Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN MENJELANG AJAL

SKENARIO ROLE PLAY

Teknik PMR ( Progressiev Muscle Relaxation)

OLEH :

NAMA : JULIANA F SEDA


NIM : PO.530320917155

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI PPN JURUSAN KEPERAWATAN

2020
KASUS :

Ny.A(38 tahun) ibu rumah tangga dibawah oleh keluarganya dan dirawat
dirumah sakit B, dengan diagnosa Ca Mamae sejak 1 tahun yang lalu. Setelah
diberikan perawatan selama 6 hari, pada hari ketujuh pasien akan melakukan
tindakan kemoterapi, namun pasien tampak cemas dan takut menjalani
tindakan tersebut. Perawat akan memberikan penanganan kepada pasien
dengan teknik PMR untuk mengurangi rasa cemas yang dirasakan pasien.

A.Teori
1. Pengertian
Progressive muscle relaxation (PMR) adalah terapi relaksasi dengan gerakan
mengencangkan dan melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk
memberikan perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara
progresid kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut (Synder & Lindquist, 2012).
2. Tujuan
Teknik ini dapat membantu mengurangi ketegangan otot, stress, menurunkan
tekanan darah, meningkatkan toleransi aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga
status fungsional dan kualitas hidup meningkat (Smeltzer & Bare,2010).

B. Skenario Teknik PMR

1.Fase Orientasi

a. Salam terapeutik
Perawat : “selamat pagi ibu”
Pasien : “selamat pagi”
Perawat : “Perkenalkan saya Juliana Seda, perawat yang bertugas di ruangan ini, hari
ini saya akan bertugas dari jam pukul 07.00-14.00.
b. Validasi
Perawat : “baik bu A. Bagaimana kabarnya hari ini bu?”
Pasien : “kabarnya baik, tapi saya merasa cemas sus” (tampak gelisah)
Perawat : “cemas kenapa bu?”
Pasien : “saya merasa cemas karena akan dikemoterapi, saya sangat takut suster”
Perawat : baik ibu sebelumnya saya akan memberikan penjelasan kepada ibu mengenai
kemoterapi. Jadi kemoterapi itu merupakan metode pengobatan penyakit menggunakan
obat obatan, nah tujuannya sendiri adalah untuk membunuh sel sel kanker yang ada
didalam tubuh kita sedangkan untuk cara kerja dari kemo itu sendiri adalah setiap obat
yang masuk kedalam tubuh bertugas menyerang sel kanker dan membunuh sel sel yang
membelah diri menjadi banyak. Jadi pengobatan kemo itu tidak sakit ya bu, hanya
kebanyakan orang beranggapan kalo pengobatan kemo itu sakit. Jadi bagaimana apakah
ibu siap untuk melakukan kemo?”
Pasien : “saya bersedia tapi saya masih takut, saya takut saat nanti pengobatan kemo,
saya takut jika nanti saya akan muntah muntah dan lain sebagainya”
Perawat : baik ibu, jadi muntah muntah, rambut rontok dan lainnya itu adalah efek
samping dari kemoterapi itu sendiri bu, tapi kembali lagi tujuan adalah untuk membunuh
sel sel kanker yang membelah dan semakin banyak di tubuh, jadi bagaimana apakah ibu
bersedia untuk melakukan pengobatan kemo?
Pasien : “iya sus, tapi saya masih merasa takut sus” (Pasien masih tampak cemas)
c.Kontrak
Perawat : “baik ibu, untuk mengurang rasa cemas ibu, saya ingin memberikan tindakan
PMR pada ibu. Teknik ini bertujuan untuk mengurangi stress dan kecemasan ditubuh kita
dengan cara mengencangkan otot dan mengendurkan otot secara perlahan lahan. Teknik
ini juga bisa membantu ibu untuk merasa lebih rileks sebelum mengikuti tindakan kemo.
Apakah ibu bersedia?”
Pasien : “iya sus saya bersedia”
Perawat : “baik ibu, waktu yang dibutuhkan 15-30menit“
Pasien : “iya suster“
Perawat : “Ibu lebih nyaman duduk atau berbaring ? ”
Pasien : “duduk saja sus”

2. Fase Kerja
Perawat : “baik bu saya akan mengajarkan teknik terapi PMR (relaksasi otot progresif)
teknik ini adalah teknik manajemen stress dan kecemasan langkah- langkah ini saya
peragakan tolong ibu ikuti yah...
Pasien : “baik sus.(sambil mengikuti) “
Perawat : “baik bu, bisa mengikuti Gerakan 1 ini untuk melatih otot tangan ibu.
Genggan tangan kiri sambil membuat kepalan tangan, selanjutnya ibu buat kepalan tangan
semakin kuat sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi“
Pasien : “ (pasien tampak semngat dalam mengikuti terapi) “
Perawat : “setelah melakukan kepalan tangan di lepaskan ibu bisa rasakan sensasi
rileks selama 10 detik. (lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan) “
Pasien : “ (pasien sambil mengikuti arahan dari perawat) “
Perawat : “selanjutnya Gerakan 2 ini untuk melatih otot tangan bagian belakang. “
Pasien : “(pasien mengikuti terapi)“
Perawat : “baik ibu, selanjutnya tekuk ke dua tangan ke belakang pada pergelangan
tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, selanjutnya Jari
–jari menghadap ke langit-langit, Gerakan 3 ini untuk melatih otot biseps (otot besar pada
bagian atas pangkal lengan),Gerakan kedua tangan sehingga menjadi kepalan. “
Pasien :(pasien mengikuti gerakan tersebut)
Perawat :selanjutnya membawah ke dua kepalan ke pundak sehingga otot biseps akan
menjadi tegang, Gerakan 4 ini untuk melatih otot bahu supaya mengendur, Angkat kedua
bahu ibu setinggi-tingginya menyentuh kedua telinga, Fokuskan perhatian gerakan pada
kontrak ketegangan yang terjadi di bahu punggung atas dan leher.
Pasien :(pasien mengikuti arahan tersebut)
Perawat :baik ibu, Gerakan 5 dan 6 ini untuk melemaskan otot-otot wajah (seperti
dahi, mata, rahang dan mulut), Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis
sampai otot terasa kulitnya keriput, Tutup keras-keras mata sehingga dapat di rasakan
ketegangan mata dan otot-otot yang mengendalikan mata.
Pasien :(pasien tampak bersemngat melakukan terapi)
Perawat :setelah itu Gerakan 7 untuk mengendurkan ketegangan yang dialami oleh
otot rahang. Katupak rahang, diikuti dengan mengigit gigi sehingga terjadi ketegang sandi
sekitar otot rahang.dan Gerakan 8 untuk mengendurkan otot-otot di sekitar mulut. Bibir di
moncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan di rasakan ketegangan di sekitar mulut.dan
gerakan 9 untuk merileksasikan otot leher bagian depan dan belakang.
Pasien :(pasien tampak masih mengikuti)
Perawat :setelah itu gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian
bagian depan. Dan Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga
dapat merasakan ketegangan di bagian belakang dan punggung atas selanjutnya Gerakan 10
untuk melatih otot leher bagian depan, Gerakan membawah kepala ke muka dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka
Pasien :(pasien sambil mengikuti gerakan tersebut)
Perawat :selanjutnya Gerakan 11 untuk melatih otot pungung,Angkat tubuh dari
sandaran kursi, pungung di lengkungan lalu busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10
detik, kemudian relaks. Saat relaks letakan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot
menjadi lurus.
Pasien :(pasien mengikuti arahan )
Perawat :Untuk Gerakan yang terakhir Gerakan ke 12 untuk melemaskan otot dada,
Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya, Ditahan
selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada sampai perut, kemudian
di lepas, Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega, ibu Ulangi sekali lagi
sehingga dapat dirasakan perbedaan anatara kondisi tegang dan relaks.
Pasien :(pasien tampak bersemangat mengikuti terapi)

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjecttif/objektif
Perawat : “baik ibu bagaimana perasaannya setelah dilakukan tindakan ?”
Pasien : “iya sus saya merasa sedikit lebih rileks saya merasa lebih tenang dari
sebelumnya”
Perawat : “baik bu, saya sudah selesai melakukan tindakan sekarang, saya akan balik
ke ruangan saya, kalo ibu perlu bantuan bisa menyuruh keluarga memanggil saya di ruangan
perawat”
Pasien : “baik sus, terimahkasih sus. ”
b. Rencana tindak lanjut
Perawat : “Baik ibu selanjutnya saya kontrak waktu untuk melakukan implementasi
hari ke dua, Besok kita mulai jam yang sama ushakan ibu dan keluarga mempersiapkan diri.
Sebelum saya kembali ke ruangan, apakah ibu ada pertayaan ? ”
Pasien : “Sus rencana tindakan ini berapa hari sus”
Perawat : “Besok ibu, tindakan ini dilakukan dan implementasi selama 3 hari berturut-
turut”
Pasien : “baik sus , trimakasih banyak”
SOP Terapi PMR

No Tindakan Ya Tidak
1 Pengertian :

Merupakan terapi relaksasi dengan gerakan mengencangkan dan


melemaskan otot-otot pada beberapa bagian tubuh tertentu yang
diberikan kepada klien dengan gangguan fisik karena penyakit
maupun secara fungsional berupa penurunan aktivitas serta
mengalami insomnia.
2 Tujuan :
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan
punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju
metabolik
2. Mengurangi distrimia jantung, kebutuhan oksigen
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien
sadar dan tidak memfokus perhatian seperti rileks
4. Meningkatkan rasa kebugaran dan konsentrasi
5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stres
6. Membangun emosi positif dari emosi negatif

3 Indikasi :
1. Pasien yang cemas
2. Pasien yang mengalami nyeri
3. Pasien yang mengalami insomnia

Kontraindikasi :
1. Cedera akut/ketidaknyamanan muskulo
2. Infeksi
3. Gagal Jantung
4. Pasien dengan trauma tulang
5. Cedera kepala dan leher

4 Tahapan Tindakan

4.1 Tahap PraInteraksi


Alat dan bahan yang dibutuhkan :
1. Kursi/Bantal

4.2 Tahap Interaksi


1. Salam
2. Perkenalan diri
3. Sampaikan makud dan tujuan
4. Jelaskan prosesdur yang akan dilaksanakan : pasien akan
diajarkan merilekskan otot-otot.
5. Sampaikan waktu yang dibutuhkan : 10-15 menit
6. Minta persetujuan pasien
4.3 Tahap Kerja
1. Cuci tangan
2. Gunakan handscon dan masker jika perlu
3. Beritahu klien bahwa tindakan akan segera di mulai
4. Anjurkan pasien melepaskan perlatan yang digunakan
(misalnya: kacamata, jam tangan dll)
5. Posisikan pasien senyaman mungkin
6. Anjurkan pasien untuk melakukan nafas dalam
7. Gerakan 1 : di tunjukan untuk melatih otot tangan :
1) Genggam tangan kiri sambil membuat satu kepalan
2) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi
3) Pada saat kepalan di lepaskan, rasakan relaksasi selama
10 detik
4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga
dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan
keadaan rileks yang di alami. Lakukan gerakan yang sama
pada tangan kanan.

8. Gerakan 2 : ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian


belakang
1) Tekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan
sehingga otot di tangan bagian belakang dan lengan
bawah menegang
2) Jari – jari menghadap ke langit – langit

9. Gerakan 3 : ditunjukan untuk melatih otot biseps ( otot


besar pada bagian atas pangkal lengan )
1) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan
2) Kemudia membawa kedua kepalan ke pundak
sehingga otot bisep akan menjadi tegang

10. Gerakan 4 : ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya


mengendur
1) Angkat ( kedua bahu setinggi – tingginya seakan – akan
hingga menyentuh kedua telinga
2) Fokuskan perhatian gerakan pada kontrak ketegangan yang
terjadi di bahu punggung atas dan leher

11. Gerakan 5 dan 6 : ditunjukan untuk melemaskan otot – otot


wajah ( seperti dahi, mata, rahang dan mulut )
1) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis
sampai otot terasa kulitnya keriput
2) Tutup keras – keras mata sehingga dapat di rasakan
ketegangan di sekitar mata dan otot – otot yang
mengendalikan gerakan mata

12. Gerakan 7 : ditujukan untuk mengendurkan ketegangan


yang di alami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti
dengan mengigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitr
otot rahang

13. Gerakan 8 : ditujukan untuk mengendurkan otot – otot di


sekitar mulut. Bibir di moncongkan sekuat – kuatnya
sehingga akan di rasakan ketegangan di sekitar mulut

14. Gerakan 9 : ditujukan untuk merileksan otot leher bagian


depan maupun belakang
1) Gerakan di awali dengan otot leher bagian belakang baru
kemudian otot leher bagian depan
2) Letakan kepala sehingga dapat beristrahat
3) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian
rupa sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian
belakang leher dan punggung atas

15. Gerakan 10 : ditujukan untuk melatih otot leher bagian


depan
1) Gerakan membawa kepala ke muka
2) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher bagian muka

16. Gerakan 11 : ditujukan untuk melatih otot punggung


1) Angkat tubuh dari sandaran kursi
2) Punggung di lengkungkan
3) Busungkan dada, tahan kondisi tegang 10 detik
kemudian rileks
4) Saat rileks, letakan tubuh kembali ke kursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus

17. Gerakan 12 : ditujukan untuk melemaskan otot dada


1) Tarik napas panjang untuk mengisi paru – paru
dengan udara sebanyak – banyaknya
2) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada sampai turun ke perut,
kemudian di lepas
3) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan
lega
4) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan
perbedan antara kondisi tegang dan relaks

4.4. Tahap Terminasi


1. Sampaikan tindakan telah selesai
2. Evaluasi respon pasien terhadap terapi
5 Dokumentasi
1. Data Subjektif : Pasien mengatakan merasa rileks dan
nyaman
2. Data Objektif : Pasien tampak rileks dan nyaman
3. Kesimpulan : Masalah teratasi

Anda mungkin juga menyukai