Anda di halaman 1dari 2

Deteksi Dini AnakBerkebutuhanKhusus(ABK)

DeteksidiniABK berkaitaneratdengandeteksidinitumbuhkembanganak,
dengandiketahuinyapenyimbangantumbuhkembangdapatdinilaifaktorresiko ABK.
Deteksidiniadalahupayapenjaringan
yangdilaksanakanuntukmenemukanpenyimpangankelainantumbuhkembangsecaradini dan
mengenalfaktor-faktorresikoterjadinyakelainantumbuhkembang tersebut13.
Denganditemukansecaradinipenyimpangantumbuhkembangmakaakanlebihmudahdilakuk
anintervensisecaratepat oleh tenagakesehatandenganmelibatkanorangtua.
Keterlambatanmengetahuiadanyapenyimpanganakanmempengaruhitumbuhkembanganak
dan lebihsulitmelakukanintervensi yang tepat.

Posyandusebagaibentukpartisipasimasyarakat
yangdibinaolahPuskesmasmerupakantataranpelaksanaan program pemantauankesehatan
paling dasar. Program deteksidiniterhadappenyimpangan, tumbuhkembang yang
dilaksanakan di masyarakatmelaluiPosyandu, perlumemilikisistemmanajementatalaksana
yang baikuntukselanjutnyasebagaisaranarujukanketempatrujukan yang paling akhir, yang
dapatmenanganisecara holistik14.
Ada tiga jenis deteksi dini tumbuh kembang yang dilakukan oleh Puskesmas dan
jaringannya, yaitu berupa13:
1. Deteksi dini pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui/menemukan status gizi
buruk/kurang.
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan, gangguan daya lihat, dan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya
masalah mental emosional, autisme, dan gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktivitas.
Dengan dilakukannya deteksi dini tumbuh kembang maka hasilnya dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Anak yang sesuai dengan perkembangan
2. Anak dengan keterlambatan perkembangan
3. Anak yang termasuk faktor resiko berkebutuhan khusus
Untukkelompok 2 dan 3 kaderdapatmenyarankankepada orang
tuauntukmendapatkanpelayananrujukan agar mendapatkanintervensilebihlanjut.
Alatuntukdeteksidini yang bisadilakukan di posyanduadalahdenganmenggunakan KPSP.
KPSP inidapatdilakukan oleh petugaskesehatanmaupunkader yang telahterlatih. KPSP
adalahkuesioner yangberisi 9-10 pertanyaantentangkemampuan yang telahdicapaianakumur
0-72 bulan. Tujuanskriningpemeriksaanperkembanganadalahuntukmengetahuianak normal
atauadapenyimpangan. Jadwalpemeriksaan KPSP rutinadalah pada umur 3, 6, 12, 15, 18, 21,
24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrening tersebut
kader meminta ibu untuk datang kembali pada umur skrening yang terdekat untuk pemeriksaan
rutin. Misalnya bayi umur 7 bulan, diminta kembali untuk skrening pada umur 9 bulan. Apabila
orang tua datang dengan keluhan anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang sedangkan
umur anak bukan umur skrening maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrening
terdekat lebih muda15.

Anda mungkin juga menyukai