Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN

KASUS
G5P2A2 Gravid 38 Minggu dengan
Tali Pusat Menumbung,
KPD, Presentasi Bokong Kaki,
Inpartu Kala I Fase Aktif
Disusun Oleh : Stevani 112018159

Pembimbing : dr. Vinsensius Harry, Sp.OG


KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RUMAH SAKIT BAYUKARTA KARAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
PERIODE 19 APRIL 2021 – 26 JUNI 2021
BAB I
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS
Nama : Ny. N
Tempat tanggal lahir : Karawang, 02/09/1990
Umur : 30 tahun
Alamat : Karawang Barat
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku bangsa : Sunda
Tanggal masuk RS : 27/05/2021 Pukul 15:00
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada
tanggal 27 Mei 2021 pukul 15:00

Keluhan Utama
G5P2A2 datang rujukan dari bidan dengan tali
pusat menumbung dan presentasi bokong kaki.

Keluhan Tambahan
Keluar air-air dari jalan lahir sejak 30 menit SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh keluar air-air dari jalan lahir sejak jam 14:30, air
yang keluar cukup banyak, dan berwarna keruh.

Keluhan ini disertai perut kencang dan nyeri pada bagian bawah
perut, nyeri dirasa menjalar sampai ke pinggang.

1 jam sebelum masuk RS pasien merasakan mules, dan saat pasien


meneran pasien merasa ada yang keluar melalui jalan lahirnya

Mules dirasakan masih jarang, gerakan janin dirasakan masih aktif.

Keluhan lain seperti pusing, nyeri kepala, mual, muntah,


pandangan kabur, dan nyeri ulu hati tidak dirasakan pasien.
Riwayat Haid
◦ HPHT : 20/08/2020
◦ Taksiran Persalinan : 27/05/2021

◦ Haid Pertama : 12 tahun


◦ Siklus haid : Teratur, 28 hari
◦ Durasi haid : 5-7 hari
◦ Banyaknya haid : 3 pembalut per hari
◦ Nyeri haid : (-)
Riwayat Pernikahan
• Menikah 1 kali pada saat pasien usia 16 tahun.

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


• G5P2A2
• Anak 1 : Abortus pada usia kehamilan 4 bulan. 2008
• Anak 2 : UK 9 bulan/BBL 3000 gr/Partus Normal/Paraji/Laki-laki/2008
• Anak 3 : UK 9 bulan/ BBL 3000 gr/Partus Normal/Bidan/ Perempuan/2013
• Anak 4 : Abortus pada usia kehamilan 1 bulan. 2016
• Anak 5 : Kehamilan ini

Riwayat Antenatal Care


• Pasien rutin melakukan pemeriksaan ANC di Bidan.

Riwayat Keluarga Berencana


• Pasien pernah menggunakan KB suntik 3 bulan pada tahun 2008, kemudian pada tahun 2016 pasien
mengganti metode kb menjadi pil kb. Tahun 2019 pasien berhenti menggunakan KB hingga saat ini.
Riwayat Penyakit Dahulu
• HT (-),DM (-), asma (-), alergi (-),penyakit jantung (-), tumor (-), riw. operasi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• HT (-), DM (-), asma (-), alergi (-), penyakit jantung (-)

Riwayat Sosial Ekonomi


• Pasien seorang ibu rumah tangga, dan suami bekerja sebagai pegawai swasta.
Pasien tinggal bersama suami dan keluarganya.

Riwayat Pribadi
• Merokok (-),minum alkohol (-), jamu-jamuan (-), obat-obatan selama hamil (-)
Pemeriksaan Fisik
◦ Tampak sakit sedang
KU / Tanda Vital ◦ Kepala Status Generalis
Status Generalis

◦ Mata
◦ Compos mentis
◦ Leher Dalam batas
◦ TD : 120/70 mmHg
◦ Thorax (Paru & Jantung) normal
◦ N : 89 x/menit ◦ Abdomen : perut tampak cembung, striae
◦ S : 36.5°C gravidarum (+), TFU : 33 cm, His : 2x10’ (15’’),
DJJ 148 kali/menit
◦ RR : 20 x/menit
◦ Ekstremitas
◦ BB : 79 kg
◦ Genitalia
◦ TB : 160 cm
Status Obstetri PALPASI
 TFU : 33 cm
INSPEKSI
 His : 2x10’(15”)
 Abdomen : perut tampak cembung, striae
 Leopold
gravidarum (+)
I : teraba bagian janin bulat, keras, mudah digerakkan
(kesan kepala)

II : teraba tahanan besar memanjang, keras datar seperti


papan sebelah kiri (kesan punggung) dan teraba bagian
AUSKULTASI
lunak, kecil-kecil, ekstremitas di sisi kanan (kesan
 Denyut jantung janin terdengar paling keras di ekstremitas).

sebelah kiri bawah dengan frekuensi 148 III : teraba bagian janin tidak bulat, lunak, tidak mudah
kali/menit. digerakkan (kesan bokong)

IV : bagian bawah sudah masuk pintu atas panggul (kesan


divergen)
Pemeriksan Ginekologi

Pemeriksaan dalam (vaginal toucher): (dilakukan tanggal 27/05/21 pukul 15.10)

◦ Tampak tali pusat di depan vagina sepanjang 10 cm

◦ Pembukaan : 4 cm

◦ Ketuban : warna keruh

◦ Bagian bawah janin: : presentasi bokong kaki

◦ Penurunan bagian bawah : sudah masuk pintu atas panggul


I.

27/5/2021
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematologi 27-05-2021
Hematologi lengkap
Hb 10.5 11,7-15,5g/uL
Ht 30.6 35-47%
Eritrosit 4.22 3,8-5,2 juta/uL
Leukosit 8410 3600-11000/uL
Trombosit 240000 150000-400000/uL

MCV 72.5 80-100fl


MCH 24.9 26-34pg
MCHC 34.3 32-36g/dL
Kimia Klinik
Glukosa darah (sewaktu) 119 <180mg/dL
I.

27/5/2021

CTG
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Baseline: 147 bpm, variability: 5 (minimal), acceleration absent, late deceleration present.
Kesimpulan: ctg kategori II (ekuivokal atau non reassuring)
Resume
Seorang wanita usia 30 tahun rujukan dari bidan dengan
G5P2A2 gravida 38-39 minggu dengan tali pusat menumbung,
presentasi bokong kaki dan ketuban pecah 30 menit sebelum
masuk RS. Air yang keluar cukup banyak, dan berwarna keruh.
Keluhan ini disertai perut kencang dan nyeri pada bagian bawah
perut, nyeri dirasa menjalar sampai ke pinggang. 1 jam sebelum
masuk RS pasien merasakan mules, dan saat pasien meneran
pasien merasa ada yang keluar melalui jalan lahirnya. Mules
dirasakan masih jarang, gerakan janin dirasakan masih aktif.
Resume
Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/70 mmHg, HR 89x/mnt, RR 20x/mnt,
dan Suhu 36,5 °C.
Pemeriksaan obstetrik didapatkan tinggi fundus uteri 33 cm, his 2x10’(15)”,
dan DJJ 148x/mnt.
Pemeriksaan leopold didapatkan leopold 1 kepala, leopold 2 punggung kiri,
leopold 3 bokong, leopold 4 divergen.
Pemeriksaan dalam tampak tali pusat di depan vagina sepanjang 10 cm,
pembukaan 4 cm, ketuban keruh, bagian bawah janin presentasi bokong kaki.
Pemeriksaan hematologi lengkap Hb 10,5, Ht 30,6.
Pemeriksaan CTG didapatkan ctg kategori II (ekuivokal atau non reassuring).
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Awal : G5P2A2 gravida 38-39 minggu dengan
tali pusat menumbung, KPD, presentasi bokong kaki,
inpartu kala I fase aktif
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Akhir : P3A2 Post SC a/i gawat janin + tali pusat
menumbung + presentasi bokong kaki
Prognosis
Ibu Janin
Qua ad vitam : bonam Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad functionam : bonam Qua ad functionam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : bonam Qua ad sanationam : dubia ad bonam
Penatalaksanan

1. Rencana SC Cito

2. IVFD Rl 500 cc 20 tpm

3. Inj Ceftriaxone 1 gram IV

4. O2 6-8 lpm

5. Posisi tredelenburg

6. Observasi keadaan ibu dan janin

7. Informed Concent kepada pasien dan keluarga tentang keadaan ibu serta janin dan rencana
tindakan.
Follow Up
27/05 S: Pasien selesai tindakan operasi dan dibawa ke ruangan 28/05 S: Nyeri pada bekas luka operasi, mual masih
O: KU CM, TD 110/70 mmHg, Nadi 77 x/menit, Napas 20
(18:00) (08:00) sedikit dirasa, keluhan lain (-)
x/menit, Suhu 36,4C. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
O: KU CM, TD 120/80 mmHg, Nadi 82 x/menit,
uterus baik
Hb Post Op (jam 23:26) : 8,9 g/uL Napas 20 x/menit, Suhu 36,7C. TFU 2 jari
A: P3A2 post SC a/i gawat janin + tali pusat menumbung + dibawah pusat, kontraksi uterus baik
presentasi bokong kaki A: P3A2 post SC a/i gawat janin + tali pusat
P: Observasi KU, TTV dan perdarahan
menumbung + presentasi bokong kaki H-1
IVFD RL 500cc+1 amp oxytocin 15U+1 amp metvel 15U
untuk 20tpm
P: Terapi Lanjut
Ceftriaxone 2 x 1 gram IV
Metronidazole 3x500mg IV
Ketorolac 3 x 30mg IV
Invitec 1 x 4 tab per rectal
Follow Up
29/05 S: Nyeri pada bekas luka operasi 30/05 S: Keluhan sudah tidak ada, pasien
(08:00) (10:00)
berkurang, mual (-) rencana pulang
O: KU CM, TD 110/70 mmHg, Nadi 94 O: KU CM, TD 120/80 mmHg, Nadi
x/menit, Napas 20 x/menit, Suhu
68 x/menit, Napas 20 x/menit,
36,8C.
Suhu 36,5C.
A: P3A2 post SC a/i gawat janin + tali
A: P3A2 post SC a/i gawat janin + tali
pusat menumbung + presentasi
bokong kaki H-2
pusat menumbung + presentasi
P: Metronidazole stop bokong kaki H-3
Terapi lain lanjut P: Pulang
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
PROLAPS TALI
PUSAT
Prolaps Tali Pusat

Prolaps tali pusat  salah satu kasus kegawatdaruratan


dalam bidang obstetri. Prolaps tali pusat merupakan
komplikasi yang jarang terjadi, kurang dari 1 per 200
kelahiran, tetapi dapat mengakibatkan tingginya kematian
janin.
Klasifikasi
Tali pusat terkemuka, bila tali pusat berada di bawah bagian terendah janin dan ketuban
masih intak.
Klasifikasi
Tali pusat menumbung, bila tali pusat keluar melalui ketuban yang sudah pecah, ke
serviks, dan turun ke vagina.
Klasifikasi
Occult prolapse atau tali pusat tersembunyi,tali pusat berada di samping bagian terendah
janin turun ke vagina. Tali pusat dapat teraba atau tidak, ketuban dapat pecah atau tidak.
EPIDEMIOLOGI
Mortalitas terjadinya prolaps tali pusat pada janin sekitar 11-17 %.
Insiden terjadinya prolpas tali pusat adalah 1 : 3000 kelahiran, tali
pusat menumbung kira-kira 1 : 200 kelahiran, tetapi insiden dari
occult prolapse 50% tidak diketahui, antara lain :
- 0,5 % pada presentasi kepala
- 5 % letak sungsang
- 15 % pada presentasi kaki
- 20 % letak lintang
ETIOLOGI
presentasi abnormal  letak lintang, letak sungsang, presentasi muka atau dahi,
presentasi ganda.
Keadaan presentasi janin masih tinggi atau belum masuk PAP multiparitas,
prematuritas dan panggul sempit.
Polihidramnion  air ketuban keluar sering disertai disertai prolaps tali pusat
Tumor panggul  menganggu masuknya bag. Terendah janin
Kehamilan ganda, prolaps tali pusat sering terjadi saat melahirkan bayi yang kedua
Tali pusat terlalu panjang (>75 cm)
Plasenta letak rendah, solusio plasenta
Ketuban pecah dini
Amniotomi
Patofisiologi
Etiologi Prolaps Tali Pusat

Prolaps tali Pusat

Obstruksi Lengkap Tali Pusat Obstruksi Sebagian Tali Pusat

Obstruksi Penutupan vena umbilikal


Obstruksi Hilang
Menetap mendahului arteri umbilikal
DJJ Kembali Deselerasi DJJ
Normal Hipovolemi
Hipoksia
Akselerasi DJJ
Kematian Janin
Diagnosis
Melihat tali pusat keluar dari introitus vagina

Teraba secara kebetulan tali pusat pada waktu pemeriksaan dalam

Auskultasi terdengar DJJ irregular sering dengan bradikardi yg jelas


terutama berhubungan dengan kontraksi uterus
Monitoring denyut jantung janin yang berkesinambungan memperlihatkan
adanya deselerasi variable
Tekanan pada bagian terendah janin oleh manipulasi eksterna terhadap
PAP menyebabkan penurunan detak jantung tiba2 yang menandakan
kompresi tali pusat
Dapat juga ditegakkan dengan USG Doppler.
Gambaran USG Color Doppler Prolaps
Tali Pusat
Prognosis
 Kematian perinatal sekitar 20-30%
 Prognosis bergantung pada beberapa faktor :
1.Angka kematian bayi premature dengan prolapse tali pusat
4x lebih tinggi dari bayi aterm
2.Bila gawat janin disertai detak jantung yang abnormal,cairan
meconium, pulsasi tali pusat lemah prognosis buruk
3.Diagnosis prolapse tali pusat dini memperbaiki prognosis.
Penatalaksanaan
Upaya-upaya sebelum tindakan pengakhiran kehamilan :

Memposisikan ibu untuk menungging (knee-chest position)


atau posisi trendelenburg
Mendorong bagian terendah janin ke kranial
Memantau terus denyut jantung janin dan pulsasi tali pusat
Resusitasi intrauterine melalui oksigenasi pada ibu
KETUBAN PECAH
DINI
KETUBAN PECAH DINI

KPD adalah pecahnya ketuban


sebelum waktu melahirkan yang
terjadi pada saat akhir
kehamilan maupun jauh
sebelumnya.
EPIDEMIOLOGI
◦ Prevalensi KPD berkisar antara 3-18% dari seluruh kehamilan
◦ Pada aterm 8-10 % dan preterm 30-40%
◦ 32% rasio KPD berulang
◦ Komplikasi pada ibu seperti korioamnionitis pada 30% dari kasus
KPD, solusio plasenta pada 4-7% kasus
◦ Komplikasi pada janin: prematuritas pada 80% kasus KPD preterm
sedangkan insiden sepsis neonatus 1 dari 500 bayi dan 2-4% pada
KPD lebih dari 24 jam.
ETIOLOGI
Infeksi
Defisiensi vitamin C
Faktor Selaput Ketuban
Faktor umur dan paritas
Faktor tingkat sosial dan ekonomi
Faktor lain
PATOFISIOLOGI
Keutuhan dari selaput
ketuban tetap terjadi
Saat mendekati persalinan keseimbangan
selama masa kehamilan
tersebut akan bergeser, yaitu didapatkan Menyebabkan terjadinya degradasi
oleh karena aktivitas
kadar MMP yang meningkat dan matriks ekstraseluler selaput ketuban.
MMP yang rendah dan
penurunan yang tajam dari TIMP
konsentrasi TIMP yang
relative lebih tinggi.

- Penurunan jumlah
jaringan kolagen
Kontraksi uterus dan
Melemahnya selaput Pecahnya selaput - Terganggunya struktur
peregangan yang
ketuban ketuban kolagen
berulang
- Peningkatan aktivitas
kolagenolitik.

40
Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dengan spekulum
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
● Merasa basah pada vagina atau ● Uterus lunak dan tidak adanya nyeri
mengeluarkan cairan yang banyak tekan.
berwarna putih jernih, keruh, hijau, atau ● Tinggi fundus harus diukur dan
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus dibandingkan dengan tinggi yang
banyak, secara tiba-tiba dari jalan lahir. diharapkan menurut hari pertama haid
● Keluhan tersebut dapat disertai dengan terakhir.
demam jika sudah ada infeksi. ● Palpasi abdomen memberikan perkiraan
ukuran janin dan presentasi.

Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan Penunjang


● Untuk menentukan penipisan dan dilatasi ● Dengan tes lakmus, cairan amnion akan mengubah
serviks. kertas lakmus merah menjadi biru.
● Mengindentifikasikan bagian presentasi janin ● Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat >
dan menyingkirkan kemungkinan prolaps tali 15.000 /mm3 kemungkinan ada infeksi.
pusat. ● USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia
kehamilan, letak janin, letak plasenta, gradasi
plasenta serta jumlah air ketuban.

42
Pemeriksaan dengan Spekulum
● Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD untuk mengambil sampel cairan
ketuban di forniks posterior dan mengambil sampel cairan untuk kultur dan
pemeriksaan bakteriologis.

Tiga tanda penting yang berkaitan dengan ketuban pecah dini adalah :
● Pooling : Kumpulan cairan amnion pada fornix posterior.
● Nitrazine Test : Kertas nitrazin merah akan jadi biru.
● Ferning : Cairan dari fornix posterior di tempatkan pada objek
glass dan didiamkan dan cairan amnion tersebut akan
memberikan gambaran seperti daun pakis.

43
Prognosis
Prognosis pada ketuban pecah dini sangat bervariatif
tergantung pada :
◦ Usia kehamilan.
◦ Adanya infeksi / sepsis.
◦ Faktor resiko / penyebab.
◦ Ketepatan diagnosis awal dan penatalaksanaan
TATALAKSANA KONSERVATIF
Usia Gestasi 32-<37 minggu
Non Infeksi Infeksi
Belum INPARTU: 1. beri antibiotik
1. beri kortikosteroid 2. Beri kortikosteroid
2. observasi tanda-tanda infeksi dan 3. lakukan induksi sesudah 24 jam.
kesejahteraan janin
3. Terminasi pada kehamilan 37 minggu
INPARTU: 1. beri antibiotik
1. berikan tokolitik (salbutamol), 2. Beri kortikosteroid
2. Deksametason 3. lakukan induksi sesudah 24 jam.
3. induksi sesudah 24 jam.
TATALAKSANA AKTIF
◦ Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal
pikirkan seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50µg
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
◦ Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotik dosis tinggi dan
persalinan diakhiri jika :
- Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian
induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
- Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
LETAK SUNGSANG
LETAK SUNGSANG

Letak sungsang merupakan


keadaan di mana janin terletak
memanjang/ membujur dengan
kepala di fundus uteri dan
bokong di bagian bawah kavum
uteri.
Klasifikasi
Presentasi bokong murni (frank breech)

Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech)

Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling)
Epidemiologi
◦ Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari
seluruh persalinan tunggal
◦ 16% kejadian letak sungsang pada usia kehamilan 32
minggu, menurun hingga 7% pada usia kehamilan 38
minggu dan 5% pada usia kehamilan 40 minggu.
◦ Letak sungsang banyak terdapat pada kehamilan muda dan
lebih banyak pada primigravida.
◦ Kematian anak pada letak sungsang kurang lebih 14%.
Etiologi
◦ Prematuritas
◦ Multiparitas
◦ Kehamilan kembar
◦ Polihidramnion
◦ Hidrosefalus
◦ Panggul sempit
◦ Kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi)
seperti uterus bikornus, uterus berseptum, kelemahan dinding uterus akibat
multiparitas, dan adanya tumor uterus.
◦ Plasenta previa
Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus.

Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak
lintang.

Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang.

Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka
bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Diagnosis
◦ Anamnesis
Seringkali wanita menyatakan lebih terasa penuh di sebelah atas dan gerakan
terasa lebih banyak di bagian bawah
◦ Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Luar
Leopold
Leopold I: Kepala
Leopold II: Punggung ka/ki
Leopold III: Bokong

Pemeriksaan Dalam
• Teraba sacrum
• Teraba alat kelamin
• Presentasi bokong sempurna teraba kedua kaki
• Presentasi bokong tdk sempurna teraba 1 kaki disamping bokong
Pemeriksaan Penunjang
USG
MRI
Rontgen
Prognosis
◦ Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih
tinggi dibandingkan letak kepala.
◦ Sebab kematian perinatal yang terpenting akibat terjepitnya
tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala
memasuki rongga panggul, serta akibat retraksi uterus yang
dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir.
◦ Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit dilahirkan
akan membahayakan kehidupan janin.
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Antepartum
◦ Apabila telah ditegakkan diagnosis sungsang, seorang ibu harus diobservasi apakah terjadi versi spontan menjadi
presentasi kepala.
◦ Apabila posisi sungsang tetap bertahan diatas usia kehamilan 36 minggu maka perlu dipertimbangkan untuk dilakukan
versi luar.
Versi Luar
Indikasi dilakukannya versi luar
Kontraindikasi dilakukannya versi
Versi luar merupakan luar :
1. Letak lintang pada kehamilan
suatu tindakan untuk
lebih dari 34 minggu
mengubah letak janin Komplikasi
1. Kepala sudahdilakukannya versi
masuk pintu atas
2. Letak sungsang pada kehamilan
dalam rahim yang luarpanggul
:
lebih dari 36 minggu
dikerjakan dari luar 1. Solusio plasenta
2. Oligohidroamnion
melalui dinding abdomen. 2. Ruptura
3. Plasentauteri
previa
Syarat dilakukannya versi luar :
3. Emboli
4. Anomali cairan amnion
uterus
4. Kelahiran
5. preterm
Gestasi multipel
3. Pada letak sungsang, bagian
5. Gawat
6. Ketubanjanin
pecah sebelum waktunya.
Versi Dalam terendah bayi masih dapat
6. Lilitan tali pusat pada uterus
7. Riwayat operasi
dimobilisasi
7. Ketuban pecah(miomektomi atau
sebelumnya
sudah jarang dilakukan 4. Bunyi jantung janin baik
metroplasti).
karena tingginya 5. Ketuban belum pecah
8. Suspek malformasi kongenital
morbiditas dan mortalitas 6. Pada persalinan, pembukaan
atau abnormalitas (IUGR)
janin dan ibu sehubungan serviks kurang dari 3 cm
dengan prosedur yang
digunakan.
Penatalaksanaan
B. Penatalaksanaan Selama Persalinan Spontan
Bracht 1. Persalinan Pervaginam

Indikasi :
 Berat janin < 3500
(primi), < 4000 (multi)
 Tidak ada penyulit Cara
pertolongan
lain. partus songsang

Partial
Full
Exrtraction/
Manual Aid Extraction

Melahirkan Melahirkan
Bahu Kepala

 Muller
 Klasik  Mauriceau
 Lovset
Manuver Bracht Kerugian Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua
persalinan letak sungsang dapat dipimpin secara Bracht.
Keuntungan pertolongan secara Bracht adalah tangan Terutama terjadi pada keadaan panggul sempit, janin besar,
penolong sama sekali tidak masuk ke dalam jalan lahir jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan
sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi menjungkit atau menunjuk.

Teknik:

 Setelah bokong lahir, bokong dan paha janin dicekam dengan kedua tangan,
sedemikan sehingga kedua ibu jari + sejajar pada pangkal paha dan 4 jari
lainnya menggenggam bokong disertai ekspresi kristeller oleh pembantu.
 Setelah ujung tulang scapula lahir, bokong diarahkan keatas perut itu untuk
menambah lordose. Tidak boleh melakukan tarikan pada janin karena lengan
dapat menjungkit ke atas. Ekspresi dari luar tetap.
 Bokong tetap diarahkan ke perut ibu, hingga kedua lengan lahir.
 Ekspresi dari luar tetap, hingga mulut dan hidung bayi tampak dari vulva. Sisa
kepala dilahirkan dengan mengarahkan punggung bayi ke perut ibu.
Partial Extraction/ Manual Aid
Indikasi: gagal dengan cara Bracht  Tahap pertama : lahirnya bokong sampai pusar yang
dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
 Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai
Teknik:
tenaga penolong.

Cara Melahirkan
Bahu: Cara Melahirkan
Kepala:
Muller
Lovset Mauriceau
Klasik
Cara Melahirkan Bahu:
Teknik: Muller
Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan kedua ibu jari sejajar sakrum
anak dan jari lain pada lipat paha. Tali pusat dilahirkan dengan dikendurkan.
Tubuh anak ditarik curam ke bawah (mendekati vertikal) supaya seluruh gelang
bahu anak masuk di PAP, sampai anak nampak di vulva di bawah simfisis.
Biasanya siku dan lengan lahir sendiri bersama bahu. Bila tidak, lengan
dilahirkan dengan cara klasik.
Untuk melahirkan lengan belakang, maka kedua kaki dipegang dengan jari
telunjuk di antara kedua kaki, dinaikkan setinggi-tingginya sehingga bahu dan
lengan belakang lahir dengan mudah.
Teknik: Lovset
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua
tangan.
Putar bayi 180 ⁰ sambil Tarik ke bawah dengan lengan bayi yang
terjungkit ke arah petunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan
posterior verada di bawah simfisis.
Bantu lahir dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta
menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan
fleksi dan lengan depan lahir.
Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180 ⁰ ke arah yang
berlawanan ke kiri / kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang
menjadi lengan depan dan lahir di depan.
Teknik: Klasik
Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan
kedua ibu jari sejajar sakrum anak dan jari lain dilipat
paha anak, kemudian dilakukan interokfleksi dan
lordose.
Kedua kaki dibawa sejauh mungkin kearah kanan
bawah. Dengan jari tengah dan jari telunjuk sebagai
bidai lengan bayi.
Cara Melahirkan Kepala :
Teknik: Mauriceau
Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina.
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi
seolah-olah menunggang kuda.
Letakkan jari telunjuk dan jari manis di maxila bayi dan jari
tengah di dalam mulut bayi.
Tangan kanan bayi memegang atau mencengkam tengkuk
bahyu bayi dan jari tengah mendorong oksipital sehingga
kepala menjadi fleksi.
Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati,
tariklah kepala dengan gerakan memutar sesuai dengan jalan
lahir.
Full Extraction
dilakukan bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau
memperingan kala II
Penatalaksanaan
2. Seksio Sesaria
Persalinan Pervaginam Seksio Sesaria

Indikasi : - Letak sungsang bokong murni - Berat janin >3500 gr atau <1500 gr

 Panggul sempit - Umur kehamilan >=34 minggu - Ukuran pelvis yang sempit atau
 Berat janin > perbatasan
3500 (primi), >
- Taksiran berat badan janin 2000 – - Kepala janin yang defleksi atau
4000 (multi)
3500 gr hiperekstensi
 Tali pusat
menumbung - Kepala janin fleksi - Pecah ketuban yang lama

- Ukuran pelvis yang memadai - Bagian bawah janin yang tidak


engaged

- Tidak ada indikasi ibu maupun anak - Primi tua


untuk seksio sesaria

- Janin yang prematur (umur


kehamilan 25-34 minggu)

- Presentasi kaki
Prosedur Persalinan Perabdominan / Sectio Caesarea
Skor Zachtuchni Andros
Parameter Nilai
0 1 2
≤3 : persalinan
Paritas Primi multi - perabdominam

Pernah letak Tidak 1 kali 2 kali 4 : evaluasi kembali secara


sungsang cermat, khususnya berat
badan janin, bila nilai tetap
TBJ > 3650 g 3649-3176 g < 3176 g dapat dilahirkan pervaginam.

Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu > 5 : dilahirkan pervaginam.
Station < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan 2 cm 3 cm 4 cm
serviks
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. N yang berusia 30 tahun datang
dirujuk oleh bidan dengan G5P2A2 gravida 38-39 minggu dengan tali pusat
menumbung, presentasi bokong kaki dan ketuban pecah 30 menit sebelum masuk
RS. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
maka didapatkan G5P2A2 gravida 38-39 minggu dengan tali pusat menumbung,
KPD, presentasi bokong kaki, inpartu kala I fase aktif. Pada pasien ini dilakukan
tindakan Sectio Caesarea segera dengan tujuan menyelamatkan janin.
Diagnosis akhir pada pasien ini adalah P3A2 Post SC a/i gawat janin + tali pusat
menumbung + presentasi bokong kaki. Secara umum penegakkan diagnosis maupun
penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat dan sesuai dengan teori.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai