Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA

ANAK JALANAN DAN GELANDANGAN

KELOMPOK 6

1. AYU MARIASTUTY PO71202200029


2. DEWI SETIORINI PO71202200008
3. MARTUNUS IMANSYAH PO71202200036
4. NURUL HIDAYAH PO71202200011
5. ROBIYANTI PO71202200014
PENGERTIAN GELANDANGAN DAN ANAK JALANAN

 Gelandangan
Gelandangan sebagai entitas sosial merupakan orang-orang yang hidup dalam keadaan
yang tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat,
serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan
hidup mengembara di tempat umum

 Anak Jalanan
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu
pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki
hubungan dengan keluarganya. pengertian tentang anak jalanan adalah anak-anak di
bawah usia 18 tahun yang karena berbagai faktor, seperti ekonomi, konflik keluarga
hingga faktor budaya yang membuat mereka turun ke jalanan.
Tanda dan Gejala Anak Jalanan dan Gelandangan

 Orang dengan tubuh yang kotor sekali,


 Rambutnya seperti sapu ijuk
 Pakaiannya compang-camping dengan membawa bungkusan besar yang berisi
macam-macam barang
 Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri
 Sukar diajak berkomunikasi
 Pribadi tidak stabil

Layanan yang dibutuhkan oleh anak jalanan dan gelandangan

 Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dan


kesehatan
 Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris. keperawatan
dan psikologis
 Kebutuhan sosial seperti rekreasi, kesenian dan olah raga
 Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan usaha, ketrampilan
kerja dan penempatan dalam masyarakat.
 Kebutuhan rohani
Asuhan Keperawatan Pada Anak Jalanan Dan Gelandangan

1. Pengkajian
a. Faktor predisposisi
 Genetik
 Neurobiologis : penurunan volume otak dan perubahan sistem
neurotransmiter.
 Teori virus dan infeksi
b. Faktor presipitasi
 Biologis
 Sosial kutural
 Psikologis
c. Penilaian terhadap stressr
d. Sumber koping
 Disonasi kognitif ( gangguan jiwa aktif )
 Pencapaian wawasan
 Kognitif yang konstan
 Bergerak menuju prestasi kerja
Lanjutan

e. Mekanisme koping
 Regresi( berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan pengeluaran
sejumlah besar tenaga dalam upaya mengelola anxietas)
 Proyeksi ( upaya untuk menjelaskan presepsi yang membingungkan dengan
menetapkan tanggung jawab kepada orang lain)
 Menarik diri
 Pengingkaran

Diagnosa Keperawatan

1. Harga Diri Rendah


2. Isolasi Sosial
3. Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi
4. Resiko perilaku kekerasan/Perilaku
kekerasan
5. Gangguan Proses Pikir: Waham
6. Defisit Perawatan Diri
Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1 Harga Diri Rendah


Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan
dengan orang lain dan lingkungan.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
 Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
 Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
 Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
 Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
 Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


Tindakan :
 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
 Utamakan memberi pujian yang realistis
 Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang ke rumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan


Tindakan . :
 Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
 Beri pujian atas keberhasilan klien
 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Tindakan :
 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
Diagnosa 2: Menarik diri

Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain


Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasar klien

2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri


Tindakan:
 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya.
 Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri
atau mau bergaul
 Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab
yang muncul
 Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
Tindakan :
 Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
 Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain
 Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang lain

4. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain


Tindakan:
 Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang lain
 Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang lain.
 Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan dengan oranglain
Diagnosa 3: Perilaku kekerasan

TujuanUmum : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
 Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuan interaksi.
 Panggil klien dengan nama panggilan yang disukai
 Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidak menantang.

2. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.


Tindakan :
 Beri kesempatan mengungkapkan perasaan.
 Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal.
 Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.

3. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.


Tindakan:
 Bantu memilih cara yang paling tepat.
 Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih.
 Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih.
 Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi.
 Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel / marah.
Diagnosa 4: Gangguan Proses Pikir : Waham
Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan proses fikir yang berhubungan dengan
gangguan konsep diri (harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya)
Tujuan khusus :
1. Dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
 Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan
topik pembicaraan)
 Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
 Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
 Jangan membantah dan mendungkung waham klien, katakan perawat menerima
keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima, katakana
perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi
waham klien.
 Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan bertanggung
jawab serta mampu menolong dirinya sendiri

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


Tindakan :
 Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
 Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberi pujian
yang realistis
 Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
3. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Tindakan :
 Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
 Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan

Diagnosa 5 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK


Tujuan Umum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri kebersihan diri,
berdandan, makan, BAB/BAK.
Tindakan :
 Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
 Melatih pasien berdandan/berhias
 Melatih pasien makan secara mandiri
 Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Diagnosa 6: perubahan persepsi sensorik : Halusinasi berhubungan dengan menarik


diri
Tujuan Umum : klien mampu mengontrol halusinasinya
Tujuan Khusus :
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
 Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
 Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawat berkenalan
 Tanyakan nama lengkap dan panggilan yang disukai
 Buat kontrak yang jelas
 Tunjukkan sikap jujur dan menunjukkan sikap empati serta menerima apa adanya
 Beri perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasar pasien
 Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya
 Dengarkan ungkapan pasien dengan penuh perhatian ada ekspresi perasaan pasien.

2. Pasien dapat mengenal halusinasinya


Tindakan :
 Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap
 Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan non verbal
 Bantu mengenal halusinasi
 Jika pasien tidak berhalusinasi, klarivikasi tentang adanya halusinasi , diskusikan
dengn pasien isi, waktu, dan frekuensi halusinasi pagi,siang,sore, malam atau
sering, jarang)
 Diskusikan tentang apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi
 Diskusikan tentang dampak yang dialami jika pasien menikmati halusinasi

3. Pasien dapat mengontrol halusinasinya


Tindakan :
 Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi
 Diskusikan manfaat cara yang digunakan pasien
 Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrol halusinasi
 Bantu pasien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untuk mencobanya.
 Pantau pelaksanan tindakan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beri pujian.

4. Pasien dapat menggunakan obat dengan benar

 Diskusikan tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, dosis, nama,
frekuensi, efek samping minum obat.
 Pantau saat pasien minum obat (pasien harus minum obat didepan perawat, dan
benar-benar meminum obat)
 Anjurkan pasien minta sendiri obatnya pada perawat
 Beri reinforcmen jika pasien menggunakan obat dengan benar
 Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter
 Anjurkan pasien berkonsultasi dengan dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
 

 
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai