Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 18-24 BULAN

Disusun Oleh :
Ilfy Hasini

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pemahaman tentang tumbuh kembang bayi usia 18 24


bulan
Sub Pokok bahasan : - Tumbuh kembang bayi usia 18 - 24 bulan
- Cara menstimulasi tumbuh kembang balita 18 24
bulan
Waktu dan pelaksanaan : Jumat, 08 Desember 2016 pelaksanaan 25 menit
Tempat : RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung ruang Kenanga 2
Pelaksana : Ilfy Hasini
Audien/sasaran : keluarga An. P di ruang kenang lanti 2

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 25 menit dapat lebih
memahami pentingnya stimulasi dan cara menstimulasi tumbuh kembang
usia 18 24 bulan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Seluruh peserta penyuluhan mengetahui tentang :
a. Mengerti kebutuhan dasar usia 18 - 24 bulan.
b. Mengerti cara stimulasi tumbuh kembang usia 18 24 bulan.

B. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

C. PLAN OF ACTION
TAHAP KEGIATAN
Pendahuluan 1. Memberi salam.
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri.
3. Mengkaji pengetahuan tentang tumbuh
kembang (Apresepsi)
Pemberian materi 1. Menjelaskan tentang:
(15 menit) a. Mengerti pengertian tumbuh kembang.
b. Mengerti ciri-ciri tumbuh kembang
c. Mengerti faktor-faktor yang mempengeruhi
tumbang.
d. Mengerti kebutuhan dasar usia 0-12 bulan.
e. Mengerti cara stimulasi tumbuh kembang
usia 0-12 bulan.
2. Diskusi dengan cara memberi kesempatan pada
audien untuk bertanya.
Penutup (5 menit) 1. Menyimpulkan materi yang telah diberikan.
2. Evaluasi dengan cara tanya jawab.
D. MATERI
1. Mengerti kebutuhan dasar usia 18 24 bulan.
2. Mengerti cara stimulasi tumbuh kembang usia 18 24 bulan.
E. EVALUASI
1. Hasil
Sasaran mengerti penjelasan yang telah diberikan dengan cara Tanya jawab

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Tumbuh Kembang

Pertumbuhan adalah bertumbuhnya bayi dari segi jasmani. Perkembangan


ialah berkembangnya kepribadian bayi, dari seorang mahluk yang tadinya secara
mutlak bergantung pada lingkungannya, menjadi seorang yang secara relatif
mandiri dan berguna bagi lingkungannya (Desmita, 2011).
Perkembangan bayi merupakan proses yang artinya, perkembangan itu
meliputi berbagai aspek kehidupan manusia, dan terjadi sebagai hasil interaksi
antara faktor bawaan dan faktor lingkungan. Agar perkembangan itu berjalan
sebaik-baiknya, bayi perlu diasuh dan dibimbing oleh orang dewasa, terutama
dalam lingkungan kehidupan berkeluarga (Syah, 2008).
B. Cara Deteksi Dini Tumbuh Kembang Usia 0-12 bulan
Menurut Hidayat (2008) menyebutkan ciri dari tumbuh kembang sesuai usia
meliputi :
1. Dari lahir sampai 3 bulan :
a. Mampu mengangkat kepala
b. Mampu mengikuti obyek dengan matanya
c. Mampu melihat ke muka orang dengan tersenyum
d. Mampu bereaksi terhadap suara/bunyi
e. Mampu mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh
2. Dari 3 sampai 6 bulan :
a. Mampu mengangkat kepala 90 derajat dan mengangkat dada
b. Mulai belajar meraih benda yang ada dalam atau di luar jangkauannya
c. Menaruh benda-benda di mulutnya
d. Mampu tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
3. Dari 6 sampai 9 bulan
a. Mampu duduk tanpa dibantu
b. Mampu tengkurap dan berbalik sendiri
c. Mampu merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
d. Mampu memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lain
e. Mampu memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
f. Mampu melempar benda-benda
g. Mampu mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti
h. Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-
sembunyian
4. Dari 9 sampai 12 bulan :
a. Mampu berdiri sendiri tanpa dibantu
b. Mampu berjalan dengan dituntun
c. Mampu menirukan suara
d. Mampu belajar menyatakan satu atau dua kata
e. Mampu mengerti perintah sederhana atau larangan
f. Ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya
g. Berpartisipasi dalam permainan
5. Dari 12 sampai 18 bulan
a. berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah
b. menyusun 2 atau 3 kotak
c. dapat mengatakan 5-10 kata
d. memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

