Puji Indriyani2
Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Asma merupakan kondisi darurat dan seringkali penanganannya kurang berhasil
sehingga memicu jalan napas terganggu dan menyebabkan diagnose ketidakefektifan bersihan
jalan nafas (Hodder et al, 2010). Tujuan : Mendeskripsikan asuhan keperawatan pemenuhan
oksigenasi pada anak dengan asma bronchial. Metode : Desain yang digunakan yang digunakan
adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan proses asuhan keperawatan fokus intervensi
Hasil : Kedua responden terdapat adanya perubahan pada saturasi oksigen yang bertambah setiap
harinya dan berkurangnya keluhan tentang sesak nafas dan kedua responden mengguanakan nasal
kanul yang sudah diberikan terapi oksigen dengan aliran 3 liter/menit. Kesimpulan : Terapi
oksigen dengan aliran 3 liter/menit untuk mempertahankan kebutuhan tubuh dan mendapatkan
hasil yang baik dari kedua responden tersebut terdapat adanya perubahan saturasi oksigen, irama
dan perubahan pola nafas pada pasien.
Kata Kunci : Asma Bronchial, Terapi Oksigenasi
ABSTRACT
Background: Asthma is an emergency condition and its management is often unsuccessful so that it triggers
the airway to be disturbed and causes a diagnosis of ineffective airway clearance (Hodder et al, 2010).
Objective: Describe the fulfillment of oxygenation nursing care in children with bronchial asthma. Methods:
The design used was a case study research with a nursing care process approach focused on intervention
Results: Both respondents had a change in oxygen saturation which increased every day and a reduction in
complaints about shortness of breath and both respondents used nasal cannula which had been given oxygen
therapy with flow of 3 liters / minute. Conclusion: Oxygen therapy with a flow of 3 liters / minute to
maintain the body's needs and get good results from the two respondents, there are changes in oxygen
saturation, rhythm and changes in breathing patterns in patients.
Keywords: Bronchial Asthma, Oxygenation Therapy
berdahak terutama pada malam hari angka 8,3 % dari total penduduk dan
(Wahid & Suprapto, 2013). prevelensi terendah berada di
Asma menjadi salah satu Kabupaten Sukoharjo dengan angka
masalah kesehatan didunia tidak 1,1 % dari total penduduk. Kabupaten
hanya tersebar dinegara-negara maju Purbalingga sendiri menempati posisi
tetapi juga dinegara-negara ke-10 tebanyak dari penyebaran
berkembang. Menurut data laporan penyakit asma di Jawa Tengah
The Global Asthma Report pada tahun bersamaan dengan Kabupaten
2014 dinyatakan bahwa perkiraan Banjarnegara, dan Banyumas
jumlah penderita asma diseluruh dunia (Riskesdas, 2013)
adalah 334 juta orang, dengan angka Asma merupakan kondisi
prevalensi yang terus bertambah dan darurat dan seringkali penanganannya
diperkirakan terus bertambah menjadi kurang berhasil sehingga memicu
400 juta orang ditahun 2025 (Global jalan napas terganggu dan
initiative for asthma, 2014) menyebabkan diagnose
World health organization ketidakefektifan bersihan jalan nafas
(WHO) memperkirakan saat ini (Hodder et al, 2010).
sekitar 100-1500 juta penduduk dunia Kondisi seperti ini yang
terkena penyakit asma. Jumlah ini meningkatkan kejadian masuk rumah
akan terus bertambah 180.000 orang sakit, dan lebih buruknya berakibat
setiap tahunnya, dan akan terus terjadi gagal napas dan kematian.
meningkat bila tidak dicegah dan Pada keadaan darurat, tujuan
ditangani dengan baik. Prevalensi penatalaksanaan asma akut adalah
penyakit asma menurut Riset koreksi hipoksemia, penanganan yang
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tepat mempercepat obstruksi jalan
dibeberapa provinsi di Indonesia napas dan penurunan napas dengan
padatahun 2013 mengakibatkan adalah cara pemberian oksigen dan
Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta pengobatan berulang. Oksigen
(DIY) menduduki peringkat pertama diberikan minimal 94% kedalamt
prevelensi asma terbanyak di ubuh yang dianjurkan pada pasien
Indonesia dengan angka 6,9 % dari dengan penderita asma (Pollartetal,
total penduduk, dan provinsi yang 2011). Pemberian oksigen dapat
menduduki peringkat akhir dengan dilakukan melalui masker rebreathing
prevelensi asma terendah berada di mask (RM) atau non rebreathing mask
Provinsi Lampung sebanyak 1,6 %dari (NRM) maupun kanul nasal sesuai
total penduduk Lampung, sedangkan dengan kebutuhan dari pasien itu
prevelensi asma di Provinsi Jawa sendiri. Konsentrasi oksigen yang
Tengah sendiri berada urutan ke tinggi dalam pemberian terapi dapat
14mencapai 4,3% dari total penduduk. menyebabkan peningkatan kadar
Diwilayah Provinsi Jawa Tengah itu PCO² dalam tubuh. Meskipun
sendiri prevelensi asma terbanyak pemberian terapi oksigen digunakan
berada di Kabupaten Tegal dengan secara sering dan luas dalam
makro drip dan diberikan nebulizer sesak tetapi sesaknya ringan tidak
Ventolin NaCl 2 cc/8 jam, Injeksi separah ini, pasien belum pernah
Ampicillin 2x400 mg. Injeksi dirawat di rumah sakit. dan ibu pasien
Metilprednisolon 2x5 mg, Tabas syrup mengatakan dari keluarga tidak ada
3x3,4 satu sedok teh, Paracetamol yang mengalami sakit seperti pasien
syrup 3x1 satu sendok teh bila demam. dan keluarga tidak mengalami
Responden dua lahir pada penyakit TBC, DM, hipertensi
tanggal 02 Mei 2016, merupakan anak maupun penyakit serius lainya, dari
ke dua dari empat bersaudara, dari riwayat kehamilan ibu pasien
pasangan Tn.A dengan Ny.S, dan mengatakan tidak pernah mempunyai
bertempat tinggal di desa Sawangan masalah khusus dalam kehamilan
Rt 03 Rw 06 Purwokerto. Adapaun tentang anaknya yang sekarang ini dan
riwayat kesehatan responden yaitu selalu memeriksa nya ke Puskesmas
dengan keluhan sesak nafas ibu pasien maupun rumah sakit dari persalinan
mengatakan sesak nafas 2 hari nya ibu pasien mengatakan tidak
sebelum masuk rumah sakit, terdapat mengalami gangguan selama proses
tarikan dinding dada ke dalam dan kelahiran usia lahir pasien 39 minggu,
terdengar bunyi wheezing, pasien ketuban jernih, setelah lahir pasien
terlihat takut, gelisah dan merasa tidak langsung menangis, BBL : 3400 gram
nyaman, riwayat penyakit sekarang setelah lahir sampai sekarang ibu
Ibu pasien mengatakan pasien sesak pasien mengatakan pasien sudah
nafas sejak 1 hari sebelum ke diberikan imunisasi secara lengkap,
puskesmas, pasien tidak batuk. Pasien dan tumbuh kembangnya normal
ada alergi dingin kemudian dibawa tidak ada proses keterlambatan, ibu
oleh ibunya diperiksakan di pasien mengatakan pasien dapat
Puskesmas, menurut hasil didiagnosa berjalan dengan tegak berdiri, berlari
asma sehingga pasien harus menjalani dan melompat dan pasien sudah
pengobatan dan dokter menganjurkan mampu untuk menggosok gigi sendiri
agar pasien dibawa ke Rumah Sakit dan memakai baju secara mandiri, dan
Margono Soekarjo Purwokerto. Pada ibu pasien mengatakan bahwa pasien
Tanggal 29 Juni 2019 pukul 23.00 dan dirinya belum mengerti secara
WIB oleh keluarga pasien dibawa ke mendalam tentang asma dan
IGD Rumah Sakit Margono Soekarjo penaganan dirumah jika pasien tiba-
Purwokerto, ibu pasien mengatakan tiba kambuh, sesudah sakit nafsu
pasien sesak nafas sejak 2 hari makan berkurang pasien hanya makan
sebelum masuk rumah sakit, pasien 2 x/sehari sesuai diit rumah sakit
tidak batuk, terdapat tarikan dinding tetapi tidak habis dan minum hanya 4
dada ke dalam dan terdengar bunyi gelas perhari yg sebelumya sampai 6
wheezing, ibu pasien mengatakan kali perhari dan makan 3 x/sehari
pasien alergi terhadap udara dingin. porsi sedikit, saat dirawat di rumah
Riwayat penyakit dahulu ibu pasien sakit pasien BAB hanya 1 kali dan
mengatakan jika dingin pasien merasa BAK 2 x sehari berwarna kuning