KASUS
G5P2A2 Gravid 38 Minggu dengan
Tali Pusat Menumbung,
KPD, Presentasi Bokong Kaki,
Inpartu Kala I Fase Aktif
Disusun Oleh : Stevani 112018159
Keluhan Utama
G5P2A2 datang rujukan dari bidan dengan tali
pusat menumbung dan presentasi bokong kaki.
Keluhan Tambahan
Keluar air-air dari jalan lahir sejak 30 menit SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh keluar air-air dari jalan lahir sejak jam 14:30, air
yang keluar cukup banyak, dan berwarna keruh.
Keluhan ini disertai perut kencang dan nyeri pada bagian bawah
perut, nyeri dirasa menjalar sampai ke pinggang.
Riwayat Pribadi
• Merokok (-),minum alkohol (-), jamu-jamuan (-), obat-obatan selama hamil (-)
Pemeriksaan Fisik
◦ Tampak sakit sedang
KU / Tanda Vital ◦ Kepala Status Generalis
Status Generalis
◦ Mata
◦ Compos mentis
◦ Leher Dalam batas
◦ TD : 120/70 mmHg
◦ Thorax (Paru & Jantung) normal
◦ N : 89 x/menit ◦ Abdomen : perut tampak cembung, striae
◦ S : 36.5°C gravidarum (+), TFU : 33 cm, His : 2x10’ (15’’),
DJJ 148 kali/menit
◦ RR : 20 x/menit
◦ Ekstremitas
◦ BB : 79 kg
◦ Genitalia
◦ TB : 160 cm
Status Obstetri PALPASI
TFU : 33 cm
INSPEKSI
His : 2x10’(15”)
Abdomen : perut tampak cembung, striae
Leopold
gravidarum (+)
I : teraba bagian janin bulat, keras, mudah digerakkan
(kesan kepala)
sebelah kiri bawah dengan frekuensi 148 III : teraba bagian janin tidak bulat, lunak, tidak mudah
kali/menit. digerakkan (kesan bokong)
◦ Pembukaan : 4 cm
27/5/2021
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hematologi 27-05-2021
Hematologi lengkap
Hb 10.5 11,7-15,5g/uL
Ht 30.6 35-47%
Eritrosit 4.22 3,8-5,2 juta/uL
Leukosit 8410 3600-11000/uL
Trombosit 240000 150000-400000/uL
27/5/2021
CTG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Baseline: 147 bpm, variability: 5 (minimal), acceleration absent, late deceleration present.
Kesimpulan: ctg kategori II (ekuivokal atau non reassuring)
Resume
Seorang wanita usia 30 tahun rujukan dari bidan dengan
G5P2A2 gravida 38-39 minggu dengan tali pusat menumbung,
presentasi bokong kaki dan ketuban pecah 30 menit sebelum
masuk RS. Air yang keluar cukup banyak, dan berwarna keruh.
Keluhan ini disertai perut kencang dan nyeri pada bagian bawah
perut, nyeri dirasa menjalar sampai ke pinggang. 1 jam sebelum
masuk RS pasien merasakan mules, dan saat pasien meneran
pasien merasa ada yang keluar melalui jalan lahirnya. Mules
dirasakan masih jarang, gerakan janin dirasakan masih aktif.
Resume
Pada pemeriksaan didapatkan TD 120/70 mmHg, HR 89x/mnt, RR 20x/mnt,
dan Suhu 36,5 °C.
Pemeriksaan obstetrik didapatkan tinggi fundus uteri 33 cm, his 2x10’(15)”,
dan DJJ 148x/mnt.
Pemeriksaan leopold didapatkan leopold 1 kepala, leopold 2 punggung kiri,
leopold 3 bokong, leopold 4 divergen.
Pemeriksaan dalam tampak tali pusat di depan vagina sepanjang 10 cm,
pembukaan 4 cm, ketuban keruh, bagian bawah janin presentasi bokong kaki.
Pemeriksaan hematologi lengkap Hb 10,5, Ht 30,6.
Pemeriksaan CTG didapatkan ctg kategori II (ekuivokal atau non reassuring).
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Awal : G5P2A2 gravida 38-39 minggu dengan
tali pusat menumbung, KPD, presentasi bokong kaki,
inpartu kala I fase aktif
DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis Akhir : P3A2 Post SC a/i gawat janin + tali pusat
menumbung + presentasi bokong kaki
Prognosis
Ibu Janin
Qua ad vitam : bonam Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad functionam : bonam Qua ad functionam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : bonam Qua ad sanationam : dubia ad bonam
Penatalaksanan
1. Rencana SC Cito
4. O2 6-8 lpm
5. Posisi tredelenburg
7. Informed Concent kepada pasien dan keluarga tentang keadaan ibu serta janin dan rencana
tindakan.
Follow Up
27/05 S: Pasien selesai tindakan operasi dan dibawa ke ruangan 28/05 S: Nyeri pada bekas luka operasi, mual masih
O: KU CM, TD 110/70 mmHg, Nadi 77 x/menit, Napas 20
(18:00) (08:00) sedikit dirasa, keluhan lain (-)
x/menit, Suhu 36,4C. TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi
O: KU CM, TD 120/80 mmHg, Nadi 82 x/menit,
uterus baik
Hb Post Op (jam 23:26) : 8,9 g/uL Napas 20 x/menit, Suhu 36,7C. TFU 2 jari
A: P3A2 post SC a/i gawat janin + tali pusat menumbung + dibawah pusat, kontraksi uterus baik
presentasi bokong kaki A: P3A2 post SC a/i gawat janin + tali pusat
P: Observasi KU, TTV dan perdarahan
menumbung + presentasi bokong kaki H-1
IVFD RL 500cc+1 amp oxytocin 15U+1 amp metvel 15U
untuk 20tpm
P: Terapi Lanjut
Ceftriaxone 2 x 1 gram IV
Metronidazole 3x500mg IV
Ketorolac 3 x 30mg IV
Invitec 1 x 4 tab per rectal
Follow Up
29/05 S: Nyeri pada bekas luka operasi 30/05 S: Keluhan sudah tidak ada, pasien
(08:00) (10:00)
berkurang, mual (-) rencana pulang
O: KU CM, TD 110/70 mmHg, Nadi 94 O: KU CM, TD 120/80 mmHg, Nadi
x/menit, Napas 20 x/menit, Suhu
68 x/menit, Napas 20 x/menit,
36,8C.
Suhu 36,5C.
A: P3A2 post SC a/i gawat janin + tali
A: P3A2 post SC a/i gawat janin + tali
pusat menumbung + presentasi
bokong kaki H-2
pusat menumbung + presentasi
P: Metronidazole stop bokong kaki H-3
Terapi lain lanjut P: Pulang
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
PROLAPS TALI
PUSAT
Prolaps Tali Pusat
- Penurunan jumlah
jaringan kolagen
Kontraksi uterus dan
Melemahnya selaput Pecahnya selaput - Terganggunya struktur
peregangan yang
ketuban ketuban kolagen
berulang
- Peningkatan aktivitas
kolagenolitik.
40
Diagnosis
Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dengan spekulum
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan penunjang
Anamnesis Pemeriksaan Fisik
● Merasa basah pada vagina atau ● Uterus lunak dan tidak adanya nyeri
mengeluarkan cairan yang banyak tekan.
berwarna putih jernih, keruh, hijau, atau ● Tinggi fundus harus diukur dan
kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus dibandingkan dengan tinggi yang
banyak, secara tiba-tiba dari jalan lahir. diharapkan menurut hari pertama haid
● Keluhan tersebut dapat disertai dengan terakhir.
demam jika sudah ada infeksi. ● Palpasi abdomen memberikan perkiraan
ukuran janin dan presentasi.
42
Pemeriksaan dengan Spekulum
● Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD untuk mengambil sampel cairan
ketuban di forniks posterior dan mengambil sampel cairan untuk kultur dan
pemeriksaan bakteriologis.
Tiga tanda penting yang berkaitan dengan ketuban pecah dini adalah :
● Pooling : Kumpulan cairan amnion pada fornix posterior.
● Nitrazine Test : Kertas nitrazin merah akan jadi biru.
● Ferning : Cairan dari fornix posterior di tempatkan pada objek
glass dan didiamkan dan cairan amnion tersebut akan
memberikan gambaran seperti daun pakis.
43
Prognosis
Prognosis pada ketuban pecah dini sangat bervariatif
tergantung pada :
◦ Usia kehamilan.
◦ Adanya infeksi / sepsis.
◦ Faktor resiko / penyebab.
◦ Ketepatan diagnosis awal dan penatalaksanaan
TATALAKSANA KONSERVATIF
Usia Gestasi 32-<37 minggu
Non Infeksi Infeksi
Belum INPARTU: 1. beri antibiotik
1. beri kortikosteroid 2. Beri kortikosteroid
2. observasi tanda-tanda infeksi dan 3. lakukan induksi sesudah 24 jam.
kesejahteraan janin
3. Terminasi pada kehamilan 37 minggu
INPARTU: 1. beri antibiotik
1. berikan tokolitik (salbutamol), 2. Beri kortikosteroid
2. Deksametason 3. lakukan induksi sesudah 24 jam.
3. induksi sesudah 24 jam.
TATALAKSANA AKTIF
◦ Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal
pikirkan seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50µg
intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
◦ Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotik dosis tinggi dan
persalinan diakhiri jika :
- Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian
induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
- Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
LETAK SUNGSANG
LETAK SUNGSANG
Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki (incomplete or footling)
Epidemiologi
◦ Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari
seluruh persalinan tunggal
◦ 16% kejadian letak sungsang pada usia kehamilan 32
minggu, menurun hingga 7% pada usia kehamilan 38
minggu dan 5% pada usia kehamilan 40 minggu.
◦ Letak sungsang banyak terdapat pada kehamilan muda dan
lebih banyak pada primigravida.
◦ Kematian anak pada letak sungsang kurang lebih 14%.
Etiologi
◦ Prematuritas
◦ Multiparitas
◦ Kehamilan kembar
◦ Polihidramnion
◦ Hidrosefalus
◦ Panggul sempit
◦ Kelainan uterus (seperti fibroid) dan kelainan bentuk uterus (malformasi)
seperti uterus bikornus, uterus berseptum, kelemahan dinding uterus akibat
multiparitas, dan adanya tumor uterus.
◦ Plasenta previa
Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan
dalam uterus.
Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih
banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian
janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak
lintang.
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air
ketuban relatif berkurang.
Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka
bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan
kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus.
Diagnosis
◦ Anamnesis
Seringkali wanita menyatakan lebih terasa penuh di sebelah atas dan gerakan
terasa lebih banyak di bagian bawah
◦ Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Luar
Leopold
Leopold I: Kepala
Leopold II: Punggung ka/ki
Leopold III: Bokong
Pemeriksaan Dalam
• Teraba sacrum
• Teraba alat kelamin
• Presentasi bokong sempurna teraba kedua kaki
• Presentasi bokong tdk sempurna teraba 1 kaki disamping bokong
Pemeriksaan Penunjang
USG
MRI
Rontgen
Prognosis
◦ Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih
tinggi dibandingkan letak kepala.
◦ Sebab kematian perinatal yang terpenting akibat terjepitnya
tali pusat antara kepala dan panggul pada waktu kepala
memasuki rongga panggul, serta akibat retraksi uterus yang
dapat menyebabkan lepasnya plasenta sebelum kepala lahir.
◦ Kelahiran kepala janin yang lebih lama dari 8 menit dilahirkan
akan membahayakan kehidupan janin.
Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Antepartum
◦ Apabila telah ditegakkan diagnosis sungsang, seorang ibu harus diobservasi apakah terjadi versi spontan menjadi
presentasi kepala.
◦ Apabila posisi sungsang tetap bertahan diatas usia kehamilan 36 minggu maka perlu dipertimbangkan untuk dilakukan
versi luar.