6. Dari 18 sampai 24 bulan


a. naik turun tangga
b. menyusun 6 kotak
c. menunjuk mata dan hidungnya
d. menyusun 2 kata
e. belajar makan sendiri
f. menggambar garis di kertas atau di pasir
g. mulai belajar mengontrol buang air besar (BAB) dan buang air kecil
(BAK)memperlihatkan minat dan bermain-main dengan anak-anak lain
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang usia 0-24 bulan
1. Faktor Herediter
Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang bayi, faktor herditer meliputi factor
bawaan, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Pertumbuhan dan perkembangan
bayi dengan jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan cenderung cepat
dibandingkan dengan bayi perempuan serta akan bertahan sampai usia
tertentu. Baik bayi laki-laki atau bayi perempuan akan mengalami
pertumbuhan yang lebih cpat ketika mereka mencapai masa pubertas
(Hidayat, 2008).
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam menentukan tercapai atau tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor
lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu lingkungan dalam
kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu lingkungan setelah bayi lahir).
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi :
a. Faktor lingkungan prenatal
1) Gizi pada waktu ibu hamil
2) Zat kimia atau toksin
3) Hormonal
b. Faktor lingkungan postnatal
1) Budaya lingkungan
Dalam hal ini adalah budaya dalam masyarakat yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan bayi, budaya lingkungan dapat
menentukan bagaimana seseorang mempersepsikan pola hidup sehat.

2) Status sosial ekonomi


Bayi dengan keluaraga yang memiliki sosial ekonomi tinggi umumnya
pemenuhan kebutuhan gizinya cukup baik dibandingkan dengan bayi
dengan sosial ekonomi rendah.
3) Nutrisi
Nutrisi menjadi kebutuhan untuk tunbuh dan berkembang selama masa
pertumbuhan, dalam nutrisi terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat,
lemak, mineral, vitamin, dan air.
4) Iklim dan cuaca
Pada saat musim tertentu kebutuhan gizi dapat dengan mudah diperoleh
namun pada saat musim yang lain justru sebaliknya, sebagai contoh
pada saat musim kemarau penyediaan air bersih atau sumber makanan
sangatlah sulit.
5) Olahraga atau latihan fisik
Dapat memacu perkembangan bayi karena dapat meningkatkan sirkulasi
darah sehingga suplai oksigen ke seluruh tubu dapat tertur serta
dapatmeningkatkan stimulasi perkembangan tulang, otot, dan
pertumbuhan sel lainnya.
6) Posisi bayi dalam keluarga
Secara umum bayi pertama memiliki kemampuan intelektual lebih
menonjol dan cepat berkembang karena sering berinteraksi dengan
orang dewasa namun dalam perkembangan motoriknya kadang-kadang
terlambat karena tidak ada stimulasi yang biasanya dilakukan saudara
kandungnya, sedangkan pada bayi kedua atau tengah kecenderungan
orang tua yang sudah biasa dalam merawat bayi lebih percaya diri
sehingga kemamapuan bayi untuk berdaptasi lebih cepat dan mudah
meski dalam perkembangan intelektual biasanya kurang dibandingkan
dengan ank pertamanya.

7) Status kesehatan
Apabila bayi berada dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan
untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah dan sebaliknya sebagai
contoh apabila bayi mempunyai penyakit kronis yang ada pada diri bayi
maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam tumbuh kembang
akan terhambat karena bayi memiliki masa kritis.
c. Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang bayi antara
lain hormon somatotropin, tiroid dan glukokortikoid. Hormon somatotropin
(growth hormone) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi
badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilgo dan system
skeletal, hormone tiroid berperan menstimulasi metabolism tubuh. Hormon
glukokortiroid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel intertisial
dari testis (untuk memproduksi testosteron) dan ovarium (untuk
memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut menstimulasi
perkembangan seks, baik pada bayi laki-laki maupun perempua yang sesuai
dengan peran hormonnya (Hidayat, 2008).

D. Kebutuhan Dasar Usia 0-24 bulan


1. Kebutuhan fisik (asuh)
a. Nutrisi/gizi merupakan kebutuhan terpenting
b. Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi/bayi yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll
c. Tempat tinggal yang layak
d. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan
e. Pakaian
f. Kesegaran jasmani, rekreasi

2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (asih)


Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan
selaras antara ibu/pengganti ibu dengan bayi merupakan syarat mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun
psikososial. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama
kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang bayi baik fisik,
mental maupun sosial emosi.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (asah)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar
(pendidikan dan pelatihan) pada bayi. Stimulasi mental ini mengembangkan
perkembangan mental psikososial ; kecerdasan, keterampilan, kemandirian,
kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya.

E. Stimulasi Dalam Tumbuh Kembang Usia 0-24 bulan


Stimulasi sangat penting dalam perkembangan bayi, karena bayi yang
mendapat stimulasi akan lebih cepat berkembang dibandingkan bayi yang
kurang mendapat stimulasi. Berbagai macam stimulasi seperti visual, verbal,
auditif, taktil, dapat mengoptimalkan perkembangan bayi. Cara memberikan
stimulasi pada bayi yaitu :

1. Usia 0-3 bulan


a. Stimulasi motorik kasar
1) Posisikan bayi dalam posisi tengkurap. Lakukan beberapa kali untuk
melatih kekuatan motoriknya.
2) Beri semangat bayi untuk mengangkat kepalanya dalam posisi
tengkurap. Meletakkan cermin atau gambar besar di depan, atau
menyelaraskan wajah ibu dengan bayi saat memanggil namanya.
3) Membelai kepala dan leher, sehingga bayi akan mengangkat
kepalanya.
b. Stimulasi motorik halus
1) Ketika bayi mengepalkan telapak tangannya, ibu dapat membuka
kepalan tangannya, jari-jari ibu menyentuh jari-jari satu per satu dan
meluruskannya seperti memijat.
2) Berikan pijatan lembut di jari-jari kecil dan berikan mainan yang
lembut dengan warna mencolok dan dapat juga keluarkan bunyi-
bunyian untuk mendorongnya bereaksi.
3) Pegang jemari bayi kemudian lakukan gerakan lengan menyilang di
dadanya. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kekuatan otot
lengan atas, bahu dan punggung atas.
2. Usia 4-6 bulan
a. Stimulasi motorik kasar
1) Membunyikan mainan di atas kepala bayi dan menggerakannya
perlahan ke satu sisi. Ini akan merangsang bayi untuk miring dan
menggulingkan badan.
2) Baringkan dalam posisi tengkurap kemudian bunyikan mainan dari
atas atau depan sehingga kecil mengangkat kepalanya. Ativitas ini
dapat melatih otot-otot leher.
3) Dudukkan di kursi untuk merangsangnya agar mampu duduk sendiri,
dengan pengawasan orang tua.
b. Stimulus motorik halus
1) Memberikan mainan yang memiliki pegangan dan dapat digigit
sehingga bayi terus-menerus menggenggam.
2) Letakkan bayi dalam posisi tengkurap. Lalu letakkan mainan
berwarna-warni dalam jangkauan dan biarkan bayi mencoba untuk
mengambil mainan tersebut.
3) Kenalkan bayi dengan tekstur yang beragam pada objek di dalam
rumah, seperti kain yang kasar dan halus.
4) Memberikan mainan yang berwarna kontras dan mengeluarkan suara.
3. Usia 7-9 bulan
a. Stimulasi motorik kasar
1) Menempatkan cermin di depan bayi. Biarkan dia melakukan gerakan-
gerakan yang mengangkat punggung dan pantat, serta ayunkan itu
maju dan mundur.
2) Merangkaklah bersama-sama bayi untuk melatihnya keseimbangan
tubuh.
3) Latih berdiri untuk melatih otot kakinya.
b. Stimulasi motorik halus
1) Melakukan gerakan dengan jari-jari dan meminta bayi untuk meniru
gerakan ibu. Lakukan buku tutup tangan sambil bernyanyi.
2) Memberikan obyek yang dapat digenggam seperti tongkat drum,
sendok, garpu, dan sebagainya.
3) Memberikan sendok plastik kecil untuk melatihnya makan
menggunakan sendok makan.
4. Usia 10-12 bulan
a. Stimulasi motorik kasar
1) Tempatkan mainan di lokasi yang dapat diraih dan dipindah gerakkan
bayi. Kemudian, berikan semangat untuk mencapai objek sambil
menepuk-nepuk lantai.
2) Ajak bayi mencoba berjalan di rumput taman atau kebun.
3) Melatihnya berjalan, pegang kedua tangan dan berikan semangat
dengan meminta bayi untuk mengayunkan kaki langkah demi
langkah. Usia satu tahun bayi sudah bisa berjalan sendiri tanpa
dipandu, tetapi jika bayi Anda belum mampu, terus berikan stimulus
agar berjalan.
b. Stimulasi motorik halus
1) Siapkan sebuah kotak mainan dan isi dengan berbagai mainan.
Stimulasi bayi untuk memindahkan objek dari tempatnya dan
kemudian diletakkan pada tempatnya kembali.
2) Beri kesempatan bayi untuk makan menggunakan sendok plastik dan
makan sendirian di kursinya.
3) Susun mainan warna-warni dan membiarkan dia memasukkan objek
untuk melatih kemampuan koordinasi mata dan tangan.
5. Usia 18-24 bulan
a. Stimulasi motorik kasar
Dorong agar anak mau berlari, berjalan dengan berjinjit, bermain di air,
menendang, melempar dan menangkap bola besar serta berjalan naik
turun tangga
1) Melompat Tunjukkan anak cara melompat dengan mengangkat kedua
kakinya secara bersamaan, bukan dengan langkah lompat (satu kaki
diangkat). Bila anak memerlukan bantuan, pegangi tangannya ketika
melompat untuk pertama kalinya. Usahakan agar ia melompat di atas
keset atau handuk, clan lain-lain.
2) Melatih keseimbangan tubuh
Ajari anak cara berdiri dengan satu kaki secara bergantian. la mungkin
perlu berpegangan kepada anda atau kursi ketika ia melakukan untuk
pertama kalinya. Usahakan agar anak menjadi terbiasa dan dapat
berdiri dengan seimbang dalam waktu yang lebih lama setiap kali ia
mengulangi permainan ini.
3) Mendorong mainan dengan kaki.
Biarkan anak mencoba mainan yang perlu didorong dengan kakinya
agar mainan itudapat bergerak maju.

b. Stimulasi motorik halus


1) Dorong agar anak mau main balok-balok,
2) memasukkan benda yang satu ke dalam benda lainnya
3) Menggambar dengan crayon, spidol, pencil berwarna.
4) Menggambar pakai tangan.
5) Mengenal berbagai ukuran dan bentuk
Buat lubang-lubang dengan ukuran dan bentuk yang berbeda
pada.sebuah tutup kotak/kardus. Bed anak mainan/bendabenda yang bisa
dimasukkan lewat lubang-lubang itu.
6) Permain puzzle
Bed anak permainan puzzle sederhana, yang hanya terdiri dari 2-3 potong
Baja. Puzzle sernacarn itu clapat dibeli atau dibuat sendiri dari sepotong
karton yang diberi gambar, kemudian dipotongpotong menjadi 2 atau 3
bagian.
7) Menggambar wajah atau bentuk
Tunjukkan kepada anak cara menggambar bentuk-bentuk seperti: garis,
bulatan, dan lain-lainnya. Pakai spidol, crayon dan lain-lain. Ajarkan jugs
cara menggambar wajah.

8) Membuat berbagai bentuk dari adonan kue/lilin mainan.

Beri anak adonan kue (apabila anda membuat kue) atau lilin yang bisa
dibentuk. Ajari bagaimana cara membuat berbagai bentuk.
c. Stimulasi Bicara dan bahasa
1) Bernyanyi, bercerita dan membaca sajak-sajak untuk anak. Ajak agar ia mau
ikut serta.
2) Bicara banyak-banyak kepada anak, gunakan kalimat-kalimat pendek, jelas
dan mudah ditiru anak. Setiap hari, anak dibacakan buku.
3) Dorong agar anak anda mau menceritakan hal-hal yang dikerjakan dan
dilihatnya.
4) Melihat acara televisi
Biarkan anak melihat acara anak-anak di televisi. Dampingi anak dan bicara-
kan apa yang dilihatnya. Pilih acara yang bermutu dan sesuai dengan
perkembangan anak dan batasi agar anak melihat televisi tidak lebih dari I
jam sehari.
5) Mengerjakan perintah sederhana
Mulai membed perintah kepada anak. Tolong bawakan kaus kaki merah,
ATAU Letakkan cangkirmu di meja. Kalau perlu tunjukkan kepada anak
anda cara mengerjakan perintah tadi, gunakan katakata yang sederhana.
6) Bercerita tentang apa yang dilihatnya
Perlihatkan sering-sering buku dan majalah bergambar kepada anak.
Usahakan agar anak mau mencerita-kan apa yang dilihatnya.
d. Stimulasi Sosialisasi dan kemandirian
1) Ajak anak mengunjungi tempat bermain, kebun binatang, lapangan terbang,
museum, dan lain-lain.
2) Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel.
3) Usahakan agar anak mau melepas pakaiannya sendiri (tanpa harus dibantu),
membereskan mainannya dan membantu kegiatan rumah tangga yang
ringan.
4) Ajari ia makan sendiri dengan memakai sendok dan garpu, dan ajak ia
makan bersama keluarga.
5) Mengancingkan kancing baju.
Bed anak pakaian atau mainan yang mempunyai bush kancing/kancing tarik.
Ajari anak cara mengancingkan kancing tersebut.
6) Perminan yang memerlukan interaksi dengan teman bermain
Usahakan agar anak bermain dengan teman sebaya misalnya bermain petak
umpet. Dengan bermain seperti ini, anak akan belajar bagaimana mengikuti
aturan permainan dan giliran bermain dengan teman-temannya.
7) Membuat rumah-rumahan.
Ajak anak membuat rumah-rumahan dari kotak besar/ kardus. Potong kardus
itu untuk membuat jendela dan pintu rumah.
8) Berpakaian
Biarkan anak memakai pakaiannya sendiri sejauh yang dapat dilakukannya.
Setelah belajar lebih banyak mengenai hat ini, berangsur-angsur ia akan mau
melakukan sendiri tanpa bantuan anda.
9) Memisahkan diri dengan anak.
Mints tetangga/kerabat mengawasi anak ketilka anda pergi meninggalkan
anak. Mula-mula pergi sebentar Baja. Dengan cara ini, anak akan mengedi
bahwa anda akan selatu kembali kepadanya.
F. DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Wong, L. Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol. 1 Edisi 6.
Jakarta: EGC
Hidayat, A.Aziz. 2008. Pengantar IlmuAbayi Untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika
Indiarti, MT. 2009. Perkembangan Bayi Sehat 0-3 tahun. Yogyakarta: Andi
Offset
Syah, Muhibbin, 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Riyadi, Sujiono. 2009. Asuhan Keperawan Pada Bayi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai