Anda di halaman 1dari 30

PRESENTAN :

Imania,dr
Pembimbing :
dr. Heryati
dr. Nina Risnawati
KETERANGAN UMUM
• Nama pasien : Ny. E
• Umur : 26 tahun
• Alamat : Pasir Bondol
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : IRT
• Status : Menikah
• Agama : Islam
Anamnesa
• Pasien merasa hamil 9 Bulan mengeluh
keluar darah sedikit – sedikit dari vagina
sejak 1 hari SMRS jam 14.00. Darah yang
keluar berwarna merah tua encer sebanyak
± 9 kain sarung.
Pasien mengaku terdapat rasa nyeri perut
bawah, setelah pasien jatuh dari motor ± 1
minggu SMRS. Pasien mengaku telah di
urut oleh paraji 3 hari SMRS, sejak saat itu
pasien merasa mulas. Gerakan bayi masih
dapat dirasakan. Tidak terdapat keluhan
keluar air-air sebelumnya. Riwayat
pendarahan sebelumnya disangkat oleh
pasien. Riwayat pendarahan pada saat
coitus disangkal oleh pasien.
HPHT 3 Februari 2014
Taksiran Persalinan 10 November 2014
Tanggal Masuk RS 20 Oktober 2014
Usia Kehamilan 37 minggu
Riwayat Kehamilan dan Persalinan G1P0A0
Riwayat kesehatan lalu Tidak memiliki riwayat penyakit berat
Riwayat Pemakaian Obat Tidak memiliki riwayat menggunakan obat
PNC Bidan 1 x, saat awal kehamilan
TT Tidak dilakukan
Status Generalis
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Composmentis
• Status Gizi : Baik, BB hamil : 62 kg, Tb : 147
• Tanda Vital : Nadi : 84 x/menit, Tensi : 110/70,
Suhu : 36,5˚C, Pernafasan: 24 x/menit
• Kepala, Mata/Sklera : Normocephal, CA -/-, SI -/-
• Dada dan abdomen : Cor : S1-S2 murni reguler;
Pulmo : VBS ki=ka Rh -/- Wh -/-
• Ekstrimitas : Acral hangat, CRT < 2”,
Edema -/-
Status Lokalis
Inspeksi perut cembung, perdarahan pervaginam banyak,± 100 cc,
warna merah kehitaman
Palpasi tinggi fundus uteri 28 cm.
LP : 92, LA: Puka, His : + jarang 3 x 30” dalam 10 menit
L I: Bulat, Keras
L2: Kiri bag kecil, Kanan bag Memanjang
L3: Lunak
L4: Convergen
Auskultasi DJJ Irregular, 110x/m - 160 x/menit
Periksa Dalam
• V/V : Tidak ada kelainan, darah
merah hitam mengalir.
• Portio : Tidak dilakukan
• Pembukaan : Tidak dilakukan
• Selaput Ketuban : Tidak dilakukan
• Letak Kepala : Tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Parameter Hasil Satuan Nilai rujukan
Hb 10,2 gr/dl 12 - 16
Leukosit 20.900 sel/µL 4.000-10.000
Hematokrit 30,9 % 37 - 47
Trombosit 267.000 sel/µL 150.000 - 400.000
Masa pembekuan / CT 11’30” menit 9 - 15
Masa pendarahan / BT 2’30” menit 1-6
Glukosa darah sewaktu 93 mg/dl 90 - 110
HBsAg - mg/dl Negatif
Ureum 20 mg/dl 10 – 50
Creatinin 0,92 0,6 – 1,1
Diagnosa Banding
• G1P0A0 gravida 37 minggu dengan
Perdarahan Antepartum suspect Solusio
Plasenta dengan fetal distress
• G1P0A0 gravida 37 minggu dengan
Perdarahan Antepartum suspect Plasenta
Previa totalis dengan fetal Distress
Observasi
20/10 (09.50) Px dibawa dari UGD keadaan CM, G1P0A0 dengan Pendarahan AntePartum. Diberikan : O2 3-5
L/menit
Infus RL 20 gtt/menit
Clanexi 3 x 1 amp inj
Dexamethasone 2 amp iv
(10.20) Hasil PE: KU baik, CM, TFU 28, LP: 92, LA:puka, His:+ sedang , Bja: 110 x/m. TD: 110/70, N: 84, R:24,
S:36,5. Perdarahan 100cc
Ø : tidak diperiksa
(11.00) Visite dr.Sp.Og >> persiapkan SC ; Konsultasi Sp.An
(11.30 – 12.45) Dilakukan SCTP, didapatkan plasenta menutupi seluruh ostium
Bayi lahir jam 11.37; JK Laki-laki; BB : 1500 gram ; A/S 4/5/7; didapatkan plasenta menutupi ostium,
pendarahan ±750cc
Instruksi post op : Kontrol : TNRS, Kontraksi uterus, P/PP.
Infus Ganti saat habis : RL + 2 methergin + 2 Syntocinon 20 gtt/menit
Clanexi 3 x 1 amp inj
Metronidazole 3x500 mg inf
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Cek lab post op
21/10 (06.30) S : nyeri luka post op, Flatus +
O : TD : 110/70 mmHg N : 80 x/ m RR :20 x/m S : 36,1°C
Cm, KU baik. CA -/- SI -/-
C/P dalam batas normal
Abdomen: cembung, kembung +, BU + TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus baik, Perdarahan post partum + sedikit
H/ Lab Post Op :
Hb : 9,6
Ht : 28,0
L : 33.600
Eritrosit : 3,25 x 106
Trombosit 253.000
22/10 (06.30) S : nyeri luka post op, Flatus +
O : TD : 110/80 mmHg N : 80 x/ m RR :19 x/m S : 36,5°C
Cm, KU baik. CA -/- SI -/-
C/P dalam batas normal
Abdomen: cembung, kembung +, BU + TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus baik, Perdarahan post partum + sedikit
Hasil Lab :
Hb : 9,6
L : 14.200
Trombosit : 170.000
Th/ Lanjutkan
23/10 (06.30) S : nyeri luka post op, Flatus +
O : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/ m RR :20 x/m S : 36,8°C
Cm, KU baik. CA -/- SI -/-
C/P dalam batas normal
Abdomen: datar, lembut. kembung + berkurang, BU + TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi uterus baik, Perdarahan post partum + sedikit
Th/ Lanjutkan
24/10 (06.30) S : nyeri luka post op, Flatus +, BAB +
O : TD : 110/80 mmHg N : 84 x/ m RR :18 x/m S : 36,2°C
Cm, KU baik. CA -/- SI -/-
C/P dalam batas normal
Abdomen: datar, lembut. kembung -, BU + TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi
uterus baik, Perdarahan post partum + sedikit
Boleh Pulang
Diagnosis Akhir
• P1A0 post partus prematurus dengan
SCTP a.i. plasenta previa totalis
• Plasenta previa adalah keadaan dimana
plasenta berimplantasi pada tempat abnormal
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir (osteum uteri internum).
ETIOLOGI

• Plasenta previa meningkat kejadiannya pada


keadaan-keadaan endometrium yang kurang
baik, misalnya karena atrofi endometrium
atau kurang baiknya vaskularisasi desidua.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Multipara, terutama jika jarak antara
kehamilannya pendek.
2. Mioma uteri.
3. Kuretase berulang.
4. Umur lanjut.
5. Bekas seksio sesarea.
6. Perubahan inflamasi atau atrofi  pada wanita
perokok atau pemakai kokain. Terjadi hipoksemi,
dikompensasi dengan hipertrofi plasenta.
KLASIFIKASI
Tergantung pada besarnya plasenta yang melekat pada
segmen bawah uterus, dikenal empat jenis plasenta previa:
• Plasenta previa totalis : seluruh ostium internum tertutup
oleh plasenta.
• Plasenta previa lateralis : hanya sebagian dari ostium tertutup
oleh plasenta.
• Plasenta previa marginalis : hanya pada pinggir ostium
terdapat jaringan plasenta.
• Plasenta letak rendah : jika plasenta terletak pada segmen
bawah uterus, tetapi tidak sampai menutupi pembukaan jalan
lahir.
1. Plasenta previa totalis
2. Plasenta previa lateralis
3. Plasenta previa marginalis
4. Plasenta letak rendah
ANAMNESIS
• terdapat riwayat perdarahan darah merah dan
bersifat tidak nyeri (khas), biasanya baru timbul pada
bulan ketujuh.

PEMERIKSAAN OBSTETRI

Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu


atas panggul dan pada pemeriksaan inspekulo tampak
darah dari ostium uteri eksternum.
• Pemeriksaan dalam pada plasenta previa hanya dibenarkan
bila dilakukan di kamar operasi yang telah siap untuk
melakukan operasi segera atau harus dipersiapkan untuk
mengatasi perdarahan banyak.

• Pada perabaan portio dapat ditemukan bagian atau area yang


lunak. Pemeriksaan ini hanya dapat dilakukan pada presentasi
kepala, karena pada letak sungsang bagian terendah lunak
(bokong)
USG
• Menentukan letak implantasi plasenta.
• Menentukan jarak tepi plasenta terhadap
ostium.
ALGORITME PENATALAKSANAAN
TERAPI
Pengobatan plasenta previa dapat dibagi dalam 2
golongan, yaitu :

Terminasi
Kehamilan segera diakhiri sebelum terjadi
perdarahan yang membawa maut, misalnya ;
kehamilan cukup bulan, perdarahan banyak,
parturien dan anak mati (tidak selalu).

Terminasi bisa dilakukan pervaginam dan Seksio


sesarea
Jenis persalinan apa yang kita pilih untuk
pengobatan plasenta previa dan kapan
melaksanakannya bergantung pada faktor-
faktor sebagai berikut :
• Perdarahan banyak atau sedikit.
• Keadaan ibu dan anak.
• Besarnya pembukaan.
• Tingkat plasenta previa.
• Paritas.
SEKSIO SESAREA
• Tujuan melakukan seksio sesarea untuk mempersingkat
lamanya perdarahan dan mencegah terjadinya robekan serviks dan
segmen bawah rahim.
• Robekan pada serviks dan segmen bawah rahim mudah terjadi
bila anak dilahirkan per vaginam karena daerah tersebut pada
plasenta previa banyak mengandung pembuluh darah. Seksio
sesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan plasenta previa
lainnya jika perdarahan hebat.
• Tindakan seksio sesarea pada plasenta previa, selain dapat
mengurangi kematian bayi, terutama juga dilakukan untuk
kepentingan ibu. Oleh karen itu, seksio sesarea juga dilakukan pada
plasenta previa walaupun anak sudah mati.
Komplikasi

• Ibu
– Syok hipovolemik
– Infeksi-sepsis
– Meningkatnya resiko perdarahan post partum
– Meningkatnya resiko ruptur uteri,inversi uteri, histerektomi 3
– Emboli udara
– Kelainan koagulopati sampai syok
– Kematian
• Anak :
– Hipoksia
– Anemia
– Kematian
Prognosis
• Dengan penanganan yang baik, kematian
ibu dan janin akibat plasenta previa rendah
sekali atau tidak ada sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai