Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PEMBERIAN TERAPI

OKSIGENASI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DENGAN


GANGGUAN POLA NAFAS PADA ASMA BRONCHIAL
DIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH Prof. Dr. MARGONO
SOEKARJO PURWOKERTO

Arif Sugeng Riyadi1


Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com

Puji Indriyani2
Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com

Yatimah Ratna Pertiwi3


Politeknik Yakpermas Banyumas, Diploma III Keperawatan
Email : jurnalyakpermas@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Asma merupakan kondisi darurat dan seringkali penanganannya kurang berhasil
sehingga memicu jalan napas terganggu dan menyebabkan diagnose ketidakefektifan bersihan
jalan nafas (Hodder et al, 2010). Tujuan : Mendeskripsikan asuhan keperawatan pemenuhan
oksigenasi pada anak dengan asma bronchial. Metode : Desain yang digunakan yang digunakan
adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan proses asuhan keperawatan fokus intervensi
Hasil : Kedua responden terdapat adanya perubahan pada saturasi oksigen yang bertambah setiap
harinya dan berkurangnya keluhan tentang sesak nafas dan kedua responden mengguanakan nasal
kanul yang sudah diberikan terapi oksigen dengan aliran 3 liter/menit. Kesimpulan : Terapi
oksigen dengan aliran 3 liter/menit untuk mempertahankan kebutuhan tubuh dan mendapatkan
hasil yang baik dari kedua responden tersebut terdapat adanya perubahan saturasi oksigen, irama
dan perubahan pola nafas pada pasien.
Kata Kunci : Asma Bronchial, Terapi Oksigenasi

ABSTRACT
Background: Asthma is an emergency condition and its management is often unsuccessful so that it triggers
the airway to be disturbed and causes a diagnosis of ineffective airway clearance (Hodder et al, 2010).
Objective: Describe the fulfillment of oxygenation nursing care in children with bronchial asthma. Methods:
The design used was a case study research with a nursing care process approach focused on intervention
Results: Both respondents had a change in oxygen saturation which increased every day and a reduction in
complaints about shortness of breath and both respondents used nasal cannula which had been given oxygen
therapy with flow of 3 liters / minute. Conclusion: Oxygen therapy with a flow of 3 liters / minute to
maintain the body's needs and get good results from the two respondents, there are changes in oxygen
saturation, rhythm and changes in breathing patterns in patients.
Keywords: Bronchial Asthma, Oxygenation Therapy

PENDAHULUAN kronik dan menyebabkan peningkatan


Asma merupakan penyakit hiperesponsif jalan napas yang
jalan nafas, dimana trakea dan menimbulkan asma gejala episodik
bronkus berespon secara hiperaktif berulang berupa wheezing, sesak
terhadap stimulus tertentu yang nafas, dada terasa berat, dan batuk
mengakibatkan inflamasi secara

ISSN 2502-1524 Page | 92


Ida Lili Antika: Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Sensori Menggambarkan............

berdahak terutama pada malam hari angka 8,3 % dari total penduduk dan
(Wahid & Suprapto, 2013). prevelensi terendah berada di
Asma menjadi salah satu Kabupaten Sukoharjo dengan angka
masalah kesehatan didunia tidak 1,1 % dari total penduduk. Kabupaten
hanya tersebar dinegara-negara maju Purbalingga sendiri menempati posisi
tetapi juga dinegara-negara ke-10 tebanyak dari penyebaran
berkembang. Menurut data laporan penyakit asma di Jawa Tengah
The Global Asthma Report pada tahun bersamaan dengan Kabupaten
2014 dinyatakan bahwa perkiraan Banjarnegara, dan Banyumas
jumlah penderita asma diseluruh dunia (Riskesdas, 2013)
adalah 334 juta orang, dengan angka Asma merupakan kondisi
prevalensi yang terus bertambah dan darurat dan seringkali penanganannya
diperkirakan terus bertambah menjadi kurang berhasil sehingga memicu
400 juta orang ditahun 2025 (Global jalan napas terganggu dan
initiative for asthma, 2014) menyebabkan diagnose
World health organization ketidakefektifan bersihan jalan nafas
(WHO) memperkirakan saat ini (Hodder et al, 2010).
sekitar 100-1500 juta penduduk dunia Kondisi seperti ini yang
terkena penyakit asma. Jumlah ini meningkatkan kejadian masuk rumah
akan terus bertambah 180.000 orang sakit, dan lebih buruknya berakibat
setiap tahunnya, dan akan terus terjadi gagal napas dan kematian.
meningkat bila tidak dicegah dan Pada keadaan darurat, tujuan
ditangani dengan baik. Prevalensi penatalaksanaan asma akut adalah
penyakit asma menurut Riset koreksi hipoksemia, penanganan yang
Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tepat mempercepat obstruksi jalan
dibeberapa provinsi di Indonesia napas dan penurunan napas dengan
padatahun 2013 mengakibatkan adalah cara pemberian oksigen dan
Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta pengobatan berulang. Oksigen
(DIY) menduduki peringkat pertama diberikan minimal 94% kedalamt
prevelensi asma terbanyak di ubuh yang dianjurkan pada pasien
Indonesia dengan angka 6,9 % dari dengan penderita asma (Pollartetal,
total penduduk, dan provinsi yang 2011). Pemberian oksigen dapat
menduduki peringkat akhir dengan dilakukan melalui masker rebreathing
prevelensi asma terendah berada di mask (RM) atau non rebreathing mask
Provinsi Lampung sebanyak 1,6 %dari (NRM) maupun kanul nasal sesuai
total penduduk Lampung, sedangkan dengan kebutuhan dari pasien itu
prevelensi asma di Provinsi Jawa sendiri. Konsentrasi oksigen yang
Tengah sendiri berada urutan ke tinggi dalam pemberian terapi dapat
14mencapai 4,3% dari total penduduk. menyebabkan peningkatan kadar
Diwilayah Provinsi Jawa Tengah itu PCO² dalam tubuh. Meskipun
sendiri prevelensi asma terbanyak pemberian terapi oksigen digunakan
berada di Kabupaten Tegal dengan secara sering dan luas dalam

ISSN 2502-1524 Page | 93


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 4 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 92-102

perawatan pasien asma, pemberian mucus dan kontraksi otot polos


oksigen sering kali tidak akurat, bronkiolus akan menyebabkan
sehingga pemberian, monitoring, dan proliferasi sehingga terjadi sumbatan
evaluasi terapi perlu dipantau. Oleh dan konsulidasi pada jalan nafas
karena itu berbagai upaya perlu selalu mengakibatkan proses pertukaran O₂
dilakukan untuk menjamin agar dan CO₂ terhambat akibatnya terjadi
kebutuhan oksigen ini terpenuhi gangguan ventilasi sehinnga
dengan baik (Mubarak, 2007). menyebabkan O₂ yang masuk
Pemenuhan kebutuhan berkurang.
oksigenasi pada anak yang menderita Pada asuhan keperawatan klien
asma bronchial sangatlah penting. dengan diagnosa media sama akan
Proses pemenuhan kebutuhan oksigen muncul masalah keperawatan berupa
dapat dilakukan dengan cara bersihan jalan nafas tidak efektif
pemberian oksigen melalui saluran berhubungan dengan bronkospasme,
pernafasan, membebaskan saluran gangguan pertukaran gas berhubungan
pernafasan dari sumbatan yang dengan spasme bronkus dan
menghalangi masuknya oksigen, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
memulihkan dan memperbaiki organ kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pernafasan agar berfungsi secara dyspneu pada asma akan muncul
normal (Hidayat, 2005). masalah keperawatan berupa masalah
Dalam keadaan normal, proses gangguan pertukaran gas, masalah
oksigenasi terjadi tanpa disertai bersihan jalan napas tidak efektif dan
pemikiran serius mengenai apa yang masalah perfusi jaringan tidak efektif
terjadi, namun ketika tubuh (Magenta, 2011)
kekurangan oksigen, seseorang dapat Berdasarkan uraian diatas
merasakan efeknya. Gangguan maka penulis tertarik untuk
oksigenasi memengaruhi system mengambil judul asuhan keperawatan
dalam tubuh. Sistem tubuh terdiri dari pemenuhan oksigenasi pada anak
organ-organ, organ terdiri atas dengan asma bronchial di RSUD Prof.
jaringan dan jaringan tersusun atas sel- Dr. Margono Soekarjo Purwokerto.
sel yang bergantung pada oksigen Mendeskripsikan asuhan
untuk melaksanakan tugasnya. keperawatan pemenuhan oksigenasi
Menurut muttaqin, 2012 klien pada anak dengan asma bronchial.
dengan serangan asma dating mencari
pertolongan terutama dengan keluhan METODE PENELITIAN
sesak nafas yang hebat dan mendadak, Studi kasus merupakan suatu
kemudian di ikuti dengan gejala-gejala metode untuk mempelajari keadaan
lain seperti wheezing, penggunaan dan perkembangan yang berhubungan
otot bantu pernafasan, dan perubahan dengan pengkajian, diagnosis,
tekanan darah. (Menurut intervensi, implementasi, dan evaluasi
Mangunnegoro, 2005) timbulnya (Yin, 2010). Metode kasus
edema mukosa peningkatan produksi memerlukan banyak memerlukan

ISSN 2502-1524 Page | 94


Ida Lili Antika: Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Sensori Menggambarkan............

banyak Informasi untuk mendapatkan b. Pasien yang tidak kooperatif.


data yang benar. Desain yang Instrumen penelitian studi
digunakan yang digunakan adalah kasus adalah dengan pendekatan
penelitian studi kasus dengan asuhan keperawatan pemenuhan
pendekatan proses asuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien
keperawatan fokus intervensi Asma Bronkhial.
keperawatan yang bertujuan untuk
Metode pengumpulan data
menggambarkan asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada studi kasus dengan cara
pada pasien Asma Bronkhial pada wawancara dan pemeriksaan fisik
melalui pendekatan asuhan
anak usia Prasekolah di RSUD
Prof.Dr. Margono Soekarjo keperawatan. Data dikumpulkan dari
Purwokerto. Pada Karya Tulis Ilmiah pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien Asma Bronkhial. Adapun
studi kasus ini penelitian
menggunakan pendekatan deskriptif. pengumpulan data yang diperoleh dari
Subjek studi kasus ini adalah 2 data primer meliputi wawancara dan
observasi pada pasien dan keluarga.
pasien yang mengalami masalah yang
sama yaitu ketidakefektifan pola nafas Data sekunder meliputi data dari
pada Asma Bronkhial. Dengan rekam medik pasien.
Penyajian data dilakukan
kriteria inklusi dan ekslusi :
1. Kriteria Inklusi menggunakan teks narasi, kerahasiaan
a. Pasien anak dengan Asma pasien dijamin dan identitas pasien
dituliskan dengan inisial.
Bronchial yang dirawat di
RSUD Prof.Dr.Margono Dari data yang disajikan
Soekarjo Purwokerto. kemudian data dibahas dan
dibandingkan antara 2 pasien Asma
b. Anak umur 3 – 6 tahun.
c. Anak yang mengalami Bronkhial dengan teori yang ada. Data
yang disimpulkan terkait dengan
gangguan oksigenasi yang
dirawat di RSUD Prof. Dr. pengkajian diagnosis, intervensi,
Margono Soekarjo implementasi, dan evaluasi.
Purwokerto.
2. Kriteria Ekslusi HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pasien Asma Bronkhial yang Pada BAB ini menguraikan
tentang hasil studi kasus mengenai
mengalami komplikasi
seperti pneumothoraks, Asuhan Keperawatan Pemberian
atelektasis aspirasi, kegagalan Terapi Oksigenasi Pada Anak Usia
Prasekolah Dengan Gangguan Pola
jantung/gangguan irama
jantung, sumbatan saluran Nafas Pada Asma Bronchial.
nafas yang meluas/gagal Penelitian ini dilakukan mulai tanggal
29 Juni 2019 – 7 Juli 2019 kepada
nafas, asidosis, pneumome
diastinum dan emfisema sub kedua subjek penelitian atas nama
kutis. An.L usia 5 tahun dengan jenis

ISSN 2502-1524 Page | 95


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 4 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 92-102

kelamin perempuan dan An.A usia kehamilan ibu pasien mengatalan


3,5 Tahun dengan jenis kelamin tidak mempunyai masalah khusus, dan
perempuan. mual-mual seperti pada umumnya
Studi kasus ini memaparkan orang hamil dan selalu memeriksa
asuhan keperawatan pemberian terapi kehamilanya kebidan, dari riwayat
oksigenasi pada anak usia prasekolah persalianannya pun ibu pasien
dengan gangguan pola nafas pada mengatakan pasien lahir secara normal
asma bronchial, yang difokuskan pada dan tidak ada kelainan dalam proses
pemberian terapi oksigenasi pada pola kelahiran usia kehamilan 40 minggu,
gangguan nafas pada asma brochial. ketuban jernih dan setelah lahir klien
Hasil studi kasus akan dipaparkan langsung menangis, BBL : 3550 gram,
sebagai berikut : setelah lahir sampai usia nya sekarang
Responden 1 yaitu lahir pada pasien mendapat Imunisasi lengkap,
tanggal 22 Juli 2014, merupakan anak dari tumbuh kembangnya ibu pasien
ke dua dari dua bersaudara dari mengatakan tidak mengalami
pasangan Tn.S dengan Ny.M, dan keterlambatan dalam proses tumbuh
bertempat tinggal di desa Pabuaran Rt kembang, saat ini suhu tubuh 37°C,
04 Rw 06 Purwokerto Utara. Adapun nadi 130 x/menit, pernafasan 32
riwayat kesehatan responden yaitu x/menit, tekanan darah 90/50 mmHg,
dengan keluhan sesak nafas terutama Spo₂ 97 %, lingkar kepala 48 cm,
malam hari. Keluhan utama yang lingkar lengan 13 cm, BB 12 kg, TB
dirasakan pasien menurut ibu pasien 107 cm, kepala mesosepal, mata
adalah sesak dibawa ke rumah sakit kunjungtiva anemis, sclera anikterik,
pada tanggal 29 Juni 2019. Riwayat hidung tidak ada polip, terlihat
pengkajian sekarang yaitu pasien pernafasan cuping hidung dan
mengalami sesak nafas terutama pada terpasang oksigen 2 liter/menit, mulut
malam hari, tidak disertai batuk, susah terlihat bersih dan terdapat adanya
untuk mengeluarkan secret dan secret, telinga normal tidak ada darah,
terdengar bunyi wheezing dan pasien leher tidak ada pembesaaran kelenjar
terlihat lemas, gelisah dan rewel. tiroid dan kelenjar limfe, dada paru
Riwayat penyakit dahulu ibu pasien pergerakan dada cepat dan perkusi
mengatakan pasien pernah mengalami sonor, terdengar suara wheezing,
gejala sesak nafas yang berat dan jantung tidak terdapat pembesaran
langsung dibawa ke RSUD Prof. Dr. jantung, tidak ada kelainan, abdomen
Margono Soekarjo Purwokerto. Dan bentuk datar, bising usus 20 x/menit,
dari riwayat kesehatan keluarga Ibu perempuan dan tidak terpasang DC
pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada lesi, esstremitas atas akral
tidak ada yang pernah mengalami hangat, CRT <3 detik, terpasang
sakit seperti yang sekarang diderita infuse RL 12 Tpm tidak ada gangguan
pasien dan keluarganya tidak ada gerak, tidak ada edema.
penyakit seperti TBC, DM maupun An.L mendapatkan terapi
sakit serius lainnya. Riwayat cairan infus Ringer Laktat 12 Tpm

ISSN 2502-1524 Page | 96


Ida Lili Antika: Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Sensori Menggambarkan............

makro drip dan diberikan nebulizer sesak tetapi sesaknya ringan tidak
Ventolin NaCl 2 cc/8 jam, Injeksi separah ini, pasien belum pernah
Ampicillin 2x400 mg. Injeksi dirawat di rumah sakit. dan ibu pasien
Metilprednisolon 2x5 mg, Tabas syrup mengatakan dari keluarga tidak ada
3x3,4 satu sedok teh, Paracetamol yang mengalami sakit seperti pasien
syrup 3x1 satu sendok teh bila demam. dan keluarga tidak mengalami
Responden dua lahir pada penyakit TBC, DM, hipertensi
tanggal 02 Mei 2016, merupakan anak maupun penyakit serius lainya, dari
ke dua dari empat bersaudara, dari riwayat kehamilan ibu pasien
pasangan Tn.A dengan Ny.S, dan mengatakan tidak pernah mempunyai
bertempat tinggal di desa Sawangan masalah khusus dalam kehamilan
Rt 03 Rw 06 Purwokerto. Adapaun tentang anaknya yang sekarang ini dan
riwayat kesehatan responden yaitu selalu memeriksa nya ke Puskesmas
dengan keluhan sesak nafas ibu pasien maupun rumah sakit dari persalinan
mengatakan sesak nafas 2 hari nya ibu pasien mengatakan tidak
sebelum masuk rumah sakit, terdapat mengalami gangguan selama proses
tarikan dinding dada ke dalam dan kelahiran usia lahir pasien 39 minggu,
terdengar bunyi wheezing, pasien ketuban jernih, setelah lahir pasien
terlihat takut, gelisah dan merasa tidak langsung menangis, BBL : 3400 gram
nyaman, riwayat penyakit sekarang setelah lahir sampai sekarang ibu
Ibu pasien mengatakan pasien sesak pasien mengatakan pasien sudah
nafas sejak 1 hari sebelum ke diberikan imunisasi secara lengkap,
puskesmas, pasien tidak batuk. Pasien dan tumbuh kembangnya normal
ada alergi dingin kemudian dibawa tidak ada proses keterlambatan, ibu
oleh ibunya diperiksakan di pasien mengatakan pasien dapat
Puskesmas, menurut hasil didiagnosa berjalan dengan tegak berdiri, berlari
asma sehingga pasien harus menjalani dan melompat dan pasien sudah
pengobatan dan dokter menganjurkan mampu untuk menggosok gigi sendiri
agar pasien dibawa ke Rumah Sakit dan memakai baju secara mandiri, dan
Margono Soekarjo Purwokerto. Pada ibu pasien mengatakan bahwa pasien
Tanggal 29 Juni 2019 pukul 23.00 dan dirinya belum mengerti secara
WIB oleh keluarga pasien dibawa ke mendalam tentang asma dan
IGD Rumah Sakit Margono Soekarjo penaganan dirumah jika pasien tiba-
Purwokerto, ibu pasien mengatakan tiba kambuh, sesudah sakit nafsu
pasien sesak nafas sejak 2 hari makan berkurang pasien hanya makan
sebelum masuk rumah sakit, pasien 2 x/sehari sesuai diit rumah sakit
tidak batuk, terdapat tarikan dinding tetapi tidak habis dan minum hanya 4
dada ke dalam dan terdengar bunyi gelas perhari yg sebelumya sampai 6
wheezing, ibu pasien mengatakan kali perhari dan makan 3 x/sehari
pasien alergi terhadap udara dingin. porsi sedikit, saat dirawat di rumah
Riwayat penyakit dahulu ibu pasien sakit pasien BAB hanya 1 kali dan
mengatakan jika dingin pasien merasa BAK 2 x sehari berwarna kuning

ISSN 2502-1524 Page | 97


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 4 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 92-102

berbau khas, ibu pasien mengatakan diberikan terapi oksigenasi selama 3


klien susah tidur dan sering terbangun hari terdapat adanya perubahan
dimalam hari, lama tidur hanya 7 jam terhadap respirasi, irama, dan saturasi
sehari, pasien lebih nyaman ditemani oksigen yang berubah membaik.
ibunya dari pada ditemani neneknya. Menurut (Hodder et al, 2010) asma
Pemeriksaan fisik: tekanan darah : merupakan kondisi darurat dan
100/70 mmHg Nadi : 90 x/menit, seringkali penanganannya kurang
Suhu : 37°C dan pemeriksaan : 35 berhasil sehingga memicu jalan napas
x/menit, SPo₂ : 98 %, linggkar kepala terganggu dan menyebabkan diagnosa
: 54 cm, lingkar lengan atas : 16 cm. ketidakefektifan pola nafas, kondisi
BB : 14 kg, tinggi badan : 102 cm seperti ini yang meningkatkan
kepala : mesosepal, mata : konjungtiva kejadian masuk rumah sakit, dan lebih
anemis, sclera anikterik, hidung tidak buruknya berakibat terjadi gagal napas
ada polip, penafasan cuping hidung, dan kematian. Meskipun pemberian
terpasang oksigen 2 liter/menit, mulut terapi oksigen digunakan secara sering
terlihat pucat,dan terdapat secret, dan luas dalam perawatan pasien
telinga normal dan letak simetris, asma, pemberian oksigen sering kali
leher tidak ada pembesaran kelenjar tidak akurat, sehingga pemberian,
tiroid dan kelenjar limfe, dada paru monitoring, dan evaluasi terapi perlu
pergerakan cepat terdapat tarikan dipantau. Oleh karena itu berbagai
dinding dada kedalam, sonor, dan upaya perlu selalu dilakukan untuk
terdapat wheezing, tidak terdapat menjamin agar kebutuhan oksigen ini
pemebesaran jantung, pekak, abdomen terpenuhi dengan baik (Mubarak,
bentuk datar bising usus 22 x/menit, 2007).
ada nya massa pasien belum BAB, Dari kedua responden tersebut
timpani, perempuan tidak terpasang sebelumya diberi terapi oksigen hanya
DC dan tidak ada lesi, ekstremitas atas 2 liter/menit dan tidak ada perubahan
hangat terpasang infus Ringer Laktat sama sekali setelah diberi oksigen 3
12 tpm dan tidak ada gangguan gerak, liter/menit selama 3 hari terdapat
kulit normal dan tidak ada edema. adanya perubahan. Pemenuhan
An. A diberikan terapi : kebutuhan oksigenasi pada anak yang
Oksigen 2 liter/menit, infuse RL 12 menderita asma bronchial sangatlah
tpm makro drip, Nebulizer Ventolin penting. Proses pemenuhan kebutuhan
4x2.5 mg, L-Bio 2x1 sachet, diit gizi oksigen dapat dilakukan dengan cara
seimbang. pemberian oksigen melalui saluran
Pada kasus asma bronchial pernafasan, membebaskan saluran
yang terjadi pada kedua responden pernafasan dari sumbatan yang
peneliti membahas tentang pemberian menghalangi masuknya oksigen,
terapi oksigenasi dengan gangguan memulihkan dan memperbaiki organ
pola nafas pada asma bronchial dari pernafasan agar berfungsi secara
kedua responden tersebut disimpulkan normal (Hidayat, 2005).
bahwa kedua responden setelah

ISSN 2502-1524 Page | 98


Ida Lili Antika: Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Sensori Menggambarkan............

Kedua responden terdapat


adanya perubahan pada saturasi SIMPULAN
oksigen yang bertambah setiap 1. Peniliti menggunakan 2
harinya dan berkurangnya keluhan responden, yaitu pada anak usia 5
tentang sesak nafas dan kedua tahun dan usia 3,5 tahun dengan
responden mengguanakan nasal kanul asma brochial.
yang sudah diberikan terapi oksigen 2. Pemantauan terhadap terapi
dengan aliran 3 liter/menit. Maryana oksigenasi pada kedua responden
(2014) dalam penelitian yang berjudul didapatkan hasil sebelumnya
”Akurasi pemasangan nasal kanul pasien diberi aliran oksigen 2
berhubungan dengan perubahan liter/menit yang menggunakan
saturasi oksigen di ICU” menyebutkan nasal kanul akan tetapi sesudah
hasil penelitian menunjukkan diberi terapi oksigen dengan
perubahan saturasi oksigen (SpO₂ ) aliran 3 liter/menit untuk
pada pasien dengan gangguan mempertahankan kebutuhan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi. tubuh dan mendapatkan hasil
Terapi oksigen menggunakan kanul yang baik dari kedua responden
nasal dapat meningkatkan konsentrasi tersebut terdapat adanya
oksigen dalam tubuh. Setiap satu liter perubahan saturasi oksigen, irama
pemberian terapi oksigen dan perubahan pola nafas pada
menggunakan kanul nasal dapat pasien. Dan dari responden 1
meningkatkan fraksi oksigen sebesar didapatkan hasil yang cukup baik
4%. Perubahan saturasi oksigen pada dengan diberikanya oksigen 3
pasien dengan gangguan pemenuhan liter/menit terjadi perubahan yang
kebutuhan oksigenasi yang bertahap terhadap pola nafas yang
menggunakan kanul nasal dengan mulai dalam rentan normal juga
dosis 3 dan 4 liter per menit yaitu saturasi oksigen yang mulai
pemberian terapi oksigen bertambah dari 97 % dihari
menggunakan kanul nasal dengan pertama dan bertambah 98 %
kecepatan aliran 3 lpm dapat dihari kedua pada hari ketiga
meningkatkan saturasi oksigen rata- didapkan hasil saturasi oksigen 99
rata 1,77% sedangkan pemberian dan suara wheezing sudah tidak
terapi oksigen dengan kecepatan aliran terdengar jumlah respirasi dari
4 lpm dapat meningkatkan saturasi hari pertama yaitu 34 x/menit dan
oksigen rata-rata mencapai 3,33%. pada hari ketiga 30 x/menit dan
Pemberian terapi oksigen dengan mempertahankan aliran
menggunakan kanul nasal dengan oksigen 3 liter/menit juga
kecepatan aliran 2 lpm dapat berkurangnya sesak pada malam
meningkatkan saturasi oksigen sebesar hari yang sebelumnya sering
2,2% dan kecepatan aliran 3 lpm dapat terjadi. Sedangkan responden 2
meningkatkan saturasi oksigen sebesar didapakan hasil yang baik juga
2,9%. sesudah dialiri oksigen 3

ISSN 2502-1524 Page | 99


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 4 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 92-102

liter/menit yang sebelumnya Saya mengucapkan terimakasih


hanya 2 liter/ menit terdapat kepada:
perubahan yang sangat baik, 1. Bapak Ns. Roni Purnomo,
saturasi padahari pertama yaitu 98 M.Kep. selaku Direktur Akper
% dihari pertama dan pada hari “YAKPERMAS” Banyumas.
kedua dan ketiga didapatkan hasil 2. Ibu Ns. Puji Indiyani,
100 % , pada hari kedua suara S.Pd.,M.Kes. selaku dosen
wheezing sudah tidak terdengar, pembimbing I yang telah
dan jumlah respirasi dari 35 membimbing dalam penyusunan
x/menit pada hari pertama dan karya tulis ilmiah dengan sabar
dihari ketiga menjadi 30 x/menit, dan tekun.
dengan memertahankan aliran 3. Ibu Ns. Yatimah Ratna P, M.Kep
oksigen 3 liter/ menit. selaku dosen pembimbing II yang
telah membimbing dalam
SARAN penyusunan karya tulis ilmiah
Dalam saran pemantauan dengan sabar dan tekun.
pemberian terapi oksigenasi harus 4. Bapak dan Ibu dosen beserta staf
digunakan secara sering dan luas karyawan Akper
dalam perawatan pasien asma, “YAKPERMAS” Banyumas
pemberian oksigen seringkali tidak terimakasih atas kerjasamanya.
akurat, sehingga pemberian, 5. Bapak Sutarno, Ibu Mulyatun,
monitoring, dan evaluasi terapi perlu kakek Heri Suryadi, dan nenek
dipantau. Rumini yang selalu mendoakan
Oleh karena itu berbagai upaya aku memberi semangat nasehat
perlu selalu dilakukan untuk serta dukungan yang luar biasa.
menjamin agar kebutuhan oksigen ini 6. Siti Nurhaniyah terimakasih
terpenuhi dengan baik dan selalu memberikan motivasi dan
mengurangi kondisi darurat karena dukungan yang luar biasa dan
seringkali penanganannya kurang mendengarkan keluh kesah saya
berhasil sehingga memicu jalan napas dalam meyelesaikan proposal
terganggu dan menyebabkan diagnosa karya tulis ilmiah ini.
ketidakefektifan bersihan jalan nafas, 7. Sahabat-sahabatku Asafi, Taat,
kondisi seperti ini yang meningkatkan Toto, Tofan, Arif, Dimas, Dani,
kejadian masuk rumah sakit, dan lebih Ahmad, Lutfi, Wisnu, Eri,
buruknya berakibat terjadi gagal napas terimakasih untuk segala
dan kematian dan diharapkan untuk kebaikannya selama ini.
meningkatkan pengawasan dan 8. Kelas 3A yang saling mensupport
penanganan terhadap asma brochial satu sama lain.
pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
UCAPAN TERIMA KASIH Abdul, W. (2013). Keperawatan
Medikal Bedah Asuhan

ISSN 2502-1524 Page | 100


Ida Lili Antika: Asuhan Keperawatan Dengan Pemberian Terapi Aktivitas
Kelompok Stimulasi Sensori Menggambarkan............

Keperawatan Pada Gangguan dapartement : nonventilatory


system respirasi. Jakarta : CV. management.
Trans Info Media.
Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2009).
Anonim, (2008), Pedoman Diagnosis Essential of Pediatric Nursing.
dan Penatalaksanaan Asma di St. Louis Missoury: Mosby.
Indonesia. Perhimpunan Dokter
Paru Indonesia. Harahap, & Ikhsanudin. (2005). Oksigen
Dalam Suatu Asuhan
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC.
Patofisiologi. Jakarta : EGC.
Ikawati. (2013). Farmakoterapi Penyakit
Depkes RI. (2009). Pedoman Sistem Perafasan. Yogyakarta:
Pengendalian Penyakit Asthma. Pustaka Adipura.
Jakarta: Departemen Kesehatan
RI. Kemenkes, (2009). Pedoman dan
Pengendalian Penyakit Asma di
Gibbs, K.P.,& Small, M.,(2013), Indonesia. Menteri kesehatan
Athsma, in Walker, Republik Indonesia, Jakarta.
R.,Edward,C.,(Ed), Clinical
Magenta. (2011), Buku Ajar Asuhan
Pharmacy and Therapeutic,
Elsevier Science, Philadelpia, Keperawatan Klien Dengan
375-393. Gangguan Sistem Pernafasan.
Jakarta: EGC.
Global initiative for asthma, (GINA).
(2014). Global Strategy for Maryana. (2014), Akurasi Pemasangan
Asthma Management and Nasal Kanul Berhubungan
Dengan Peningkatan Saturasi
Prevention. New York: Global
initiative for asthma. Oksigen di Ruang ICU, 5:46-58.

________________________________. Mubarak. (2007). Buku Ajar Kebutuhan


Dasar Manusia : Teori &
(2014). Pocket Guide for
Asthma Management and Aplikasi dalam Praktek. Jakarta:
EGC.
Prevention. Diakses tanggal 21
Januari 2019. Muchid, A., dkk, (2010),
Hidayat. (2005), Pengantar Ilmu Pharmaceutical Care Untuk
Penyakit Asma, Dapartemen
Keperawatan Anak 1. Jakarta:
Salemba Medika. Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Hodder, R., Laungheed, M. D.,
Muttaqin, (2012), Buku Ajar Asuhan
Rowe,B.H., et,al. (2010).
Management of Acute Asthma Keperawatan Klien Dengan
Inadults in the Emergency Gangguan Sistem Pernafasan,
Jakarta: Salemba Medika.

ISSN 2502-1524 Page | 101


Journal of Nursing and Health (JNH)
Volume 4 Nomor 2 Tahun 2019 Halaman : 92-102

NAEPP. Ekpert Panel Report 3: Wahid, Abdul. Suprapto, Imam. (2013.


Guidelines for the Diagnosis and Keperawatan Medikal Bedah :
Management of Asuhan Keperawatan Pada
Asthma.http:www.nhlbi.nih.gov/ Gangguan Sistem Respirasi.
guidelines/asthma/asthmagldn.p Jakarta: CV. Trans Info Medika.
df. Diakses Tanggal 21 Januari
2019. Wong. (2009). Pedoman Klinis
Perawatan Pediatric. Edisi Buku
Riskesdas, (2013). Riset Kesehatan Kedokteran. Jakarta : EGC.
Dasar Riskesdas. Badan
penelitian dan Pengembangan Yin, R. K. (2010). Studi Kasus: Desain
dan Metode. Jakarta:
Kesehatan RI.
Rajagrafindo Persada.
Saheb, A. (2011). Penyakit Asma.
Bandung: CV Medika.

Smeltzer, C. S. & Bare, B.G. (2010).


Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
EGC.

Supartini. (2012). Buku Ajar Konsep


Dasar Keperawatan Anak.
Jakarta: EGC.

Supriyanto, B. & Nataprawira, H. M.


(2011). Terapi Inhalasi Pada
Asma Anak. Sari Pediatri. 4: 67-
73.

Supriyanto, B. & Kaswandani, N.


(2008). Buku Ajar Respirologi
Anak. Ikatan Dokter Anak
Indonesia, Jakarta.

Tanjung. (2010). Pedoman Nasional


Asma Anak Edisi ke-2. Jakarta:
Persatuan Ikatan Dokter Anak
Indonesia.

Wartonah, Tarwoto. (2010). Kebutuhan


Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

ISSN 2502-1524 Page | 102

Anda mungkin juga menyukai