Anda di halaman 1dari 7

Nama : Siti Nurmaidah

Nim : 19160067
Kelas : PIAUD-B 19
Matkul : Diagnosis Perkembangan Anak
Tugas : Projek Enam(6)

Teknik Deteksi Dini Serta Alat, Langkah Pengumpulan Data Dan Tindak
Lanjut Perolehan Data

1. LATAR BELAKANG
Anak Usia Dini (AUD) adalah anak yang masih dalam rentang periode
prenatal, lahir (Neonatal) sampai anakusia 6 tahun, periode ini merupakan
kesempatan emas serta masa yang rentan terhadap pengaruh yang negative. Maka
untuk menghindari hal yang negative tersebut, perlu ada yang nama nya
pendeteksian sejak dini demi menentukan keberhasilan pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal sebagai penentu keberhasilan pada masa yang
selanjutnya (SD). Pemberian nutrisi yang baik serta memadai, kondisi kesehatan
yang baik, penjagaan yang benar, dan rangsangan yang tepat dapat membantu
anak untuk tumbuh stabil dan mampu mencapai kemampuan yang terbaik
sehingga dapat berpartisipasi dengan baik dalam masyarakat.
Suatu rangsangan yang tepat dapat menstimulus otak anak sehingga
perkembangan gerak, bicara, social dan kemandirian akan berlangsung secara
optimal sesuai dengan tahap perkembangannya. Bahwa pendeteksian
penyimpangan anak perlu di lakukan sejak dini, supaya dapat di tangani lebih
awal penyimpangan apa yang ada pada anak serta keluhan apa yang orang
tuatemukan terhadap permasalahan tumbuh kembang anak nya.
Pemberian rangsangan serta pendeteksian dapat di lakukan dengan
pelaksanaan kegiatan SDIDTK (stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang) melalui berbagai Teknik deteksi dini menggunakan alat dan langkah
mengumpulkan data serta penindak lanjut dari data yang di peroleh. Maka artikel
ini akan membahas mengenai Teknik, langkah, alat untuk mendeteksi serta
bagaimanacara menindak lanjuti hasil dari deteksi dini tersebut ?
2. PENGERTIAN STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI
Stimulasi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan sebagai perangsang
kemampuan dasar anak mulai umur 0 – 6 tahun supaya anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal. Maka kegiatan ini perlu di lakukan secara rutin dan
sedini mungkin dengan orang tua, pengganti ibu atau pengasuh anak, keluarga dan
orang-orang terdekat dengan anak yang berada di lingkungan rumah dalam
kehidupan sehari-hari. Dan apabila anak kekurangan dalam stimulasinya maka
dapat menyebabkan anak menyimpang dalam pertumbuhan dan perkembangan
nya bahkan akan terjadi gangguan yang menetap. Dapat di contohkan seharusnya
anak yang ber usia 3 tahun sudah dapat berbicara dengan jelas, akan tetapi orang
tua anak tidak pernah mengajaknya untuk berbicara atau berkomunikasi sehingga
anak pada usia ini masih tidak dapat berbicara secara jelas, anak hanya bisa
mengungkapkan perasaan nya dengan menangis, tersenyum dan bersuara dalam
bahasa jawa “pelo”. Apabila sudah seperti ini perlu yang nama nya deteksi, apa itu
deteksi?
Deteksi dini adalah usaha-usaha pemeriksaan untuk mendeteksi ada tidak nya
kelainan atau kerusakan fisik, gangguan perkembangan mental atau perilaku anak
yang menyebabkan kecacatan secara dini dengan menggunakan metode
perkembangan anak. Jika di temukan penyimpangan lebih dini maka hal yang
tepat dan mudah untuk di lakukan iyalah intervensi.
Intervensi merupakan tindakan koreksi dengna memanfaatkan plastisitas otak
anak agar tumbuh kembangnya kembali secara normal atau penyimpangan tidak
semakin parah. Jika telah di lakukan intervensi akan tetapi anak masih tidak ada
perubahan, maka anak perlu di rujuk ke ahli yang lebih tepat seperti para spikolog
anak atau dokter spesialis anak
3. TEKNIK MENDETEKSI DINI
Yang perlu dideteksi ialah pertumbuhan dan perkembangan yang menyimpang
pada anak, sebab anak memiliki ciri khas berupa selalu tumbuh dan berkembang
sesui dengan usianya yakni sejak konsepsi sampai masa remaja. Deteksi ini perlu
yang nama nya sebuah teknik deteksi yang sesuai dengan tumbuh kembang anak,
apa saja sih teknik deteksi yang sesuai dengan tumbuh kembang anak. Berikut
merupakan teknik deteksi dini yang terbagi menjadi dua yaitu:
a) Teknik Deteksi pertumbuhan
