Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PERKEMBANGAN ANAK MENURUT PEMERIKSAAN DENVER

DEVELOPMENT SCREENING TEST II (DDST II)

A. Pendahuluan
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga
masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 1997).
B. Fungsi DDST
Fungsi DDST yaitu untuk mengkaji dan mengetahui tingkat perkembangan anak,
menstimulasi perkembangan anak, pedoman dalam perawatan perkembangan anak dan
mendeteksi dini keterlambatan perkembangan anak.
C. Alat dan bahan pemeriksaan DDST
Penilaian DDST ini memiliki persyaratan tes, yaitu membutuhkan lembar formulir
DDST dan alat bantu atau peraga seperti benang wol merah; manik-manik; kubus
bewarna merah, kuning, hijau, dan biru; permainan bola kecil; bola tenis serta kertas
dan pensil.
D. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan DDST adalah mengkaji dan mengetahui perkembangan anak yang meliputi
motorik kasar, bahasa, adaptif-motorik halus dan personal sosial pada anak usia satu
bulan sampai dengan enam tahun (Saryono, 2010).
E. Landasan Teori
DDST yaitu suatu tes untuk melakukan skrining/pemeriksaan terhadap perkembangan
anak usia satu bulan sampai dengan enam tahun menurut Denver. Denver II adalah
revisi utama dari standarisasi ulang dari DDST dan Revisied Denver Developmental
Screening Test (DDST-R). DDST merupakan salah satu dari metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak. Tes ini bukan tes diagnostik atau tes IQ.
Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit. Aspek Perkembangan yang dinilai terdiri dari 125
tugas perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar 25-30
tugas dan menurut Saryono (2010) ada empat sektor perkembangan yang dinilai, yaitu:

1.

Perilaku Sosial Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

2.

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.


Gerakan Motorik Halus
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh tertentu dan dilakukan

3.

otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.


Bahasa
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan

4.

berbicara spontan.
Gerakan Motorik Kasar
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

Hidayat (2008) menyebutkan cara penilaian perkembangan yang dijabarkan sebagai


berikut:
1. Tentukan usia anak pada saat pemeriksaan.
2. Tarik garis pada lembar DDST sesuai dengan usia yang telah ditentukan.
3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan garis yang ada
mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus, dan personal sosial.
4. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan, atau abnormal sesuai dengan
gambar.
Ada beberapa skoring penilaian item pada tes DDST II menurut Adriana (2011), antara
lain:
1. L = Lulus/lewat, ditulis dengan P = Passed
Anak dapat melakukan item dengan baik, atau ibu/
pengasuh memberikan laporan (tepat/dapat dipercaya) bahwa anak
dapat melakukannya.
2. G = Gagal, ditulis dengan F = Fail
Anak tidak dapat melaksanakan item tugas dengan baik, atau ibu/pengasuh memberi
laporan anak tidak dapat melakukan dengan baik.
3. Tak = Tak ada kesempatan, ditulis dengan NO = No Opportunity
Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan item karena ada hambatan.
Misalnya, anak yang tangan dominannya sedang diinfus tidak dapat melakukan item
yang berhubungan
dengan tangan. Skor ini hanya digunakan untuk item yang ada kode L/laporan orangtua
atau pengasuh.
4) M = Menolak, ditulis R = Refusal
2

Anak menolak melakukan tes karena faktor sesaat, misalnya mengantuk, lelah, dan
menangis.
Interpretasi nilai dalam DDST II terbagi menjadi dua, yaitu penilaian per item di
masing-masing sektor dan penilaian secara keseluruhan dari keempat sektor dalam
DDST II.
1) Penilaian per item menurut Adriana (2011)

