Tumor mammae merupakan kelainan mammae yang sering terjadi pada wanita. Tumor
terbagi memjadi dua, tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak memiliki ciri-ciri tumbuh
secara terbatas, memiliki selubung, tidak menyebar dan bila dioperasi dapat dikeluarkan
secara utuh sehingga dapat sembuh sempurna, sedangkan tumor ganas memiliki ciri-ciri yaitu
dapat menyusup ke jaringan sekitarnya, dan sel kanker dapat ditemukan pada pertumbuhan
tumor tersebut. Fibroadenoma merupakan tumor jinakyang sering ditemukan, pada kelainan
ini terjadi pertumbuhan jaringan ikat maupun kelenjar, yang banyak ditemukan pada wanita
usia muda 10-30 tahun (www.depkes.go.id)
Tumor mammae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan
papilla mammae (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010).Tumor mammae adalah gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae di mana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembangbiak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015).
A. Transmisi langsung. Infiltrasi lokal pada kulit yang menutupi dan bagian bawah
otot secara klinis bisa terdeteksi, hal tersebut mengakibatkan adanya kerutan
(ulserasi)
B. Limfogen. Pembuluh limfatik yang meresap ke dalam kulit menyebabkan tanda
klinis peau d’orange. Kelenjar getah bening aksila adalah lokasi awal penularan
limfogen yang sering terjadi, kurang lebih 40% hingga 50% wanita mengalami
kelenjar getah bening di aksila pada pemeriksaan pertama penderita kanker
payudara.
C. Hematogen. Bagian yamg sering terkena metastasis hematogen adalah pulmo
(paru-paru) dan tulang. Kelenjar adrenal, hati dan otak juga terkadang
terpengaruh. Pleura di sisi sama dengan terdapatnya kanker menjadi tempat
berkembang, dan menyebabkan efusi. Infiltrasi sumsum tulang yang ekstensif
dapat menyebabkan terjadinya anemia sel darah merah leukosit. Destruksi tulang
dapat menyebabkan hiperkalsemia, disertai dengan komplikasi pada ginjal.
D. Transelomik. Akan terjadi penyebaran jika tumor menyebar ke rongga dalam
tubuh, semisal pada pleura parietalis atau peritoneum.
E. Implantasi tumor. Kontaminasi sel-sel ganas dari tumor ke bagian luka selama
operasi diawal, bisa menyebabkan pertumbuhan berkelanjutan, sel tersebut
berada di tempat bekas luka yang muncul Kembali . Meskipun seperti itu,
kekambuhan yang banyak terjadi di area bekas luka di sebabkan oleh
pertumbuhn limfatik sebelumnya.
E. PATOFISIOLOGIS
Tumor merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel yang
berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ
yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Proses
jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
a. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi factor
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung
dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau kokarsinogen
lain, kerentanan jaringan dan individu.
b. Fase in situ: 1-5 tahun 9
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi precancerous yang
bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paruparu, saluran cerna, kandung
kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di mammae.Fase invasi Sel-sel menjadi
ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membrane sel ke jaringan
sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.Waktu antara fase ke 3 dan ke 4
berlangsung antara beberapa minggu sampai beberapa tahun.
c. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat
lain bertambah.
F. PATHWAY
G. PENATALAKSANAAN
Brunner & Suddarth (2018) mengatakan berbagai pilihan penatalaksanaan tersedia. Pasien
dan dokter dapat memutuskan pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi atau terapi hormonal
atau kombinasi terapi.
4. Biopsi nodus limfe sentinel : dianggap sebagai standar asuhan untuk terapi kanker
payudara stadium dini.
5. Terapi radiasi sinar eksternal : biasanya radiasi dilakukan pada seluruh payudara, tetapi
radiasi payudara parsial (radiasi ke tempat lumpektomi saja) kini sedang dievaluasi di
beberapa institusi pada pasien tertentu secara cermat.
9. Rekonstruksi payudara.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan , agama, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, MR , diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian,
tanggal operasi, serta penanggung jawab.
