Anda di halaman 1dari 16

ANALISA JURNAL TENTANG

TEKNOLOGI DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


BERUPA UTEROTONIKA DAN AROMA THERAPI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Teknologi Pelayanan Kebidanan

Disusun Oleh :
Lastria Manurung
(195401426539)

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan berkat-Nya buat kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah mata kuliah Teknologi Pelayanan Kebidanan dengan judul “Analisa
Jurnal Tentang Teknologi Dalam Pelayanan Kebidanan Berupa Uterotonika dan
Aroma Therapi”.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kendala namun berkat
dan dorongan dari berbagai pihak, baik moral maupun material sehingga sedikit
demi sedikit kendala tersebut dapat diatasi dengan baik. Oleh karena itu, saya
menghanturkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada dosen pengampu yang
telah meluangkan waktunya untuk membimbing guna penyempurnakan dalam
menyelesaikan makalah penelitian ini.
Akhir kata saya memohon maaf apabila ada kesalahan baik secara teknik,
formal maupun isi makalah saya. Harapan saya semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat.

Jakarta, Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Jurnal 1.............................................................. 1
1.2 Latar Belakang Jurnal 2.............................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................... 3
2.1. Pengertian Induksi Persalinan................................................... 3
2.2. Pengertian Misoprostol dan Oksitosin...................................... 3
2.3. Pengertian Ketuban Pecah Dini................................................. 4
2.4. Pengertian ASI.......................................................................... 5
2.5. Produksi ASI.............................................................................. 5
2.6. Pijat Oksitosin............................................................................ 6
2.7. Aroma Terapi Lavender............................................................. 7
BAB III HASIL ANALISA JURNAL........................................................... 8
3.1 Uterotonika............................................................................... 8
3.2 Aroma terapi............................................................................. 8
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 10
4.1 Kesimpulan................................................................................. 10
4.2 Saran........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

JURNAL 1: UTEROTONIKA
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MISOPROSTOL PERVAGINAM DENGAN
OKSITOSIN INTRAVENA TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN
PADA IBU BERSALIN INDIKASI KPD DI RS AS-SYIFAA BANDAR
JAYA TAHUN 2016

1.1 Latar Belakang


Komplikasi maternal merupakan penyebab langsung dari kematian ibu.
Setiap hari sekitar 1000 wanita meninggal karena penyebab yang dapat
dicegah dan dapat berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, atau sekitar
350.000 kematian setiap tahunnya (WHO, 2011). Di Indonesia, sekitar 80%
kematian ibu ini juga disebabkan oleh komplikasi langsung obstetric terutama
perdarahan, sepsis, aborsi tidak aman, preeklamsia dan eklamsia, serta partus
lama atau partus macet.
Salah satu penyebab kematian adalah salah satu factor predisposisi
terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD), infeksi yang terjadi secara langsung
pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan
ketuban. Penatalaksanaan KPD diusia kehamilan >35 minggu lakukan
induksi, bila gagal lakukan section Caesar (SC).
Induksi persalinan terjadi antara 10% sampai 20% dari seluruh persalinan
dengan berbagai indikasi, baik untuk keselamatan ibu maupun keselamatan
janin. Insidensi kehamilan post term rata-rata sekitar 10% dari seluruh
kehamilan dari Amerika Serikat pada tahun 1997.
Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 2009
menunjukkan terdapat ibu bersalin yang dilakukan induksi pada saat
persalinan sebanyak 285 kasus dari 1046 persalinan yang didapat dari hasil
penelitian yang dilakukan sejumlah rumah sakit di Indonesia.
JURNAL 2 : AROMA THERAPI
PENGARUH KOMBINASI PIJAT OKSITOSIN DENGAN
AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU
POST PARTUM NORMAL DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2018

2.1 Latar Belakang


Keunggulan ASI sebagai nutrisi bayi telah dipelajari dan dibuktikan oleh
para peneliti sehingga Oraganisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan ASI
eksklusif untuk bayi sampai usia 6 bulan dan kemudian dilanjutkan bersama
makanan pendamping ASI sampai berumur 2 tahun. Pemerintah Indonesia
membuktikan komitmennya dalam menurunkan angka kematian bayi dan
mendukung pemberian ASI Ekslusif dengan mengeluarkan UU RI no. 36
Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128, setiap bayi berhak mendapatkan ASI
Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis.
Usaha meningkatkan produksi ASI yaitu kombinasi pijat oksitosin dengan
aromaterapi adalah tindakan yang dilakukan pada ibu menyusui yang berupa
back massage pada punggung ibu dengan menggunakan minyak aroma terapi.
Kombinasi dua terapi ini akan meningkatkan rangsangan pada impuls syaraf
yang dituju karena kulit akan menyerap essensial aromaterapi merangsang
penciuman serta saat bersamaan terapi fisik dari pijat oksitosin,
mengakibatkan peredaran darah menjadi lancer, otot relaksasi serta kondisi
psikologis ibu menjadi nyaman. (Jamilah, 2015)
BAB II
TINJAUAN TEORI

JURNAL 1: UTEROTONIKA
EFEKTIFITAS PEMBERIAN MISOPROSTOL PERVAGINAM DENGAN
OKSITOSIN INTRAVENA TERHADAP KEMAJUAN PERSALINAN
PADA IBU BERSALIN INDIKASI KPD DI RS AS-SYIFAA BANDAR
JAYA TAHUN 2016

2.1 Pengertian Induksi Persalinan


Induksi persalinan adalah suatu tindakan terhadap ibu hamil yang belum
inpartu, baik secara operatif maupun medikasi untuk merangsang timbulnya
konstraksi Rahim sehingga terjadi persalinan. Induksi persalinan berbeda
dengan akselerasi persalinan tindakan-tindakan tersebut dikerjakan pada
wanita hamil yang sudah inpartu. Induksi persalinan adalah upaya untuk
melahirkan pervaginam dengan merangsang timbulnya his bagi ibu hamil
yang belum inpartu sehingga terjadi persalinan. Dikenal dua jenis induksi
yaitu secara mekanis dan medisinalis. Pemakaian balon kateter, batang
laminaria, dan pemecahan selaput ketuban termasuk cara mekanis. Induksi
medisinalis dapat dengan menggunakan infus oksitosin intravena dengan
keuntungan waktu paruh yang pendek hingga mudah diawasi dan
dikendalikan bila terjadi komplikasi, namun sangat bergantung pada scor
bishop sehingga perlu pematangan serviks terlebih dahulu.

2.2 Pengertian Misoprostol dan Oksitosin


Misoprostol adalah analog oral prostaglandin EL sintetik yang saat ini
semakin popular digunakan dalam dunia obstetrika. Pemakaian paling banyak
adalah untuk induksi persalinan karena kemampuannya dalam pematangan
serviks dan memacu konstraksi myometrium juga dalam usaha pencegahan
dan pengobatan perdarahan postpartum karena efeknya yang kuat sebagai
uterotonika. Selain itu dari segi ekonomi, obat ini tergolong murah dan tahan
terhadap suhu tropis sehingga dapat bertahan lama.
Oksitosin merupakan preparat yang sering digunakan untuk induksi
persalinan, tetapi kegagalan induksi dengan oksitosin sering terjadi walaupun
komplikasi pada janin dan ibu kurang, karena dapat terkontrol dosisnya. Efek
samping pemberian oksitosin pada ibu hamil yaitu rasa mual, muntah dan
intosikasi air. Misoprostol dapat menjadi alternatif pilihan karena sebagai
analog prostaglandin yang memiliki keunggulan karena efektifitasnya, harga
yang relative murah, stabilitasnya dalam kondisi panas, kemudahan dalam
penggunaan dan efek samping yang kecil. Dan efek samping yang cukup besar
pada misoprostol adalah rupture uteri. Penanganan bila terjadi rupture uteri
yaitu akan dilakukan histerektomi.

