Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN SDIDTK

DI PUSKESMAS NGESREP SEMARANG

Di susun Oleh :

NAMA : VINDY ADESTYA PUTRI


NIM : P1337420919046

PRODI PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

TAHUN 2019
A. Konsep dasar
1. Pengertian Pertumbuhan, Perkembangan, dan Stimulasi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian.
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0 – 6
tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang anak dapat dilakukan oleh ibu, ayah, pengganti orang tua/pengasuh
anak, anggota keluarga lain atau kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Prinsip Dasar Stimulasi Tumbuh Kembang Anak
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang
perlu diperhatikan, yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih saying.
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena akan meniru tingkah laku
orang-orang yang terdekat dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak , terhadap
ke 4 aspek kemampuan dasar anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.
3. Jenis Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di puskesmas dan jaringannya, berupa:
a. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan
status gizi kurang/buruk dan mikrosefali/makrosefali. Deteksi dini penyimpangan
pertumbuhan dilakukan dengan pengukuran Berat Badan terhadap Tinggi Badan
dengan tujuan untuk memnetukan status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali
atau gemuk. Selain itu, juga dilakukan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
dengan tujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam batas normal atau
diluar batas normal.
b. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (Keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya
dengar. Deteksi dini penyimpangan perkembangan dilakukan dengan :
 Skrining/Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuisioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP) dengan tujuan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
 Tes Daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan bicara anak.
 Tes daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan
daya dengar agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga
kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar.
c. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas. Ada beberapa jenis alat yang digunakan untuk mendeteksi secara
dini adanya penyimpangan mental emosional pada anak, yaitu; Kuisioner
Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak umur 36 bulan sampai 72 bulan.
4. Program SDIDTK
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
merupakan revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah
dilakukan sejak tahun 1988 dan termasuk salah satu program pokok Puskesmas
Kegiatan ini dilakukan menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk
kemitraanan tara keluarga, masyarakat dengan tenaga professional Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara SDIDTK dengan DDTK, hanyalah perbedaan
istilah.
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak
dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi
profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional kesehatan,
pendidikan dan sosial).
5. Pengertian SDIDTK
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang pada masa 5tahun pertama kehidupan . Diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat dengan tenaga professional
(kesehatan, pendidikan dan sosial).
6. Tujuan
Tujuan agar semua balita umur 0–5 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun
tumbuh dan berkembang secara optimal.
a. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
b. Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita
dan anak prasekolah.
c. intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada
anak yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai
dengan umurnya.
Penyimpangan bisa salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan
gerak kasar gerak halus bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian
anak.
7. Sasaran :
a. Sasaran Langsung : Semua anak umur 0-6 tahun yang ada di wilayah kerja
Puskesmas
b. Sasaran Tidak Langsung : Tenaga kesehatan yang berkerja di lini terdepan
(Dokter, Bidan, Perawat, Ahli Gizi, Penyuluhan Kesehatan Masyarakat dan
sebagainya). Tenaga pendidik, Petugas lapangan KB, Petugas sosial yang
terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak, Petugas sektor swasta dan
profesi lainnya.
8. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat
ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi. Rujukan penyimpangan
tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai berikut :
a) Tingkat keluarga dan masyarakat
Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader)
dianjurkan
untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau
Rumah
Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh
kembang buku KIA.
b) Tingkat Puskesmas dan jaringannya
Pada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, Polindes, Pustu termasuk
Puskesmas keliling, melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila
kasus penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka
dilakukan rujukan ke tim medis di Puskesmas.
c) Tingkat Rumah Sakit Rujukan
Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat di tangani di Puskesmas maka
perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik
tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta
laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostic. Rumah Sakit Provinsi sebagai
tempat rujukan sekunder diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak
yang didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata,
THT, rehabilitasi medik, ahli terapi, ahli gizi dan psikolog
LAPORAN SDIDTK
DI PUSKESMAS NGESREP SEMARANG

Nama Praktikan : Vita Dwi Futmasari


NIM : P.1337420615009

A. Identitas
1. Nama : An. Muhammad Tubagus Reza
2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Tanggal lahir : 02 Maret 2017
4. Nama Ayah : Tn. P
5. Nama Ibu : Ny. Dwi Susanti
6. Alamat : Jatiluhur 2/5 Ngesrep
7. Umur anak : 44 bulan 1 hari
8. BB : 17 kg
9. PB : 95 cm
10. LK : 52 cm
11. Tanggal Pemeriksaan : 03 November 2017

B. Tindakan yang telah dilakukan


Telah dilakukan pemeriksaan KPSP yang hasilnya perkembangan anak Meragukan
jawaban Ya 7 Tidak 2. Jawaban tidak terdapat pada kolom sosialisasi dan kemandirian.
Untuk pemeriksaan Tes Daya Dengar, Tes Daya Lihat, Kuisioner Masalah Perilaku dan
Emosional, Modified Checklist For Autism In Toodler (MCHAT), Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas hasilnya normal.
C. Rencana Tindak Lanjut
1. Memberi petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi perkembangan anak
lebih sering lagi, setiap saat dan sesering mungkin.
2. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi perkembangan anak untuk
mengatasi penyimpangan/ mengejar ketertinggalan, stimulasinya yaitu:
a) Mencuci tangan dan kaki
Tunjukkan pada anak cara memakai sabun dan membasuh dengan air
ketika mencuci kaki dan tangannya. Setelah ia dapat melakukan, ajari
ia mandi sendiri.
b) Makan pakai sendok dan garpu
Bantu anak makan pakai sendok dan garpu dengan baik
c) Mengancingkan kancing tarik
Bila anak sudah bisa mengancingkan kancing besar, coba dengan
kancing yang lebih kecil. Ajari cara menutup dan membuka kancing
tarik di bajunya.
d) Memasak
Biarkan anak membantu memasak seperti mengukur dan menimbang
menggunakan timbangan masak, membubuhkan sesuatu, mengaduk,
memotong kue, dan sebagainya. Bicara pada anak apa yang diperbuat
oleh anda berdua.
e) Menentukan batasan
Bantu anak membuat keputusan dengan cara anda menentukan
batasannya dan menawarkan pilihan.
Stimulasi lanjutan:
Ajari anak 4 bagian tubuh yang tidak boleh di sentuh dan di pegang
orang lain kecuali oleh orang tua dan dokter, yaitu : mulut, dada, di
sela-sela paha dan pantat. Ajarkan kepada anak untuk tidak mau diajak
orang lain tanpa diketahui oleh orang tua.

D. Formulir SDIDTK (KPSP, TDD, TDL, KMPE, MCHAT, GPPH) Terlampir.

Anda mungkin juga menyukai