Disusun Oleh :
Ilfy Hasini
A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 25 menit dapat lebih
memahami pentingnya stimulasi dan cara menstimulasi tumbuh kembang
usia 18 24 bulan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Seluruh peserta penyuluhan mengetahui tentang :
a. Mengerti kebutuhan dasar usia 18 - 24 bulan.
b. Mengerti cara stimulasi tumbuh kembang usia 18 24 bulan.
B. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
C. PLAN OF ACTION
TAHAP KEGIATAN
Pendahuluan 1. Memberi salam.
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri.
3. Mengkaji pengetahuan tentang tumbuh
kembang (Apresepsi)
Pemberian materi 1. Menjelaskan tentang:
(15 menit) a. Mengerti pengertian tumbuh kembang.
b. Mengerti ciri-ciri tumbuh kembang
c. Mengerti faktor-faktor yang mempengeruhi
tumbang.
d. Mengerti kebutuhan dasar usia 0-12 bulan.
e. Mengerti cara stimulasi tumbuh kembang
usia 0-12 bulan.
2. Diskusi dengan cara memberi kesempatan pada
audien untuk bertanya.
Penutup (5 menit) 1. Menyimpulkan materi yang telah diberikan.
2. Evaluasi dengan cara tanya jawab.
D. MATERI
1. Mengerti kebutuhan dasar usia 18 24 bulan.
2. Mengerti cara stimulasi tumbuh kembang usia 18 24 bulan.
E. EVALUASI
1. Hasil
Sasaran mengerti penjelasan yang telah diberikan dengan cara Tanya jawab
LAMPIRAN MATERI
7) Status kesehatan
Apabila bayi berada dalam kondisi sehat dan sejahtera maka percepatan
untuk tumbuh kembang menjadi sangat mudah dan sebaliknya sebagai
contoh apabila bayi mempunyai penyakit kronis yang ada pada diri bayi
maka pencapaian kemampuan untuk maksimal dalam tumbuh kembang
akan terhambat karena bayi memiliki masa kritis.
c. Faktor Hormonal
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang bayi antara
lain hormon somatotropin, tiroid dan glukokortikoid. Hormon somatotropin
(growth hormone) berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi
badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilgo dan system
skeletal, hormone tiroid berperan menstimulasi metabolism tubuh. Hormon
glukokortiroid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel intertisial
dari testis (untuk memproduksi testosteron) dan ovarium (untuk
memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut menstimulasi
perkembangan seks, baik pada bayi laki-laki maupun perempua yang sesuai
dengan peran hormonnya (Hidayat, 2008).
Beri anak adonan kue (apabila anda membuat kue) atau lilin yang bisa
dibentuk. Ajari bagaimana cara membuat berbagai bentuk.
c. Stimulasi Bicara dan bahasa
1) Bernyanyi, bercerita dan membaca sajak-sajak untuk anak. Ajak agar ia mau
ikut serta.
2) Bicara banyak-banyak kepada anak, gunakan kalimat-kalimat pendek, jelas
dan mudah ditiru anak. Setiap hari, anak dibacakan buku.
3) Dorong agar anak anda mau menceritakan hal-hal yang dikerjakan dan
dilihatnya.
4) Melihat acara televisi
Biarkan anak melihat acara anak-anak di televisi. Dampingi anak dan bicara-
kan apa yang dilihatnya. Pilih acara yang bermutu dan sesuai dengan
perkembangan anak dan batasi agar anak melihat televisi tidak lebih dari I
jam sehari.
5) Mengerjakan perintah sederhana
Mulai membed perintah kepada anak. Tolong bawakan kaus kaki merah,
ATAU Letakkan cangkirmu di meja. Kalau perlu tunjukkan kepada anak
anda cara mengerjakan perintah tadi, gunakan katakata yang sederhana.
6) Bercerita tentang apa yang dilihatnya
Perlihatkan sering-sering buku dan majalah bergambar kepada anak.
Usahakan agar anak mau mencerita-kan apa yang dilihatnya.
d. Stimulasi Sosialisasi dan kemandirian
1) Ajak anak mengunjungi tempat bermain, kebun binatang, lapangan terbang,
museum, dan lain-lain.
2) Bujuk dan tenangkan anak ketika rewel.
3) Usahakan agar anak mau melepas pakaiannya sendiri (tanpa harus dibantu),
membereskan mainannya dan membantu kegiatan rumah tangga yang
ringan.
4) Ajari ia makan sendiri dengan memakai sendok dan garpu, dan ajak ia
makan bersama keluarga.
5) Mengancingkan kancing baju.
Bed anak pakaian atau mainan yang mempunyai bush kancing/kancing tarik.
Ajari anak cara mengancingkan kancing tersebut.
6) Perminan yang memerlukan interaksi dengan teman bermain
Usahakan agar anak bermain dengan teman sebaya misalnya bermain petak
umpet. Dengan bermain seperti ini, anak akan belajar bagaimana mengikuti
aturan permainan dan giliran bermain dengan teman-temannya.
7) Membuat rumah-rumahan.
Ajak anak membuat rumah-rumahan dari kotak besar/ kardus. Potong kardus
itu untuk membuat jendela dan pintu rumah.
8) Berpakaian
Biarkan anak memakai pakaiannya sendiri sejauh yang dapat dilakukannya.
Setelah belajar lebih banyak mengenai hat ini, berangsur-angsur ia akan mau
melakukan sendiri tanpa bantuan anda.
9) Memisahkan diri dengan anak.
Mints tetangga/kerabat mengawasi anak ketilka anda pergi meninggalkan
anak. Mula-mula pergi sebentar Baja. Dengan cara ini, anak akan mengedi
bahwa anda akan selatu kembali kepadanya.
F. DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2011. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Wong, L. Donna. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Vol. 1 Edisi 6.
Jakarta: EGC
Hidayat, A.Aziz. 2008. Pengantar IlmuAbayi Untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika
Indiarti, MT. 2009. Perkembangan Bayi Sehat 0-3 tahun. Yogyakarta: Andi
Offset
Syah, Muhibbin, 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Riyadi, Sujiono. 2009. Asuhan Keperawan Pada Bayi. Yogyakarta: Graha Ilmu