OLEH :
2020
KASUS :
Ny.A(38 tahun) ibu rumah tangga dibawah oleh keluarganya dan dirawat
dirumah sakit B, dengan diagnosa Ca Mamae sejak 1 tahun yang lalu. Setelah
diberikan perawatan selama 6 hari, pada hari ketujuh pasien akan melakukan
tindakan kemoterapi, namun pasien tampak cemas dan takut menjalani
tindakan tersebut. Perawat akan memberikan penanganan kepada pasien
dengan teknik PMR untuk mengurangi rasa cemas yang dirasakan pasien.
A.Teori
1. Pengertian
Progressive muscle relaxation (PMR) adalah terapi relaksasi dengan gerakan
mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk
memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara
progresid kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut (Synder & Lindquist, 2012).
2. Tujuan
Teknik ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot, stress, menurunkan
tekanan darah, meningkatkan toleransi aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga
status fungsional dan kualitas hidup meningkat (Smeltzer & Bare,2010).
1.Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat : “selamat pagi ibu”
Pasien : “selamat pagi”
Perawat : “Perkenalkan saya Juliana Seda, perawat yang bertugas di ruangan ini, hari
ini saya akan bertugas dari jam pukul 07.00-14.00.
b. Validasi
Perawat : “baik bu A. Bagaimana kabarnya hari ini bu?”
Pasien : “kabarnya baik, tapi saya merasa cemas sus” (tampak gelisah)
Perawat : “cemas kenapa bu?”
Pasien : “saya merasa cemas karena akan dikemoterapi, saya sangat takut suster”
Perawat : baik ibu sebelumnya saya akan memberikan penjelasan kepada ibu mengenai
kemoterapi. Jadi kemoterapi itu merupakan metode pengobatan penyakit menggunakan
obat obatan, nah tujuannya sendiri adalah untuk membunuh sel sel kanker yang ada
didalam tubuh kita sedangkan untuk cara kerja dari kemo itu sendiri adalah setiap obat
yang masuk kedalam tubuh bertugas menyerang sel kanker dan membunuh sel sel yang
membelah diri menjadi banyak. Jadi pengobatan kemo itu tidak sakit ya bu, hanya
kebanyakan orang beranggapan kalo pengobatan kemo itu sakit. Jadi bagaimana apakah
ibu siap untuk melakukan kemo?”
Pasien : “saya bersedia tapi saya masih takut, saya takut saat nanti pengobatan kemo,
saya takut jika nanti saya akan muntah muntah dan lain sebagainya”
Perawat : baik ibu, jadi muntah muntah, rambut rontok dan lainnya itu adalah efek
samping dari kemoterapi itu sendiri bu, tapi kembali lagi tujuan adalah untuk membunuh
sel sel kanker yang membelah dan semakin banyak di tubuh, jadi bagaimana apakah ibu
bersedia untuk melakukan pengobatan kemo?
Pasien : “iya sus, tapi saya masih merasa takut sus” (Pasien masih tampak cemas)
c.Kontrak
Perawat : “baik ibu, untuk mengurang rasa cemas ibu, saya ingin memberikan tindakan
PMR pada ibu. Teknik ini bertujuan untuk mengurangi stress dan kecemasan ditubuh kita
dengan cara mengencangkan otot dan mengendurkan otot secara perlahan lahan. Teknik
ini juga bisa membantu ibu untuk merasa lebih rileks sebelum mengikuti tindakan kemo.
Apakah ibu bersedia?”
Pasien : “iya sus saya bersedia”
Perawat : “baik ibu, waktu yang dibutuhkan 15-30menit“
Pasien : “iya suster“
Perawat : “Ibu lebih nyaman duduk atau berbaring ? ”
Pasien : “duduk saja sus”
2. Fase Kerja
Perawat : “baik bu saya akan mengajarkan teknik terapi PMR (relaksasi otot progresif)
teknik ini adalah teknik manajemen stress dan kecemasan langkah- langkah ini saya
peragakan tolong ibu ikuti yah...
Pasien : “baik sus.(sambil mengikuti) “
Perawat : “baik bu, bisa mengikuti Gerakan 1 ini untuk melatih otot tangan ibu.
Genggan tangan kiri sambil membuat kepalan tangan, selanjutnya ibu buat kepalan tangan
semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi“
Pasien : “ (pasien tampak semngat dalam mengikuti terapi) “
Perawat : “setelah melakukan kepalan tangan di lepaskan ibu bisa rasakan sensasi
rileks selama 10 detik. (lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan) “
Pasien : “ (pasien sambil mengikuti arahan dari perawat) “
Perawat : “selanjutnya Gerakan 2 ini untuk melatih otot tangan bagian belakang. “
Pasien : “(pasien mengikuti terapi)“
Perawat : “baik ibu, selanjutnya tekuk ke dua tangan ke belakang pada pergelangan
tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, selanjutnya Jari
–jari menghadap ke langit-langit, Gerakan 3 ini untuk melatih otot biseps (otot besar pada
bagian atas pangkal lengan),Gerakan kedua tangan sehingga menjadi kepalan. “
Pasien :(pasien mengikuti gerakan tersebut)
Perawat :selanjutnya membawah ke dua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang, Gerakan 4 ini untuk melatih otot bahu supaya mengendur, Angkat kedua
bahu ibu setinggi-tingginya menyentuh kedua telinga, Fokuskan perhatian gerakan pada
kontrak ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas dan leher.
Pasien :(pasien mengikuti arahan tersebut)
Perawat :baik ibu, Gerakan 5 dan 6 ini untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti
dahi, mata, rahang dan mulut), Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis
sampai otot terasa kulitnya keriput, Tutup keras-keras mata sehingga dapat di rasakan
ketegangan mata dan otot-otot yang mengendalikan mata.
Pasien :(pasien tampak bersemngat melakukan terapi)
Perawat :setelah itu Gerakan 7 untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh
otot rahang. Katupak rahang, diikuti dengan mengigit gigi sehingga terjadi ketegang sandi
sekitar otot rahang.dan Gerakan 8 untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut. Bibir di
moncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan di rasakan ketegangan di sekitar mulut.dan
gerakan 9 untuk merileksasikan otot leher bagian depan dan belakang.
Pasien :(pasien tampak masih mengikuti)
Perawat :setelah itu gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian
bagian depan. Dan Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan di bagian belakang dan punggung atas selanjutnya Gerakan 10
untuk melatih otot leher bagian depan, Gerakan membawah kepala ke muka dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka
Pasien :(pasien sambil mengikuti gerakan tersebut)
Perawat :selanjutnya Gerakan 11 untuk melatih otot pungung,Angkat tubuh dari
sandaran kursi, pungung di lengkungan lalu busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10
detik, kemudian relaks. Saat relaks letakan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lurus.
Pasien :(pasien mengikuti arahan )
Perawat :Untuk Gerakan yang terakhir Gerakan ke 12 untuk melemaskan otot dada,
Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya, Ditahan
selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai perut, kemudian
di lepas, Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega, ibu Ulangi sekali lagi
sehingga dapat dirasakan perbedaan anatara kondisi tegang dan relaks.
Pasien :(pasien tampak bersemangat mengikuti terapi)
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjecttif/objektif
Perawat : “baik ibu bagaimana perasaannya setelah dilakukan tindakan ?”
Pasien : “iya sus saya merasa sedikit lebih rileks saya merasa lebih tenang dari
sebelumnya”
Perawat : “baik bu, saya sudah selesai melakukan tindakan sekarang, saya akan balik
ke ruangan saya, kalo ibu perlu bantuan bisa menyuruh keluarga memanggil saya di ruangan
perawat”
Pasien : “baik sus, terimahkasih sus. ”
b. Rencana tindak lanjut
Perawat : “Baik ibu selanjutnya saya kontrak waktu untuk melakukan implementasi
hari ke dua, Besok kita mulai jam yang sama ushakan ibu dan keluarga mempersiapkan diri.
Sebelum saya kembali ke ruangan, apakah ibu ada pertayaan ? ”
Pasien : “Sus rencana tindakan ini berapa hari sus”
Perawat : “Besok ibu, tindakan ini dilakukan dan implementasi selama 3 hari berturut-
turut”
Pasien : “baik sus , trimakasih banyak”
SOP Terapi PMR
No Tindakan Ya Tidak
1 Pengertian :
3 Indikasi :
1. Pasien yang cemas
2. Pasien yang mengalami nyeri
3. Pasien yang mengalami insomnia
Kontraindikasi :
1. Cedera akut/ketidaknyamanan muskulo
2. Infeksi
3. Gagal Jantung
4. Pasien dengan trauma tulang
5. Cedera kepala dan leher
4 Tahapan Tindakan