Anda di halaman 1dari 11

REFLEKSI KASUS

Oligohidramnion
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Obsertri dan Ginekologi
Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Diajukan Kepada Yth :


dr. Alfun Dhiya An, Sp.OG, M.Kes
Disusun Oleh :
Pizza Dwi Antika S
20154012033

BAGIAN STASE OBSERTRI DAN GINEKOLOGI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017
BAB I
LAPORAN KASUS
I Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 24 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat :Tukangan rt 25/05 tegalpanggung danurejan yogyakarta
MRS : 27-12-2016
II Anamnesa
Keluhan Utama : Hamil lewat hpl
Riwayat Pernyakit S eka rang
Seorang perempuan G1P0A0 datang ke poliklinik kebidanan RS PKU
Muhammadiyah Gamping dengan keluhan hamil lewat bulan dan kencang-
kencang masih jarang.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Alergi (-), hipertensi (-), DM (-), Asma (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
- Alergi (-), hipertensi (-), DM (-), Asma (-)
Riwayat Menstruasi :
- Menarche : 13 tahun
- Lama menstruasi : 7 hari
- Ganti pembalut dalam 1 hari : 4 kali
- HPMT : 19 03 2015
- Hari Perkiraan Lahir : 26 12 - 2016

Riwayat Obstretri :
N Tahun UK Jenis Penyulit JK/BB Keadaan anak
O Partus Persalinan sekarang
1. H1

Riwayat KB
(-)
III Pemeriksaa Fisik
Status Generalis
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Vitas sign
TD : 118/76 mmHg Pernafasan : 20 x/mnt
Nadi : 82 x/mnt Suhu : 36,5 C
- BB : 83 kg
- TB : 160 cm
- Kepala : Mesocephal
Mata : CA (-), SI (-)
Hidung : Discharge (-), nafas cuping (-)
Telinga : Discharge (-)
Mulut : Sianotik (-)
- Leher : Pembesaran Inn (-)
- Thoraks : Simetris
Cor : S1- S2 reguler
Pulmo : wheezing (-), rhonki (-)
- Abdomen : supel, nyeri tekan (-), janin tunggal,preskep,
puki, kepala belum masuk panggul, djj (+) regular, his (-).
- Ekstremitas : edema (-)
Status Obstetrik
Pemeriksaan Luar
a. Inspeksi : Perut membuncit ke depan sesuai

usia kehamilan, tidak ada bekas operasi,

b. Palpasi : TBJ: 2972 gr

Leopold I : Teraba bokong janin di fundus uteri

Leopold II : Teraba janin tunggal, memanjang punggung di

batas samping kiri uterus, teraba bagian kecil janin

di batas kanan uterus.

Leopold III : Teraba kepala janin

Leopold IV : Divergen ( masuk panggul)

c. Auskultasi : Djj (+)140 x/mnt, teratur

Pemeriksaan Dalam
Vulva/uretra tenang, dinding vagina licin, servik teraba lunak tipis,

pembukaan 0 cm, STLD (-), AK (-).


IV Pemeriksaan Penunjang
USG : TBJ 2972 gram, AFI 4 POCKET 1,3 kesan oligohidramnion plasenta
fundus grade III
Laboratorium
Golongan darah :B

Hb : 11,9 gr%

Angka Lekosit : 10400 /L

Angka Trombosit : 189.000/L

PPT : 12,2 detik

APTT : 29,6 detik

HbsAg : Negatif

GDS : 90

Diagnosis Kerja :

primigravida hamil aterm bdp dengan oligohidramnion berat

V Planning :
- Pro terminasi

- Cervical ripening miso 1/8 tab/5jam

Jika BS 5 lanjut oksitosin 5iu

< 5 evaluasi ulang

- Cek lab lengkap

- CTG

- Evaluasi persalinan ( KU/VS/ djj )

- Informed consent
Follow up
Tanggal 27 Desember 2016
Jam 23.30 WIB
S : kenceng-kenceng masih jarang
O : Keadaan umum pasien baik, CM
TD : 118/ 76 mmhg Nadi : 82 X/ menit
RR : 20 X/ menit Suhu : 36,50 C His (-)
Djj : 140x/menit PD: pembukaan 0, lunak, STLD (-) AK (-)

CTG(+)

A : primigravida hamil aterm bdp dengan oligohidramnion berat

P : gastrul 1/8 tab/SL/4jam

Observasi his dan djj

Tgl 28 Desember 2016

Jam 16.00 WIB

S : kenceng-kenceng masih jarang


O : Keadaan umum pasien baik, CM
TD : 122/ 85 mmhg Nadi : 72 X/ menit
RR : 20 X/ menit Suhu : 36,70 C His (-)
Djj : 144x/menit PD: pembukaa 0, portio tebal lunak, STLD (-), AK

(-)
A : primigravida hamil aterm bdp dengan oligohidramnion berat
P : Rencana SC jam 19.00
Post SC
Jam 21.00
S : nyeri (+)
O : Keadaan umum pasien baik, CM
TD: 127/90 Nadi: 67 Suhu: 37,2 C
Abdomen: supel, NT (-), TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi (+)
Genital: darah (-),discharge (-)
A : Induksi gagal, primigravida hamil aterm dengan oligohidramnion
P : Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV

Inj Ketorolac 1gr/8 jam/IV


Awasi KU/VS

Tanggal 29 Desember 2016

Jam 08.30

S : nyeri post sc
O : Keadaan umum pasien Sedang , CM
TD : 90/ 60 mmhg Nadi : 82 X/ menit
RR : 22 X/ menit Suhu : 36,50 C
ASI : (-/-) Kontraksi uterus baik
Flatus (+) Makan/ Minum (+/+)
BAK/BAB (DC/-) Perdarahan (-)

Dx : Induksi gagal, primigravida hamil aterm dengan oligohidramnion

Tx : Infuse RL 20 tpm

Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV


Inj Ketorolac 1gr/8 jam/IV

BAB II

A. Definisi
Cairan amnion diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin . Cairan
ini berguna sebagai bantalan agar janin terhindar dari trauma fisik. Selain itu
memungkinkan cairan amnion berguna untuk pertumbuhan paru janin dan penghalang
terhadap infeksi . Volume air ketuban yang normal bervariasi . Volume rata-rata
meningkat dengan usia kehamilan , memuncak pada 800-1000 mL , yang bertepatan
dengan usia kehamilan 36-37 minggu . Volume yang tidak memadai dari cairan
ketuban , oligohidramnion , akan berakibat buruk pada jaringan paru-paru dan dapat
menyebabkan kematian janin.

B. Fungsi Cairan Ketuban

Air ketuban berfungsi antara lain untuk:

Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.

Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya
mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.

Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara.

Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin,


sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang
dengan baik.

Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar


janin.
Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan
rahim terhadap kemungkinan infeksi.

Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di
dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.

Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan
membersihkan jalan lahir.

Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang
dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom.

Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang
atau lewat waktu.

C. Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal,yaitu kurang dari 500 cc. Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang
kurang dari 5 cm. Karena VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang
lebih tepat adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm
saat hamil cukup bulan).

D. Epidemiologi Oligohidramnion

Sekitar 8% wanita hamil memiliki cairan ketuban terlalu sedikit.


Olygohydramnion dapat terjadi kapan saja selama masa kehamilan, walau pada
umumnya sering terjadi di masa kehamilan trimester terakhir. Sekitar 12% wanita
yang masa kehamilannya melampaui batas waktu perkiraan lahir (usia kehamilan 42
minggu) juga mengalami olygohydramnion, karena jumlah cairan ketuban yang
berkurang hampir setengah dari jumlah normal pada masa kehamilan 42minggu.
E. Etiologi Oligohidramnion

Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Namun,


oligohidramnion bisa terjadi karena peningkatan absorpsi/kehilangan cairan (seperti
pada: ketuban pecah dini) dan penurunan produksi dari cairan amnion (seperti pada :
kelainan ginjal kongenital, ACE inhibitor, obstruksi uretra, insufisiensi uteroplasenta,
infeksi kongenital, NSAIDs). Sejumlah faktor predisposisi telah dikaitkan dengan
berkurangnya cairan amnionik
Beberapa keadaan yang berhubungan dengan oligohidramnion, antaranya:
a. Pada janin : kelainan kromosom, hambatan pertumbuhan, kematian,
kehamilan postterm
b. Pada placenta : solusio plasenta
c. Pada ibu : hipertensi, preeklamsi, diabetes dalam kehamilan
d. Pengaruh obat : NSAIDs, ACE inhibitor

F. Faktor Resiko Oligohidramnion


Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi:
Anomali kongenital ( misalnya : agenosis ginjal,sindrom patter ).
Retardasi pertumbuhan intra uterin.
Ketuban pecah dini ( 24-26 minggu ).
Sindrom pasca maturitas

G. Manifestasi Klinis Oligohidramnion


Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotement.
Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
Sering berakhir dengan partus prematurus.
Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih
jelas.
Persalinan lebih lama dari biasanya.
Sewaktu his akan sakit sekali.
Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.

H. Diagnosis
Wanita hamil yang dicurigai mengalami oligohidramnion, harus dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi untuk memperkirakan jumlah cairan amnion, dan
memastikan diagnosis oligohidramnion. Oligohidramnion dapat dicurigai bila
terdapat kantong amnion yang kurang dari 2x2 cm, atau indeks cairan pada 4
kuadran kurang dari 5 cm. setelah 38 minggu volume akan berkurang, tetapi pada
postterm oligohidramnion merupakan penanda serius apalagi bila bercampur
meconium.
Amnionic fluid index (AFI) diukur pertama dengan membagi uterus
menjadi empat kuadran dengan menggunakan linea nigra sebagai divisi kanan dan
kiri, umbilikus untuk kuadran atas dan bawah. Diameter maksimum vertikal
kantong amnion di setiap kuadran yang tidak mengandung tali pusat atau
ekstremitas janin diukur dalam sentimeter; jumlah pengukuran ini adalah AFI.
Sebuah AFI normal adalah 5,1-25 cm, dengan oligohidramnion didefinisikan
sebagai kurang dari 5,0 cm dan polihidramnion karena lebih dari 25 cm

Tabel Kategori Diagnostik Amnionic Fluid Index (AFI)


Volume Cairan Amnion Nilai AFI (cm)

Severe Oligohydramnion 5
Moderate Oligohydramnion 5.1-8.0
Normal 8.1-24.0
Polyhydramnion >24

I. Komplikasi
a. Dari maternal
Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi
Persalinan dilakukan dengan sc

b. Terhadap janin
Oligohidramnion menyebabkan tekanan langsung pada janin:
- Deformitas janin
- Leher telalu menekuk miring
- Bentuk tulang kepala janin tidak bulat
- Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal
distress.
- Fetal distres menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus dengan
dikeluarkannya mekonium semakin mengentalkan air ketuban.
- Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi
kesulitan bernafas, karena paru mengalami hipoplasia sampai
atelektase paru.

Amniotic band
Karena sediktnya air ketuban, dapat menyebabkan terjadi hubungan langsung
antara membrane dengan janin sehingga dapat menimbulkan gangguan tumbuh
kembang janin intrauteri. Dapat dijumpai ekstremitas terputus oleh karena
hubungan atau ikatan dengan membrannya.

J. Penatalaksanaan
Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Perbaikan nutrisi.
3. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
4. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
5. Amnion infusion.
6. Induksi dan kelahiran
Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion,
oleh karena itu persalinan dengan sectio caesarea merupakan pilihan terbaik pada
kasus oligohidramnion. Selain itu, pertimbangan untuk melakukan SC karena :

- Index kantung amnion (ICA) 5 cm atau kurang

- Deselerasi frekuensi detak jantung janin

- Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan postterm.

Anda mungkin juga menyukai