Anda di halaman 1dari 12

STIMULASI DETEKSI INTERVENSI DINI TUMBUH

KEMBANG

Kelompok 1:
 
Christinia Lumenta 18061107
Ferren A. Najoan 18061067
Galatia Rasu 18061047
Ni Made Gaby 180611
Yosefa M. Nona 18061030
Pengertian SDIDTK

SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) adalah


pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang
pada masa 5 tahun pertama kehidupan.

Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat


dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan, dan sosial). Tujuannya agar
semua balita umur 0 – 5 tahun dan anak prasekolah umur 5 – 6 tahun tumbuh
dan berkembang secara optimal.
Definisi Tumbuh Kembang
Pertumbuhan adalah perubahan
fisik dan pertambahan jumlah
dan ukuran sel secara kuantitatif
dimana sel – sel tersebut
mensintesis protein baru
yang nantinya akan menunjukkan
pertambahan seperti umur, tinggi badan,
berat badan dan pertumbuhan gigi.

Perkembangan (development) adalah pertambahan kemampuan


struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Meliputi sensorik
(dengar, lihat, raba, rasa, cium), motorik (gerak kasar, halus), kognitif
(pengetahuan, kecerdasan), komunikasi / berbahasa, emosi – sosial
serta kemandirian.
Kegiatan SDIDTK

• Stimulasi dini yang memadai, yaitu merangsang otak balita agar perkembangan
kemampuan gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian anak berlangsung
secara optimal sesuai usia anak.

• Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu melakukan


skrining atau mendeteksi sejak dini terhadap kemungkinan adanya
penyimpangan tumbuh kembang anak balita.

• Intervensi dini, yaitu melakukan koreksi dengan memanfaatkan plastisitas otak


anak untuk memperbaiki bila ada penyimpangan tumbuh kembang dengan
tujuan agar pertumbuhan dan perkembangan anak kembali ke jalur normal dan
penyimpangannya tidak menjadi lebih berat.

• Rujukan dini, yaitu merujuk/membawa anak ke fasilitas kesehatan bila masalah


penyimpangan tumbuh kembang tidak dapat diatasi meskipun sudah dilakukan
intervensi dini.
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Bayi, Anak Balita, dan Anak Prasekolah
 
Deteksi dini tumbuh kembang adalah
kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak pra sekolah.

Jenis-jenis deteksi dini penyimpangan :


• Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
- Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi
Badan (BB/TB). Tujuannya untuk
menentukan status gizi anak yaitu normal,
kurus, kurus sekali, atau gemuk.
- Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).
Tujuannya untuk mengetahui lingkar
kepala anak dalam batas normal atau
diluar batas normal.
• Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
- Pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra
Skrinning Perkembangan (KPSP). Tujuannya untuk mengetahui
perkembangan anak normal ataukah ada penyimpangan.
- Tes Daya Dengar (TDD). Tujuannya untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini agar dapat segera ditindaklanjuti untuk
meningkatkan kemampuan daya dengar dan daya bicara anak.
- Tes Daya Lihat. Tujuannya untuk mendeteksi secara dini kelainan
daya lihat agar segera dapat dilakukan lanjutan.
- Denver Development Screening Test (DDST). DDST adalah salah
satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, bukan
tes diagnostic atau test IQ.
• Deteksi Dini Penyimpangan Mental
Emosional
- Deteksi Dini Masalah Mental Emosional
Pada Anak Pra Sekolah. Tujuannya
untuk mendeteksi secara dini adanya
penyimpangan/masalah mental
emosional pada anak pra sekolah.
- Deteksi Dini Autis Pada Anak Pra
Sekolah. Tujuannya untuk mendeteksi
secara dini adanya autis pada anak umur
18 bulan sampai 36 bulan.
- Deteksi Dini Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Pada Anak Pra Sekolah. Tujuannya
untuk mengetahui secara dini adanya
GPPH pada anak umur 36 bulan ke atas.
Stimulus Dini Tumbuh Kembang Anak

• Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0 – 6 tahun
agar anak mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi yang
dimilikinya. Anak usia 0 – 6 tahun perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini
mungkin dan terus – menerus pada setiap kesempatan

• Siapa yang melakukan stimulasi? Stimulasi perlu dilakukan menurut aturan yang
benar seperti anjuran para ahli, stimulasi yang salah dapat menyebabkan
pembentukan anak yang menyimpang. Oleh karena itu, stimulasi sebaiknya
dilakukan oleh orang – orang terdekat dengan anak yang telah mendapat pengertian
tentang cara memberi stimulasi yang benar, misal: ayah, ibu, pengasuh, anggota
keluarga lain, petugas kesehatan dan kelompok masyarakat tertentu, misal kader
Prinsip-prinsip dasar dalam menstimulasi anak
• Stimulasi dilakukan dengan cara – cara yang benar sesuai petunjuk tenaga kesehatan
yang menangani bidang tumbuh kembang anak.
• Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang terhadap anak.
• Selalu menunjukkan perilaku yang baik karena anak cenderung meniru tingkah laku
orang – orang terdekat dengannya.
• Berikan stimulasi sesuai kelompok umur anak.
• Dunia anak dunia bermain, oleh karena itu lakukanlah stimulasi dengan cara
mengajak anak bermain, bernyanyi, dan variasi lain yang menyenangkan tanpa
paksaan dan hukuman.
• Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak.
• Menggunakan alat bantu/alat permainan yang sederhana, aman, dan ada disekitar kita.
• Anak laki – laki dan perempuan diberikan kesempatan yang sama.
Umur Anak dalam Pendeteksian (SDIDTK)
• Tidak semua umur anak bisa dilakukan pendeteksian. Anak bisa
dideteksi ketika menginjak umur 0 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9
bulan, 12 bulan, 15 bulan, 18 bulan, 21 bulan, 24 bulan,
30 bulan, 36 bulan, 42 bulan, 48 bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66
bulan, dan 72 bulan. Usia ini adalah standar usia yang telah
ditetapkan.

Jadwal atau waktu pendeteksian anak yaitu :


• Anak umur 0 – 1 tahun = 1 bulan sekali
• Anak umur > 1 – 3 tahun = 3 bulan sekali
• Anak umur > 3 – 6 tahun = 6 bulan sekali

• Jika umur si anak belum menginjak usia standar pemeriksaan


maka jangan dilakukan pendeteksian, namun tunggu si anak
mencapai usia yang ditentukan
Kualitas seorang anak dipengaruhi oleh tumbuh kembang. Jika proses
tumbuh kembang berjalan dengan baik maka akan baik pula kualitas hidup
anak tersebut.

Periode umur 0-5 tahun adalah masa keemasan dalam memberikan


stimulasi pada anak agar tumbuh kembang berjalan dengan baik. Stimulasi
diberikan sesuai dengan tahapan umur.

Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak


(SDIDTK) diberikan untuk mengetahui adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada anak. Program ini diselenggarakan dalam bentuk kemitraan
antara keluarga, masyarakat dan tenaga profesional. Apabila ditemukan
adanya penyimpangan tumbuh kembang diharapkan sedini mungkin dapat
segera dilakukan intervensi, sehingga penyimpangan tumbuh kembang
dapat diatasi.

Anda mungkin juga menyukai