PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Adanya gangguan dan kelainan yang terjadi pada usia dewasa dapat dideteksi
sejak balita. Dalam hal ini, peran orang tua dan dokter anak cukup besar. Setiap orang tua
pasti ingin tumbuh kembang buah hatinya berjalan sempurna.Anda bisa mengetahuinya
melalui program Kementrian Kesehatan yang dilakukan dalam rangka peringatan Hari
Anak Nasional, yakni dengan kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang Anak (SDIDTK) merupakan rangkaian kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan penyimpangan tumbuh kembang secara dini agar lebih mudah diintervensi
serta memberikan konseling kepada keluarga bagaimana cara menstimulasi tumbuh
kembang anak. Kelainan tersebut bisa ditemukan dengan melakukan beberapa proses
pemeriksaan mulai dari pengukuran lingkar kepala, ukuran tinggi badan dan
memperhatikan beberapa deteksi dini penyimpangan.
Periode 5 (lima) tahun pertama kehidupan anak sering disebut juga sebagai "Masa
Keemasan (golden period) atau Jendela Kesempatan (window opportunity) atau Masa
Kritis
(critical
period)" karena
periode
ini merupakan
masa
pertumbuhan
dan
perkembangan yang paling pesat pada otak manusia, masa yang sangat peka bagi otak
anak dalam menerima berbagai masukan dari lingkungan sekitarnya. Mengingat masa 5
tahun pertama merupakan masa yang 'relatif pendek' dan tidak akan terulang kembali
dalam kehidupan seorang anak, maka orang tua/pengasuh/pendidik/masyarakat dan tenaga
kesehatan harus memanfaatkan kesempatan ini untuk membentuk anak menjadi anak yang
berkualitas tinggi melalui kegiatan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang ?
2. Bagaimana pencatatan dan pelaporan dari Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang?
3. Apa saja jenis deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang ?
4. Bagaimana Rujukan Penyimpangan Tumbuh Kembang ?
1.3 TUJUAN
1.
2.
Kembang (SDIDTK).
Mengetahui cara pencatatan dan pelaporan dari Stimulasi Deteksi dan Intervensi
3.
4.
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).
Definisi
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Deteksi dini adalah upaya penjaringan dan penyaringan yang dilaksanakan untuk
menemukan penyimpangan kelainan tumbuh kembang secara dini dan mengetahui
serta mengenal faktor-faktor resiko terjadinya kelainan tumbuh kembang tersebut.
Sedangkan intervensi dini maksudnya adalah suatu kegiatan penanganan segera
terhadap adanya penyimpangan tumbuh kembang dengan cara yang sesuai dengan
keadaan, misalnya perbaikan gizi, stimulasi perkembangan atau merujuk ke pelayanan
kesehatan, dan pendidikan yang sesuai, sehingga anak dapat mencapai kemampuan
yang optimal sesuai dengan umumya.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
S
SDIDTK adalah pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan
berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan. Diselenggarakan dalam
bentuk kemitraan antara : keluarga, masyarakat dengan tenaga professional
(kesehatan, pendidikan dan sosial).
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak
dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi
profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional kesehatan,
pendidikan dan sosial).
Indikator keberhasilan program SDIDTK adalah 90% balita dan anak prasekolah
terjangkau oleh kegiatan SDIDTK pada tahun 2010.
Tujuan
1. Agar semua balita umur 05 tahun dan anak prasekolah umur 5-6 tahun
tumbuh dan berkembang secara optimal.
3
2. Terselenggaranya
semua
balita
Puskesmas.
3. Terselenggaranya
kegiatan
dan
anak
intervensi
stimulasi
pra
dini
tumbuh
sekolah
pada
semua
di
kembang
pada
wilayah
kerja
balita
dan
yang
anak
tidak
Cara pengisian:
Baris pertama diisi oleh nama puskesmas, kabupaten/kota dan provinsi
Angka I identitas anak
1 Nomor 1-3 : jelas
2 Nomor 4 dan 5 diisi tanggal , bulan dan tahun
3 Nomor 6 diisi umur dalam bulan dihitung dari nomor 5 dikurangi nomor 4
Angka II anamnesis
1 Nomor 1 diisi keluhan utama orang tua atau keluarga membawa anak ke
puskesmas
Nomor 2 diisi jawaban orang tua atau keluarga atas pertanyyan apakah anak
mempunyai masalah tumbuh kembang ?jika Ya ditulis singkat masalahnya
Angka III Pemeriksaan rutin sesuai jadwal atau jika tidak ada keluhan
1 Nomor 1 diisi BB dalam Kg, panjang atau tinfgi badan dalam Cm, BB/TB:
lingkari salah satu huruf a,b,c,atau d, sesuai tabel BB/TB. Pada huruf e,
lingkari salah satu jawaban ya atau tidak, sesuai tindakan.Nomor 2 diisi
lingkaran kepala anak dalam cm, LKA/U lingkari sesuai tabel a,b,c dan d
sesuai nelhaus. Pada huruf d lingkari slah satu jawaban ya atau tidak, sesuai
tindakan
2 Nomor 3 perkembangan anak, lingkari salah satu jawaban 1),2), atau 3) ,
sesuai KPSP.
3 Nomor 4 daya lihat lingkari salah satu huruf a atau b, sesuai dengan hasil
TDL. Pada huruf c lingkari saah satu jawaban ya atau tidak sesuai tindakan.
4 Nomor 5 daya dengar lingkari salah satu a atau b , sesuai dengan TDD.
Pada huruf c lingkari saah satu jawaban ya atau tidak sesuai tindakan
5 Nomor 6 mental emosional Pada huruf c lingkari saah satu jawaban a atau b
sesuai hasil KMEEE. Pada huruf c lingkari saah satu jawaban ya atau tidak
sesuai tindakan
Angka IV pemeriksaan atas indikasi atau jika ada keluhan.
1 Nomor 1 Autis lingkari salah satu huruf a,b,c atau d sesuai hasil CHAT.
Pada huruf e lingkari saah satu jawaban ya atau tidak sesuai tindakan.
2 Nomor 2 GPPH lingkari salah satu huruf a atau b sesuai hasil kuesioner
GPPH Pada huruf c lingkari saah satu jawaban ya atau tidak sesuai tindakan
Angka V. Kesimpulan tulis secara singkat hasil pemeriksaan dan kesimpulan
ahir
Angka VI
1 Nomor 1 lingkari huruf a bila tenaga kesehatan melakukan konseling
stimulasi atau lingkari huruf b bila tenaga kesehatan tida mlakukan
konseling.
2 Noor 2 lingkari huruf a,b,c,d sesuai dengan intervensi stimulasi yang
diberikan pada anak, tulis tanggal evaluasi berikutnya pada huruf e.
3 Nomor 3 tulis jenis atau macam tindakan pengobatan yang diberikan pada
anak.
4 Nomor 4 tulis tujuan rujukan, lingkari salah satu huruf a bila ada surat
rujukan huruf b bila tidak ada surat rujukan
Register kohort kesehatn bayi dan register kohort kesehatan anak
balita dan pra sekolah.
Register kohort kesehatn bayi dan register kohort kesehatan anak
balita dan pra sekolah ini meng up-date (pemutakhiran) register kohot bayi dan
register kohort balita dan prasekolah yang lama, dengan caramenambah atau
merubah kolom-kolom catan lama yang disesuaikan dengan kebutuhan
program terkini.
Semua bayi, anak balita , dan pra sekolah yang ada di wilayah kerja
puskesmas harus tercatat di buku register kohort ini.
Yang dimaksud dengan bayi adalah bayi baru lahir sampai umur 1
tahun kurag 1 hari, anak umur 1 tahun tepat tidak termasuk kelompok bayi
Data-data bayi dapat diperoleh dari bebrapa sumber seperti :
Yang dimaksud dengan anak balita adalah anak umur 1 thun tepat
sampai umur 5 tahun kurang 1 hari. Anak umur 5 tahun tepat tidak boleh
termasuk kelompok anak balita
Pada buku pedomsn inin yang dimaksud dengan anak pra sekolah
adalah anak umur 5 tahun tepat sampai umur 6 tahun kurang 1 hari, anak umur
6 tahun tepat tidak ternasuk anak prasekolah
Data-data anak balita dan praseklah dapat diperoleh dari beberapa sumber
berikut
dini
penyimpangan
pertumbuhan,
yaitu
untuk
menentukan
b) Jadwal
pengukuran
DDTK.
Pengukuran
tenaga
kesehatan
BB/TB
disesuaikan
dan
penilaian
terlatih,
yaitu
BB/TB
tenaga
dengan
jadwal
dilakukan
oleh
kesehatan
yang
pelayanan.
Adapun
pelaksana
dan
alat
yang
digunakan
Tingkat
Pelaksana
Pelayanan
Keluarga,
masyarakat
Orang tua
KMS
Kader kesehatan
Timbangan
Puskesmas
Dokter
Table BB/TB
Bidan
Grafik LK
Perawat
Timbangan
Ahli gizi
Alat ukur TB
Petugas lain
Pita pengukur
lingkar kepala
10
Tingkat
Pelaksana
Pelayanan
Keluarga dan
Masyarakat
Orang tua
Kader kesehatan,
Buku KIA
BKB, TPA
Petugas pusat
PAUD
Puskesmas
a)
terlatih
Guru TK terlatih
Dokter
Bidan
Perawat
KPSP
TDL
TDD
KPSP
TDL
TDD
Interpretasi hasil KPSP : bila jawaban "Ya" mencapai 9-10 berarti perkembangan
anak SESUAI dengan tahap perkembangannya, bila jawaban "Ya" berjumlah 7-8
berarti perkembangan anak MERAGUKAN, sedangkan bila jawaban "Ya" berjumlah
6 atau kurang berarti kemungkinan ada PENYIMPANGAN perkembangan anak.
Bila perkembangan anak sesuai umur atau (S), lakukan tindakan sebagai berikut:
1. Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh anaknya dengan baik.
2. Teruskan pola asuh anak sesuai tahap perkembangan anak.
3. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
4. Ikutkan anak pada kegiatan penimbangan dan pelayanan kesehatan di posyandu
secara teratur sebulan sekali dan setiap ada kegiatan Bina Keluarga Balita. Jika
anak sudah memasuki usia prasekolah (36- 72 bulan), anak dapat diikutkan pada
kegiatan kelompok bermain dan TK.
5. Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP setap 3 bulan pada berumur
kurang dari umur 24 bulan dan setiap 6 bulan pada umur 24 bulan sampai 72
bulan.
Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan tindakan berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
b)
b.
c.
d.
Alat penunjuk
13
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
dilihat.
Uji anak setiap kali dapat mencocokan posisi kartu E yang dipegangnya
i.
j.
Bila anak tidak dapat mencocokkan sampai baris ketiga Poster E dengan
kedua matanya maka diduga anak mengalami gangguan daya lihat. Untuk itu lakukan
intervensi: Minta kepada orang tua agar membawa anaknya untuk memeriksa ulang 2
minggu kemudian. Bila pada pemeriksaan ulang 2 minggu kemudian didapati hasil
yang sama maka kemungkinan anak memang mengalami gangguan daya lihat.
Selanjutnya pemeriksa menganjurkan anak diperiksa ke Rumah Sakit dengan
membawa surat rujukan yang berisi keterangan mata yang mengalami gangguan
(mata kiri, kanan atau keduanya).
2.3.3 Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional.
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan atau pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional,autisme dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak,agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi.
Tujuan pemeriksaan ini untuk menemukan secara dini adanya masalah mental
emosional, autisme dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas pada
anak agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi.
14
Jadwal deteksi dini masalah mental emosional adalah rutin setiap 6 bulan,
dilakukan untuk anak yang berusia 36 bulan sampai 72 bulan. Jadwal ini sesuai
dengan jadwal skrining/pemeriksaan perkembangan anak.
Alat
yang
digunakan
untuk
mendeteksi
yaitu
:.
Interpretasi.
a. Resiko tinggi menderita autis :
Bila jawaban tidak pada pertanyaan A5, A7, B2, B3 dan B4.
b. Resiko rendah menderita autis : bila jawaban tidak pada
pertanyaan A7 dan B4.
c. Kemungkinan gangguan perkembangan lain : bila jawaban
tidak jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyaan A1-A4, A6,
A8, A9, B1 dan B5.
16
Intervensi :
a. Anak dengan kemungkinan GPPH perlu dirujuk ke RS yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/ tumbuh kembang anak.
b. Bila nilai total kurang dari 1 tetapi anda ragu- ragu jadwalkan pemeriksaan ulang
1 bulan kemudian. ajukan pertanyaan kepada orang- orang terdekat dengan anak.
2.4 Rujukan Penyimpangan Tumbuh Kembang
Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai
berikut :
a. Tingkat keluarga dan masyarakat
Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya dan kader)
dianjurkan untuk membawa anak ke tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau
Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh
kembang buku KIA.
b. Tingkat Puskesmas dan jaringannya
Pada rujukan dini, bidan dan perawat di posyandu, Polindes, Pustu termasuk
Puskesmas keliling, melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan tumbuh
kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila kasus
penyimpangan tersebut ternyata memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan
rujukan ke tim medis di Puskesmas.
c. Tingkat Rumah Sakit Rujukan
Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat di tangani di Puskesmas maka
perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang mempunyai fasilitas klinik tumbuh
kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboratorium/pemeriksaan
penunjang diagnostic. Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder
diharapkan memiliki klinik tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter
spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata,THT, rehabilitasi medic, ahli terapi,
ahli gizi dan psikolog.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Aspek pertumbuhan :
1. Timbang berat badannya(BB).
2. Ukuran tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK).
3. Lihat garis pertambahan BB.TB,dan LK pada grafik.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang kompleks
dalam bidang motorik kasar, motorik halus, kemapuan berbahasa maupun sosialisasi dan
kemandirian.
Aspek perkembangan :
1. Deteksi penyimpangan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan (KPSP).
2. Tes Daya Dengar (TDD)
3. Tes Daya Dengar (TDD)
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan atau pemeriksaan
untuk menemukan secara dini adanya masalah mental emosional,autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan
intervensi.
Alat yang dipakai untuk skrining penyimpangan mental emosional adalah:
1. Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) bagi anak usia 36-72 bulan.
2. Ceklis Autis anak pra-sekolah atau Checklist for Autism in Toddlers (CHAT) bagi
anak usia 18-36 bulan.
3. Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktifitas (GPPH) bagi
anak usia 36 bulan keatas (pra-sekolah).
3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekeliruan maupun kesalahan baik dari segi penyusun maupun penulisannya sehingga
19
dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Hal ini bertujuan untuk memberikan kami motifasi dalam usaha memperbaiki kesalahankesalahan agar pembuatan makalah berikutnya jauh lebih baik.
20