PEMBAHASAN
Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan
dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat
pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi tumbuh
kembang.Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi.
Pelayanan kesehatan tersebut meliputi :
Sistem IMD :
1. Inisiasi Menyusui dini dilakukan satu jam pertama setelah bayi lahir
2. Bayi di keringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih)
3. skin-to-skin
4. 30-60 menit
5. Bayi mencari sendiri putting susu ibu
6. Setelah proses menyusu awal selesai yang ditandai dengan lepasnya hisapan bayi,
baru kemudian bayi dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi
vitamin K dan tetes mata.
Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas, diberi
salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam kemudian diberikan
imunisasi Hepatitis B (HB 0) pada paha kanan.
b) Pemberian layanan kesehatan tersebut dilaksanakan pada periode setelah IMD sampai
2-3 jam setelah lahir, dan dilaksanakan di kamar bersalin oleh dokter, bidan atau
perawat.
d) Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata (Oxytetrasiklin 1%).
e) Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan setelah penyuntikan Vitamin
K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi
yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika
bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti
kembali dengan cepat.
b. Pengukuran Antopoemetri
c. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya,
oleh dokter/ bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga
dapat mendampingi tenaga kesehatan yang memeriksa.
3. Pencegahan infeksi
Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi
baru lahir atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu. Hindari
pembungkusan tali pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan
longgar, agar tetap terkena udara dan akan lebih mudah kering.
1. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
3. Memastikan semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang talipusat telah
didisinfksi tingkat tinggi atau steril.
4. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk
bayi, telah dalam keadaan bersih.
7. Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih, hangat
dan sabun setiap hari.
8. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang yang
memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan
suhu lingkungan
3. Letakkan bayi di dada atau perut ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
5. Kunjungan Neonatal
Adalah pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
a) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir
Penatalaksanaan :
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam dan hanya setelah itu jika
tidak terjadi masalah medis dan jika suhunya 36.5 Bungkus bayi dengan kain
yang kering dan hangat, kepala bayi harus tertutup
Pemeriksaan fisik bayi
Dilakukan pemeriksaan fisik
Gunakan tempat tidur yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan lakukan pemeriksaan
Telinga : Periksa dalam hubungan letak dengan mata dan kepala
Mata : Tanda-tanda infeksi
Hidung dan mulut : Bibir dan langitanPeriksa adanya sumbing Refleks hisap,
dilihat pada saat menyusu
Leher :Pembekakan,Gumpalan
Dada : Bentuk,Puting,Bunyi nafas, Bunyi jantung
Bahu lengan dan tangan :Gerakan Normal, Jumlah Jari
System syaraf : Adanya reflek moro
Perut : Bentuk, Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, Pendarahan
tali pusat, tali pusat ada tiga pembuluh, Lembek (pada saat tidak menangis),
Tonjolan
Kelamin laki-laki : Testis berada dalam skrotum, Penis berlubang pada letak
ujung lubang
Kelamin perempuan :Vagina berlubang,Uretra berlubang, Labia minor dan
labia mayor
Tungkai dan kaki : Gerak normal, Tampak normal, Jumlah jari
Punggung dan Anus: Pembekakan atau cekungan, Ada anus atau lubang
Kulit : Verniks, Warna, Pembekakan atau bercak hitam, Tanda-Tanda lahir
Konseling : Jaga kehangatan, Pemberian ASI, Perawatan tali pusat, Agar ibu
mengawasi tanda-tanda bahaya
Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu : Pemberian ASI sulit, sulit
menghisap atau lemah hisapan, Kesulitan bernafas yaitu pernafasan cepat > 60
x/m atau menggunakan otot tambahan, Letargi bayi terus menerus tidur tanpa
bangun untuk makan,Warna kulit abnormal kulit biru (sianosis) atau kuning,
Suhu-terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermi), Tanda dan perilaku
abnormal atau tidak biasa, Ganggguan gastro internal misalnya tidak bertinja
selama 3 hari, muntah terus-menerus, perut membengkak, tinja hijau tua dan
darah berlendir, Mata bengkak atau mengeluarkan cairan
Lakukan perawatan tali pusat Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan
terbuka agar terkena udara dan dengan kain bersih secara longgar, Lipatlah
popok di bawah tali pusat ,Jika tali pusat terkena kotoran tinja, cuci dengan
sabun dan air bersih dan keringkan dengan benar
Gunakan tempat yang hangat dan bersih
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
Memberikan Imunisasi HB-0
b) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
Penatalaksanaan
Menjaga tali pusat dalam keadaaan bersih dan kering
Menjaga kebersihan bayi
Pemeriksaan tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, ikterus, diare,
berat badan rendah dan Masalah pemberian ASI
Memberikan ASI Bayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24 jam) dalam
2 minggu pasca persalinan
Menjaga keamanan bayi
Menjaga suhu tubuh bayi
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif pencegahan
hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan
menggunakan Buku KIA
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
c) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 28 hari
Penatalaksanaan
Pemeriksaan fisik
Menjaga kebersihan bayi
Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya Bayi baru lahir
Memberikan ASIBayi harus disusukan minimal 10-15 kali dalam 24 jam) dalam 2
minggu pasca persalinan.
Menjaga keamanan bayi
Menjaga suhu tubuh bayi
Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI ekslutif pencegahan
hipotermi dan melaksanakan perawatan bayi baru lahir dirumah dengan
menggunakan Buku KIA
Memberitahu ibu tentang Imunisasi BCG
Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/bidan/perawat, dapat dilaksanakan di
puskesmas atau melalui kunjungan rumah. Pelayanan yang diberikan mengacu pada
pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) pada algoritma bayi muda
(Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM) termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi
berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi HB-
0 diberikan pada saat kunjungan rumah sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak diberikan
pada saat lahir).
Anak balita (bawah lima tahun), merupakan kelompok tersendiri yang dalam
perkembangan dan pertumbuhannya memerlukan perhatian yang lebih khusus. Bila
perkembangan dan pertumbuhan pada masa BALITA ini mengalami gangguan, hal ini
akan berakibat terganggunya persiapan terhadap pembentukan anak yang berkualitas.
Untuk mencapai hal diatas, maka tujuan pembinaan kesejahteraan anak adalah dengan
menjamin kebutuhan dasar anak secara wajar, yang mencakup segi-segi kelangsungan
hidup, pertumbuhan dan perkembangan dan perlindungan terhadap hak anak yang
menjadi haknya [hak anak]. Disamping itu diperlukan juga suatu lingkungan hidup yang
menguntungkan untuk proses tumbuh kembang anak. (Chairuddin P. Lubis, 2004)
Kematian bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesejahteraan
suatu negara.Sebagian besar penyebab kematian bayi dan balita dapat dicegah dengan
tegnologi sederhana ditingkat pelayanan kesehatan dasar, salah satunya adalah dengan
menerapkan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), ditingkat pelayanan kesehatan
dasar. Bank dunia, 1993 melaporkan bahwa MTBS merupakan intervensi yang cost
effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh infeksi
Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria, kurang gizi dan yang sering merupakan
kombinasi dari keadaan tersebut.
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan
sehat. Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali
dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun
(setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan
kesehatan) maupun di luar gedung.
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.
KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang
dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.Oleh karenanya
KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali
mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS-Balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk
memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau ketidak
seimbangan pemberian makan pada anak.KMS juga dapat dipakai sebagai bahan
penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat sesuai
dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan atau
memulihkan kesehatan- nya.
a) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara
lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian
ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
b) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
c) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
2. Pelayanan kesehatan dengan Pemberian Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang
bergizi mutlak sangat diperlukan.Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan
cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka
akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang
hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan
intelegensia.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan
oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan
untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk
melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan
banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan
sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
a) Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan
satu kali dalam satu tahun.
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh
Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-
anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari
seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari
kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
4. Pelayanan Posyandu
7. Pelayanan Imunisasi
Rekomendasi :