Pengertian
Dilakukan sebagian kecil sampai dengan sebagian besar dari tubuh, dengan dua metode :
Metode ini digunakan pada klien dengan infeksi yang mengembang. Bentuknya benar-
benar terbuka dan dipasang drainage agar luka bersih, dan luka dapat ditutup setelah tidak
terinfeksi.
Pada metode ini, kulit tepi ditarik pada atas ujung tulang dan dijahit pada daerah yang
diamputasi.
Amputasi pada ekstremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau kiri. Hal ini berkaitan
dengan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi, berpakaian dan aktivitas yang
lainnya yang melibatkan tangan.
Amputasi pada ekstremitas ini dapat mengenai semua atau sebagian dari jari-jari kaki
yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya.
Adapun amputasi yang sering terjadi pada ekstremitas ini dibagi menjadi dua letak
amputasi yaitu :
Ada 2 metode pada amputasi jenis ini yaitu amputasi pada nonischemic limb dan
inschemic limb.
Amputasi dianggap selesai setelah dipasang prostesis yang baik dan berfungsi.
Yaitu dengan menggunakan plaster of paris yang dipasang waktu dikamar operasi. Pada
waktu memasang harus direncanakan apakah penderita harus immobilisasi atau tidak.
Bila tidak diperlukan pemasangan segera dengan memperhatikan jangan sampai
menyebabkan konstriksi stump dan memasang balutan pada ujung stump serta tempat-
tempat tulang yang menonjol. Keuntungan cara ini bisa mencegah oedema, mengurangi
nyeri dan mempercepat posisi berdiri.
Setelah pemasangan rigid dressing bisa dilanjutkan dengan mobilisasi segera, mobilisasi
setelah 7 10 hari post operasi setelah luka sembuh, setelah 2 3 minggu, setelah stump
sembuh dan mature. Namun untuk mobilisasi dengan rigid dressing ini dipertimbangkan
juga faktor usia, kekuatan, kecerdasan penderita, tersedianya perawat yang terampil,
therapist dan prosthetist serta kerelaan dan kemauan dokter bedah untuk melakukan
supervisi program perawatan. Rigid dressing dibuka pada hari ke 7 10 post operasi
untuk melihat luka operasi atau bila ditemukan cast yang kendor atau tanda-tanda infeksi
lokal atau sistemik.
Yaitu bila ujung stump dirawat secara konvensional, maka digunakan pembalut steril
yang rapi dan semua tulang yang menonjol dipasang bantalan yang cukup. Harus
diperhatikan penggunaan elastik verban jangan sampai menyebabkan konstriksi pada
stump. Ujung stump dielevasi dengan meninggikan kaki tempat tidur, melakukan elevasi
dengan mengganjal bantal pada stump tidak baik sebab akan menyebabkan fleksi
kontraktur. Biasanya luka diganti balutan dan drain dicabut setelah 48 jam. Ujung stump
ditekan sedikit dengan soft dressing dan pasien diizinkan secepat mungkin untuk berdiri
setelah kondisinya mengizinkan. Biasanya jahitan dibuka pada hari ke 10 - 14 post
operasi. Pada amputasi diatas lutut, penderita diperingatkan untuk tidak meletakkan
bantal dibawah stump, hal ini perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kontraktur.
Jika seseorang dalam keadaan immobilisasi maka akan menyebabkan penekanan pada
fungsi simpatik serta penurunan katekolamin dalam darah sehingga menurunkan
kecepatan metabolisme basal.
Adanya penurunan serum protein tubuh akibat proses katabolisme lebih besar dari
anabolisme, maka akan mengubah tekanan osmotik koloid plasma, hal ini menyebabkan
pergeseran cairan intravaskuler ke luar keruang interstitial pada bagian tubuh yang rendah
sehingga menyebabkan oedema. Immobilitas menyebabkan sumber stressor bagi klien
sehingga menyebabkan kecemasan yang akan memberikan rangsangan ke hypotalamus
posterior untuk menghambat pengeluaran ADH, sehingga terjadi peningkatan diuresis.
Pada klien immobilisasi dalam posisi baring terlentang, maka kontraksi otot intercosta
relatif kecil, diafragma otot perut dalam rangka mencapai inspirasi maksimal dan
ekspirasi paksa.
Dalam posisi tidur terlentang, pada sirkulasi pulmonal terjadi perbedaan rasio ventilasi
dengan perfusi setempat, jika secara mendadak maka akan terjadi peningkatan
metabolisme (karena latihan atau infeksi) terjadi hipoksia.
Akibat immobilisasi terjadi penurunan kerja siliaris saluran pernafasan sehingga sekresi
mukus cenderung menumpuk dan menjadi lebih kental dan mengganggu gerakan siliaris
normal.
Terjadi sebagai manifestasi klinik pengaruh faktor metabolik, endokrin dan mekanisme
pada keadaan yang menghasilkan adrenergik sering dijumpai pada pasien dengan
immobilisasi.
Dibawah pengaruh adrenergik denyut jantung meningkat, hal ini mengakibatkan waktu
pengisian diastolik memendek dan penurunan isi sekuncup.
Pada keadaan immobilisasi terjadi perubahan sirkulasi perifer, dimana anterior dan
venula tungkai berkontraksi tidak adekuat, vasodilatasi lebih panjang dari pada
vasokontriksi sehingga darah banyak berkumpul di ekstremitas bawah, volume darah
yang bersirkulasi menurun, jumlah darah ke ventrikel saat diastolik tidak cukup untuk
memenuhi perfusi ke otak dan tekanan darah menurun, akibatnya klien merasakan pusing
pada saat bangun tidur serta dapat juga merasakan pingsan.
Karena adanya penurunan stabilitas dari anggota gerak dan adanya penurunan fungsi
persarafan. Hal ini menyebabkan terjadinya atropi dan paralisis otot.
Kombinasi dari adanya atropi dan penurunan kekuatan otot serta adanya keterbatasan
gerak.
Terjadi penurunan metabolisme kalsium. Hal ini menurunkan persenyawaan organik dan
anorganik sehingga massa tulang menipis dan tulang menjadi keropos.
Akibat penurunan dari sekresi kelenjar pencernaan dan mempengaruhi sekresi kelenjar
pencernaan dan mempengaruhi perubahan sekresi serta penurunan kebutuhan kalori yang
menyebabkan menurunnya nafsu makan.
Meningkatnya jumlah adrenergik akan menghambat pristaltik usus dan spincter anus
menjadi kontriksi sehingga reabsorbsi cairan meningkat dalam colon, menjadikan faeces
lebih keras dan orang sulit buang air besar.
Dalam kondisi tidur terlentang, renal pelvis ureter dan kandung kencing berada dalam
keadaan sejajar, sehingga aliran urine harus melawan gaya gravitasi, pelvis renal banyak
menahan urine sehingga dapat menyebabkan :
Tirah baring yang lama, maka tubuh bagian bawah seperti punggung dan bokong akan
tertekan sehingga akan menyebabkan penurunan suplai darah dan nutrisi ke jaringan. Jika
hal ini dibiarkan akan terjadi ischemia, hyperemis dan akan normal kembali jika tekanan
dihilangkan dan kulit dimasase untuk meningkatkan suplai darah.
Untuk klien dengan amputasi diagnosa keperawatan yang lazim terjadi adalah :
Rasional : Dengan mengetahui derajat ketidakmampuan bergerak klien dan persepsi klien
terhadap immobilisasi akan dapat menemukan aktivitas mana saja yang perlu dilakukan.
Rasional : Dengan ambulasi demikian klien dapat mengenal dan menggunakan alat-alat
yang perlu digunakan oleh klien dan juga untuk memenuhi aktivitas klien.
Rasional : Membantu klien untuk meningkatkan kemampuan dalam duduk dan turun dari
tempat tidur.
Rasional : Posisi stump lebih tinggi akan meningkatkan aliran balik vena, mengurangi
edema dan nyeri.
<!--[if !supportLists]-->2.) <!--[endif]-->Evaluasi derajat nyeri, catat lokasi, karakteristik
dan intensitasnya, catat perubahan tanda-tanda vital dan emosi.
Rasional : Distraksi untuk mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri karena perhatian
klien dialihkan pada hal-hal lain, teknik relaksasi akan mengurangi ketegangan pada otot
yang menurunkan rangsang nyeri pada saraf-saraf nyeri.
Rasional : Analgetik dapat meningkatkan ambang nyeri pada pusat nyeri di otak atau
dapat membloking rangsang nyeri sehingga tidak sampai ke susunan saraf pusat.
<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Tubuh, mulut dan gigi bersih serta tidak berbau.
<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Pakaian, tempat tidur dan meja klien bersih dan
rapih.
<!--[if !supportLists]-->1.) <!--[endif]-->Bantu klien dalam hal mandi dan gosok gigi
dengan cara mendekatkan alat-alat mandi, dan menyediakan air di pinggirnya, jika klien
mampu.
Rasional : Dengan menyediakan air dan mendekatkan alat-alat mandi maka akan
mendorong kemandirian klien dalam hal perawatan dan melakukan aktivitas.
Rasional : Dengan membantu klien dalam mencuci rambut dan memotong kuku maka
kebersihan rambut dan kuku terpenuhi.
Rasional : Sabun mengandung antiseptik yang dapat menghilangkan kuman dan kotoran
pada kulit sehingga kulit bersih dan tetap lembab.
Rasional : Alat tenun yang bersih dan rapih mengurangi resiko kerusakan kulit dan
mencegah masuknya mikroorganisme.
Rasional : Untuk mencegah penekanan yang terlalu lama yang dapat menyebabkan iritasi.
Rasional : Peninggian menurunkan edema dan menurunkan resiko kontraktur fleksi dari
panggul.
<!--[if !supportLists]-->2.) <!--[endif]-->Tempatkan klien pada posisi telungkup selama
30 menit 3 4 kali setiap hari setelah periode yang ditentukan dari peninggian kontinyu.
Rasional : Kontraktur adduksi dapat terjadi karena otot fleksor lebih kuat dari pada otot
ekstensor.
Rasional : Latihan rentang gerak membantu mempertahankan fleksibilitas dan tonus otot.
Rasional : Untuk memonitor bila ada tanda-tanda infeksi sehingga akan cepat
ditanggulangi.
Rasional : Tehnik aseptik dan antiseptik untuk mencegah pertumbuhan atau membunuh
kuman sehingga infeksi tidak terjadi.
Rasional : Mengganti balutan untuk menjaga agar luka tetap bersih dan dengan
menggunakan peralatan yang steril agar luka tidak terkontaminasi oleh kuman dari luar.
Sumber:
KALIGRAFI KYPOSIS