Anda di halaman 1dari 13

ASKEP KORBAN TRAFFICKING

Disusun Oleh :
Kelompok 10

1. Azriani
2. Deby Rayendra
3. Ebet Putra
4. Febrianti Ningsih
DEFINISI
Human trafficking adalah sebuah kejahatan
tansnasional yang menjadikan manusia sebagai obyek
komersial yang dapat diuangkan atau diperjualbelikan
seperti layaknya barang properti (Rianto Adi (2012)
dalam (Mardiyati, 2017).
Human trafficking atau perdagangan manusia oleh
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mendefinisikan
sebagai perekrutan, pengiriman, pemindahan,
penampungan atau penerimaan seseorang dengan
ancaman, penggunaan kekerasan, perbudakan,
pemaksaan, pemerangkapan utang ataupun bentuk-
bentuk penipuan yang lainnya dengan tujuan eksploitasi
(Course Instruction (2011) dalam (Azzaki, Astiyani,
Fatullah, & dkk, 2018).
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
TRAFFICKING HUMAN
 Faktor ekonomi
 Posisi Subordinat Perempuan dalam Sosial dan Budaya
 Faktor pendidikan
 Tidak ada akte kelahiran
 Kebijakan yang bias gender
 Pengaruh globalisasi
BENTUK-BENTUK
TRAFFICKING
 Exploitasi seksual
◦ Eksploitasi seksual komersial untuk prostitusi
◦ Eksploitasi non komersial
 Pekerja rumah tangga
 Penjualan Bayi
 Jeratan Hutang
 Jeratan Hutang
 Pengantin Pesanan Pos (Mail order bride)
 Donor paksa organ tubuh
MODUS TRAFFICKING
Ada beberapa modus yang biasa nya dilakukan mencari
korban trafficking, yaitu:
 Tawaran pekerjaan
Salah satu modus human trafficking yang sering dilakukan
adalah penawaran kerja ke luar pulau atau luar negeri dengan
gaji tinggi. Pelaku biasanya mendatangi rumah calon
korbannya dan saat pemberangkatan juga tanpa dilengkapi
surat keterangan dari pemerintah desa setempat.
 Bius
Seseorang mendapatkan korban trafficking dengan cara
melakukan kekerasan seperti dibius. cara modus ini berawal
dari penculikan terhadap korban, kemudian pelaku
membiusnya dengan suntikan ataupun dengan alat yang lain
yang digunakan untuk membius.
RUANG LINGKUP
 Perdagang perempuan
 Calo/Broker Agen/Perantara/Sponsor
 Korban
 Trafficker
DAMPAK PSIKOLOGI
TRAFFICKING
 Trauma
 Pembatasan gerak
 Multiple Trauma
 Violence
 Abuse
 Concurrent Symptoms
 Physical symptoms
 Gejala kesehatan mental
 Post-traumatic stress disorder (PTSD)
PENCEGAHAN TRAFFICKING
 Mencegah sejak dini tindakan trafficking.
 Memberikan perlindungan terhadap orang dari
eksploitasi dan perbudakan manusia.
 Menyelamatkan dan merehabilitasi korban trafficking.
 Memberdayakan pendidikan dan perekonomian korban
trafficking beserta keluarganya.
LANDASAN HUKUM
TRAFFICKING
 UU No. 7 Tahun 1984 mengenai Ratifikasi CEDAW (covention on the
elimination of all forms of discrimination against women).
 Keppres No. 36 Tahun 1990 mengenai ratifikasi konvensi PBB
tentang hak-hak anak.
 Joint Decree 2002, yaitu keputusan bersama pemerintah dalam
pelayanan korban penanganan korban trafficking.
 Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak.
 Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan
dalam rumah tangga.
 Undang-Undang No. 4 Tahun 2006 tentang penyelenggaraan
kerjasama korban KDRT.
 Undang-Undang No.21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak
pidana perdagangan orang.
 Inpres 9/2000 dan Kepmendagri 132 tahun 2003 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
◦ Identitas pasien
◦ Riwayat kesehatan pasien
◦ Riwayat kesehatan keluarga
◦ Keluhan utama
◦ Pemeriksaan fisik
 Diagnosa keperawatan
◦ Ansietas
◦ Harga diri rendah
◦ Risiko trauma
 Intervensi

No Diagnosa Tujuan / kriteria hasil Intervensi

1 Ansietas Setelah dilakukan perawatan 24 jam, 1. Terapi relaksasi


ansietas pasien dapat teratasi dengan tujuan 2. Peningkatan koping
dan kriteria evaluasi : 3. Pengurangan kecemasan
1. Pasien mampu mengatasi ansietasnya.

2 Harga diri rendah Setelah dilakukan perawatan 24 jam harga 1. Peningkatan citra tubuh
diri rendah pasien dapat teratasi dengan 2. Peningkatan harga diri
tujuan dan kriteria evaluasi :
1. Pasien dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan hidup.

3 Risiko trauma Setelah dilakukan perawatan selama 24 1. Manajemen lingkungan


jam, risiko trauma dapat teratasi dengan 2. Manajemen penekanan
tujuan dan kriteria hasil :
1. Pasien mampu menghindari cedera
fisik
SEKIAN DAN TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai