Anda di halaman 1dari 18

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

TELAAH JURNAL

Dosen Pengampu :
Ns. Milkhatun, M.Kep

Disusun Oleh :
Tri Wulandari
2011102411189

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2021
Judul BUTEYKO DALAM MENINGKATKAN STATUS
PERNAPASAN PADA ASUHAN KEPERAWATAN ASMA

Nama Jurnal Jurnal Keperawatan Care


Vol. dan Halaman Vol.9 No.1
Tahun 2019
Penulis Siti Rofiatun Rosida, Warti Ningsih,Fiki Januariska
Heruwati
Penelaah Tri Wulandari
Tanggal Telaah Kamis,14 Oktober 2021
Latar Belakang Asma suatu inflamasi kronis yang menganggu saluran
napas yang dapat menyebabkan reaksi yang berlebihan
dengan keterbatasan aliran udara. Asma mempunyai tingkat
kefatalan yang rendah namun angka kejadiannya cukup
tinggi ditemukan pada masyarakat. Dari laporan
Dapartemen Kesehatan Indonesia, pada tahun 2013
prevalensi asma 4,5%, di tahun 2018 hasil survey dari
300.000 sampel rumah tangga yang terkena penyakit asma
di Indonesia sebanyak 2,4%. Untuk Jawa Tengah 1,8%,
JawaTimur 2,6%, dan Jawa Barat 2,8% pada tahun 2018
(DEPKES RI, 2018). Penyebab asma salah satunya adalah
hiperventilasi atau kebiasaan bernapas secara berlebih
(over- breathing) yang tidak disadari. Tubuh membutuhkan
keseimbangan antara CO2 dan O2, ketika tubuh menghirup
terlalu banyak volume udara dibanding dengan yang
dibituhkan tubuh, pada waktu yang bersamaan akan
menghembuskan CO2 keluar dengan cepat. Hal ini
menyebabkan reaksi kimiawi yang mempersulit pelepasan
oksigen dari darah ke jaringan-jaringan tubuh. Ini termasuk
otot yang mengelilingi saluran pernapasan, untuk
meringankan/ menormalkan dalam bernafas, dengan
melakukan teknik pernapasan karena dengan teknik
pernapasan dapat meningkatkan kesehatan, salah satu
teknik pernapasan yang dapat digunakan adalah teknik
pernapasan buteyko, dimana mengajarkan latihan napas
teratur untuk mengembalikan volume udara yang normal
(Iwan, 2009).

Tujuan Penelitian Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk
menganalisis teknik pernapasan buteyko dalam
meningkatkan status pernapasan pada asma untuk
meringankan/ menormalkan dalam bernafas.
Masalah Penyakit asma disebabkan oleh adalah hiperventilasi atau
kebiasaan bernapas secara berlebih (over- breathing) yang
tidak disadari. Tubuh membutuhkan keseimbangan antara
CO2 dan O2, ketika tubuh menghirup terlalu banyak volume
udara dibanding dengan yang dibituhkan tubuh, pada waktu
yang bersamaan akan menghembuskan CO2 keluar dengan
cepat. Hal ini menyebabkan reaksi kimiawi yang
mempersulit pelepasan oksigen dari darah ke jaringan-
jaringan tubuh. Ini termasuk otot yang mengelilingi saluran
pernapasan. World Health Organization (WHO) (2018),
menyatakan bahwa pada tahun 2018 mencapai 339 juta
orang yang menderita penyakit asma. Kebanyakan penderita
asma berada di umur 5-14 tahun dan 50 tahun keatas. Data
yang diambil dari beberapa negara berdasarkan usia anak-
anak dibawah 14 tahun, negara di benua Afrika lumayan
tinggi, Afrika Selatan 20,3 % dan Kenya 13,8%. Sedangkan
Negara di Benua Asia lebih rendah, India 6% anak-anak 2%
dewasa. Di Indonesia sendiri tercatat 4-11% di usia 6-7
tahun dan 6-13% diusia 13-14 tahun (Global Asthma Report,
2018).
Dari laporan Dapartemen Kesehatan Indonesia, pada tahun
2013 prevalensi asma 4,5%, di tahun 2018 hasil survey dari
300.000 sampel rumah tangga yang terkena penyakit asma
di Indonesia sebanyak 2,4%. Untuk Jawa Tengah 1,8%,
JawaTimur 2,6%, dan Jawa Barat 2,8% pada tahun 2018
(DEPKES RI, 2018).
Metode Penelitian menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan proses
keperawatan meliputi wawancara, observasi, dan
pendokumentasian yang diambil dari catatan asuhan
keperawatan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan case study research (studi kasus) yang meliputi
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian studi kasus ini
dilakukan di Ruang Cemara RSUD Caruban Madiun jawa
Timur. Subjek studi kasus ini adalah pasien yang dirawat di
ruang Cemara sejumlah 1 orang, dengan criteria : pasien
dengan diagnose asma, tidak terpasang alat bantu
pernapasan, frekuensi pernapasan tidak normal, pasien usia
dewasa, batuk tidak produktif.
Metode pengumpulan data yang dipakai yaitu meliputi :
observasi dan pemeriksaan, wawancara, metode
pengukuran, metode dokumentasi sedangkan instrument
yang digunakan dalam studi kasus yaitu meliputi : lembar
asuhan keperawatan, lembar observasi perkembangan
pasien, SOP( standar operasional prosedur).
Hasil Penelitian Hasil penelitian mendapatkan bahwa diagnose keperawatan
pada pasien asma dengan ketidakefektifan pola napas
berhubungan dengan hiperventilasi. Tindakan keperawatan
yang dilakukan adalah pemeberian teknik pernapasan
buteyko. Evaluasi menunjukkan sebelum diberikan teknik
pernapasan buteyko pada hari pertama didapat hasil RR:
29x/menit, setelah 3 hari diberikan teknik pernapasan
buteyko RR turun menjadi 20x/menit
Kesimpulan Bantuan ventilasi dengan teknik pernapasan buteyko
efektif dalam meningkatkan status pernapasan pada asuhan
keperawatan asma, tetapi perlu mempertahanakan
intervensi dengan teknik pernapasan buteyko untuk
mencapai criteria hasil yang maksimal.
BUTEYKO DALAM MENINGKATKAN STATUS PERNAPASAN PADA
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA

Siti Rofiatun Rosida1. Warti Ningsih2. Fiki Januariska Heruwati3


Akademi Keperawatan YAPPI Sragen
Email : fikijanuariskaH@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang :Asma suatu inflamasi kronis yang menganggu saluran napas
yang menyebabkan reaksi yang berlebihan dengan keterbatasan aliran udara.
Asma mempunyai tingkat kefatalan yang rendah namun angka kejadiannya cukup
tinggi ditemukan pada masyarakat. Teknik pernapasan buteyko membantu
penderita mengontrol pernapasan, mengurangi sesak napas, dan mengurangi
gejala dan keparahan asma. Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini untuk
menganalisis teknik pernapasan buteyko dalam meningkatkan status pernapasan
pada asma. Metode penelitian: penulis menggunakan metode studi kasus dengan
pendekatan proses keperawatan meliputi wawancara, observasi, dan
pendokumentasian yang diambil dari catatan asuhan keperawatan. Hasil : dari
studi kasus penulis mendapatkan diagnose keperawatan pada pasien
ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi. Tindakan
keperawatan yang dilakukan adalah pemeberian teknik pernapasan buteyko.
Evaluasi menunjukkan sebelum diberikan teknik pernapasan buteyko pada hari
pertama didapat hasil RR: 29x/menit, setelah 3 hari diberikan teknik pernapasan
buteyko RR turun menjadi 20x/menit.. Kesimpulan :bantuan ventilasi dengan
teknik pernapasan buteyko efektif dalam meningkatkan status pernapasan pada
asuhan keperawatan asma, tetapi perlu mempertahanakan intervensi dengan
teknik pernapasan buteyko untuk mencapai criteria hasil yang maksimal.
Kata kunci : Asma, Teknik Pernapasan Buteyko, Oksigenasi

VENTILATION SUPPORT WITH BUTEYKO BREATHING TECHNIQUE


IN INCREASING BREATHING STATUS IN ASTHMA NURSING CARE
Abstract
Background : Asthma is a chronic inflammation that disrupts the airways that
causes excessive reaction with limited air flow. Asthma has a low mortality rate
but the incidence rate is quite high found in the community. Buteyko breathing
techniques help sufferers control breathing, reduce shortness of breath, and
reduce the symptoms and severity of asthma. The purpose of writing this scientific
paper is to analyze the breathing technique of Buteyko in improving respiratory
status in asthma. Research methods: the authors use the case study method with a
nursing process approach that includes interviews, observations, and
documentation taken from nursing care records. Results : from the case study the
authors obtained nursing diagnoses in patients with ineffective breath patterns
associated with hyperventilation. Nursing action taken is giving buteyko breathing
techniques. Evaluation shows that before buteyko breathing technique is given
Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

RR: 29x / minute, after 3 days buteyko breathing technique RR decreases to 20x /
minute. Conclusion : ventilation assistance with buteyko breathing technique is
effective in improving respiratory status in asthma nursing care , but it is
necessary to maintain interventions with the Buteyko breathing technique to
achieve maximum outcome criteria.
Keywords: Asthma, Buteyko Respiratory Technique, Oxygenation

PENDAHULUAN di umur 5-14 tahun dan 50 tahun


Asma adalah suatu kelainan keatas. Data yang diambil dari
berupa inflamasi (peradangan) beberapa negara berdasarkan usia
kronik saluran nafas. Menyebabkan anak-anak dibawah 14 tahun, negara
hiperaktivitas bronkus terhadap di benua Afrika lumayan tinggi,
berbagai rangsangan yang ditandai Afrika Selatan 20,3 % dan Kenya
dengan gejala episodik berulang 13,8%. Sedangkan Negara di Benua
berupa mengi, batuk, sesak napas Asia lebih rendah, India 6% anak-
dan rasa berat didada terutama pada anak 2% dewasa. Di Indonesia
malam dan atau dini hari yang sendiri tercatat 4-11% di usia 6-7
umumnya bersifat reversible baik tahun dan 6-13% diusia 13-14 tahun
dengan atau tanpa pengobatan (Global Asthma Report, 2018).
( Nugroho, dkk, 2016). Asma suatu Dari laporan Dapartemen
inflamasi kronis yang menganggu Kesehatan Indonesia, pada tahun
saluran napas yang menyebabkan 2013 prevalensi asma 4,5%, di tahun
reaksi yang berlebihan dengan 2018 hasil survey dari 300.000
keterbatasan aliran udara.Gejala- sampel rumah tangga yang terkena
gejala respirasi yang berulang seperti penyakit asma di Indonesia sebanyak
wheezing, sesak napas, dada sesak 2,4%. Untuk Jawa Tengah 1,8%,
dan batuk, khususnya pada malam JawaTimur 2,6%, dan Jawa Barat
hari dan dini hari, dan sifatnya kronis 2,8% pada tahun 2018 (DEPKES RI,
(Bararah, 2018). 2018).
World Health Organization Berdasarkan hasil
(WHO) (2018), menyatakan bahwa rekapitulasi data kasus baru
pada tahun 2018 mencapai 339 juta PTM( Penyakit Tidak Menular),
orang yang menderita penyakit asma. jumlah kasus baru PTM yang
Kebanyakan penderita asma berada dilaporkan secara keseluruhan pada

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

tahun 2017 adalah 1.593.931 kasus, dimana mengajarkan latihan napas


termasuk asma didalamnya yang teratur untuk mengembalikan
menempati 6,47% dari banyak kasus volume udara yang normal (Iwan,
tersebut (DINKES JAWA TENGAH, 2009).
2017). Jumlah pasien asma di RSUD Konsep buteyko memahami
Dr. Moewardi di bulanOktober- secara fisiologi bahwa ketika pasien
November 2018 berjumlah 42 orang, mengalami asma, hal ini disebabkan
mayoritas pasien usia dewasa ( Putri, oleh bronkospasme pada paru-paru
2018). sehingga menyebabkan
Penyebab asma salah satunya berkurangnya kadar CO2 dalam
adalah hiperventilasi atau kebiasaan alveoli, hal ini mengakibatkan
bernapas secara berlebih (over- peningkatan tekanan pada otot polos
breathing) yang tidak disadari. dalam bronkus sehingga
Tubuh membutuhkan keseimbangan menimbulkan kontriksi pada bronkus
antara CO2 dan O2, ketika tubuh dan susah napas. Sehingga metode
menghirup terlalu banyak volume buteyko mengatasi masalah
udara dibanding dengan yang penurunan CO2 agar kembali normal,
dibituhkan tubuh, pada waktu yang hal ini menyebabkan relaksasi otot
bersamaan akan menghembuskan polos pada dinding bronkus dengan
CO2 keluar dengan cepat. Hal ini demikian menghindari
menyebabkan reaksi kimiawi yang bronkospasme dan membuka jalan
mempersulit pelepasan oksigen dari napas serta mencegah terjadi asma
darah ke jaringan-jaringan tubuh. Ini (Novozhilov dalamNurdiansyah,
termasuk otot yang mengelilingi 2013).
saluran pernapasan, untuk Tekhnik pernafasan buteyko
meringankan/ menormalkan dalam adalah sebuah teknik pernapasan
bernafas, dengan melakukan teknik yang dikembangkan oleh professor
pernapasan karena dengan teknik Konstantin Buteyko dari Rusia.Ia
pernapasan dapat meningkatkan meyakini bahwa penyebab utama
kesehatan, salah satu teknik penyakit asma menjadi kronis karena
pernapasan yang dapat digunakan masalah hiperventilasi yang
adalah teknik pernapasan buteyko, tersembunyi, dengan program dasar

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

memperlambat frekuensi pernapasan seseorang yang diberikan teknik


agar menjadi normal. Program buteyko menunjukan peningkatan
tersebut termasuk sebuah panduan kualitas hidup, dapat mengontrol
untuk memperbaiki pernapasan serangan asma serta dapat
(dada) dan belajar bernapas melalui mengurangi frekuensi kekambuhan
hidung, dilakukan tiga kali sehari , asma dengan teknik buteyko.
sebelum diberikan terapi farmakologi, Hasil penelitian oleh Marlin,
selama 30 menit (Lingard dkk(2018), menunjukkan ada
dalamNurdiansyah, 2013). Kelebihan pengaruh teknik pernapasan buteyko
tekhnik buteyko dapat menurunkan terhadap ACT (Asthma Control Test)
serangan asma, mencegah tingkat di Poli Paru RSUP Dr. Hasan
keparahan, menurunkan dosis obat, Sadikin Bandung. Hal ini
menghentikan batuk, hidung ditunjukkan dengan adanya
tersumbat, sesak napas, wheezing, perbedaan yang signifikan antara
teknik ini tidak memiliki efek sebelum diberikan teknik pernapasan
samping (Hasan, dkk, dalam Marlin, buteyko dengan setelah diberikan
2018). teknik pernapasan buteyko.
Menurut hasil penelitian Tujuan dilakukan Studi
Fitriani (2018), di dapatkan pengaruh Kasus yaitu Untuk menganalisa
dari pemberian teknik pernapasan bantuan ventilasi dengan teknik
buteyko di Puskesmas Tigo Baleh pernapasan buteyko dalam
Bukit Tinggi yaitu kepada responden meningkatkan status pernapasan
penderita asma yang mengalami pada asuhan keperawatan asma.
penurunan gejala asma, dapat
meningkatkan arus puncak ekspirasi METODE
pada penderita asma, dan ini dapat Desain penelitian ini adalah
dijadikan terapi rehabilitas tambahan deskriptif dengan pendekatan case
bagi penderita asma. study research (studi kasus) yang
Sedangkan menurut meliputi pengkajian, diagnosis
penelitian Bachri (2018), di keperawatan, perencanaan,
PuskesmasKerja Lima Kaum pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian
Kabupaten Tanah Datar bahwa studi kasus ini dilakukan di Ruang

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

Cemara RSUD Caruban Madiun Berdasarakan dari data


jawa Timur. tersebut, diagnose yang muncul pada
Subjek studi kasus ini adalah Tn.B yaitu ketidakefektifan pola
pasien yang dirawat di ruang Cemara napas berhubungan dengan
sejumlah 1 orang, dengan criteria : hiperventilasi. Perencanaan
pasien dengan diagnose asma, tidak keperawatan terhadap Tn. B yaitu
terpasang alat bantu pernapasan, dengan bantuan ventilasi dengan
frekuensi pernapasan tidak normal, teknik pernapasan buteyko. Tujuan
pasien usia dewasa, batuk tidak ditetapkan sesuai NOC yaitu Status
produktif. Pernapasan dengan diharapakan pola
Metode pengumpulan data napas pasien menjadi adekuat
yang dipakai yaitu meliputi : dengan criteria hasil : frekuensi
observasi dan pemeriksaan, pernapasan dalam rentang normal
wawancara, metode pengukuran, (16-24x/menit), tidak ada dispneu
metode dokumentasi sedangkan saat istirahat/aktivitas, tanda-tanda
instrument yang digunakan dalam vital dalam rentang normal, tidak ada
studi kasus yaitu meliputi : lembar suara napas tambahan, tidak ada
asuhan keperawatan, lembar pernapasan cuping hidung, dapat
observasi perkembangan pasien, beristirahat, tidak ada batuk, tidak
SOP( standar operasional prosedur). menggunakan alat bantu napas.
Untuk intervensi yang
HASIL PENELITIAN diberikan meliputi : memonotor
Hasil pengkajian didapatkan : status pernapasan dan tanda-tanda
mengeluh sesak napas, sulit bernapas, vital, pemberian atau memposisikan
dadanya ampek, batuk dan badannya pasien untuk mengurangi sesak
panas dingin. Dari hasil observasi napas, mengajarakan teknik
TD 130/70 mmHg, N: 102x/menit, pernapasan ( teknik pernapasan
RR: 29x/menit, S: 38oC, terdengar buteyko), kolaborasi pemebrian obat
suara napas tambahan whezzing, kepada pasien.
terdapat pernapasan cuping hidung,
gelisah, keadaan umum lemah, akral
hangat, tampak sulit bernapas.

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

Tindakan keperawatan pada diberikan dalam satu hari. Pada


Tn.B dilakukan selama tiga hari, tanggal 9 Maret 2019 TD: 110/80
dilakukan sehari 3 kali dengan waktu mmHg, N: 82x/menit, RR: 25x/menit,
30 menit, sebelum pemberian terapi S: 37,8oC, suara napas whezzing
obat. Pada hari pertama tanggal 8 berkurang, sesak berkurang, batuk
Maret 2019, sebelum diberikan jarang, napas cuping hidung, setelah
tindakan teknik pernapasan buteyko 3 kali diberikan pada hari yang sama
hasil yang didapat, TD: 130/70 ada perubahan pada frekuensi
mmHg, N: 102x/menit, pernapasan RR 22x/menit. Pada
RR:29x/menit, S: 38oC, suara napas tanggal 10 Maret 2019, TD: 120/70
tambahan whezzing, batuk, pasien mmHg, N: 85x/menit, RR: 23x/menit,
tampak gelisah, pernapasan cuping S: 37,3oC, setelah diberikan tindakan
hidung, tampak sesak napas, pasien 2 kali dalam hari yang sama ada
mengatakan masih susah karena perubahan frekuensi pernapasan
tekniknya panjang, setelah 3 kali menjadi RR 20x/ menit, tidak sesak,
diberikan pada hari yang sama tidak ada napas cuping hidung, tidak
didapatkan hasil,RR menjadi ada suara napas tamabahan, batuk
24x/menit, maka ada perubahan dari tidak ada.
peratama diberikan hingga 3 kali
PEMBAHASAN kronis yang menganggu saluran
Pada kasus Tn. B hasil napas yang menyebabkan reaksi
pengkajian Tn. B mengatakan sesak yang berlebihan dengan keterbatasan
napas, batuk, sulit bernapas, dan aliran udara, gejala-gejala respirasi
badannya panas dingin.Saat yang berulang seperti wheezing,
dilakukan pengkajian Tn. B sesak napas, dada sesak dan batuk,
terdengar bunyi tambahan whezzing, khususnya pada malam hari dan dini
Keadaan umum lemah, lemas, hari, dan sifatnya kronis.
gelisah, kesulitan bernapas, tampak Pada subjek studi kasus saat
batuk, pernapasan cuping hidung, ini tidak ditemukan tanda gejala
akral hangat. Tanda dan gejala yang sianosis pada pasien, sedangkan di
ada pada Tn. B sesuai dengan teori teori terdapat tanda gejala sianosis,
(Bararah, 2018) asma suatu inflamasi maka menurut asusmsi penulis

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

keadaan ini disebabkan karena dasar pemikiran bahwa prioritas


penyakit asma yang diderita pasien kegawatdaruratan yang utama dan
termasuk tipe asma alergik, dimana membutuhkan penanganan segera
disebabkan oleh alergi pada adalah breathing/ pernapasan.
lingkungan kerja, asap, dan Penulis menegakkan diagnose
mempunyai riwayat medis masa lalu. ketidakefektifan pola napas
Tn. B mengalami sesak napas berhubungan dengan hiperventilasi,
karena salah satu orang tua dari Tn. dengan cirri utama RR tidak normal,
B memiliki riwayat penyakit yang sesak napas, pernapas cuping hidung,
sama, dan lingkungan pekerjaannya irama tidak teratur. Hal ini karena
tidak sehat karena ia seorang supir adanya mekanisme kontriksi otot
bus, dimana pasien lama terpapar ac, polos yang tersumbat sehingga
sering kontak dengan asap, polusi, terjadi gangguan ventilasi dimana
lingkungan yang tidak sehat. Hal ini Oksigen dan Karbondioksida tidak
sesuai dengan pendapat Hasdianah seimbang yang mengakibatkan
( 2014), bahwa penyebab asma yaitu hiperventilasi, sehingga
factor predisposisi (genetic), dan menimbulkan kontriksi pada bronkus
lingkungan kerja. dan susah napas( Nugroho, 2016).
Diagnose keperawatan untuk Ketika masalah ketidakefektifan pola
kebutuhan oksigen penulis memilih napas berhubungan dengan
ketidakefektifan pola napas hiperventilasi segera diatasi maka
berhubungan dengan hiperventilasi. dapat mengindari bronkospame dan
Menurut Herdman (2018), membuka jalan napas sehingga tidak
ketidakefektifan pola napas adalah terjadi sesak napas (Novozhilov
inspirasi dan / atau ekspirasi yang dalam Nurdiansyah, 2013).
tidak member ventilasi adekuat. Perencanaan intervensi
Dengan kondisi yang di dapat pada keperawatan perlu diterapakan untuk
data yaitu, sesak napas, takipnea, mengurangi, menghilangkan, dan
suara napas tambahan whezzing, mencegah masalah keperawatan
pernapasan cuping hidung. penderita yaitu status pernapasan,
Penulis meletakkan masalah dengan tujuan untuk mencapai dari
ini pada prioritas pertama dengan rencana keperawatan ini yaitu setelah

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

dilakukan tindakan asuhan ventilasi adalah peningkatan suatu


keperawatan selama 3x24 jam, dapat pola pernapasan spontan optimal
memberikan hasil yang maksimal, yang memaksimalkan pertukaran
maka diharapkan sesak napas pasien oksigen dan karbondioksida dalam
berkurang, dengan criteria hasil : paru-paru.
frekuensi pernafsan dalam rentang Hasil Nursing Intervention
normal, tidak ada dispnea saat Classification (NIC) antara lain
istirahat/ beraktivitas, tanda-tanda bantuan ventilasi meliputi auskultasi
vital dalam rentan normal, tidak ada suara napas tamabahan,
suara nafas tambahan, tidak ada pertahanakan oksigenasi, monitor
batuk, tidak menggunakan alat bantu status pernapasan dan TTV,
pernafasan, dapat beristirahat dengan posisikan pasien untuk mengurangi
cukup. dispnue, ajarkan teknik pernapasan
Selain itu menurut Moorhead, (teknik pernapasan buteyko),
Sue (2018), dalam Nursing Outcome kolaborasi pemberian obat
Classification (NOC) status Implementasi yang dilakukan
pernapasan, definisi status sesuai dengan rencana keperawatan
pernapasan adalah proses keluar yang mengacu pada perkembanagan
masuknya udara ke paru-paru serta dan respon pasien.Tindakan
pertukaran karbondioksida dan keperawatan yang dilakukan yaitu
oksigen di alveoli. Maka dari itu mengajarkan teknik pernapasan
penting untuk mencapai hasil dari buteyko, dilakukan 3 x dalam sehari,
status pernapasan sebagai indicator 1 jam sebelum diberikan terapi
penilaian keberhasilan asuhan farmakologi methylprednisolone,
keperawatan pada Tn. B dengan solvinex, salbutamol, dilakukan
asma. selama 30 menit. Tindakan ini sesuai
Menurut Bulechek, Gloria dengan teori menurut Lingard dalam
(2018), dalam NIC, intervensi Nurdiansyah (2013). Penulis
keperawatan yang disarankan untuk melakukan tindakan tersebut dengan
diagnose ketidakefektifan pola napas alasan untuk mengetahui keefektifan
berhubungan dengan hiperventilasi pemberian tindakaan teknik
meliputi bantuan ventilasi. Bantuan pernapasan buteyko, dan penulis

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

ingin mengetahui perubahan RR oleh Fitriani (2018), bahwa


sebelum dan sesudah pemberian pemberian teknik pernapasan
tindakan teknik pernapasan buteyko, buteyko efektif untuk asma, karena
sehingga penulis menginkan setelah dapat menurunkan gejala asma pada
pemberian teknik pernapasan pasien asma guna mengurangi sesak
buteyko, pasien dapat beristiraha, napas dan dapat meningkatkan arus
sesak berkurang, RR normal. puncak ekspirasi pada penderita
Konsep buteyko memahami asma dengan cara teknik pernapasan
secara fisiologi bahwa ketika pasien dengan hidung dan menutup mulut
mengalami asma, hal ini disebabkan dalam keadaan rilkes.
oleh bronkospasme pada paru-paru Evaluasi dari tindakan asuhan
sehingga menyebabkan keperawatan pada diagnose
berkurangnya kadar CO2 dalam keperawatan ketidakefektifan pola
alveoli, hal ini mengakibatkan napas berhubungan dengan
peningkatan tekanan pada otot polos hiperventilasi. Hari pertama
dalam bronkus sehingga pemberian teknik pernapasan
menimbulkan kontriksi pada bronkus buteyko , semula pasien mengalami
dan susah napas. Sehingga metode sesak napas, RR 29x/menit, suara
buteyko mengatasi masalah tambahan whezzing, batuk, tidak
penurunan CO2 agar kembali normal, dapat beristirahat, setelah 3 kali
hal ini menyebabkan relaksasi otot diajarkan teknik pernapasan buteyko
polos pada dinding bronkus dengan pasien mengatakan sesak berkurang,
demikian menghindari RR 24x/menit, batuk masih ada,
bronkospasme dan membuka jalan suara wheezing masih ada, istirahat
napas serta mencegah terjadi asma masih terganggu. Dihari ke dua
(Novozhilov dalam Nurdiansyah , pasien mengatakan sesak berkurang ,
2013). Sehingga teknik pernapasan batuk masih ada, RR 25x/menit,
buteyko efektif untuk membantu dapat istirahat, suara tambahan
meningkatkan status pernapasan wheezing , setelah diajarkan teknik
pada pasien asma. pernapasan buteyko pada hari yang
Teknik ini juga sejalan sama pasien mengatakan, sesak
dengan penelitian yang dilakukan berkurang, batuk jarang, dapat

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

istirahat, RR 22x/menit. Di hari Menurut asusmsi penulis ini


ketiga pasien mengatakan, sudah disebabkan karena adanya factor
lebih baik, RR 23x/menit, sesak perancu yaitu obat, dan lingkungan.
berkurang, batuk jarang, dapat Karena obat golongan ekstra
beristirahat, wheezing tidak ada, belladona dapat membantu
setelah 2 kali diajarakan teknik melebarkan saluran pernapasan,
pernapasan buteyko pasien seperti halnya obat salbutamol,
mengatakan sudah baik, tidak sesak, sedangkan lingkungan juga
RR 20x/menit, tidak batuk, wheezing berpengaruh, karena kondisi
tidak ada, dapat beristirahat dengan lingkungan seperti suhu, cuaca
nyaman. mempengaruhi respon tubuh pasien.
Hasil studi kasus ini adalah Hasil studi ini sejalan dengan
dengan teknik pernapasan buteyko penelitian yang dilakukan oleh
terdapat perubahan yang sigifikan, Fitriani (2018), bahwa pemberian
sehingga teknik pernapasan buteyko teknik pernapasan buteyko efektif
efektif untuk pasien asma karena untuk asma, karena dapat
dapat mengurangi sesak napas, menurunkan gejala asma pada pasien
mengontrol pernapasan, dapat asma guna mengurangi sesak napas
mengurangi gejala asma, dan dan dapat meningkatkan arus puncak
mengurangi ketergantungan terhadap ekspirasi pada penderita asma
obat. dengan cara teknik pernapasan
Saat dilakukan tidakan hari dengan hidung dan menutup mulut
pertama pasien belum mengetahui dalam keadaan rilkes.
cara melakukannya, setelah diajarkan Teknik pernafasan buteyko
pasien mulai memahami. Setelah juga membantu menyeimbangkan
diberikan tindakan teknik pernapasan kadar CO2 dalam darah sehingga O2
buteyko, RR pasien dapat turun, yang lancer akan menurunkan gejala
sesak berkurang, rileks dan nyaman, hipoksia, hiperventilasi, dan
tetapi ketika dilakukan tindakan apneasaat tidur pada penderita asma
untuk yang kedua kalinya mengakaji dan memperbaiki buruknya system
pasien dan didapat data bahwa RR pernafasan pada penderita asma,
pasien meningkat, tidak stabil. sehingga menurunkan gejala asma

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

dan menurunkan frekuensi serangan buteyko dengan setelah diberikan


asam (Dalimunthe, 2010). teknik pernapasan buteyko.
Sejalan dengan penelitian
Bachri (2018), di PuskesmasKerja KESIMPULAN
Lima Kaum Kabupaten Tanah Datar Bantuan ventilasi dengan
bahwa seseorang yang diberikan teknik pernapasan buteyko efektif
teknik buteyko menunjukan dalam meningkatkan status
peningkatan kualitas hidup, dapat pernapasan pada asuhan keperawatan
mengontrol serangan asma serta asma, tetapi perlu mempertahanakan
dapat mengurangi frekuensi intervensi dengan teknik pernapasan
kekambuhan asma dengan teknik buteyko untuk mencapai criteria
buteyko. hasil yang maksimal. Dimana
Dan hasil penelitian yang didapat hasil menunjukkan sebelum
dilakukan oleh Marlin, dkk(2018), diberikan teknik pernapasan buteyko
menunjukkan ada pengaruh teknik pada hari pertama didapat hasil RR:
pernapasan buteyko terhadap ACT 29x/menit, setelah 3 hari diberikan
(Asthma Control Test) di Poli Paru teknik pernapasan buteyko RR turun
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. menjadi 20x/menit
Hal ini ditunjukkan dengan adanya
perbedaan yang signifikan antara
sebelum diberikan teknik pernapasan

DAFTAR PUSTAKA MenaraIlmu.https://scholar.goo


Bachri, Y. 2018. Pengaruh Teknik gle.co.id/scholar?hl=id&as_sdt
Pernafasan Buteyko Terhadap =0%2C5&q=PENGARUH+TE
Frekuensi Kekambuhan Asma KNIK+PERNAFASAN+BUT
Pada Penderita Asma Bronkial EYKO+TERHADAP+FREKU
Di UPD Puskesmas Wilayah ENSI++KEKAMBUHAN+AS
Kerja Lima Kaum 1 Kabupaten MA+PADA+PENDERITA+A
Tanah Datar Tahun 2017. SMA+BRONKHIAL+DI+UPT
Jurnal ++PUSKESMAS+WILAYAH

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

+KERJA+LIMA+KAUM+1+K Puncak Ekspirasi (APE) Pada


ABUPATEN+TANAH+DATA pasien Asma Di Wilayah Kerja
R+TAHUN+2017&btnG=#d=g Puskesmas Tigo Baleh Bukit
s_qabs&u=%23p%3Dbh548p3 Tinggi.JurnalAFIYAH.https://s
DMscJ. Diakses pada tanggal 7 cholar.google.co.id/scholar?hl=
Desember 2018, pukul 15.00 id&as_sdt=0%2C5&q=EFEKT
WIB. IFITAS+ANTARA+TEKNIK+
Bulechek, Gloria M, Howard K. PERNAFASAN+BUTEYKO+
Butcher, Joanne M. &btnG=#dgs&u=%23%3DQk
Dochterman, CherlybM. D7lwi5ek8J. Diakses pada
Wagner. 2018. Nursing tanggal 7 Desember 2018,
Intervention Classification pukul 11.15 WIB
(NIC). Edisi Keenam. GINA/(Global Initiative for
Indonesia : Elsevier. Asthma), .2011. Info datin
Depkes, RI. 2018. Hasil Utama Asma. (online).
RISKESDA 2018. Jakarta : (http://www.depkes.go.id/down
Kementrian Kesehatan load.php?file=download/pusdat
Republik Indonesia . in/infodatin/infodatin-
Dinkes Jawa Tengah. 2017. Profil asma.pdf). Diakses pada
Kesehatan Provinsi Jawa tanggal 2 Januari 2019 pukul
Tengah 2017. 10.00 WIB.
(online).(www.depkes.go.id/res Global Asthma Repor. 2018. Statistic
ources/download/profil/PROFI WHO Asthma 2018. (online).
L_KES_PROVINSI_2017/13_j (www.globalasthmareport.org).
ateng_2017.pdf). Diakses pada Diakses pada tanggal 2 Januari
tanggal 9 Desember 2018 pukul 2019 pada pukul 17.00 WIB.
09.00 WIB. Hasdiansah & Suprapto.
Fitrina, Y., & Sari, R. P. 2018. 2014.Patologi & Patofisiologi
Efektifitas Antara Teknik Penyakit .Yogyakarta : Nuha
Pernapasan Buteyko Dengan Medika.
Diafragmatic Breathing Herdman, T. Heather dan Shigemi
Exercise Terhadap Arus Kamitsuri. 2018. Nanda

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

International Inc. Diagnosa Keperawatan Silampari, 1 (2),


Keperawatan Definisi & 47-61.
Klasifikasi Edisi (11). Jakarta : https://scholar.google.co.id/sch
EGC. olar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q
Ikwati Zullies. 2016. =PENGARUH+TEKNIK+PER
Penatalaksanaan Terapi NAPASAN+BUTEYKO+TER
Penyakit Sistem Pernapasan. HADAP+ACT+%28ASTHMA
Kedokteran. EGC : Jakarta. +CONTROL+TEST%29&btn
Moorhead, Sue , Marion Johnson , G=#d=gs_qabs&u%23%3D6p4
Meridean L. Maas , Elizabeth CWvpudZUJ. Diakses pada
Swanson. 2018. Nursing tanggal 7 Januari 2019 ,pukul
Outcame Classification (NOC). 14.15 WIB.
Edisi Kelima. Indonesia : Utomo, W. B. Pengaruh Teknik
Elsevier. Pernapasan Buteyko Terhadap
Nugroho, T., Putri, T. B., dan Putri, Penurunan Gejala Pasien Asma
K. D. 2016. Teori asuhan Kota Tangerang Selatan.
Keperawatan Gawat Darurat . Skripsi Fakultas Kedokteran
Yogyakarta : Nuha Medika. Dan Ilmu Kesehatan
Putri, K. A. 2018. Pengaruh Tripod Universitas Islam Negeri Syarif
Terhadap Frekuensi Pernapasan Hidayatullah Jakarta.
Pada Pasien Dengan Penyakit https://scholar.google.co.id/sch
Asma Di RSUD Dr. Moewardi. olar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q
Stikes Kusuma Husada, =PENGARUH+TEKNIK+PER
Surakarta,2018.http://digilib.sti NAPASAN+BUTEYKO++TE
keskusumahusada.ac.id/downlo RHADAP+PENURUNAN+GE
ad.php?id=2658. Diakses pada JALA+PASIEN+ASMA++KO
tanggal 5 Januari 2019 pukul TA+TANGERANG+SELATA
13.00 WIB. N&btnG=#d=gs_qabs&u=%23
Sutrisna, M., Pranggono, E. H., & p%DNOnnJ_M7-AsJ. Diakses
Kurniawan, T. 2018. Pengaruh pada tanggal 5 Januari 2019,
Teknik Pernapasan Buteyko pukul 10.00 WIB.
terhadap ACT. Jurnal

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)


Siti Rofiatun Rosida: Buteyko Dalam Meningkatkan Status Pernapasan Pada
Asuhan Keperawatan Asma

Bararah, T, dan Jauhar, M. 2018.


Asuhan
Keperawatan :PanduanLengka
p Menjadi Perawat Profesional.
Yogyakarta : Cerdas Pustaka
Publisher.

Jurnal Keperawatan CARE, Vol.9 No.1(2019)

Anda mungkin juga menyukai