PENGASUH :
EVI YANTI, SKM. M.KES
Pengertian :
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar
anak tumbuh dan berkembang secara optimal.
Deteksi tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan secara
dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak yang
perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.
Penyimpangan bisa salah satu atau lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak
kasar gerak halus bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian anak.
Program SDIDTK
Program Stimulasi, Deteksi & Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) merupakan
revisi dari program Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah dilakukan sejak
tahun 1988 , merupakan program pokok Puskesmas yang dilakukan menyeluruh dan
terkoordinasi dilaksanakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga, masyarakat
dengan tenaga professional.
Stimulasi dini adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun agar
anak mencapai tumbuh kembang yang optimal sesuai potensi yang dimilikinya. Anak usia
0-6 tahun perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada
setiap kesempatan. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh-
kembang yang bahkan dapat menyebabkan gangguan yang menetap. Stimulasi kepada
anak hendaknya bervariasi dan ditujukan terhadap kemampuan dasar anak yaitu:
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa,
kemampuan sosialisasi dan kemandirian, kemampuan kognitif, kreatifitas dan moral-
spiritual.
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dengan cara mengukur Berat Badan (BB), Tinggi
Badan (TB) dan Lingkar Kepala (LK).
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu meliputi :
Pendeteksian menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Tes Daya Lihat (TDL)
Tes Daya Dengar (TDD)
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu menggunakan :
Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME)
Check List for Autism in Toddlers (CHAT) atau Cek lis Deteksi Dini Autis
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak
Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat
ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi.
Adalah sebuah metode pengkajian yang digunakan secara luas untuk menilai
kemajuan perkembangan anak usia 0-6 tahun. Manfaat pengkajian perkembangan
dengan menggunakan DDST bergantung pada usia anak. Pada bayi baru lahir, tes ini
dapat mendeteksi berbagai masalah neurologis, salah satunya serebral palsi.
DDST adalah salah satu metode screening terhadap kelainan perkembangan anak. Tes
ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. (Soetjiningsih, 1998).
Fungsi DDST
DDST digunakan untuk menaksir perkembangan personal sosial, motorik halus, bahasa
dan motorik kasar pada anak umur 1 bulan sampai 6 tahun.
Aspek Penilaian Perkembangan
Dalam DDST terdapat 125 tugas-tugas perkembangan dimana semua tugas
perkembangan itu disusun berdasarkan urutan perkembangan dan diatur dalam 4
kelompok besar yang disebut sektor perkembangan, yang meliputi :
A. Personal Social (Perilaku Sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya, diantara nya:
1. Menatap muka
2. Membalas senyum pemeriksa
3. Tersenyum spontan
4. Mengamati tangannya
5. Berusaha menggapai mainan
6. Makan sendiri
7. Tepuk tangan
8. Menyatakan keinginan
9. Daag-daag dengan tangan
10. Main bola dengan pemeriksa
B. Fine Motor Adaptive (Gerakan Motorik Halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan dalam
antaranya :
1. Mengikuti ke garis tengah
2. Mengikuti lewat garis tengah
3. Memegang icik-icik
4. Mengikuti 1800
5. Mengamati manik-manik
6. Tangan bersentuhan
7. Meraih
8. Mencari benang
9. Menggaruk manik-manik
10. Memindahkan kubus
C. Language (Bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan
berbicara spontan yang meliputi :
1. Bereaksi
2. Bersuara
3. Oooo ? Aaaah
4. Tertawa
5. Berteriak
6. Menoleh ke bunyi icik-icik
7. Menoleh ke arah suara
8. Satu silabel
9. Meniru bunyi kata-kata
10. Papa/mama tidak spesifik
D. Gross Motor (Gerak Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh, meliputi kemampuan
dalam, antaranya :
1. Gerakan seimbang
2. Mengangkat kepala
3. Kepala terangkat ke atas
4. Duduk kepala tegak
5. Menumpu badan pada kaki
6. Dada terangkat menumpu satu lengan
7. Membalik
8. Bangkit kepala tegak
9. Duduk tanpa pegangan
10. Berdiri tanpa pegangan
Cara Mengukur Perkembangan Anak dengan DDST
Pada waktu tes, tugas yang perlu diperiksa setiap kali skrining biasanya hanya
berkisar antara 20-30 tugas saja, sehingga tidak memakan waktu lama, hanya
sekitar 15-20 menit saja
Dalam tes ini terdapat poin yang menunjukkan kematangan sosial yang dimilki oleh
anak seperti :
1. keterampilan dalam membantu diri sendiri (self-help general)
2. keterampilan mengarahkan diri sendiri (self-direction)
3. keterampilan dalam pekerjaan (occupation)
4. keterampilan gerak (locomotion)
5. keterampilan sosialisasi (sosialization)
6. keterampilan komunikasi (communication).
Cara tes Vineland Social Maturity Scale (VSMS)
Pendidikan Seks
adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah
seksual. Informasi yang diberikan di antaranya adalah pengetahuan tentang fungsi
organ, reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen, dan agama, agar
tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi tersebut.
Sex education/pendidikan seks sebenarnya berarti pendidikan seksualitas
yaitu suatu pendidikan mengenai seksualitas dalam arti luas. Seksualitas
meliputi berbagai aspek yang berkaitan dengan seks, yaitu aspek biologik,
orientasi, nilai sosiokultur dan moral, serta perilaku.
Untuk anak usia pra sekolah materi sex education meliputi pengenalan jenis
kelamin
Untuk usia SD kelas 1-3 materi hampir sama dengan usia pra sekolah namun
lebih mendalam. Anda bisa mulai mengenalkan anggota bagian tubuh pribadi,
mengajarkan bahwa dari bagian tertentu pada tubuh ini ada yang tidak boleh
sembarangan disentuh atau dilihat orang lain. Serta mengajarkan anak untuk
melakukan tindakan pencegahan jika ada orang yang memaksa, seperti berteriak,
lari, memukul, dan sebagainya.
Untuk usia SD kelas 4 ke atas, materinya masih berupa pengulangan topik
sebelumnya. Hanya saja mulai ditambah tentang pubertas yang isinya antara lain
menjelaskan tentang kematangan alat reproduksi. Pada perempuan akan segera
mendapatkan menstruasi dan resiko hamil bila berhubungan seksual. Sedangkan
para anak laki-laki juga dijelaskan perubahan seperti mulai tumbuhnya rambut di
ketika dan di alat kelamin dan lain-lain.
Untuk level kelas yang lebih tinggi, setelah semua sudah Anda perkenalkan.
Namun bisa ditambahkan tentang gaya pacaran, bahaya dari seks bebas, dan
sebagainya.
Pentingnya Pendidikan Seks bagi Remaja:
Untuk mengetahui informasi seksual bagi remaja
Memiliki kesadaran akan pentingnya memahami masalah seksualitas
Memiliki kesadaran akan fungsi-fungsi seksualnya
Memahami masalah-masalah seksualitas remaja
Memahami faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah-masalah
seksualitas
2 faktor pendidikan seks sangat penting bagi remaja
Faktor pertama
adalah di mana anak-anak tumbuh menjadi remaja, mereka belum paham dengan sex
education, sebab orang tua masih menganggap bahwa membicarakan mengenai seks
adahal hal yang tabu. Sehingga dari ketidak fahaman tersebut para remaja merasa tidak
bertanggung jawab dengan seks atau kesehatan anatomi reproduksinya.
Faktor kedua
Dari ketidakfahaman remaja tentang seks dan kesehatan anatomi reproduksi mereka, di
lingkungan sosial masyarakat, hal ini ditawarkan hanya sebatas komoditi, seperti media-
media yang menyajikan hal-hal yang bersifat pornografi, antara lain, VCD, majalah,
internet, bahkan tayangan televisi pun saat ini sudah mengarah kepada hal yang seperti
itu. Dampak dari ketidakfahaman remaja tentang sex education ini, banyak hal-hal
negatif terjadi, seperti tingginya hubungan seks di luar nikah, kehamilan yang tidak
diinginkan, penularan virus HIV dan sebagainya.