Anda di halaman 1dari 27

KUESIONER PRA SKRINING

PERKEMBANGAN (KPSP)
Kelompok 2
Dwi Sri S
Ismi Rahmawati
Liya Yulianti
Milah Awalia
Mahendra Fahmi
Nabila Moelya
Nandini Seftiani
Rafi Syauqi
Raka Ferandika
Reina Hapsari
Riska Setiani
Ryo Maulana
• Pengertian
Adalah suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan
kepada para orang tua  dan dipergunakan sebagai alat
untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan
anak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun.

• Kegunaan KPSP
KPSP dapat dipakai untuk mengetahui ada atau tidak
adanya hambatan, gangguan atau masalah dalam
perkembangan anak.
Jadwal Skrining/Pemeriksaan
KPSP
Jadwal rutin dilakukan pada umur 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika
anak belum mencapai umur skrining tersebut, minta
ibu datang kembali pada umur skrining yang terdekat
untuk pemeriksaan rutin. Misalnya bayi umur 7
bulan, diminta datang kembali untuk skrining pada
umur 9 bulan. Apabila anak mempunyai masalah
tumbuh kembang pada usia anak diluar jadwal
skrining, maka gunakan KPSP untuk usia skrining
terdekat yang lebih muda (Diana, 2010).
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan
untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan
 Cara menggunakan KPSP:
 Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang
lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6
bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan
adalah KPSP 9 bulan.
 Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan. Bila umur
anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila
umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
 Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
LANJUTAN...
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah bayi
makan kue sendiri?”
Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah
bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”
Baca dulu dengan baik pertanyaan yang ada. Bila tidak jelas atau ragu-ragu
tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum melaksanakan.
Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.
Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban
Interpretasi Hasil KPSP
Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau
kadang-kadang)
Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau
tidak pernah)
Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai
dengan tahapan perkembangan (S)
Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak
meragukan (M)
Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.
Intervensi
 1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan tindakan berikut:
 a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
 b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.
 c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai
dengan umur dan kesiapan anak.
 d) Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di
posyandu secara teratur sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan BKB. Jika
anak sudah memasuki
LANJUTAN...

usia pra-sekolah (36-72 bulan), anak dapat diikutkan pada kegiatan di


Pusat PAUD, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak.
 e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin menggunakan KPSP setiap
bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan
pada anak umur 24 sampai 72 bulan
 2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan
berikut:
 a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan
pada anak lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
 b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan
anak untuk mengatasi penyimpangan / mengejar
ketertinggalannya.
LANJUTAN....

 c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari kemungkinan adanya


penyakit yang menyebabkan penyimpangan perkembangannya.
 d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu kemudian dengan
menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
 e) Jika hasil KPSP ulang jawaban “Ya” tetap 7 atau 8 maka kemungkinan
ada penyimpangan (P).
 3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan (P), lakukan
tindakan berikut:
 Rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Kemenkes RI, 2016).
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
 Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
 Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan
stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
 Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan
stimulasi. Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan
stimulasi sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.
 Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.
Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN
(M)
Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa
yang diberikan lebih sering .
Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak.
Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter
anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang
menghambat perkembangannya.
Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP
yang sama pada saat anak pertama dinilai.
LANJUTAN...
Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang
pertama sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk
KPSP yang sesuai umur anak.
Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu,
dan ia hanya bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2
minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan dulu
KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia
9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami
ketertinggalan lagi.
INGAT !!!
Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban
masih (M) = 7-8 jawaban YA. Konsultasikan dengan
dokter spesialis anak atau ke rumah sakit dengan
fasilitas klinik tumbuh kembang.
KPSP Dilakukan:
Setiap 3 bulan sejak anak usia 3 bulan – 24
bulan (anak usia 3,6,9,12,15,18,21,dan 24
bulan)
Dan setiap 6 bulan setelah usia 24 bulan
( anak usia 24,30,36,42,48,54,60,66,dan 72
bulan)
SIMPULAN

Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan


untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada
penyimpangan. Sejak dahulu masalah perkembangan anak
mendapat banyak perhatian. Berbagai tulisan mengenai
perkembangan anak telah dibuat. Pada saat ini berbagai
metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak telah dibuat.
LANJUTAN...
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-
penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan
perkembangan anak karena deteksi dini kelainan
perkembangan anak sangat berguna agar diagnosa maupun
pemulihannya dapat dilakukan lebih awal sehingga tumbuh
kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan
mengetahui adanya masalah pada perkembangan anak, tidak
berarti bahwa diagnosa pasti dari kelainan tersebut telah
ditetapkan.
LANJUTAN...

Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh


kembang anak sehari-hari, yang dapat memberikan petunjuk jika
ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih
diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan
pemeriksaan penunjang laninnya agar diagnosa dapat dibuat,
supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-
baiknya.
TERIMA KASIH
SDIDTK (Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang)
SDIDDTK
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak
secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan
stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang pada masa 5tahun pertama kehidupan .
Tujuan agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak
prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan berkembang
secara optimal.
SDIDTK meliputi:
Stimulasi dini yang memadai, yaitu merangsang otak balita
agar perkembangan kemampuan gerak, bicara, bahasa,
sosialisasi dan kemandirian anak berlangsung secara optimal
sesuai usia anak.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan, yaitu melakukan skrining atau mendeteksi
sejak dini terhadap kemungkinan adanya penyimpangan
tumbuh kembang anak balita.
LANJUTAN...
Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi dengan
memanfaatkan plastisitas otak anak untuk memperbaiki bila
ada penyimpangan tumbuh kembang dengan tujuan agar
pertumbuhan dan perkembangan anak kembali kejalur
normal dan penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.
Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas
kesehatan bila masalah penyimpangan tumbuh kembang
tidak dapat diatasi meskipun sudah dilakukan intervensi
dini.
Umur Anak Dalam Pendeteksian (SDIDTK)
Anak bisa dideteksi ketika menginjak umur 0 bulan, 3 bulan, 6
bulan, 9 bulan, 12 bulan, 15 bulan, 18 bulan, 21 bulan, 24 bulan, 30
bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan,
dan 72 bulan.
Jadwal atau waktu pendeteksian anak yaitu :
• Anak umur 0 – 1 tahun = 1 bulan sekali
• Anak umur > 1 – 3 tahun = 3 bulan sekali
• Anak umur > 3 – 6 tahun = 6 bulan sekali
Jika umur si anak belum menginjak usia standar pemeriksaan maka
jangan dilakukan pendeteksian, namun tunggu si anak mencapai
usia yang ditentukan.
Prinsip Dasar Dalam Menstimulasi :
 Stimulasi dilakukan dengan cara-cara yang benar sesuai
petunjuk tenaga kesehatan yang menangani bidang tumbuh
kembang anak
Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih
sayang terhadap anak.
Selalu menunjukkan perilaku yang baik karena anak cenderung
meniru tingkah laku orang-orang terdekat dengannya.
Berikan stimulasi sesuai kelompok umur anak.
LANJUTAN...
Dunia anak dunia bermain, oleh karena itu lakukanlah stimulasi
dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi dan variasi lain
yang Menyenangkan, tanpa paksaan dan hukuman.
Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur
anak.
Menggunakan alat bantu/alat permainan yang sederhana, aman
dan ada disekitar kita.
Anak laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang
sama.
Jenis Skrining / Deteksi Dini Penyimpangan
Tumbuh Kembang
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan cara mengukur
Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu meliputi
• Pendeteksian menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
• Tes Daya Lihat (TDL)
• Tes Daya Dengar (TDD)
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu
menggunakan :
• Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
• Check List for Autism in Toddlers (CHAT) atau Cek lis Deteksi
Dini Autis
• Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

Anda mungkin juga menyukai