2.3 Pengertian Ketuban Pecah Dini (KPD)


Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukaan < 4 cm (fase laten). Hal ini
dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan. Ketuban pecah dini termasuk dalam kehamilan beresiko tinggi.
Kesalahan dalam mengelola KPD akan membawa akibat meningkatnya
morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayinya. Ada 2 faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mengambil sikap atau tindakan terhadap kasus KPD
yaitu umur kehamilan da nada tidaknya tanda-tanda infeksi pada ibu.
JURNAL 2 : AROMA THERAPI
PENGARUH KOMBINASI PIJAT OKSITOSIN DENGAN
AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU
POST PARTUM NORMAL DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2018

2.4 Pengertian ASI (Air Susu Ibu)


Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu
berupa makanan alamiah atau susu terbaik bernutrisi dan berenergi tinggi yang
diproduksi sejak masa kehamilan. ASI merupakan makanan yang sempurna
dan terbaik bagi bayi khususnya bayi 0-6 bulan karena mengandung unsur-
unsur gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang
optimal (Nainggolan, 2009). ASI berdasarkan definisi adalah sumber makanan
bagi bayi yang diproduksi oleh kelenjar payudara ibu yang mengandung unsur
gizi lengkap untuk memenuhi kebutuhan bayi secara optimal. (Hargi, 2013)

2.5 Produksi ASI


Saat payudara memproduksi ASI, terdapat pula proses pengeluaran ASI yaitu
dimana ketika bayi mulai menghisap, terdapat beberapa hormone yang
berbeda bekerja sama untuk pengeluaran air susu dan melepaskannya untuk
dihisap. Gerakan hisapan bayi dapat merangsang serat saraf dalam putting.
Serat syaraf ini membawa permintaan agar air susu melewati kolumna spinalis
ke kelenjar hipofisis dalam otak. Kelenjar hipofisis akan merespon otak untuk
melepaskan hormone prolactin dan hormone oksitosin. Hormone prolactin
dapat merangsang payudara untuk menghasilkan lebih banyak susu. Hormon
prolaktin dapat merangsang payudara untuk menghasilkan lebih banyak susu.
Hormon oksitosin merangsang kontraksi otot-otot yang sangat kecil yang
mengelilingi duktus dalam payudara, kontraksi ini menekan duktus dan
mengelurkan air susu ke dalam penampungan di bawah areola. (Rizqiani
2017)
2.6 Pijat oksitosin
Pijat oksitosin ini dilakukan dengan cara memijat pada daerah punggung
sepanjang kedua sisi tulang belakang sehingga diharapkan dengan dilakukan
pemijatan ini, akan merasa rileks dan kelelahan setelah melahirkan akan
hilang. Jika rileks dan tidak kelelahan setelah melahirkan dapat membantu
merangsang pengeluaran hormon oksitosin. (Widayanti 2014)
Pijat punggung menyebabkan terjadinya rangsangan di korda spinalis yang
mana berfungsi sebagai penghubung saraf antara otak dan sistem saraf perifer.
Semua komunikasi ke atas dan ke bawah korda spinalis terletak di jaras-jaras
(traktus) asendens yang menyalurkan sinyal dari masukan aferen ke otak.
Substansia grisea yang terletak di tengah korda spinalis mengandung
penghubung antar neuron yang terletak antara masukan aferen dan keluaran
eferen serta badan sel neuron eferen. Serat aferen dan eferen yang masing
masing membawa sinyal ke dan dari korda spinalis, menyatu menjadi saraf
spinalis. Saraf-saraf ini melekat ke korda spinalis berpasangan di sepanjang
korda. Neuron inhibitorik dan neuron kolimergik eksitatorik membuat kontak
sinaps dengan neuron oksitosin neuro sekretorik di nucleus paraventrikularis
dan supraoptikus. Hipotalamus memproduksi hormon oksitosin dan dialirkan
menuju hipofisis posterior. Oksitosin menuju ke payudara maka
dikeluarkannya hormon oksitosin. Selanjutnya hormon oksitosin akan memicu
otot-otot halus di sekitar sel-sel pembuat ASI untuk mengeluarkan ASI.
(Dewi, Dasuki, and Kartini 2017)
2.7 Aroma Terapi
Aromaterapi berasal dari kata aroma yang berarti harum dan wangi, dan
therapy dapat diartikan sebagai suatu cara perawatan tubuh dan atau
penyembuhan penyakit dengan menggunakan minyak esensial (essential oil ).
(Kenia and Taviyanda 2013)
Aromaterapi lavender adalah aromaterapi yang menggunakan bunga lavendula
atau biasa disebut lavender, yang memiliki zat aktif berupa linalool acetate
dan linalylacetate yang dapat berefek sebagai analgesik. Sifat-sifat yang
terkandung dalam minyak esensial lavender yaitu sebagai antiseptik,
antidepresan, meringankan stres dan sulit tidur, mengatasi gigitan serangga.
(HAFID n.d.)
BAB III
HASIL ANALISA JURNAL

Setelah saya memaparkan secara singkat 2 jurnal diatas, dapat dikemukakan


kebermanfaatan dan kekurangan dari teknologi diatas :
3.1 Uterotonika
 Kebermanfaatan : Berdasarkan penelitian, pemberian misoprostol
pervaginam dan okstitosin intravena memiliki kesamaan yaitu bisa
merangsang timbulnya konstraksi Rahim dan melunakkan jalan lahir
sehingga terjadi proses persalinan. Biasanya pada kasus ibu bersalin dengan
KPD (Ketuban Pecah Dini)
 Kekurangan : Berdasarkan penelitian, pemberian misoprostol mempunyai
resiko meningkatkan kejadian rupture uteri, oleh karena itu misoprostol
hanya digunakan pada pelayanan kesehatan yang lengkap dan digunakan
pada kasus-kasus tertentu. Sedangkan pemberian oksitosin digunakan secara
hati-hati karena gawat janin dapat terjadi dari hiperstimulasi. Walaupun
jarang, rupture uteri dapat pula terjadi, lebih-lebih pada multipara. Untuk itu
senantiasa lakukan observasi yang ketat pada ibu yang induksi dengan
oksitosin.

3.2 Aroma Therapi


 Kebermanfaatan : Berdasarkan hasil penelitian, dengan dilakukan kombinasi
pijat oksitosin dan aroma terapi lavender pada ibu post partum adalah 2 usaha
untuk meningkatkan produksi ASI, kombinasi pijat oksitosin dengan aroma
terapi lavender lebih berpengaruh terhadap produksi ASI karena pijatan tulang
belakang pada punggung dan wangi dari lavender yang bisa dirasakan oleh ibu
melalui indra penciumannya adalah usaha yang dengan cepat dapat
meningkatkan pengeluaran hormone oksitosin. Hal tersebut memberikan
kenyamanan kepada ibu sehingga membantu ibu secara psikologis,
menenangkan, tidak stress pasca post partu, mengembalikan rasa percaya diri,
membantu ibu agar mempunyai pikiran dan perasaan positif terhadap bayinya,
meningkatkan produksi ASI dan sangat berguna untuk melepas lelah ibu
selesai melahirkan.
 Kekurangan : Berdasarkan hasil penelitian, jika ibu mengalami stress, sedih,
tertekan, pikiran negative, tidak percaya diri, tidak mendapatkan dukungan
dari suami dan keluarganya dan dilakukan pijat oksitosin dengan aroma terapi
lavender ini tidak ada perubahan apapun karena produksi ASI sangat
dipengaruhi oleh factor kejiwaan. Dampaknya akan menurunkan volume ASI
bahkan tidak terjadi produksi ASI.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pada jurnal pertama yaitu tentang uterotonika yang berjudul “ Efektifitas
Pemberian Misoprostol Pervaginam Dengan Oksitosin Intravena Terhadap
Kemajuan Persalinan Pada Ibu bersalin Indikasi KPD Di Rs As-Syifaa Bandar
Jaya Tahun 2016” dapat disimpulkan yaitu bahwa pemberian misoprostol
pervaginam dan pemberian oksitosin melalui intravena harus sertakan dengan
indikasi-indikasi yang mendukung dalam pemberian uterotonika dan
sebaiknya sebelum melakukan tindakan induksi, sebaiknya berkonsultasi
dengan dokter spesialis. Dan menurut saya, tindakan pemberian uterotonika
ini tidak dianjurkan untuk dilakukan di BPM, dan jika menemukan kasus KPD
dengan pembukaan masih < 4 cm sebaiknya dirujuk ke Rumah Sakit. Dan
menurut saya, bahan jurnal ini bisa dijadikan sumber referensi dalam
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
Pada jurnal kedua yaitu tentang aroma terapi yang berjudul “Pengaruh
Kombinasi Pijat Oksitosin Dengan Aromaterapi Lavender Terhadap Produksi
ASI Pada Ibu Post Partum Normal Di RSU Haji Medan Tahun 2018” dapat
disimpulkan bahwa dengan dilakukan kombinasi pijat oksitosin dan aroma
terapi lavender pada ibu post partum adalah 2 usaha untuk meningkatkan
produksi ASI, kombinasi pijat oksitosin dengan aroma terapi lavender lebih
berpengaruh terhadap produksi ASI karena memberikan kenyamanan kepada
ibu sehingga membantu ibu secara psikologis, menenangkan, tidak stress
pasca post partu, mengembalikan rasa percaya diri, membantu ibu agar
mempunyai pikiran dan perasaan positif terhadap bayinya, meningkatkan
produksi ASI dan sangat berguna untuk melepas lelah ibu selesai melahirkan.
Menurut saya, tindakan pemberian aroma terapi ini dapat di terapkan dimana
saja, di BPM, klinik maupun di Rumah Sakit dan banyak manfaat dalam
pemijatan pijat oksitosin dengan aroma terapi lavender ini dalam
memproduksi ASI. Dan menurut saya bahan jurnal ini dapat dijadikan
referensi kita dan bisa diterapkan di lahan praktik / klinik.

4.2 Saran
1) Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil analisis kedua jurnal diatas dapat digunakan untuk
pengetahuan dan menambah sumber referensi dalam meningkatkan
teknologi dalam pelayanan kebidanan.
2) Bagi Tenaga Kesehatan
Bagi tenaga kesehatan, diharapkan hasil analisis kedua jurna ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan sebuah tindakan seperti
melakukan tindakan pemberian induksi pada ibu bersalin dengan indikasi
KPD. Pada tindakan pijat oksitosin dengan aroma lavender sebelum itu
kita melihat pasien terlebih dahulu apakah bersedia atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

 Reni, Sunarsih. 2017. Efektifitas Pemberian Misoprostol Pervaginam Dengan


Oksitosin Intravena Terhadap Kemajuan Persalinan Pada Ibu Bersalin Indikasi
KPD Di RS As-Syifaa Bandar Jaya Tahun 2016. Jurnal Kebidanan. 3(3) :121-
126.
 Mayang Wulan. 2019. Pengaruh Kombinasi Pijat Oksitosin Dengan
Aromaterapi Lavender Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Post Partum Normal
Di RSU Haji Medan tahun 2018. Jurnal TEKESNOS. 1 (1) : 17-26

Anda mungkin juga menyukai