Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH PEMBELAJARAN KLINIK

JOB SHEET, DAFTAR TILIK, SOP

OLEH

Dewa Ayu Dika Riani Putri

P07124217 047

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
SARJANA TERAPAN SEMESTER VIII
2021
1. DAFTAR TILIK

FORMULIR MUTU
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR

DAFTAR PENILAIAN
Basic Life Support (BHD) Pada Bayi Baru Lahir
Nomor : Tanggal : Revisi : Halaman :
Poltekkes Kemenkes 10-3-2021 01 1-4
-00000-00-00-00

NAMA : ……………………………………………………..
NIM : …………………………………………………….
TANGGAL : ……………………………………………………..

A. PENGETAHUAN (bobot 20%, nilai batas lulus 60)


Berikan nilai antara 0-100

INDIKATOR NILAI
1. Jelaskan kondisi-kondisi bagaimana pada bayi baru lahir yang
perlu diberikan tindakan BHD
2. Persiapan alat dan bahan dalam melakukan tindakan
3. Indikasi pemberian tindakan BHD pada bayi baru lahir
4. Tujuan melakukan BHD pada bayi baru lahir
5. Hal-hal yang harus diperhatikan
TOTAL NILAI
………………………
NILAI PENGETAHUAN = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 100 = 𝑥 100 = ………………
500 ……………………….

B. KETERAMPILAN (bobot 60%, nilai batas lulus 100)


Berikan penilaian tentang kinerja psikomotorik atau keterampilan yang diperagakan oleh
peserta pada saat melaksanakan suatu kegiatan atau prosedur dengan ketentuan seperti
yang diuraikan dibawah ini.
0 Bila langkah tidak dikerjakan
1 Bila langkah dikerjakan salah atau tidak berurutan (jika harus berurutan)
2 Bila langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan (jika harus berurutan)

NO KEGIATAN NILAI
0 1 2
1 Indentifikasi riwayat antepartum dan intrapartum untuk menentukan
identifikasi tindakan (masa gestasi preterm) atau memperkirakan
kebutuhan bantuan untuk memulai pernafasan pada bayi (tidak bernafas
atau bernafas megap-megap atau tonus otot jelek).
2 Lakukan tindakan sebelum tindakan
a. Siapkan keluarga atau orang tua pasien
1) Sapa keluarga atau orang tua pasien, perkenalkan diri sebagai
petugas yang diberi wewenang untuk menjelaskan dan
melakukan tindakan pada bayi.
2) Jelaskan hasil pemeriksaan, tindakan yang akan dilakukan
dan komplikasi bila tindakan tidak dilakukan.
3) Jelaskan pula bahwa tindakan yang dilakukan mengandung
resiko.
4) Buat persetujuan tindakan medis.
b. Siapkan alat yang akan digunakan
1) Handuk 3 lembar
 1 untuk membungkus bayi yang diletakkan di atas perut
ibu (paling lebar dan harus menyerap cairan)
 1 lembar gulung 3-5 cm untuk membuat ganjalan bahu
 1 lembar digelar di atas handuk yang digulung pada
tempat atau meja resusitasi
2) Radiant warmer atau meja atau tempat resusitasi dengan
pemanas / lampu pemancar panas (60 watt) dinyalakan
dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
3) Alat penghisap lender (de lee atau balon karet)
4) Sungkup
5) Oksigen
6) Stetoskop
7) Oro gastric tube (OGT) ukuran 5F, spuit 5 ml
8) Pulse Oksimeter
9) Kateter umbilical
10) Obat-obatan (bila diperlukan)
11) Larutan klorin 0.5% pada tempatnya untuk dekontaminasi
alat
c. Persiapan alat pelindung diri (APD) bagi penolong (persiapan
diri) dan asisten dua orang
1) Sepatu boat
2) Apron
3) Sarung tangan
4) Masker
5) Topi
3 Penolong dan asisten mencuci tangan serta menggunakan APD
4 Pasanglah pulse oksimeter pada tangan kanan bayi oleh asisten sirkulasi
5 Lakukan tindakan awal selama 30 detik
a. Jaga kehangatan bayi
1) Potong tali pusat, selimuti bayi dan memindahkan bayi ke
meja resusitasi
2) Bila tidak tersedia pemancar panas, selimuti bayi
menggunakan kain kering dan hangat serta pakaikan topi
b. Atur posisi bayi
1) Segera setelah bayi diletakkan dibawah pemancar panas, bayi
diposisikan menghidu. Pastikan jalan nafas terbuka
2) Kepala bayi dimiringkan agar cairan berkumpul dimulut
sehingga mudah dihisap
c. Isap lendir
1) Usap mulut dengan kasa bersih
2) Masukkan pipa penghisap ke mulut bayi sedalam 5 cm
kemudian isap lendirnya
3) Masukkan pipa penghisap ke hidung bayi selama 3 cm
kemudian isap lendirnya
d. Keringkan sambal melakukan rangsangan taktil
1) Keringkan kepala bayi hingga rambut
2) Keringkan dada, perut sampai kaki
3) Miringkan bayi ke satu sisi kemudian mengeringkan sambil
menggosok punggung. Lipat janduk yang basak, tutupi badan
bayi menggunakan handuk kering yang telaha digelar
sebelumnya di meja resusitasi
4) Lakukan hal yang sama pada sisi punggu yang lainnya.
5) Ganti handuk dengan handuk yang kering dan hangat
e. Atur posisi kembali kepala bayi
6 Lakukan penilaian kembali
a. Pernafasan
b. Denyut jantung
c. Saturasi oksigen
7 Informasikan hasil penilaian dan mengambil keputusan penatalaksaan
berikutnya :
a. Bila bayi tidak bernafas atau nafas megap-megap atau denyut
jantung < 100 kali per menit, melakukan ventilasi tekanan positif
(VTP)
b. Disetress nafas : nafas cuping hidung, retraksi otot dada, tangis
merintih maka lakukan CPAP
c. Bila bayi bernafas spontan
1) Mengalami sianosis sentral, berikan oksigen aliran bebas
(oksigen 100%, 5 – 10 L per menit) menggunakan pipa
oksigen, sungkup atau balon tidak mengembang sendiri.
Lakukan evaluasi 30 detik kemudian. Bila tidak ada kelainan,
inisiasi menyusu dini (IMD) dapat dilakukan
2) Mengalami sianosis perifer, berikan oksigen maintenance
(oksigen 100%, ½ L per menit) menggunakan nasal canule
atau sungkup. Lakukan evaluasi 30 detik kemudian. Bila
tidak ada kelainan, lakukan IMD.
3) Menangis kuat, lakukan IMD
d. Jika saturasi dibawah target, tingkatkan konsentrasi oksigen
8 Dokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan
9 Lakukan pemrosesan alat untuk pencegahan infeksi
10 Mencuci tangan setelah tindakan

………………………
NILAI KETERAMPILAN = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 100 = 𝑥 100 = …………………
23×2 ……………………….

C. SIKAP (bobot 20%, nilai batas lulus 68)


Nilai: 5=selalu, 4=sering, 3=jarang, 2=kadang-kadang, 1=tidak pernah

INDIKATOR NILAI
1. Berkomunikasi dengan pendekatan sesuai kondisi klien
2. Menghargai privacy dan budaya klien
3. Ramah dan tegas
4. Memperhatikan kenyamanan dan keamanan klien
5. Penerapan prinsip PI
TOTAL NILAI
………………………
NILAI SIKAP = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑥 100 = 𝑥 100 = …………………..
5𝑥5 25

(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴 𝑥 2)+(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵 𝑥 6)+(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝑥2) (…𝑥2)+(…𝑥6)+(…𝑥2)


NILAI AKHIR = = = ……………….
10 10

Komentar/Ringkasan :

Rekomendasi :

Denpasar, .................................. 20

Pembimbing/Penilai

……………………………………….
NIP.
2.JOB SHEET

JOB SHEET

Nama Kegiatan : Melakukan Basic Life Support Pada Bayi Baru Lahir
Unit : Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Referensi :
1. American Heart Association Guideline Resuscitation (CPR) and Emergency
Cardiovascular Care (ECC) of Pediatric and Neonatal Patients: Pediatric Basic Life
Support. Pediatrics 2006
2. Modul Pelatihan Bantuan Hidup Dasar-HIPGABI DPW BALI

OBJEKTIF PERILAKU SISWA

Mengenal keadaan gawat darurat dan mampu melakukan tindakan pertolongan berupa
bantuan hidup dasar maupun lanjut baik dalam kasus non trauma maupun trauma, mampu
melakukan stabilisasi pasca resusitasi, serta mengetahui kapan saatnya resusitasi dihentikan

DASAR TEORI

Resusitasi adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan
keadaan henti nafas atau henti jantung ke fungsi optimal guna mencegah kematian biologis.
Gawat adalah keadaan yang berkenaan dengan suatu penyakit atau kondisi lainnya yang
mengancam jiwa, sedangkan darurat adalah keadaan yang terjadi tiba-tiba dan tidak
diperkirakan sebelumnya, suatu kecelakaan, kebutuhan yang segera atau mendesak.
Untuk mencapai keberhasilan resusitasi diperlukan kerjasama yang baik dalam satu
tim, mengingat banyaknya langkah yang harus dilaksanakan dalam tindakan tersebut.
Keberhasilan tidak semata-mata dipengaruhi keterampilan dalam tindakan resusitasi, namun
juga dipengaruhi oleh kelancaran komunikasi dan dinamika kelompok. Resusitasi jantung paru
(RJP) terdiri atas Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Bantuan Hidup Lanjutan (BHL).
Bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan resusitasi tanpa menggunakan alat atau
dengan alat yang terbatas seperti bag-mask ventilation, sedangkan pada bantuan hidup lanjut
menggunakan alat dan obat resusitasi sehingga penanganan lebih optimal. Resusitasi Jantung
Paru segera dan efektif berhubungan dengan kembalinya sirkulasi spontan dan kesempurnaan
pemulihan neurologi.
Tindakan ini dibedakan berdasarkan usia anak kurang dari satu tahun atau lebih dari satu
tahun, yang merupakan suatu teknik yang dipakai untuk menyelamatkan jiwa yang sangat
berguna pada keadaan emergensi, termasuk henti napas dan henti jantung
KESELAMATAN KERJA

Pusatkan perhatian dan konsentrasi pada prosedur tindakan

PETUNJUK

1. Baca dan pelajari lembaran kerja yang tersedia dengan baik


2. Perhatikan dan ikuti petunjuk dosen
3. Tanyakan bila ada hal – hal yang kurang dipahami.

JOB SHEET
Nama Kegiatan : Melakukan Basic Life Support Pada Bayi Baru Lahir
Unit : Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Referensi :
1. American Heart Association Guideline Resuscitation (CPR) and Emergency
Cardiovascular Care (ECC) of Pediatric and Neonatal Patients: Pediatric Basic Life
Support. Pediatrics 2006
2. Modul Pelatihan Bantuan Hidup Dasar-HIPGABI DPW BALI

PERALATAN / BAHAN

1. Phantoom bayi
2. Handuk 3 lembar
3. Radiant warmer atau meja resusitasi dengan pemanas atau lampu pemancar panas (60 watt)
dinyalakan dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi
4. De lee
5. Sungkup
6. Oksigen
7. Stestokop
8. Oro gastric tube (OGT)
9. Pulse oksimeter
10. Alat perlindungan diri 2 set (celemek, masker, kaca mata, tutup kepala, sepatu tertutup)
11. Air DTT dalam tempatnya
12. Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya
13. Tempat sampah (medis, non medis, pakaian kotor, sampah tajam)
PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Posisikan pasien pada tempat yang aman dan


datar

2. Buka jalan nafas dan pastikan apakah


pasien bernafas
Pada bayi dan anak sering terjadi obstruksi
dikarenakan lidah jatuh ke belakang, dan
penolong harus dengan segera membebaskan
jalan napas dengan beberapa teknik berikut:
a. Jika korban tidak sadar dan tidak
dicurigai adanya trauma, buka jalan napas Gambar 2. Head Tilt-Chin Lift
dengan teknik Head Tilt–Chin Lift Maneuver
Maneuver dan jangan menekan jaringan
lunak dibawah dagu karena akan
menyebabkan sumbatan.
 Caranya adalah meletakkan satu
tangan pada bagian dahi dan
tengadahkan, serta saat yang
bersamaan jari-jari tangan lainnya
diletakkan pada tulang di bawah dagu
dan buka jalan nafas
b. Pada pasien yang dicurigai mengalami
trauma leher gunakan teknik Jaw Thrust
Maneuver untuk membuka jalan nafas,
yaitu dengan cara meletakkan 2 atau 3 Gambar 3. Jaw Thrust Maneuver
jari dibawah angulus mandibula
kemudian angkat dan arahkan keluar, jika
terdapat dua penolong maka yang satu
harus melakukan imobilisasi tulang
servikal
c. Mengeluarkan benda asing pada obstruksi
karena aspirasi benda asing dapat
menyebabkan sumbatan riang atau berat,
jika sumbatannya riang maka korban
masing dapat bersuara dan batuk, Gambar 4. Teknik back blows
sedangkan jika sumbatannya sangat berat
maka korban tidak dapat bersuara ataupun
tidak. Jika terdapat sumbatan karena
benda asing maka pada bayi dapat
dilakukan teknik 5 kali back blows
(slaps) atau 5 chest thrust.
d. Pada anak yang masih sadar dapat
dilakukan teknik heimlich maneuver
hingga benda yang menyumbat dapat di
keluarkan, sedangkan pada anak yang
tidak sadarkan diri dapat dilakukan teknik
abdominal thrust dengan posisi
terlentang.
e. Kemudian buka mulut korban, lakukan
cross funger maneuver untuk melihat
adanya obstruksi dan finger sweeps
maneuver untuk mengeluarkan benda
asing yang tampak pada mulut korban,
namun jangan melakukan teknik tersebut
pada anak yang sadar karena dapat
merangsang ”gag reflex” dan
menyebabkan muntah.

Gambar 5. Finger sweeps


3. Periksa nafas
Jika obstruksi telah dikeluarkan maka
periksa apakah anak bernafas atau tidak,
lakukan dalam waktu kurang dari 10 detik,
dengan cara :
 Lihat gerakan dinding dada dan
perut
 Dengarkan suara nafas pada hidung dan
mulut korban
 Rasakan hembusan udara pada pipi
Gambar 6. posisi look, listen and feel

4. Berikan bantuan nafas


Lakukan 5 kali bantuan napas jika korban
tidak bernapas hingga dapat bernapas secara
efektif. Teknik bantuan napas pada anak dan
bayi berbeda, hal ini dapat dilakukan dengan
dan tanpa alat yaitu : pada bayi dapat
dilakukan teknik mounth- to-mounth-and-
nose dan pada anak menggunakan teknik Gambar 7. bantuan napas tanpa alat
mounth- to-mounth
Gambar 8. Bantuan napas dengan alat

5. Periksa nadi
Selanjutnya yang dapat dilakukan ialah
periksa nadi, pada bayi pemeriksaan dapat
dilakukan pada arteri brakhialis.

Gambar 9. Pemeriksaan nadi pada


arteri brakhialis
6. Kompresi jantung luar
Jika nadi kurang dari 60 kali/menit dan tidak
ada napas tidak adekuat, maka lakukan
kompresi jantung luar. Pada bayi dan anak
dilakukan teknik kompresi distrenum dengan
dua jari yang diletakkan pada 1 jari di bawah
garis imajener intermamae

Gambar 10. two finger chest


compression technique
JOB SHEET

Nama Kegiatan : Melakukan Basic Life Support Pada Bayi Baru Lahir Unit : Asuhan
Kebidanan pada Neonatus
Referensi :
1. American Heart Association Guideline Resuscitation (CPR) and Emergency Cardiovascular
Care (ECC) of Pediatric and Neonatal Patients: Pediatric Basic Life Support. Pediatrics
2006
2. Modul Pelatihan Bantuan Hidup Dasar-HIPGABI DPW BALI

EVALUASI

1. Seluruh langkah kerja diselesaikan dengan urutan yang benar.


2. Aturan keselamatan kerja diikuti
3. Kondisi dan reaksi pasien diperhatikan
3.SOP

Nomor SOP
POLITEKNIK Tanggal Pembuatan
KESEHATAN DENPASAR
Tanggal Revisi
JURUSAN KEBIDANAN
Tanggal Efektif
Disahkan Oleh
SOP EKSTRAKURIKULER

Dasar hukum : Kualifikasi Pelaksana:


Dasar Hukum : 1. Waka Kesiswaan Dan Pembina Ekstrakulikuler
1. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. 2. Menguasai Tata Cara Pelaksanaan Pengembangan
2. PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standart Nasional Diri (Ekstrakulikuler)
Pendidikan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19
Tahun 2007, Tentang Standart Pengelolaan
Pendidikan.
4. Keputusan menteri pendidikan dan
kebudayaan RI No. 040 th. 1984 tentang
pembinaan Kesiswaan
Keterkaitan: Peralatan/Perlengkapan:
1. Kepala Sekolah 1. Absensi Siswadan Pembina Ektrakulikuler
2. Wakil Kepala Sekolah 2. Jurnal Kegiatan Ekstrakulikuler
3. Pembina Ekstra Kulikuler 3. Peralatan Kegiatan Estrakulikuler yang sesuai
4. Komite
5. Siswa
Peringatan: Pencatatan dan Pendataan:
Pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler harus mengutamakan Siswa yang mengkuti kegiatan ekstra kulikuler dicatat pada
keselamatan dan hasil Jurnal kegiatan Estra Kurikuler

Pelaksana
Mutu Baku
No Aktivita Kajur
Panitia/ Persyaratan/
s & Mahasi Waktu Output
Pembina Perlengkapan
Kaprodi swa

1. Mengadakan rapat dengan Program Kerja 1 jam Terjadinya


Kepsek, Waka Kesiswaan, Sekolah, koordinasi
dan pembina Ekstrakurikuler Program kerja
waka kesiswaan

2. MembuatSK Program Kerja 1 jam Terbitnya SK


Pembina/Pelatih Panitia.
Estrakirikuler
Rapat Kordinasi Pembina
3. Pelatih Program Kerja 1 jam Tersusun
Panitia Panduan
Ekstra
Kurikuler

4. Membuat Administrasi yaitu : Program Kerja 1 jam Tersusunnya


Absensi Panitia Adiministrasi
Kegiatan

5. Siswa, Pembina, Juenal SK, Program 1 jam Terpilihnya


Kegiatan Ekstra Kurikuler, Kerja Panitia anggota
Formuir Pendaftaran ekstra.

6. Melaksanakan Kegiatan Program Kerja 1,5 jam Tersusunnya


Ekstrakurikuler Panitia Administrasi

Anda mungkin juga menyukai