A.
Pengertian SDIDTK
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas
melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
masa 5tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara : keluarga,
masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah terjangkau oleh
kegiatan SDIDTK pada tahun 2010.
Tujuan agar semua balita umur 05 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun tumbuh dan
berkembang secara optimal.
B.
C.
Jika umur si anak belum menginjak usia standar pemeriksaan maka jangan dilakukan
pendeteksian, namun tunggu si anak mencapai usia yang ditentukan. Misal jika si anak lahir
tanggal 12 Agustus 2009, maka waktu yang tepat untuk pendeteksiannya adalah :
D.
Hitung umur si anak saat ini, dalam contoh anak lahir tanggal 12 Agustus 2009 maka saat
ini (12 Juni 2013) usia si anak adalah 46 bulan. Dalam standar usia pendeteksian, 46
bulan tidak termasuk standar usia pendeteksian, sedangkan menurut standar usia adalah
48 bulan. Maka si anak baru bisa di deteksi 2 bulan kedepan atau 60 hari kedepan yaitu
pada tanggal 11 atau 12 Agustus 2013.
Satu bulan dihitung 30 hari.
Toleransi kelebihan usia anak pada saat pendeteksian dari usia standar adalah 29 hari
kedepan.
Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar anak
mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi yang dimilikinya. Anak usia 0-6 tahun
perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh-kembang yang bahkan dapat
menyebabkan gangguan yang menetap. Stimulasi kepada anak hendaknya bervariasi dan
ditujukan terhadap kemampuan dasar anak yaitu: kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak
halus, kemampuan bicara dan bahasa, kemampuan sosialisasi dan kemandirian, kemampuan
kognitif, kreatifitas dan moral-spiritual.
Siapa yang melakukan stimulasi?
Stimulasi perlu dilakukan menurut aturan yang benar seperti anjuran para ahli, stimulasi yang
salah dapat menyebabkan pembentukan anak yang menyimpang. Oleh karena itu stimulasi
sebaiknya dilakukan oleh orang-orang terdekat dengan anak yang telah mendapat pengertian
tentang cara memberi stimulasi yang benar, misal: ayah, ibu, pengasuh, anggota keluarga lain,
petugas kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu, misal kader kesehatan atau kader
pendidikan.
Prinsip-prinsip dasar dalam menstimulasi anak
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan para pendidik, pengasuh dan orang tua, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Stimulasi dilakukan dengan cara-cara yang benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan yang
menangani bidang tumbuh kembang anak.
Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang terhadap anak.
Selalu menunjukkan perilaku yang baik karena anak cenderung meniru tingkah laku
orang-orang terdekat dengannya.
Berikan stimulasi sesuai kelompok umur anak.
Dunia anak dunia bermain, oleh karena itu lakukanlah stimulasi dengan cara mengajak
anak bermain, bernyanyi dan variasi lain yang menyenangkan, tanpa paksaan dan
hukuman.
Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
Menggunakan alat bantu/alat permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar kita.
Anak laki-laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama.
1.
a)
anak
menggunakan
Kuesioner
Pra
Jadwal skrining KPSP rutin dilakukan pada saat umur anak mencapai 3, 6, 9, 12, 15, 18,
21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Bila orang tua datang dengan keluhan
anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang pada usia anak diluar jadwal skrining,
maka gunakan KPSP untuk usia skrining terdekat yang lebih muda.
1) Alat yang dipakai : Formulir KPSP menurut kelompok umur. Formulir KPSP berisi 910 pertanyaan tentang kemampuan perkembangan yang telah dicapai anak, petugas
memeriksa/menanyakan kepada orang tua dan anak. Formulir KPSP tersedia untuk
untuk setiap kelompok umur anak dari 3 bulan hingga 72 bulan.
2) Interpretasi hasil KPSP : bila jawaban "Ya" mencapai 9-10 berarti
perkembangan anak SESUAI dengan tahap perkembangannya, bila jawaban "Ya"
berjumlah 7-8 berarti perkembangan anak MERAGUKAN, sedangkan bila jawaban
"Ya" berjumlah 6 atau kurang berarti kemungkinan ada PENYIMPANGAN
perkembangan anak.
Bila perkembangan anak sesuai umur atau (S), lakukan tindakan sebagai berikut:
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita. Jika
anak sudah memasuki usia prasekolah (36- 72 bulan), anak dapat diikutkan pada
kegiatan kelompok bermain dan TK.
3
Tujuan tes ini untuk menemukan gangguan pendengaran sejak dini agar dapat segera
ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak. Jadwal
TDD setiap 3 bulan pada bayi (usia kurang dari 12 bulan), dan setiap 6 bulan pada anak
usia 12 bulan keatas.
Jadwal : setiap 3 bulan pada bayi kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak usia
12 bulan ke atas. Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD, dan
petugas terlatih lainnya.
1)
2)
Interpretasi hasil pemeriksaan : Bila ada satu atau lebih jawaban "Tidak"
kemungkinan anak
mengalami gangguan pendengaran. Intervensinya: bila perlu
pemeriksaan diulang 2 minggu kemudian untuk meyakinkan bahwa ada gangguan
pendengaran. Anak dirujuk ke Rumah Sakit bila diduga mengalami gangguan
pendengaran
1)
2)
3)
membawa surat rujukan yang berisi keterangan mata yang mengalami gangguan
(mata kiri, kanan atau keduanya).
