Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN EVALUASI AKHIR

TERAPI KECERDASAN MOTORIK BAYI 9 BULAN

DI DESA ANGGANA

Disusun Oleh : Kelompok 5


1. Tri Wulandari 2011102411189
2. Ahmad Suhadi 2011102411139
3. Arlica Oktafiallin 2011102411142
4. Viana 2011102411040
5. Husein Rajeshti 2011102411038
6. Gusti Maulida Rahmah 2011102411144
7. Durrotul Faridah 2011102411109

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tes Skrining Perkembangan Denver diperkenalkan pada tahun 1967 untuk
mengidentifikasi anak kecil, hingga usia enam tahun, dengan masalah perkembangan.
Sebuah versi revisi, Denver II, dirilis pada tahun 1992 untuk memberikan perbaikan
yang diperlukan. Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah metode
pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan perkembangan anak.
Tes ini dapat mem- berikan jaminan kepada orang tua atau bermanfaat dalam
mengidentifikasi berbagai masalah dini yang mengancam tumbuh kembang anak.
KMS adalah kartu yang memuat grafik pertumbuhan serta indicator
perkembangan yang bermanfaat untuk mencatat memantau tumbuh kembang balita
setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia 5 tahun. KMS juga dapat diartikan sebagai
“rapor” Kesehatan dan gizi (catatan Riwayat Kesehatan dan gizi) balita.

B. Tujuan
Tujuan dilakukannya pemeriksaan DDST adalah menilai tingkat perkembangan
anak sesuai kelompok seusianya, serta digunakan untuk memonitor dan memantau
perkembangan bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan
perkembangan secara berkala.
Tujuan dilakukan pemeriksaan KMS untuk mewujudkan tingkat tumbuh
kembang dan status Kesehatan anak balita secara optimal. Sebagai alat bantu bagi ibu
atau orang tua dalan memantau tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang
optimal. Dan sebagai alat bantu dalam memantau dan menentukan Tindakan-tindakan
untuk mewujudkan tingkat pertumbuhan dan perkembangan balita yang optimal.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hasil pemeriksaan DDST dan KMS pada An. A ?
2. Bagaimana hasil pemeriksaan DDST dan KMS pada An. R ?
BAB II
PELAKSANAAN

A. Tempat Pelaksanaan : Desa Anggana, Kutai Lama Kutai Kartanegara

B. Peserta : 1. An. A (Usia 9 Bulan) (Perempuan)

2. An. R (Usia 9 Bulan) (Perempuan)

C. Hari/Tanggal/Jam : Kamis, 19 Mei 2022 (14.00-15.30)

D. Pembagian Tugas :
1. Tri Wulandari: Melakukan Skrining DDS pada An. R
2. Husein Rajeshti: Melakukan Skrining DDST pada An. A
3. Durrotul Faridah dan Ahmad Suhadi: Melakukan
Skrining KMS pada An. A
4. Arlica Oktafiallin dan Gusti Maulida Rahmah:
Melakukan Skrining KMS pada An. R
5. Viana: Fasilitator

E. Evaluasi

a. Evaluasi Struktur Yang diharapkan:


a. Alat-alat yang digunakan lengkap

b.Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana

b. Evaluasi Proses Yang diharapkan:

a. Terapi dapat berjalan dengan baik

b. Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik


c. Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi

d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya

c. Evaluasi Hasil Yang diharapkan:

a. Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan bermain lego

b. Anak kurang dapat mengikuti kegiatan dengan baik dikarenakan mengantuk

c. Anak merasa senang

d. Anak tidak takut lagi dengan perawat

e. Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai

f. Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain


BAB III
KESIMPULAN

Saat kegiatan berlangsung, alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pemantauan dan
terapi bermain lengkap, beberapa alat dan bahan yang digunakan antara lain kertas KMS
(Kartu Menuju Sehat) dan lembar Denver DDST yang mana berisi pemantauan berat badan
dan perkembangan anak sehat. Kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan anak dapat
mengikuti terapi bermain dengan baik. Saat dilakukan pemantauan ada sedikit hambatan
dari anak yaitu anak sedikit rewel, semua anak dapat menyelesaikan kegiatan dengan baik
dan tertib, dan semua anak terlihat senang dan antusias saat kegiatan bermain berlangsung.
Dari kegiatan ini anak juga dapat mengembangkan motorik halus dengan terapi bermain.
Anak dapat berbaur dan tidak takut terhadap terapis serta orang tua mendampingi kegiatan
anak sampai selesai dan mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain ini.

1. An. A (9 Bulan) P
Setelah dilakukan pemeriksaan tumbuh dan kembang pada An. A (9 bulan) didapat
hasil pertumbuhan sesuai dengan usianya, An. A Pertambahan berat badan dari usia 2 bulan
secara bertahap sampai umur 6 bulan 8 tidak berlebihan .Pada An. A di dapat data bahwa
telah melakukan Imunisasi lengkap sampai tahap usia sekarang. ibu dari An. A mengatakan
An. A sedari lahir mengkonsumsi susu formula sebagai pengganti ASI.
Sementara hasil pemeriksaan perkembangan dengan DDST didapat hasil Normal
(dikarenakan ditermukannya 4 aspek) dan pada penilaian sektor mendapat skor Normal
karena Anak mampu melakukan 25% - 75%.

2. An. R (9 Bulan) P
Karena An. R merupakan saudara kembar dari An. A. maka setelah dilakukan
pemeriksaan tumbuh dan kembang pada An. A (9 bulan) didapat hasil pertumbuhan sesuai
dengan usianya, An. A Pertambahan berat badan dari usia 2 bulan secara bertahap sampai
umur 4 bulan 8 tidak berlebihan .Pada An. A di dapat data bahwa telah melakukan Imunisasi
lengkap sampai tahap usia sekarang. ibu dari An. A mengatakan An. A sedari lahir
mengkonsumsi susu formula sebagai pengganti ASI juga. Tetapi bayi R ini lebih aktif
pergerakaannya dibandingkan An. A
Sementara hasil pemeriksaan perkembangan dengan DDST didapat hasil Normal
(dikarenakan ditermukannya 4 aspek) dan pada penilaian sektor mendapat skor Normal
karena Anak mampu melakukan 25% - 75%.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai