RUANG IGD
OLEH :
NAMA : YOHAN DWI VERI ANDRIAN
NIP / NIK :-
PEMINATAN : Medikal Bedah
PK : II
A. Latar Belakang
Kateter uretra merupakan alat yang digunakan untuk tindakan
keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra yang bertujuan untuk membantu mengeluarkan urin dan sebagai bahan
pemeriksaan laboratorium (Purnomo, 2017). Kateter uretra biasanya digunakan
untuk pasien yang akan menjalani operasi dalam waktu lama, untuk menilai
jumlah urin yang keluar, pasien yang memiliki gangguan pada sistem berkemih
disebabkan karena gangguan saraf maupun sumbatan saluran kemih dan pasien-
pasien rawat inap yang tidak dapat bergerak (Geng et al., 2017).
Penggunaan kateter uretra ini dapat menimbulkan kontaminasi urin
sehingga menyebabkan infeksi saluran kemih. (Danchaivijitr, 2015). Infeksi
saluran kemih merupakan jenis infeksi yang paling sering terjadi di rumah sakit,
sekitar 40% dari keseluruhan infeksi nosokomial.(CDC, 2019).
Menurut WHO (2018) 80% infeksi saluran kemih nosokomial terutama
disebabkan oleh penggunaan kateter uretra, atau disebut dengan Catheter-
associated urinary tract infection (CAUTI). Infectious disease sociaty of America
(ISDA) menjelaskan penggunaan kateter uretra ini menyebabkan terganggunya
mekanisme pertahanan lokal dan memudahkan akses uropatogen untuk masuk ke
kandung kemih. Kateter uretra membawa masuk bakteri (baik bakteri fekal atau
kulit pasien sendiri) saat proses memasukkan kateter ini ke dalam kandung kemih,
memfasilitasi masuknya uropatogen dari meatus (muara saluran kemih) ke kandung
kemih melalui permukaan luar kateter, dapat pula melalui permukaan
dalam kateter jika kantong pengumpul urin mengalami kontaminasi, mengganggu
pengosongan kandungk ih secara sempurna,dan memudahkan patogen masuk dari
tangan petugas.
Peran seorang petugas medis dalam hal ini body knowledge sangat berperan,
pada Perawat bertanggung jawab tidak hanya pada penampilan tindakan kateterisasi
yang benar, tetapi juga memberi pendidikan untuk menghilangkan kecemasan, nyeri
tersebut, karena nyeri merupakan keluhan utama yang sering dialami oleh pasien
dengan kateterisasi karena tindakan memasukkan selang kateter dalam kandung
kemih mempunyai resiko terjadinya infeksi atau trauma pada uretra.Dengan cara
Memasukkan jelly langsung kedalam uretra (Lubrikasi) dapat mempengaruhi
kecepatan pemasangan sehingga mengurangi tingkat iritasi dan respon nyeri pada
dinding uretra akibat pergesekan dengan kateter bila dibandingkan dengan cara
pelumasan dengan melumuri jelly pada ujung kateter (Ferdinan, Tuti Pahria; 2018).
Meskipun telah terjadi kemajuan pengobatan di bidang neurologi namun
penggunaan kateter urin masih menjadi tindakan utama dalam pengontrolan
pembuangan urin. Di lain sisi penggunaan kateter urin yang lama merupakan
faktor resiko untuk terjadinya infeksi saluran kemih (Fowler, 2018).
B. Tujuan
1. Membahas komplikasi yang terjadi pada pemasangan kateter urin di IGD
BAB II
LAPORAN HASIL DISKUSI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan teori dan hasil diskusi terkait diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pemasangan kateter dengan kejadian infeksi saluran kemih hal ini disebabkan
karena pemasangan kateter yang kurang baik sehingga akan memudahkan
mikroorganisme untuk masuk kedalam sistem perkemihan yang menyebabkan
terjadinya infeksi. Hal ini dapat dicegah tentunya dengan teknik pemasangan kateter
yang aseptic serta perawatan kateter yang baik. Seseuai dengan teori yang
dikemukakan ol eh Potter & Perry (2015) bahwa perawatan kateter adalah suatu
tindakan keperawatan dalam memelihara kateter dengan antiseptik untuk
membersihkan ujung uretra dan selang kateter bagian luar serta mempertahankan
kepatenan kelancaran aliran urin pada sistem drainase kateter. Pasien yang
dikateterisasi dapat mengalami infeksi saluran kemih melalui berbagai cara.
Perawatan kateter merupakan tindakan yang penting untuk mengontrol infeksi.
Perawatan kateter yang salah dapat menyebabkan masuknya mikroorganisme.
Daerah yang memiliki resiko masuknya mikroorganisme ini adalah daerah insersi
kateter, kantung drainase, sambungan selang, klep, dan sambungan antara selang dan
kantung.
B. Saran
Diharapkan perawat melaksanakan teknik pemasangan kateter yang aseptic
serta perawatan kateter yang baik sehingga tidak terjadinya infeksi.
Daftar Hadir Pesrta
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
Jepara,……………….2022
Kepala Ruang