Disusun oleh :
Maharani Setianingsih 1610104076
Aisyah Kurnia Putri 1610104086
Elistina Titin Novita L. 1610104098
B. EMOSI PRIBADI
Dari kasus diatas mahasiswa merasa senang mendapatkan suatu
keterampilan baru karena bidan memberikan kesempatan untuk mahasiswa
membantu tindakan dalam proses persalinan. Tetapi yang disayangkan dari kasus
diatas yaitu kurangnya kesadaran seorang tenaga kesehatan dalam menjaga
keamanan diri sendiri dan juga pasien dalam pencegahan infeksi dengan tidak
menggunakan APD lengkap sesuai standar.
C. EVALUASI
Berdasarkan kasus diatas menurut analisis kami, tindakan seorang bidan
tersebut tepat dalam persiapan pertolongan persalinan. Tetapi dalam penggunaan
APD masih kurang tepat dan kurang lengkap dikarena masih kurang kesadaran
dalam pencegahan infeksi saat pertolongan persalinan yaitu bidan tidak
menggunakan topi, goggle, dan sepatu boot. Menurut kami, pencegahan infeksi
sangat penting dilakukan untuk keselamatan tenaga kesehatan dan pasien.
D. ANALISIS KASUS
APD (Alat Pelindung Diri) terdiri dari sarung tangan, masker/ respirator
partikulat, pelindung mata (goggle), perisai/ pelindung wajah, kap penutup kepala,
gaun pelindung/ apron, sandal/ sepatu tertutup (sepatu boot).
Melepas APD segera dilakukan jika tindakan sudah selesai di lakukan.
Tidak dibenarkan menggantung masker di leher, memakai sarung tangan sambil
menulis dan menyentuh permukaan lingkungan.
Terdapat tiga jenis sarung tangan, yaitu:
G. REFERENSI
Gunawan dan Waluyo. (2015). Risk ased Behavioral Safety. Jakarta: PT Gramedia.
Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Permenkes RI