum uterus)
Ovarium
Intraligamenter
Abdominal
Kombinasi kehamilan didalam dan diluar uterus

ETIOLOGI
Pada tiap kehamilan akan dimulai dengan
pembuahan didalam ampulla tuba, dan
dalam perjalanan kedalam uterus telur
mengalami hambatan sehingga pada saat
nidasi masih berada di tuba, atau
nidasinya di tuba dipermudah.
Resiko terjadinya kehamilan ektopik ini
meningkat dengan adanya beberapa factor
:

Faktor tuba
Faktor ovarium
Kehamilan
Hormon
ektopik , 5
eksogen
10 kali lipat
Kehamilan
pada pasien
yang terjadi
dengan
pada pasien
riwayat
dengan
Pasca
terapi
salfingitis
kontrasepsi
konservatif
Perlekatan
Kelainan zygote oral yang
pada kehamilan
hanya
lumen tuba
ektopik
mengandung
Kelainan
progestin
anatomi tuba
(Progestinakibat
only pill)
ekspose
Disebabkan
Diethyl
oleh efek
Stilbesterol relaksasi otot
DES intrauteri
polos
Riwayat
progesteron
operasi pada
tuba falopii
termasuk
pasca
tubektomi

Faktor lain
AKDR alat
kontrasepsi
dalam rahim (
IUD )
Merokok
Usia tua
Riwayat
abortus yang
sering terjadi

PATOFISIOLOG
I
Pada sebagian besar kasus, kehamilan
ektopik berakhir pada kehamilan 6 10
minggu melalui beberapa cara :

Abortus Tuba
Terjadi pada 65% kasus dan umumnya terjadi
implantasi didaerah fimbriae dan ampula.
Berulangnya perdarahan kecil pada tuba
menyebabkan lepasnya dan yang diikuti
dengan kematian ovum.
Perjalanan selanjutnya adalah :
Absorbsi lengkap secara spontan.
Absorbsi lengkap secara spontan melalui
ostium tubae menunju cavum peritoneum.
Abosrbsi sebagian sehingga terdapat
konsepsi yang terbungkus bekuan darah yang
menyebabkan distensi tuba.
Pembentukan tubal blood mole.

Ruptura Tuba
Terjadi pada 35% kasus dan seringkali terjadi
pada kasus kehamilan ektopik dengan
implantasi didaerah isthmus.
Ruptura pars ampularis umumnya terjadi
pada kehamilan 6 10 minggu , namun
ruptura pada pars isthmica dapat
berlangsung pada usia kehamilan yang lebih
awal.
Pada keadaan ini trofoblast menembus lebih
dalam dan seringkali merusak lapisan serosa
tuba, ruptura dapat berlangsung secara akut
atau gradual .
Bila ruptur terjadi pada sisi mesenterik tuba
maka dapat terjadi hematoma ligamentum
latum.
Pada kehamilan ektopik pars interstitisialis,
ruptura dapat terjadi pada usia kehamilan
yang lebih tua dan menyebabkan
perdarahan yang jauh lebih banyak.

TANDA DAN GEJALA

Nyeri perut bagian


bawah

Amenorhea

Perdarahan vaginal
oleh karena kematian janin
sehingga timbul pelepasan
desidua

Massa adnexa

Gambaran gangguan
mendadak
pingsan oleh karena rasa
nyeri yang hebat, syok,
anemia

DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSA
AN
PENUNJANG

PEMERIKSA
AN LAB

PEMERIKSA
AN UMUM

PEMERIKSA
AN
GINEKOLOG
I

PEMERIKSAAN PENUNJANG

HCG-

Kuldosintesis
Dilatasi dan
Kuretase
Laparaskopi

Ultrasonografi

DIAGNOSA BANDING
Infeksi
pelvik
Endom
etriosis

Torsi
kista
ovariu
m,

Kista
folikeL

Abortu
s biasa

Salpingostomi
Salpingostomi adalah suatu
prosedur untuk mengangkat hasil
konsepsi yang berdiameter kurang
dari 2 cm dan berlokasi di
sepertiga distal tuba fallopii. Pada
prosedur ini dibuat insisi linear
sepanjang 10-15 mm pada tuba
tepat di atas hasil konsepsi, di
perbatasan antimesenterik.
Setelah insisi hasil konsepsi
segera terekspos dan kemudian
dikeluarkan dengan hati-hati.
Perdarahan yang terjadi umumnya
sedikit dan dapat dikendalikan
dengan elektrokauter. Insisi
kemudian dibiarkan terbuka (tidak
dijahit kembali) untuk sembuh per
sekundam. Prosedur ini dapat
dilakukan dengan laparotomi
maupun laparoskopi

TERAPI

Salpingotomi
Pada dasarnya prosedur
ini sama dengan
salpingostomi, kecuali
bahwa pada salpingotomi
insisi dijahit kembali.
Beberapa literatur
menyebutkan bahwa
tidak ada perbedaan
bermakna dalam hal
prognosis, patensi dan
perlekatan tuba
pascaoperatif antara
salpingostomi dan

Salpingektomi
Reseksi massa hasil konsepsi dan anastomosis tuba kadang-kadang
dilakukan pada kehamilan pars ismika yang belum terganggu. Metode
ini lebih dipilih daripada salpingostomi, sebab salpingostomi dapat
menyebabkan jaringan parut dan penyempitan lumen pars ismika yang
sebenarnya sudah sempit. Pada kehamilan pars interstitialis, sering kali
dilakukan pula histerektomi untuk menghentikan perdarahan masif
yang terjadi. Pada salpingektomi, bagian tuba antara uterus dan massa
hasil konsepsi diklem, digunting, dan kemudian sisanya (stump) diikat
dengan jahitan ligasi. Arteria tuboovarika diligasi, sedangkan arteria
uteroovarika dipertahankan. Tuba yang direseksi dipisahkan dari

TERAPI MEDIKAMENTOSA
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil
serta kadar -hCG rendah maka dapat diberikan injeksi
methrotexate kedalam kantung gestasi dengan harapan bahwa
trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi
methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.

Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:


1) keadaan hemodinamik yang stabil dan tidak ada tanda
robekan dari tuba,
2) tidak ada aktivitas jantung janin,
3) diagnosis ditegakkan tanpa memerlukan laparaskopi,
4) diameter massa ektopik < 3,5 cm,
5) kadar tertinggi -hCG < 15.000mIU/ ml,
6) harus ada informed consent dan mampu mengikuti follow up,
serta
7) tidak memiliki kontraindikasi terhadap pemberian

Dosis tunggal :
diberikan adalah 50 mg/m2 (intramuskular), pada hari pertama,
Dosis multipel :
metrotrexate sebesar 1 mg/kg (intramuskular). hari 1, 3, 5, dan 7
leukovorin 0.1 mg/kg (intramuskular), hari ke-2, 4, 6 dan 8.
Terapi methotrexate dosis multipel tampaknya memberikan efek
negatif pada patensi tuba dibandingkan dengan terapi methotrexate
dosis tunggal 9. Methotrexate dapat pula diberikan melalui injeksi
per laparoskopi tepat ke dalam massa hasil konsepsi. Terapi
methotrexate dosis tunggal adalah modalitas terapeutik paling
ekonomis untuk kehamilan ektopik yang belum terganggu.

PROGNOSIS
Bagi kehamilan berikutnya
Umumnya penyebab kehamilan ektopik
(misalnya penyempitan tuba atau pasca penyakit
radang panggul) bersifat bilateral. Sehingga
setelah pernah mengalami kehamilan ektopik
pada tuba satu sisi, kemungkinan pasien akan
mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba sisi
yang lain.
Bagi ibu
Bila diagnosis cepat ditegakkan umumnya
prognosis baik, terutama bila cukup penyediaan
darah dan fasilitas operasi serta narkose.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai