Terganggu
Pembimbing
Dr. H. Rizki Safaat Nurahim,
Sp.OG , M. Kes
Identitas Pasien
Nama : Ny. I
Nama Suami: Tn. H
Umur
: 30 tahun
Umur
: 32
tahun
Alamat
: Paungutikan Pendidikan : SD
Pendidikan : SD
Pekerjaan
: Buruh
Pekerjaan : wiraswasta
Medrek : 6775xx
MRS
: 01-07-2014
Jam
: 11.00 WIB
KRS
: 05-07-2014
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Anamnesa Khusus :
G2 P1 A0 pasien merasa hamil 2 bulan, mengeluh nyeri
perut bagian bawah sejak 1 minggu SMRS nyeri dirasakan
semakin memberat sampai pasien tidak bisa beraktivitas
sejak 2 hari SMRS. Nyeri perut dirasakan di bagian bawah
terutama di sebalah kanan bawah. Nyeri perut disertai
keluar flek darah berwarna merah segar dari jalan lahir
dan disertai
mules-mules. Flek darah belum berhenti
sampai pasien datang ke rumah sakit. Selain itu pasien juga
mengeluh mual dan muntah sebanyak 3 kali dalam sehari
sejak kemarin. Dikatakan pasien memiliki riwayat hipertensi
sebelumnya. Keluhan nyeri kepala hebat, nyeri ulu hati dan
pandangan kabur disangkal. Belum BAB sejak 2 hari yang
lalu dan nyeri saat BAK.
RIWAYAT OBSTETRI
Tempat Penolon
g
Cara
Cara
BB
Jenis
hamil
persalin
lahir
kelamin
an
I
II
Di
rumah
Bidan
Aterm
Spontan 3300
Hamil saat ini
usia
Hidu
p/ma
ti
perempu
an
9 thn H
Menikah
: pertama kali
MENSTRUASI
HPHT
Siklus haid
Lama haid
Banyaknya darah
Menarche usia
Nyeri haid
:
:
:
:
:
:
24 Mei 2014
Teratur
3-4 hari
sedikit
14 tahun
ada
KONTRASEPSI
terakhir : KB Suntik setiap 3 bulan sejak tahun 2004 - 2013,
berhenti karena ingin punya anak.
PNC
Periksa sebelumnya : dr. umum sebanyak 2 kali.
Terakhir PNC 1 minggu yang lalu
STATUS PRAESENSE
Keadaan umum : CM
Tensi
: 140/90 mmHg
Nadi
: 96 x/mnt
Pernafasan
: 20 x/mnt
Suhu
: 37 0C
Tiroid & KGB
: Tidak ada kelainan
Jantung
: BJ I & II murni, reguler, M(-) G(-)
Paru
: VBS kanan = kiri ,Wh(-), Rh(-)
Refleks
: Fisiologis +/+
BB
: Tak ditimbang
TB
: Tak diukur
Edema
: -/ Varices
: -/ Abdomen
: datar tegang, nyeri tekan (+) nyeri lepas (+)
Hati dan Limpa
: Dalam batas normal
PEMERIKSAAN OBSTETRI
PEMERIKSAAN LUAR
TFU/ LP
86 cm
: tidak teraba /
PEMERIKSAAN DALAM
Inspekulo : perdarahan (+)
dari OUE
Vagina
: tidak ada
kelainan
Portio
: licin, tebal
lunak, darah (+), nyeri
goyang portio (+), teraba
cavum dauglas (-) nyeri
perabaan (+)
OUE
: tertutup
1.Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin:
12,6 g/dL
Hematokrit:
35 %
Lekosi:
17,360 /mm3
Trombosit:
473.000 /mm3
Eritrosit:
4,98 juta/mm3
USG
Hasil USG :
USG :
tampak cekung
Tidak tampak GS
intrauteri
Terdapat cairan
bebas
DIAGNOSIS :
Suspect Kehamilan Ektopik
Terganggu
RENCANA
PENGELOLAAN
R/ douglas fungsi
Informed consent
Diagnosa Pra-Bedah :
Indikasi Operasi :
Salphyngektomi dextra
Perdarahan di rawat
LABORATORIUM
Hematologi
tanggal 01
07 2014
Darah Rutin
Hemoglobin:
Hematokrit :
12.0 g/dL
32 %
Lekosit :
16,280 /mm3
Trombosit:
364.000 /mm3
Eritrosit:
3.87 juta/mm3
PERMASALAHAN
ETIOLOGI
Pada tiap kehamilan akan dimulai dengan
pembuahan didalam ampulla tuba, dan
dalam perjalanan kedalam uterus telur
mengalami hambatan sehingga pada saat
nidasi masih berada di tuba, atau
nidasinya di tuba dipermudah.
Resiko terjadinya kehamilan ektopik ini
meningkat dengan adanya beberapa factor
:
Faktor tuba
Faktor ovarium
Kehamilan
Hormon
ektopik , 5
eksogen
10 kali lipat
Kehamilan
pada pasien
yang terjadi
dengan
pada pasien
riwayat
dengan
Pasca
terapi
salfingitis
kontrasepsi
konservatif
Perlekatan
Kelainan zygote oral yang
pada kehamilan
hanya
lumen tuba
ektopik
mengandung
Kelainan
progestin
anatomi tuba
(Progestinakibat
only pill)
ekspose
Disebabkan
Diethyl
oleh efek
Stilbesterol relaksasi otot
DES intrauteri
polos
Riwayat
progesteron
operasi pada
tuba falopii
termasuk
pasca
tubektomi
Faktor lain
AKDR alat
kontrasepsi
dalam rahim (
IUD )
Merokok
Usia tua
Riwayat
abortus yang
sering terjadi
PATOFISIOLOG
I
Pada sebagian besar kasus, kehamilan
ektopik berakhir pada kehamilan 6 10
minggu melalui beberapa cara :
Abortus Tuba
Terjadi pada 65% kasus dan umumnya terjadi
implantasi didaerah fimbriae dan ampula.
Berulangnya perdarahan kecil pada tuba
menyebabkan lepasnya dan yang diikuti
dengan kematian ovum.
Perjalanan selanjutnya adalah :
Absorbsi lengkap secara spontan.
Absorbsi lengkap secara spontan melalui
ostium tubae menunju cavum peritoneum.
Abosrbsi sebagian sehingga terdapat
konsepsi yang terbungkus bekuan darah yang
menyebabkan distensi tuba.
Pembentukan tubal blood mole.
Ruptura Tuba
Terjadi pada 35% kasus dan seringkali terjadi
pada kasus kehamilan ektopik dengan
implantasi didaerah isthmus.
Ruptura pars ampularis umumnya terjadi
pada kehamilan 6 10 minggu , namun
ruptura pada pars isthmica dapat
berlangsung pada usia kehamilan yang lebih
awal.
Pada keadaan ini trofoblast menembus lebih
dalam dan seringkali merusak lapisan serosa
tuba, ruptura dapat berlangsung secara akut
atau gradual .
Bila ruptur terjadi pada sisi mesenterik tuba
maka dapat terjadi hematoma ligamentum
latum.
Pada kehamilan ektopik pars interstitisialis,
ruptura dapat terjadi pada usia kehamilan
yang lebih tua dan menyebabkan
perdarahan yang jauh lebih banyak.
Amenorhea
Perdarahan vaginal
oleh karena kematian janin
sehingga timbul pelepasan
desidua
Massa adnexa
Gambaran gangguan
mendadak
pingsan oleh karena rasa
nyeri yang hebat, syok,
anemia
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSA
AN
PENUNJANG
PEMERIKSA
AN LAB
PEMERIKSA
AN UMUM
PEMERIKSA
AN
GINEKOLOG
I
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HCG-
Kuldosintesis
Dilatasi dan
Kuretase
Laparaskopi
Ultrasonografi
DIAGNOSA BANDING
Infeksi
pelvik
Endom
etriosis
Torsi
kista
ovariu
m,
Kista
folikeL
Abortu
s biasa
Salpingostomi
Salpingostomi adalah suatu
prosedur untuk mengangkat hasil
konsepsi yang berdiameter kurang
dari 2 cm dan berlokasi di
sepertiga distal tuba fallopii. Pada
prosedur ini dibuat insisi linear
sepanjang 10-15 mm pada tuba
tepat di atas hasil konsepsi, di
perbatasan antimesenterik.
Setelah insisi hasil konsepsi
segera terekspos dan kemudian
dikeluarkan dengan hati-hati.
Perdarahan yang terjadi umumnya
sedikit dan dapat dikendalikan
dengan elektrokauter. Insisi
kemudian dibiarkan terbuka (tidak
dijahit kembali) untuk sembuh per
sekundam. Prosedur ini dapat
dilakukan dengan laparotomi
maupun laparoskopi
TERAPI
Salpingotomi
Pada dasarnya prosedur
ini sama dengan
salpingostomi, kecuali
bahwa pada salpingotomi
insisi dijahit kembali.
Beberapa literatur
menyebutkan bahwa
tidak ada perbedaan
bermakna dalam hal
prognosis, patensi dan
perlekatan tuba
pascaoperatif antara
salpingostomi dan
Salpingektomi
Reseksi massa hasil konsepsi dan anastomosis tuba kadang-kadang
dilakukan pada kehamilan pars ismika yang belum terganggu. Metode
ini lebih dipilih daripada salpingostomi, sebab salpingostomi dapat
menyebabkan jaringan parut dan penyempitan lumen pars ismika yang
sebenarnya sudah sempit. Pada kehamilan pars interstitialis, sering kali
dilakukan pula histerektomi untuk menghentikan perdarahan masif
yang terjadi. Pada salpingektomi, bagian tuba antara uterus dan massa
hasil konsepsi diklem, digunting, dan kemudian sisanya (stump) diikat
dengan jahitan ligasi. Arteria tuboovarika diligasi, sedangkan arteria
uteroovarika dipertahankan. Tuba yang direseksi dipisahkan dari
TERAPI MEDIKAMENTOSA
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil
serta kadar -hCG rendah maka dapat diberikan injeksi
methrotexate kedalam kantung gestasi dengan harapan bahwa
trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi
methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.
Dosis tunggal :
diberikan adalah 50 mg/m2 (intramuskular), pada hari pertama,
Dosis multipel :
metrotrexate sebesar 1 mg/kg (intramuskular). hari 1, 3, 5, dan 7
leukovorin 0.1 mg/kg (intramuskular), hari ke-2, 4, 6 dan 8.
Terapi methotrexate dosis multipel tampaknya memberikan efek
negatif pada patensi tuba dibandingkan dengan terapi methotrexate
dosis tunggal 9. Methotrexate dapat pula diberikan melalui injeksi
per laparoskopi tepat ke dalam massa hasil konsepsi. Terapi
methotrexate dosis tunggal adalah modalitas terapeutik paling
ekonomis untuk kehamilan ektopik yang belum terganggu.
PROGNOSIS
Bagi kehamilan berikutnya
Umumnya penyebab kehamilan ektopik
(misalnya penyempitan tuba atau pasca penyakit
radang panggul) bersifat bilateral. Sehingga
setelah pernah mengalami kehamilan ektopik
pada tuba satu sisi, kemungkinan pasien akan
mengalami kehamilan ektopik lagi pada tuba sisi
yang lain.
Bagi ibu
Bila diagnosis cepat ditegakkan umumnya
prognosis baik, terutama bila cukup penyediaan
darah dan fasilitas operasi serta narkose.
TERIMA KASIH