2) Interpretasi DDST II
3

Ada tiga interpretasi hasil skrining DDST II menurut Adriana (2011), yaitu:
a. Normal
Jika didapatkan hasil tidak ada delayed, maksimal satu caution. Rujukannya adalah
lakukan skrining rutin.
b. Curiga/Suspect
Jika didapatkan hasil dengan dua atau lebih caution, dan/atau terdapat satu atau lebih
delayed. Rujukannya adalah lakukan uji ulang satu sampai dua minggu kemudian untuk
menghilangkan faktor sesaat seperti rasa takut, sakit, atau kelelahan.
c. Tidak Stabil/Unstable
Jika didapatkan hasil dengan satu atau lebih delayed, dan/atau dua atau lebih caution.
Dalam hal ini delayed atau caution harus disebabkan oleh karena penolakan (refusal)
bukan karena
kegagalan (fail). Rujukannya adalah dilakukan uji ulang satu sampai dua minggu ke
depan.
F. Prosedur Kerja
1. Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah.
2. Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.
3. Buat komunikasi yang baik dengan anak.
4. Hitung umur anak dan buat garis umur.
Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan
pada formulir.
Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal
lahir.
5. Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak yang lahir
lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2
tahun, maka harus dilakukan koreksi
6. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada
ujung atas garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali,gunakan
garis umur dengan warna yang berbeda.
7. Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kita sesuai
dengan apa yang ingin ditestkan.
8. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor
yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebelah
kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat
disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang ditembus garis
umur.

Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah i
(gagal / menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah
kiri garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat lulus 3 tugas

perkembangan.
Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkah i,
lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada sektor

yang sama sampai anak :gagal pada 3 tugas perkembangan.


9. Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
G. Hasil Pemeriksaan
Perkembangan anak menurut Denver II:
1. Area Motorik Kasar
a. Anak tidak mampu melakukan perkembangan pada saat disuruh berjalan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.

mundur
Anak mampu berjalan dengan baik
Anak mampu membungkuk dan berdiri
Anak mampu berdiri sendiri
Anak mampu berdiri 2 detik
Anak mampu bangkit terus duduk
Anak mampu bangkit terus berdiri
Anak mampu berdiri dengan pegangan
Anak mampu melakukan tugas perkembangan duduk tanpa pegangan
Anak mampu bangkit duduk kepala tegak
Anak mampu membalikan badan
Anak mampu dada terangkat bertumpu pada lengan
Anak mampu berdiri menumpu beban pada kaki
Anak mampu duduk kepala tegak
Anak mampu kepala terangkat 900
Anak mampu kepala terangkat 450
Anak mampu terlungkup kepala terangkat sebentar
Anak mampu terlentang gerakan seimbang

2. Bahasa
a. Anak tidak mampu mengucapkan 3 kata
b. Anak tidak mampu mengucapkan 2 kata
c. Anak mampu mengucapkan 1 kata
d. Anak mampu mengucapkan papa mama
e. Anak mampu mengoceh
f. Anak mampu mengkombinasikan kata
g. Anak mampu mengucapkan papa mama tidak spesipik
h. Anak mampu meniru kata-kata
i. Anak mampu bersuara satu suku kata
j. Anak mampu menoleh ke arah suara
k. Anak mampu menoleh ke bunyi kericikan
l. Anak mampu berteriak
5

m. Anak mampu tertawa


n. Anak mampu mengucapkan ooo aaa
o. Anak mampu bersuara
p. Anak mampu bereaksi terhadap bel
3. Motorik Halus-Adaptif
a. Anak mampu mencoret-coret
b. Anak mampu memasukkan kubus ke cangkir
c. Anak mampu membenturkan dua kubus
d. Anak mampu memegang ibu jari
e. Anak mampu mengambil kubus
f. Anak mampu memindahkan kubus
g. Anak mampu menarik manik-manik
h. Anak mampu mencari benang
i. Anak mampu berusaha meraih
j. Anak mampu mengamati manik-manik
k. Anak mampu mengikuti
l. Anak mampu bersentuhan tangan
m. Anak mampu memegang kericikan
n. Anak mampu mengikuti lewat garis tengah
o. Anak mampu mengikuti ke garis tengah
4. Personal Sosial
a. Anak tidak mampu membantu dirumah
b. Anak tidak mampu minum dengan cangkir
c. Anak mampu menirukan kegiatan
d. Anak mampu main bola dengan pemeriksa
e. Anak mampu melambaikan tangan (berdadadada)
f. Anak mampu menyatakan keinginan
g. Anak bisa tepuk tangan
h. Anak sudah mampu makan sendiri
i. Anak mampu berusaha menggapai mainan
j. Anak mampu mengamati tangan
k. Anak mampu tersenyum sendiri
l. Anak tidak mampu membalas senyum pemeriksa
m. Anak mampu menatap muka
H. Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan perkembangan anak dengan cara melakukan Denver
Development Screening Test II (DDST) terhadap anak M. Fajri Al Farizi pada tanggal
18 September 2014 dengan usia 1 tahun lebih 1 bulan (13 bulan) sebagai berikut: pada
area motorik kasar anak tidak mampu melakukan perkembangan pada saat disuruh
berjalan mundur, anak mampu berjalan dengan baik, anak mampu membungkuk dan
berdiri, anak mampu berdiri sendiri, anak mampu berdiri 2 detik, anak mampu bangkit
terus duduk, anak mampu bangkit terus berdiri, anak mampu berdiri dengan pegangan,
anak mampu melakukan tugas perkembangan duduk tanpa pegangan, anak mampu
bangkit duduk kepala tegak, anak mampu membalikan badan, anak mampu dada
terangkat bertumpu pada lengan, anak mampu berdiri menumpu beban pada kaki, anak
6

mampu duduk kepala tegak, anak mampu kepala terangkat 900, anak mampu kepala
terangkat 450, anak mampu terlungkup kepala terangkat sebentar, anak mampu
terlentang gerakan seimbang.
Kedua, untuk area bahasa didapatkan data sebagai berikut: anak tidak mampu
mengucapkan 3 kata, anak tidak mampu mengucapkan 2 kata, anak mampu
mengucapkan 1 kata, anak mampu mengucapkan papa mama, anak mampu mengoceh,
anak mampu mengkombinasikan kata, anak mampu mengucapkan papa mama tidak
spesipik, anak mampu meniru kata-kata, anak mampu bersuara satu suku kata, anak
mampu menoleh ke arah suara, anak mampu menoleh ke bunyi kericikan, anak mampu
berteriak, anak mampu tertawa, anak mampu mengucapkan ooo aaa, anak mampu
bersuara, dan nak mampu bereaksi terhadap bel.
Ketiga, untuk area motorik halus-adaptif didapatkan data sebagai berikut: anak mampu
mencoret-coret, anak mampu memasukkan kubus ke cangkir, anak mampu
membenturkan dua kubus, anak mampu memegang ibu jari, anak mampu mengambil
kubus, anak mampu memindahkan kubus, anak mampu menarik manik-manik, anak
mampu mencari benang, anak mampu berusaha meraih, anak mampu mengamati
manik-manik, anak mampu mengikuti, anak mampu bersentuhan tangan, anak mampu
memegang kericikan, anak mampu mengikuti lewat garis tengah, dan anak mampu
mengikuti ke garis tengah.
Terakhir, untuk area personal sosial didapatkan data perkembangan anak sebagai
berikut: anak tidak mampu membantu dirumah, anak tidak mampu minum dengan
cangkir, anak mampu menirukan kegiatan, anak mampu main bola dengan pemeriksa,
anak mampu melambaikan tangan (berdadadada), anak mampu menyatakan keinginan,
anak bisa tepuk tangan, anak sudah mampu makan sendiri, anak mampu berusaha
menggapai mainan, anak mampu mengamati tangan, anak mampu tersenyum sendiri,
anak tidak mampu membalas senyum pemeriksa, dan anak mampu menatap muka.

I.

Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan perkembangan anak dengan melakukan Denver Development
Screening Test II (DDST II) terhadap anak dengan nama M. Fajri Al Farizi pada tanggal
18 September 2014 diperoleh data pada area motorik kasar ia tidak mampu melakukan
berjalan mundur saat pemeriksa meminta. Untuk area bahasa, anak tersebut tidak
mampu menyebutkan atau mengucapkan 3 kata dan 2 kata. Untuk area adaptif-motorik

halus, anak tersebut mampu melakukan semua perintah pemeriksa. Sedangkan area
personal sosial, anak tersebut tidak mampu membantu dirumah setelah diperintahkan
oleh pemeriksa.

Daftar Pustaka
http://rofiqahmad.wordpress.com/2008/04/02/perkembangan-menurut-denver-ii-ddst-ii/
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/Muji_Skripsi_p26-p49.pdf

Anda mungkin juga menyukai