Untuk mengetahui teknik pertumbuhan anak kita perlu terlabih dahulu
mengenal apa itu pertumbuhan. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran baik
fisik maupun ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan interselular, sehingga
dapat di ukur dengan satuan panjang dan berat, nah suatu cara untuk mendeteksi
atau mengukur inilah yang dapat di gunakan sebagai teknik deteksi. teknik Apa
saja yang dapat di gunakan untuk mendeteksi pertumbuhan anak, berikut macam-
macam teknik deteksi pertumbuhan yaitu:
1. Teknik penimbang berat badan
Merupakan menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan
badan yang bertujuan untuk menentukan status gizi anak di bawah 5 tahun,
apakah anak itu tumbuh dengan normal, kurus, sangat kurus atau gemuk.
Bentuk timbangan disini ada tiga yaitu: timbangan bayi, timbangan dacing
dan timbangan injak (timbangan digital)
2. Teknik pengukuran panjang badan
Merupakan pengkuran panjang badan dengan menggunakan meteran yang
dapat di tempelkan di dinding atau pengukur panjang badan bayi
(antropometri) yang bertujuan untuk menentukan status gizi anak, apakah
normal, pendek, atau sangat pendek.
3. Teknik pengukuran lingkar kepala
Merupakan pengukuran lingkar kepala dengan tujuan sebagai penentu
status gizi anak, apakah anak lingkar kepala sedang berada dalam batasan
noermal atau berada di luar batas normal yakni dapat di ukur dengan alat
yang berupa meteran.
b) Teknik Deteksi perkembangan
Sedangkan pengertian dari perkembangan itu sendiri merupakan
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar dan halus, bicara, bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Tidak
dapat di ukur dengan satuan panjang dan berat, kita dapat mendeteksinya dengan
teknik sebagai berikut:
1. Teknik pemeriksaan perkembangan pra skrining
Merupaka pengupayaan pemiliha untuk menentukan apakah ada
penyimpangan atau keterlambatan perkembangan bagi anak. Yang
dilakukan dalam tiga bulan sekaliuntukusia 0 - 1 tahun dan
enambulansekaliuntukusia 1- 6 tahun. Yang memiliki tujuan untuk
mengetahui perkembangan anak, apakah terjadi penyimpangan atau
sedang dalam keadaan normal.
2. Teknik tes daya dengar
3. Merupakan sebuah tes yang bertujuan sebagai penentuan gangguan
pendengaran sejak dini, supaya dapat segera di tindak lanjuti unruk
meningkatkan daya dengar dan bicara anak.
4. Tes daya lihat
Definisi tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini pada kelainan
daya lihat supaya dapat secepat mungkin untuk dilakukan tindakan
sehingga memiliki kesempatan untuk memperoleh ketajaman daya lihat
menjadi lebih besar.
5. Teknik Deteksi penyimpangan perilaku emosional
Deteksi dini penyimpangan perilaku emosional merupakan suatu
pemeriksaan untuk menemukan secara dini apakah ada masalah perilaku
emosional pada anak, supaya cepat di tangani atau intervensi secara
optimal. Bila penyimpangan perilaku emosional baru di ketahui setelah
usia di atas 7 tahun maka tindakan interfensinya akan lebih sulit dan akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
6. Teknik deteksi penyimpangan perilaku yang memiliki tujuan untuk
mendeteksi mulai dini terkait adanya penyimpangan perilaku pada anak
prasekolah. Dapat di lakukan secara rutin setiap 6 bulan untuk anak yang
berusia 36 – 72 bulan sesuai dengan jadwal SDIDTK dengan
menggunakan alat kuesioner masalah perilaku emosi.
7. Teknik deteksi autis pada anak, bertujuan sebagai pendeteksi secara dini
apakah anak terdapat autis atau tidak, di lakukan pada anak yang berumur
18-36 bulan.
8. Teknik deteksi gangguan pemusatan perhatian dan hiper aktif memilki
tujuan untuk mnegetahui sejak dini adanya gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktif pada anak yang berusia 36 bulan. Dan hal ini akan di
laksanakan apabila ada keluhan tau kecurigaan dari orang tua atau tenaga
kesehatan yang berupa anak tidak dapat duduk tenang, bergerak tanpa
tujuan dan tidak mengenal lelah serta perubahan suasana hai yang
mendadak atau impulsive.
4. ALAT UNTUK MENGUMPULKAN DATA
Setelah mengetahui teknik untuk mendeteksi kemudian para orang tua atau
pendamping anak serta guru harus dapat mengetahui alat yang digunakan dalam
mendeteksi. Seperti yang telah di jelaskan dalam penjelasan menenai teknik
deteksi, bahwa teknik deteksi terbagi menjadi dua, yaitu teknik deteksi dalam
pertumbuhan dan teknik dalam perkembangan. Begitu juga dengan alat untuk
mengumpulkan data, simak berikut alat pengumpulan data:
a. Alat untuk mengumpulkan data penyimpangan pertumbuhan anak adalah
sebagai berikut: Buku KIA, Timbangan dacing, TabeL atau grafik BB/TB,
TB/U dan LK, Pita atau alat pengukur tinggi badan
b. Alat untuk mengumpulkan data penyimpangan perkembangan anak sebagai
berikut: Buku KIA, Kuesioner KPSP, KMPE, Snellen E untuk TDL, Skrining
kit SDIDTK, Formulir DDTK, Instrumen TTD dan Cheklis M-CHAT-R_F
Dengan menggunakan alat di atas kita dapat mengumpulkan data- data untuk
mendeteksi penyimpangan perkembangan anak baik itu emosi, perilaku dan cara
berfikir.
5. LANGKAH-LANGKAH MENGUMPULKAN DATA
Dalam melaksanakan langkah-langkah pengumpulan data akan berjalan
dengan lancer apabila orang tua menindak lanjuti dengan menstimulus balita atau
anak-anak sejak dini dan segera di rujuk apabila tidak dapat di tangani oleh
keluarga. Kegiatan SDIDTK dapat di lakukan di posyandu, KB, satuan paud,
puskesmas dan para ahli spikologi. Langkah-langkah ini dapat di lakukan di 3
tingkat:
a. Langkah pengumpulan data di tingkat puskesmas
- Pelayanan DDTK di berikan pada balita prasekolah
- Pemeriksaan kesehatan dengan memantau berat badan akan yang di
deteksi pertumbuhan dan perkembangannya
- Menentukan klasifikasi penyakit untuk memastikan gizi dan
penyimpangan tumbuh kembang
- Melakukan intervensi
- Pembinaan kader posyandu
b. Di tingkat PAUD
- Mengisi identitas di formulir DDTK
- Melakukan pengukuran berat dan tinggi badan
- Menulis hasil pengukuran
- Melakukan pemeriksaan perkembangan anak dengan KPSP
- Mengisi kuesioner TDD/TDL
- Melakukan te
- Mengisi kuesioner KMPE
- Melakukan intervensi
- Merujuk bila perlu
c. Di tingkat posyandu
- Mengisi identits di DDTK
- Melakukan pengukuran
- Melakukan pengamatan
- Memberikan penyuluhan kepada orang tua mengenai pentingnya
stimulasi sejak dini
d. Dan merujuuk jika perlu.
6. TINDAK LANJUT DARI PEROLEHAN DATA
Apabila telah memperoleh data selanjutnya kita dapat mengambil tindakan
yang lebih lanjut. Untuk menindak lanjuti penyimpangan tumbuh kembang anak
itu juga harus sesuai dengan usia serta penyimpangan apa yang sedang di alami
anak apakah pertumbuhannya atau perkembangannya. Pelaksanaan secara rutin
dalam kegiatan SDIDTK yang sesuai dengan jadwal dan telah tercantum dalam
buku pedomanserta buku KIA, akan tetapi perlu di laksanakan dengan kursus
rujukan, kecurigaan mengenai penyimbangan tubuh serta keluhan mengenai
masalah tumbuh kembangnya. Berikut merupakan tindak lanjut berdasarkan
penyimpangannya:
a. Tindak lanjut mengenai status gizi yang berdasarkan indeks berat badan
menurut berat badan atau berat badan menurut tinggi badan anak usia 0-6
tahun yaitu 1. apabila anak gemuk maka indaknnya dengan menentukan
penyebab utama anak gemuk, konseling gizi sesuai penyebab. 2. Apabila
normal maka berilah pujian. 3. Apabila kurus maka tindakanya tentukan
penyebab utama kurus dan konseling gizi sesuai penyebab. 4. Dan apabila
anak sangat kurus maka segera rujuk ke puskesmas dengan TFC atau RS.
b. Tindak lanjut mengenai penyimpangan perkembangan dengan
menggunakan algoritme kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP)
yaitu: 1. Apabila perkembangan anak sesuai dengan umur mak tindakan
nya memuji keberhasilan orang tua dan lanjutkan stimulasi serta jadwal
pemeriksaan. 2. Apabila anak meragukan dalam pertumbuhannya maka
tindakannya adalah nasehati ibu agar lebih sering menstimulasi anak.
Jadwalkan pemeriksaan 2 minggu sekali dan apabila masih meragukan
maka rujuklah ke rumah sakit. 3. Apabila perkembangan anak
menyimpang maka rujuk ke rumah sakit tumbuh kembang level 1.

DAFTAR PUSTAKA

Kementrian kesehatan RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak.

Merek (deteksi dini) (n.d). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
ONLINE di akses melalui https://www.kamusbesar.com/deteksi-dini, 07
november 2020

Anda mungkin juga menyukai