Oleh:
Wawan kurniawan
30190120040
JAUA WBNCANUA[
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat mengerjakan serta
menyelesaikan laporan pengkajian “ LAPORAN PENGkAJIAN DENVER II
DAN kPSP AN. G
USIA 1 TAHUN, 5 BULAN, 10 HARI”. Dalam penyusunan laporan pengkajian
ini, banyak pihak yang telah membantu dengan memberikan dorongan dan
bimbingan secara langsung maupun tidak langsung. Penulis mengucapkan terima
kasih khususnya kepada:
1. Ns. Elizabeth Ari Setyarini, S.kep., M.kes.AIFO selaku ketua STIkes
Santo Borromeus Padalarang.
2. Ns. Ferdinan S, M.kep selaku kepala program studi S-1 keperawatan STIkes
Santo Borromeus Padalarang.
3. Linda Sari Barus., M. kep., Ns. Sp. kep. An selaku dosen koordinator mata
ajar keperawatan anak
4. BM. Siti Rahayu SkP , selaku tim dosen mata ajar keperawatan anak
Saya menyadari bahwa didalam pembuatan laporan pengkajian ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun guna perbaikan. Akhir kata, saya
mengucapkan terimakasih dan berharap semoga bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
KAK D
WBNEAHR@RAN
A. Latar Belakang
(DDST) II adalah salah satu metode
Ebnvbr Ebvb`opibnt ]mrbbninc Ubst
skrining terhadap kelainan perkembangan anak, yang dibuat oleh Fran
kenburg dan J. B Dodds untuk mengetahui perkembangan motorik anak. Tes
ini dinilai lebih mudah dibanding tes perkembangan yang lain dan dapat
diandalkan dan menunjukkan validitas yang tinggi. Tes ini dapat
dilakukan kapan saja dengan menggunakan alat sederhana (Tristanti Ika,
2017).
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian (kemenkes, 2016).
An. C berumur 1 tahun, 5 bulan, 10 hari adalah salah satu klien yang
dilakukan pemeriksaan perkembangan oleh seorang perawat anak pada
tanggal
8 Juni 2020 didapatkan hasil An. C berjenis kelamin laki-laki yang lahir
tanggal 23 November 2018, lahir prematur usia gestasi 35 minggu. An. G
sudah bisa makan sendiri tidak banyak tumpah. An. G bisa mencuci
tangan dan mengeringkannya, dan menyikat gigi sendiri walaupun kurang
bersih. An.
G. Senang mencoret-coret kertas dengan balpoint. Mencoret-coret kertas
sesukanyas seperti benang kusut. Menyusun 4 kubus mainan yang Ibunya
belikan. Memungut benda kecil mainannya dengan ibu jari dan telunjuk. An.
G bisa menagatakan dadada dan papapa. Meminta sesuatu dengan
menangis, membuat ART tidak paham keinginan An.G, Ibu Bekerja pergi
pagi
dan pulang di sore hari. An. G naik tangga sendiri walau perlu diawasi. Sudah
bisa jalan sejak usia 12 bulan. Selama pemeriksaan anak kurang patuh, tidak
tanggap saat pemeriksaan, takut pada pemeriksa perhatian kadang teralihkan.
Persalinan prematur merupakan persalinan yang terjadi pada kehamilan
kurang dari 37 minggu (antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang
dari 2500 gram (Saifuddin, 2009). Di Indonesia data kementrian kesehehatan
bayi prematur sebanyak 675.700 bayi. kelahiran prematur berhubungan
dengan terjadinya gangguan tumbuh kembang. Pernyataan tersebut sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mariyana Rina (2018) dengan
judul “Hubungan Riwayat Prematur Dengan Tumbuh kembang Anak Usia
Satu Tahun” bahwa pertumbuhan anak usia 1 tahun sebesar 6,7% anak
mengalami gangguan pertumbuhan dan 56,7% anak mengalami suspek
gangguan perkembangan. Gangguan perkembangan anak yang terjadi pada
hasil penelitian ini anak mengalami keterlambatan bahasa dimana anak belum
mampu dan belum jelas dalam menyebutkan fokalnya bahkan menyebutkan
“mama” saja belum jelas.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengangkat kasus denver II
pada anak dengan judul “LAPORAN PENGkAJIAN DENVER II DAN
kPSP AN. G USIA 1 TAHUN, 5 BULAN, 10 HARI”.
B. Rumusan Masalah
1. konsep dasar Ebnvbr Ebvb`opibnt ]mrbbninc Ubst (EE]U) II
2. konsep dasar kuesioner Pra Skrening Perkembangan (kPSP)
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai salah satu tugas profesi ners dalam stase keperawatan anak
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini yaitu:
a. Mampu memahami konsep dasar denver II
b. Mampu memahami konsep dasar kPSP
c. Mampu melakukan pengkajian denver II pada An. G
d. Mampu menggunakan kPSP pada An. G
D. Metode Penulisan
Metode penulisan laporan kasus ini adalah study pustaka dari berbagai
sumber dan study kasus.
E. Sistematika Penulisan
Laporan kasus ini terdiri atas IV bab. Bab I pendahuluan tersusun atas
latar belakang, rumusan masalah, tujuan, metode penulisan dan sistematika
penulisan. Bab II adalah bab tinjauan pustaka yang berisi konsep dasar
denver II dan kPSP. Bab III adalah tinjauan pengkajian kasus denver II
dan kPSP. Bab IV adalah kesimpulan dan saran.
KAK DD
UDNLARAN WR]UAJA
A. konsep dasar Denver II
1. Pengertian
Ebnvbr Ebvb`opibnt ]mrbbninc Ubst (DDST) adalah sebuah metode
pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai kemajuan
perkembangan
anak usia 0-6 tahun (Nugroho, 2011).
DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan
perkembangan anak (Soetjiningsih, 2014).
Ebnvbr Ebvb`opibnt ]mrbbninc Ubst (DDST) adalah suatu metode
pengkajian yang digunakan untuk melihat perkembangan anak usia 0-6 tahun
(Adriana, 2017).
2. Fungsi
a. Menilai perkembangan anak sesuai dengan umurnya
b. Memantau anak yang tampak sehat dari umur 0 tahun sampai dengan 6
tahun
c. Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan adanya kelainan
perkembangan
d. Memastikan apakah anak dengan persangkaan ada kelainan, apakah
benar-benar ada kelainan perkembangan
e. Monitor anak dengan resiko perkembangan misalnya anak dengan
masalah perinatal.
3. Sektor perkembangan
a. Wbrsona` somia` (perilaku sosial), yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya
b. Finb iotor aeaptivb (gerakan motorik halus), yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat
c. @ancuacb (bahasa), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan
untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan
d. Cross iotor (gerakan
motorik kasar), yaitu aspek yang berhubungan
dengan pergerakan dan sikap tubuh.
4. Prosedur DDST
Dalam pemeriksaan DDST ada beberapa syarat yang harus digunakan
yaitu alat dan prosedur pelaksanaan.
Alat yang digunakan: benang wol merah, kismis/ manik-manik, kubus warna
merah, kuning, hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel
kecil, kertas dan pensil, lembar formulir DDST dan buku petunjuk sebagai
referansi. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap:
a. Tahap pertama dilakukan secara periodik pada semua anak yang berusia:
3-6 bulan, 9-12 bulan, 18-24 bulan, 3 tahun, 4 tahun dan 5 tahun
b. Tahap ke dua dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap 1 kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
5. Teknik pemeriksaan
a. Tentukan umur anak dengan menggunakan patokan 30 hari untuk 1
bulan dan 12 bulan untuk 1 tahun
b. Bila hasil perhitungan umur kurang dari 15 hari maka dibulatkan ke
bawah, bila sama dengan atau lebih dari 15 hari di bulatkan ke atas
c. Setelah diketahui umur anak, selanjutnya dengan menggunakan
penggaris tarik garis secara vertikal dari atas ke bawah berdasarkan umur
kronologis yang tertera di bagian atas formulir sehingga memotong kotak
tugas perkembangan pada formulir DDST
d. Lakukan penilaian pada tiap sektor, apakah LULUS (WA]]BE = P = beri
tanda √), GAGAL (FAD@ = F = tanda 0), MENOLAk ([BFR]A@ = R =
tanda M) atau anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas ( NO
OWWO[URNDUT = NO)
Termasuk kategori ini ketika anak gagal/ menolak pada item dalam garis
umur yang berada diantara 75-90%.Tulis C disebelah kanan kotak.
Eb`aybe/ jbtbr`aikatan
Termasuk kategori ini bila gagal/ menolak pada item yang berada di
sebelah kiri garis umur.
UDNLARAN JA]R]
A. Jbsiipu`an
keempat aspek perkembangan yang dinilai pada An. G yaitu Personal Sosial,
Motorik Halus, Bahasa, Motorik kasar didapatkan hasil adalah Normal
dimana pada penilaian tersebut tidak ada keterlambatan dan atau paling
banyak satu caution dalam kasus pun tidak ada dan hasil pengkajian kPSP
bahwa perkembangan anak sesuai (S) dengan tahap perkembangannya.
K. ]aran
1. keluarga anak
Bagi keluarga An. G untuk mendampingi agar mengetahui perkembangan
anak dan merasa aman
2. Perawat
Bagi perawat untuk selalu memberikan motivasi kepada orang tua anak
untuk memantau perkembangan anak
Eaftar Wustaja
Adriana Dian. (2017). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak Edisi 2 .
Jakarta: Salemba
kemenkes. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Anak. Jakarta
(http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/keperawatan-Anak-komprehensif.pdf)
. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan Interνensi Dini
Tumbuh Kembang Anak. Jakarta
(http://e-
cinta.com/uploads/resource/Buku_SDIDTk_Bab_I-V.pdf)
Mariyana Rina. (2018). Hubungan Riwayat Prematur Dengan Tumbuh Kembang
Anak Usia Satu Tahun. Journal.
(https://www.researchgate.net/publication/329658371_RIWAYAT_PREM
ATUR_DENGAN_TUMBUH_kEMBANG_ANAk_USIA_SATU_TAH
UN)
Nugroho. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Dan Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika