Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA KELOMPOK RENTAN

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses awal dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi dari pasien baik berupa data subjektif maupun data objektif.
Pengkajian sebagai tahap awal proses keperawatan meliputi pengumpulan data, analisis data,
dan perumusan masalah pasien. Secara lebih terstruktur pengkajian kesehatan jiwa meliputi
hal berikut :
 Identitas pasien
 Keluhan utama/alasan masuk
 Faktor predisposisi
 Aspek fisik/biologis
 Aspek psikososial
 Status mental
 Kebutuhan persiapan pulang

 Mekanisme koping
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa adalah penilaian klinik terhadap pasien setelah didapat datapasien. Diagnosis
menjadi dasar pemilihan intervensi keperawatan yang menjadi tanggung jawab perawat.
Rumusan diagnosis yaitu Permasalahan (P) berhubungan dengan Etiologi (E) dan keduanya
ada hubungan sebab akibat secara ilmiah. Diagnosa yang biasa muncul pada kelompok
rentan adalah :
 Resiko Perilaku kekerasan 
 Harga diri rendah.
 Isolasi sosial
 Anxietas
 Koping keluarga inefektif
 Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, lingkungan berhubungan dengan perilaku
kekerasan.
 Ketidakberdayaan

 Keputusasaan

3. Intervensi
1) Diagnosa 1 : Resiko Perilaku Kekerasan
Tujuan Umum : Perilaku kekerasan tidak terjadi
Tujuan Khusus I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria hasil :
klien dapat menunjukan tanda-tanda percaya kepada perawat, dengan Wajah
cerah, Tersenyum, Mau berkenalan, Ada kontak mata, Mau menceritakan perasaan
yang dirasakan, serta Mau mengungkapkan masalahnya
Intervensi :
Bina hubungan saling percaya dengan :

 Beri salam setiap berinteraksi.


 Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat berkenalan.
 Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien.
 Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
 Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
 Buat kontrak interaksi yang jelas
 Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
Tujuan Khusus II : Klien dapat mengidentifikasikan penyebab perilaku
kekerasan.
Kriteria hasil :
 klien dapat mengungkapkan perasaannya
 klien dapat menceritakan penyebab perasaan marah baik dari diri sendiri
maupun lingkungan
Intervensi :
 Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya.
 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan marahnya.
 Bantu klien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal.
 Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa marahnya.
 Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan

Tujuan khusus III : Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku


kekerasan
Kriteria hasil :
Klien mampu menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan :
 Tanda fisik : Mata merah, Tangan mengepal, Ekspresi wajah tegang.
 Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar.
 Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan.
Intervensi :
 Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya.
 Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku
kekerasan terjadi.
 Motivasi klien menceritakan kondisi emosionalnya (tanda-tanda emosional)
saat terjadi perilaku kekerasan.
 Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain saat terjadi
perilaku kekerasan
2) Diagnosa 2 : Gangguan Konsep diri: Harga diri rendah
Tujuan umum : Klien memiliki konsep diri yang positif.
Tujuan khusus I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Kriteria Hasil :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau
berjabat tangan, mau menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau duduk
berhadapan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi :
 Bina hubungan saling percaya.
 Bersikap terbuka dan empati.
 Terima klien apa adanya
 Tepati janji.

 Pertahankan kontak mata

Tujuan khusus II : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek


positif yang dimiliki.
Kriteria Hasil : Klien mengidentifikasi aspek positif keluarga dan di
lingkungan.
Intervensi :
 Diskusikan dengan klien kelebihan yang dimiliki
 Tanyakan pada klien penyebab tidak mau bergaul dengan orang lain.

Tujuan khusus III : Klien dapat menetapkan kegiatan sesuai dengan


kemampuan yang dimiliki.
Kriteria Hasil : Klien membuat rencana kegiatan sehari-hari.
Intervensi :
 Rencanakan dengan klien kegiatan yang dapat dilakukan selama di rumah sakit.
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan kondisi klien.
 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan.

3) Diagnosa 3 : Isolasi sosial


Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
Tujuan khusus I : Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Kriteria Hasil :
Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat
tangan, mau menyebut nama, mau menjawab salam, klien mau duduk berhadapan dengan
perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
Intervensi :
 Sapa Klien dengan ramah.
 Perkenalkan diri dengan sopan.
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai.
 Jelaskan tujuan pertemuan kepada klien.
 Jujur dan menepati janji.
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.

 Berikan perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.

Tujuan khusus II : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri.


Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri yang berasal dari diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan.
Intervensi :
 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri, dan tanda-tandanya.
 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri.
 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, dan tanda-tandanya.

 Beri pujian kepada klien tentang ungkapan perasaannya.

Tujuan khusus III :


Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan orang lain.
Kriteria Hasil :
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain misalnya banyak
teman, tidak sendiri, dan bisa diskusi. Klien dapat menyebutkan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain misalnya sendiri, tidak memiliki teman, dan sepi.
Intervensi :
 Kaji pengetahuan klien tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaan tentang keuntungan
dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
 Diskusikan dengan klien tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain.
 Beri pujian positif tentang kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
tentang keuntungan dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai