Oligohidramnion
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Mengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Obsertri dan Ginekologi
Di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Riwayat Obstretri :
N Tahun UK Jenis Penyulit JK/BB Keadaan anak
O Partus Persalinan sekarang
1. H1
Riwayat KB
(-)
III Pemeriksaa Fisik
Status Generalis
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Vitas sign
TD : 118/76 mmHg Pernafasan : 20 x/mnt
Nadi : 82 x/mnt Suhu : 36,5 C
- BB : 83 kg
- TB : 160 cm
- Kepala : Mesocephal
Mata : CA (-), SI (-)
Hidung : Discharge (-), nafas cuping (-)
Telinga : Discharge (-)
Mulut : Sianotik (-)
- Leher : Pembesaran Inn (-)
- Thoraks : Simetris
Cor : S1- S2 reguler
Pulmo : wheezing (-), rhonki (-)
- Abdomen : supel, nyeri tekan (-), janin tunggal,preskep,
puki, kepala belum masuk panggul, djj (+) regular, his (-).
- Ekstremitas : edema (-)
Status Obstetrik
Pemeriksaan Luar
a. Inspeksi : Perut membuncit ke depan sesuai
Pemeriksaan Dalam
Vulva/uretra tenang, dinding vagina licin, servik teraba lunak tipis,
Hb : 11,9 gr%
HbsAg : Negatif
GDS : 90
Diagnosis Kerja :
V Planning :
- Pro terminasi
- CTG
- Informed consent
Follow up
Tanggal 27 Desember 2016
Jam 23.30 WIB
S : kenceng-kenceng masih jarang
O : Keadaan umum pasien baik, CM
TD : 118/ 76 mmhg Nadi : 82 X/ menit
RR : 20 X/ menit Suhu : 36,50 C His (-)
Djj : 140x/menit PD: pembukaan 0, lunak, STLD (-) AK (-)
CTG(+)
(-)
A : primigravida hamil aterm bdp dengan oligohidramnion berat
P : Rencana SC jam 19.00
Post SC
Jam 21.00
S : nyeri (+)
O : Keadaan umum pasien baik, CM
TD: 127/90 Nadi: 67 Suhu: 37,2 C
Abdomen: supel, NT (-), TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi (+)
Genital: darah (-),discharge (-)
A : Induksi gagal, primigravida hamil aterm dengan oligohidramnion
P : Inj Ceftriaxone 1gr/12 jam/IV
Jam 08.30
S : nyeri post sc
O : Keadaan umum pasien Sedang , CM
TD : 90/ 60 mmhg Nadi : 82 X/ menit
RR : 22 X/ menit Suhu : 36,50 C
ASI : (-/-) Kontraksi uterus baik
Flatus (+) Makan/ Minum (+/+)
BAK/BAB (DC/-) Perdarahan (-)
Tx : Infuse RL 20 tpm
BAB II
A. Definisi
Cairan amnion diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin . Cairan
ini berguna sebagai bantalan agar janin terhindar dari trauma fisik. Selain itu
memungkinkan cairan amnion berguna untuk pertumbuhan paru janin dan penghalang
terhadap infeksi . Volume air ketuban yang normal bervariasi . Volume rata-rata
meningkat dengan usia kehamilan , memuncak pada 800-1000 mL , yang bertepatan
dengan usia kehamilan 36-37 minggu . Volume yang tidak memadai dari cairan
ketuban , oligohidramnion , akan berakibat buruk pada jaringan paru-paru dan dapat
menyebabkan kematian janin.
Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya
mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara.
Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di
dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.
Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan
membersihkan jalan lahir.
Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang
dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom.
Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang
atau lewat waktu.
C. Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari
normal,yaitu kurang dari 500 cc. Definisi lainnya menyebutkan sebagai AFI yang
kurang dari 5 cm. Karena VAK tergantung pada usia kehamilan maka definisi yang
lebih tepat adalah AFI yang kurang dari presentil 5 ( lebih kurang AFI yang <6.8 cm
saat hamil cukup bulan).
D. Epidemiologi Oligohidramnion
H. Diagnosis
Wanita hamil yang dicurigai mengalami oligohidramnion, harus dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi untuk memperkirakan jumlah cairan amnion, dan
memastikan diagnosis oligohidramnion. Oligohidramnion dapat dicurigai bila
terdapat kantong amnion yang kurang dari 2x2 cm, atau indeks cairan pada 4
kuadran kurang dari 5 cm. setelah 38 minggu volume akan berkurang, tetapi pada
postterm oligohidramnion merupakan penanda serius apalagi bila bercampur
meconium.
Amnionic fluid index (AFI) diukur pertama dengan membagi uterus
menjadi empat kuadran dengan menggunakan linea nigra sebagai divisi kanan dan
kiri, umbilikus untuk kuadran atas dan bawah. Diameter maksimum vertikal
kantong amnion di setiap kuadran yang tidak mengandung tali pusat atau
ekstremitas janin diukur dalam sentimeter; jumlah pengukuran ini adalah AFI.
Sebuah AFI normal adalah 5,1-25 cm, dengan oligohidramnion didefinisikan
sebagai kurang dari 5,0 cm dan polihidramnion karena lebih dari 25 cm
Severe Oligohydramnion 5
Moderate Oligohydramnion 5.1-8.0
Normal 8.1-24.0
Polyhydramnion >24
I. Komplikasi
a. Dari maternal
Sebagian persalinannya dilakukan dengan induksi
Persalinan dilakukan dengan sc
b. Terhadap janin
Oligohidramnion menyebabkan tekanan langsung pada janin:
- Deformitas janin
- Leher telalu menekuk miring
- Bentuk tulang kepala janin tidak bulat
- Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal
distress.
- Fetal distres menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus dengan
dikeluarkannya mekonium semakin mengentalkan air ketuban.
- Oligohidramnion makin menekan dada sehingga saat lahir terjadi
kesulitan bernafas, karena paru mengalami hipoplasia sampai
atelektase paru.
Amniotic band
Karena sediktnya air ketuban, dapat menyebabkan terjadi hubungan langsung
antara membrane dengan janin sehingga dapat menimbulkan gangguan tumbuh
kembang janin intrauteri. Dapat dijumpai ekstremitas terputus oleh karena
hubungan atau ikatan dengan membrannya.
J. Penatalaksanaan
Tindakan Konservatif
1. Tirah baring.
2. Perbaikan nutrisi.
3. Pemantauan kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp).
4. Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion.
5. Amnion infusion.
6. Induksi dan kelahiran
Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion,
oleh karena itu persalinan dengan sectio caesarea merupakan pilihan terbaik pada
kasus oligohidramnion. Selain itu, pertimbangan untuk melakukan SC karena :