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera fisik (D.0077)
2) Resiko Infeksi b.d Agen Injuri Biologis (D.0143)
3) Gangguan Citra Tubuh b.d Perubahan Struktur/Bentuk Tubuh (D.0083)
4) Ansietas b.d Ancaman terhadap kematian (D.0080)
5) Risiko defisit nutrisi d.d Peningkatan kebutuhan metabolisme (D.0032)
6) Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi (D.0111)
7) Pola napas tidak efektif b.d efek agen farmakologis (D.0005)
8) Gangguan integritas kulit/jaringan b.d faktor mekanis (D.0129)
B. PENETAPAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
3: Sedang Terapeutik
4: Cukup Memburuk 5.9 Lakukan oral hygiene sebelum
5: Memburuk makan, jika perlu
5.10 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis: piramida
makanan)
5.11 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
5.12 Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
5.13 Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
5.14 Berikan suplemen makanan,
jika perlu
5.15 Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogastik jika
asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
5.16 Ajarkan posisi duduk, jika
mampu
5.17 Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
5.18 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan (mis:
Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
5.19 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
6 Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan (I.12383)
pengetahuan b.d meningkat (L.12111) Observasi
Kurang terpapar Setelah dilakukan intervensi 6.1 Identifikasi kesiapan dan
keperawatan selama 3 x 24
informasi kemampuan menerima informasi
jam, maka status tingkat
(D.0111) pengetahuanmeningkat, 6.2 Identifikasi faktor-faktor yang
dengan kriteria hasil: dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku
1. Perilaku sesuai anjuran
hidup bersih dan sehat
meningkat dari skala (…) ke
(…) Terapeutik
2. Verbalisasi minat dalam 6.3 Sediakan materi dan media
belajar meningkat dari skala Pendidikan Kesehatan
(…) ke (…)
6.4 Jadwalkan Pendidikan
3. Kemampuan menjelaskan Kesehatan sesuai kesepakatan
pengetahuan tentang suatu
topik meningkat dari skala 6.5 Berikan kesempatan untuk
(…) ke (…) bertanya
4. Kemampuan Edukasi
menggambarkan 6.6 Jelaskan faktor risiko yang
pengalaman sebelumnya dapat mempengaruhi Kesehatan
yang sesuai dengan topik
meningkat dari skala (…) ke 6.7 Ajarkan perilaku hidup bersih
(…) dan sehat
6. Pertanyaan tentang
masalah yang dihadapi
menurun dari skala (…) ke
(…)
7. Persepsi yang keliru
terhadap masalah menurun
dari skala (…) ke (…)
Ket:
1: Meningkat
2. Cukup Meningkat
3: Sedang
4: Cukup Menurun
5: Menurun
agen Observasi
Setelah dilakukan intervensi
farmakologis keperawatan selama 3 x 24 7.1 Monitor pola napas (frekuensi,
jam, maka pola napas kedalaman, usaha napas)
(D.0005)
membaik, dengan kriteria 7.2 Monitor bunyi napas tambahan
hasil: (misalnya: gurgling, mengi,
1. Dispnea menurun dari wheezing, ronchi kering)
skala (…) ke (…) 7.3 Monitor sputum (jumlah,
2. Penggunaan otot bantu warna, aroma)
napas menurun dari skala Terapeutik
(…) ke (…)
7.4 Pertahankan kepatenan jalan
3. Pemanjangan fase napas dengan head-tilt dan chin-
ekspirasi menurun dari skala lift (jaw thrust jika curiga trauma
(…) ke (…) fraktur servikal)
4. Frekuensi napas membaik 7.5 Posisikan semi-fowler atau
dari skala (…) ke (…) fowler
5. Kedalaman napas 7.6 Berikan minum hangat
membaik dari skala (…) ke
(…) 7.7 Lakukan fisioterapi dada, jika
perlu
Ket:
7.8 Lakukan penghisapan lender
1: Membaik
kurang dari 15 detik
2. Cukup Membaik
7.9 Lakukan hiperoksigenasi
3: Sedang sebelum penghisapan endotrakeal
4: Cukup Memburuk 7.10 Keluarkan sumbatan benda
5: Memburuk padat dengan forsep McGill
7.11 Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
7.12 Anjurkan asupan cairan 2000
ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
7.13 Ajarkan Teknik batuk efektif
Kolaborasi
7.14 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator Diagnostik.
Edisi I Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan
Keperawatan. Edisi I Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi I Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.