Versi Luar
Indikasi dilakukannya versi luar
Kontraindikasi dilakukannya versi
Versi luar merupakan luar :
1. Letak lintang pada kehamilan
suatu tindakan untuk
lebih dari 34 minggu
mengubah letak janin Komplikasi
1. Kepala sudahdilakukannya versi
masuk pintu atas
2. Letak sungsang pada kehamilan
dalam rahim yang luarpanggul
:
lebih dari 36 minggu
dikerjakan dari luar 1. Solusio plasenta
2. Oligohidroamnion
melalui dinding abdomen. 2. Ruptura
3. Plasentauteri
previa
Syarat dilakukannya versi luar :
3. Emboli
4. Anomali cairan amnion
uterus
4. Kelahiran
5. preterm
Gestasi multipel
3. Pada letak sungsang, bagian
5. Gawat
6. Ketubanjanin
pecah sebelum waktunya.
Versi Dalam terendah bayi masih dapat
6. Lilitan tali pusat pada uterus
7. Riwayat operasi
dimobilisasi
7. Ketuban pecah(miomektomi atau
sebelumnya
sudah jarang dilakukan 4. Bunyi jantung janin baik
metroplasti).
karena tingginya 5. Ketuban belum pecah
8. Suspek malformasi kongenital
morbiditas dan mortalitas 6. Pada persalinan, pembukaan
atau abnormalitas (IUGR)
janin dan ibu sehubungan serviks kurang dari 3 cm
dengan prosedur yang
digunakan.
Penatalaksanaan
B. Penatalaksanaan Selama Persalinan Spontan
Bracht 1. Persalinan Pervaginam
Indikasi :
Berat janin < 3500
(primi), < 4000 (multi)
Tidak ada penyulit Cara
pertolongan
lain. partus songsang
Partial
Full
Exrtraction/
Manual Aid Extraction
Melahirkan Melahirkan
Bahu Kepala
Muller
Klasik Mauriceau
Lovset
Manuver Bracht Kerugian Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua
persalinan letak sungsang dapat dipimpin secara Bracht.
Keuntungan pertolongan secara Bracht adalah tangan Terutama terjadi pada keadaan panggul sempit, janin besar,
penolong sama sekali tidak masuk ke dalam jalan lahir jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan
sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya infeksi menjungkit atau menunjuk.
Teknik:
Setelah bokong lahir, bokong dan paha janin dicekam dengan kedua tangan,
sedemikan sehingga kedua ibu jari + sejajar pada pangkal paha dan 4 jari
lainnya menggenggam bokong disertai ekspresi kristeller oleh pembantu.
Setelah ujung tulang scapula lahir, bokong diarahkan keatas perut itu untuk
menambah lordose. Tidak boleh melakukan tarikan pada janin karena lengan
dapat menjungkit ke atas. Ekspresi dari luar tetap.
Bokong tetap diarahkan ke perut ibu, hingga kedua lengan lahir.
Ekspresi dari luar tetap, hingga mulut dan hidung bayi tampak dari vulva. Sisa
kepala dilahirkan dengan mengarahkan punggung bayi ke perut ibu.
Partial Extraction/ Manual Aid
Indikasi: gagal dengan cara Bracht Tahap pertama : lahirnya bokong sampai pusar yang
dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri.
Tahap kedua : lahirnya bahu dan lengan yang memakai
Teknik:
tenaga penolong.
Cara Melahirkan
Bahu: Cara Melahirkan
Kepala:
Muller
Lovset Mauriceau
Klasik
Cara Melahirkan Bahu:
Teknik: Muller
Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan kedua ibu jari sejajar sakrum
anak dan jari lain pada lipat paha. Tali pusat dilahirkan dengan dikendurkan.
Tubuh anak ditarik curam ke bawah (mendekati vertikal) supaya seluruh gelang
bahu anak masuk di PAP, sampai anak nampak di vulva di bawah simfisis.
Biasanya siku dan lengan lahir sendiri bersama bahu. Bila tidak, lengan
dilahirkan dengan cara klasik.
Untuk melahirkan lengan belakang, maka kedua kaki dipegang dengan jari
telunjuk di antara kedua kaki, dinaikkan setinggi-tingginya sehingga bahu dan
lengan belakang lahir dengan mudah.
Teknik: Lovset
Setelah bokong dan kaki bayi lahir, pegang pinggul bayi dengan kedua
tangan.
Putar bayi 180 ⁰ sambil Tarik ke bawah dengan lengan bayi yang
terjungkit ke arah petunjuk jari tangan yang menjungkit, sehingga lengan
posterior verada di bawah simfisis.
Bantu lahir dengan memasukkan satu atau dua jari pada lengan atas serta
menarik tangan ke bawah melalui dada sehingga siku dalam keadaan
fleksi dan lengan depan lahir.
Untuk melahirkan lengan kedua, putar kembali 180 ⁰ ke arah yang
berlawanan ke kiri / kanan sambil ditarik sehingga lengan belakang
menjadi lengan depan dan lahir di depan.
Teknik: Klasik
Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan
kedua ibu jari sejajar sakrum anak dan jari lain dilipat
paha anak, kemudian dilakukan interokfleksi dan
lordose.
Kedua kaki dibawa sejauh mungkin kearah kanan
bawah. Dengan jari tengah dan jari telunjuk sebagai
bidai lengan bayi.
Cara Melahirkan Kepala :
Teknik: Mauriceau
Masukkan tangan kiri penolong ke dalam vagina.
Letakkan badan bayi di atas tangan kiri sehingga badan bayi
seolah-olah menunggang kuda.
Letakkan jari telunjuk dan jari manis di maxila bayi dan jari
tengah di dalam mulut bayi.
Tangan kanan bayi memegang atau mencengkam tengkuk
bahyu bayi dan jari tengah mendorong oksipital sehingga
kepala menjadi fleksi.
Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati,
tariklah kepala dengan gerakan memutar sesuai dengan jalan
lahir.
Full Extraction
dilakukan bila ada indikasi mengakhiri persalinan atau
memperingan kala II
Penatalaksanaan
2. Seksio Sesaria
Persalinan Pervaginam Seksio Sesaria
Indikasi : - Letak sungsang bokong murni - Berat janin >3500 gr atau <1500 gr
Panggul sempit - Umur kehamilan >=34 minggu - Ukuran pelvis yang sempit atau
Berat janin > perbatasan
3500 (primi), >
- Taksiran berat badan janin 2000 – - Kepala janin yang defleksi atau
4000 (multi)
3500 gr hiperekstensi
Tali pusat
menumbung - Kepala janin fleksi - Pecah ketuban yang lama
- Presentasi kaki
Prosedur Persalinan Perabdominan / Sectio Caesarea
Skor Zachtuchni Andros
Parameter Nilai
0 1 2
≤3 : persalinan
Paritas Primi multi - perabdominam
Usia kehamilan > 39 minggu 38 minggu < 37 minggu > 5 : dilahirkan pervaginam.
Station < -3 -2 -1 atau >
Pembukaan 2 cm 3 cm 4 cm
serviks
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny. N yang berusia 30 tahun datang
dirujuk oleh bidan dengan G5P2A2 gravida 38-39 minggu dengan tali pusat
menumbung, presentasi bokong kaki dan ketuban pecah 30 menit sebelum masuk
RS. Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang,
maka didapatkan G5P2A2 gravida 38-39 minggu dengan tali pusat menumbung,
KPD, presentasi bokong kaki, inpartu kala I fase aktif. Pada pasien ini dilakukan
tindakan Sectio Caesarea segera dengan tujuan menyelamatkan janin.
Diagnosis akhir pada pasien ini adalah P3A2 Post SC a/i gawat janin + tali pusat
menumbung + presentasi bokong kaki. Secara umum penegakkan diagnosis maupun
penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat dan sesuai dengan teori.
TERIMA KASIH