Ada 4 aspek yang dinilai dalam perkembangan:
a. Gerakan motorik kasar :
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, terutama
melibatkan otot-otot besar seperti duduk, berdiri, dll
b. Gerakan motorik halus :
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan
oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
c. Bahasa :
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan.
d. Sosialisasi dan kemandirian :
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersoialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
Personal-sosial P 90
Tersenyum spontan
Memasukan mainan/ kue ke mulut
Bertepuk tanganMelambaikan tangan (da-da)
6
Denver II
2.1
6.5
11.4
14
bulan
bulan
bulan
bulan
Gerak halus
Memegang mainan
Memasukan mainan ke cangkir
Mencoret-coret
Menumpuk mainan
3.9
10.9
16.3
20.6
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
bulan
Tujuan pemeriksaan ini untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional,
autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas pada anak agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi.
Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan, dilakukan untuk
anak yang berusia 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal
skrining/pemeriksaan perkembangan anak.
Alat yang digunakan untuk mendeteksi yaitu :
a. Kuesioner masalah mental emosional (KMME) Bagi anak umur 36 bulan-72 bulan
b. Ceklis autis anak pra sekolah Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) bagi anak umur
18- 36 bulan.
c. Folmulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatiaan dan Hiperaktivitas (GPPH)
d. Menggunakan Abreviated Conner Ratting Scale Bagi ank umur 36 bulan keatas.
Ceklis autis anak pra sekolah Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) bagi
anak umur 18-36 bulan.
Tujuanya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autism pada anak umur 1836 bulan.
8
1.
2.
3.
4.
Jadwal deteksi dini autism pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila
ada keluhan dari ibu atau pengasuh anak atau ada kecurigaan tenaga kesehatan,
kader kesehatan, BKB, petugas PAUD, pengolah TPA dan guru TK.
Keluhan tersebut dapat berubah berupa salah satu atau lebih keadaan di bawah ini
a. Keterlambatan bicara.
b. Gangguan komunikasi atau interaksi sosial.
c. Perilaku yang berulang-ulang.
Alat yang digunakan adalah CHAT.CHAT ini ada dua jenis pertanyaan, yaitu :
a. Ada 9 pertanyaan yang dijawab oleh orang tua pengasuh anak.
Pertanyaan diajukan secara berurutan, satu persatu. Jelaskan kepada orang
tua untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
b. Ada 5 pertanyaan bagi anak, untuk melaksanakan tugas seperti yang tertulis
CHAT.
Cara menggunakan CHAT
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu-persatu perilaku
yang tertulis pada CHAT kepada orang tua atau pengasuh anak.
b. Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan tugas CHAT.
c. Catat jawaban orang tua atau pengasuh anak dan kesimpulan hasil
pengamatan kemampuan anak, ya atau tidak.Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi
a. Resiko tinggi menderita autis : bila jawaban tidak pada pertanyaan A5,
A7, B2, B3 dan B4.
b. Resiko rendah menderita autis : bila jawaban tidak pada pertanyaan A7 dan
B4.
c. Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban tidak jumlahnya
3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6, A8, A9, B1 dan B5.
d. Anak dalam batas normal bila tidak termasuk dalam kategori 1,2,dan 3.
Bila anak resiko menderita autis atau kemungkinan ada gangguan perkembangan,
rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh kembang
anak.
1.
2.
3.
4.
a.
b.
Alat yang digunakan adalah formulir deteksi dini GPPH formulir ini terdiri dari
10 pertanyaan yang ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak atau guru
TK dan pertanyaan yang perlu pengamatan pemeriksa.
Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH :
Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu-persatu perilaku
yang tertulis pada formulir deteksi dini GPPH. Jelaskan kepada orang tua atau
pengasuh anak untuk tidak ragu-ragu atau takut menjawab.
Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai dengan pertanyaan pada
formulir deteksi dini GPPH.
Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun anak
berada, misal ketika di rumah, sekolah, pasar, toko, dan lain-lain.Setiap saat
dan ketika anak denngan siapa saja.
Catat jawaban dan hasil pengamatan perilaku anak selama dilakukan
pemeriksaan. Teliti
kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
Interpretasi
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai dengan bobot nilai berikut ini dan
jumlahkan nilai masing-masing jawaban menjadi nilai total.
Nilai 0 : jika keadaan tersebut tidak ditemukan pada anak
Nilai 1 : jika keadaan tersebut kadang-kadang ditemukan pada anak
Nilai 2 : jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak
Nilai 3 : jika keadaan tersebut selalu ada pada anak.
Bila nila total 13 atau lebih anak kemungkinan dengan GPPH.
Intervensi :
anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak.
bila nilai total kurang dari 1 tetapi anda ragu- ragu jadwalkan pemeriksaan ulang
1 bulan kemudian. ajukan pertanyaan kepada orang- orang terdekat dengan
anak.
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, untuk mengetahui status gizi anak, misal: gizi
kurang, gizi buruk, gizi berlebih, dll
10
11
pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata
memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di Puskesmas.
12