Anda di halaman 1dari 28

KEPERAWATAN JIWA

Asuhan Keperawatan Human Trafficking

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Andini Triyani
2. Denny Pratama
3. Khairunnisa Tanjung
4. Rully Sherlyza

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG


FAKULTAS KESEHATAN
PRODI KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami diberi kesempatan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini, tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
limpahkan kepada jungjunan kita Nabi Muhammad SAW kepada keluarganya,
sahabatnya sehingga sampai kepada umatnya hingga akhir zaman.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Keperawatan
Jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan Human Trafficking” tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran sebagai
bahan untuk pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pringsewu, Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 3
D. Manfaat Penulisan 3

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Definisi 4
B. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya trafficking 4
C. Sifat dasar trafficking 5
D. Motif trejadinya trafficking 5
E. Bentuk, proses dan dampak trafficking 6
F. Penanggulangan korban trafficking 8
G. Pelayanan bagi korban trafficking 9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian 11
B. Diagnosa Keperawatan 16
C. Rencana Keperawatan……………………………………………….

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 17
B. Saran 17

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Korban perdagangan manusia (human trafficking) semakin


memprihatikan, ini merpakan isu yang harus disosialisasikan. Sebab, tidak banyak
orang mengetahui dan menyadari akan adanya human trafficking ini. Ada
beberapa hal yang dapat dikategorikan sebagai perdagangan manusia , seperti
bekerja tanpa bayar dan yang paling populer ialah eksploitasi seksual. Pada salah
satu artikel mengatakan bahwa “Di Indonesia sendiri korban dari human
trafficking pada tahun 2015 mencapai 74.616 hingga 1 juta orang per tahunnya”.

Indonesia merupakan salah satu negara terbesar terjadinya korban human


traffcking dengan mayoritas korban adalah wanita yang diperdagangkan untuk
tujuan dipekerjakan sebagai buruh atau untuk eksploitasi seksual dan anak yang
menjadi diskriminasi. Banyak modus yang dilakukan oleh para tersangka untuk
membujuk korbannya agar terbuai dalam praktek ini, modus yang seringkali
digunakan ialah pengiriman TKI Perempuan. Adanya supply and demand yang
tinggi karena TKI dianggap paling ramah diantara pekerja asing lainnya namun
ternyata paling rentan dieksploitasi. Salah satu masalah yang menjadi pemicu
korban dapat terbuai ialah masalah ekonomi.

Faktor kemiskinan dan pendidikan yang rendah yang cenderung membuat


anak susah untuk mengatakan “tidak”,orang tua yang berpendidikan rendah
dengan desakan ekonomi mebuat mereka bersedia melakukan apa saja, untuk
meningkatkan taraf hidupnya termasuk menjual anak mereka sendiri. Adanya
Penegakan hukum yang lemah dan bisa beli KTP/Paspor palsu memicu maraknya
perdagangan manusia. Adanya Oknum pemerintah menyebabkan human
trafficking ini semakin meningkat dan sulit ditangkap, maka dari itu perlunya
pencegahan terhadap human trafficking ini merupakan kegiatan yang dapat
meningkatkan kesadaran terhadap rekruitment tenaga kerja dengan membangun
kemitraan lintas sektoral melalui program kebijakan, perencanaan dan bantuan
anggaran bagi gugus Tugas pemberantasan perdagangan manusia di tingkat
nasional dan sub nasional. Peran serta pemerintah dalam melakukan pencegahan
terhadap human trafficking ini sangatlah penting untuk menurunkan angka human
trafficking. Pemerintah harus mengadakan penguatan sistem peradilan dengan
meningkatkan kapasitas penegak hukum serta memperbaiki akses keadilan bagi
para korban perdagangan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari traffecking ?
2. Apa faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya traffecking ?
3. Apa saja sifat – sifat dari traffecking ?
4. Motif apa saja yang dilakukan oleh traffecking ?
5. Bentuk, proses dan dampak apa saja yang timbul didalam traffecking ?
6. Apa yang bisa dilakukan didalam penanggulangan trafficking ?
7. Kendala apa yang menghalangi didalam trafficking ?
8. Pelayanan apa yang bisa dilkukan dalam trafficking ini ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi trafficking
2. Untuk menegetahui faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya
trafficking.
3. Untuk mengetahui sifat – sifat dari trafficking
4. Untuk mengetahui motif dari traffecking ini.
5. Untuk mengetahui bentuk, proses dan dampak dari trafficking ini.
6. Untuk mengetahui apa yag dilakukan dalam penanggulangan trafficking.
7. Untuk mengetahui kendala yang menghalangi dalam trafficking.
8. Untuk mengetahui pelayanan yang bisa dilakukan dalam trafficking.
D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan
pembaca mengenai trafficking dalam menangani masalah meningkatnya
human trafficking juga dapat mengetahui pelayanan yang dapat diberikan
dalam menangani masalah trafficking tersebut.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Traffcking merupakan perekrutan, pengiriman, pemindahan,
penampungan atau penerimaan seseorang dengan ancaman atau kekerasan
atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan,penculikan,penipuan kebohongan
merupakan wujud dari penyalahgunaan kekuasaan yang bertujuan untuk
memperoleh keuntungan agar bisa memperoleh persetujuan dari seseorang
yang berkuasa atas orang lain dengan cara mengeksploitasi. (pasal 3
protokol PBB).

B. Faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya traffecking


1. Ekonomi yang rendah menyebabkan anak anak dipekerjakan pada saat
usia mereka dibawah umur.
2. Kesamaan budaya merupakan pemikiran yang sama disebuah populasi
atau masyarakat untuk memperkerjakan anak mereka pada saat usia
muda untuk emnunjang perekonomian keluarga dan juga terjadi pada
anak – anak yang putus sekolah. Mereka dikirim keluar kota atau litas
negara
3. Peran orang tua yang mendorong perkawinan, biasanya dipedesaan
para orang tua ingin menikahkan anaknya diusia muda. Hal tersebut
akan menyebabkan perempuan akan dibeli dengan uang, pada akhirnya
akan mengakibtkan terjadinya tindakan kekerasan pada para
perempuan.
4. Minimnya tingkat pendidikan dan informasi, bukan hanya dipedesaan
di perkotaan pun banyak masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan
rendah, sehingga mereka mudah tertipu atau dibujukoleh sindikit
pidana.
C. Sifat dasar trafficking
1. Bersifat manipulatif atau penyalahgunaan
Penyimpangan dari rencana semula pada saat membujuk seseorang
yang akan di bekerjakan dengan baik dan pantas,tetapi pada keadaan
real nya korban malah di perlakukan sebaliknya yaitu di eksploitasi
dan di berlakukan dengan kekerasan kemudian menyalahgunakan
pekerjaan yang di janjikan misalnya pada saat pertama kali di beri
informasi korban akan di jadikan sebagai pelayan toko dan
sebagainya,tetapi pada kenyataanya korban malah di jadikan sebagai
pekerja seks atau mengarah pada prostitusi.
2. Terjadi transaksi
Terjadi transaksi antara orang ketiga atau calo sebagai perantara antar
penjual kepada pihak pemakai.
3. Tidak mengerti
Korban tidak mengerti dengan penyimpangan yang akan di lakukan
pelaku, jadi pada saat korban di bawa untuk di berikan
pekerjaan,korban tidak tahu bahwa ia di jadikan korban oleh sindikat
tindak pidana atau menjadi korban dari sebuah tindakan pidana.
4. Migrasi
Adanya migrasi atau perpindahan melampaui batas kota dan batas
provinsi sehingga jarak tersebut di jadikan kesempatan oleh sindikat
dalam melakukan traffcking.

D. Motif Terjadinya Trafficking


1. Adopsi
Di negara yang telah sukses dan berhasil membangun ekonomi
misalnya di negara –negara skandinavia para kaum wanita tidak ingin
kawin, sehingga pemerintah harus mengiming-imingi masyarakat
untuk memiliki anak ,tetapi penduduk negara tersebut tidak
terpengaruh dengan iming-iming dan pada akhirnya mereka rela
mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengadopsi anak.
2. Pemekerjaan
Dengan memperkerjakan anak-anak maka tidak harus membayar lebih
sekalipun dengan tempat tinggal dan makan yang tidak layak,hal
tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang berlipat-lipat.
3. Motif eksploitasi seksual
Menjadikan perempuan sebagai pengahasil ekonomi yang tinggi,
bahwa semakin muda wanita, maka semakin tinggi harga jual nya,
mereka di jadikan sebagai pelacu dan pekerja seks, mereka di
eksploitasi untuk melayani seksual pemakai.
4. Transplantasi organ
Dengan keadaan mendesak mereka akan menyerahkan organ-organ
seperti ginjal, liver, mata dan sebagainya untuk di serah kan kepada
orang lain, bahkan mereka juga ada yang di paksa dengan penculikan,
bahkan sampai di lakukan peniadaan nyawa atau pembunuhan.

E. Bentuk, proses dan dampak trafficking


a. Bentuk-bentuk trafficking :
1). Pelacuran dan eksploitasi seksual,hal ini tidak hanya terjadi pada
orang dewasa,tetapi pada anak juga sering terjadi yaitu (fedopilia).
2). Menjadi buruh migran legal maupun ilegal
Misalnya imigran pekerja indonesia yang di pekerjakan di arab atau
negara-negara lainnya,tetapi mereka di eksploitasi dengan
kekerasan dan pekerjaan dan bayaran yang minim atau bahkan
tidak di bayar sama sekali
3). Adopsi anak
4). pekerja jermal
5). Pekerja rumah tangga
6). Pengemis
7). Industri ponografi
8). Pengedaran obat terlarang narkoba
9). Sebagai penari atau pengantin pesanan
b. Proses
1. Pelaku mencari sasaran traffcking : sasaran traffcking biasanya
pada anak-anak jalanan, orang yang sedang mencari pekerjaan,
anak-anak yang berada di daerah konflik atau pengungsi, anak
miskin yang berada di pedesaan, anak-anak yang berada di wilayah
perbatasan negara, anak yang dalam keluarganya terjerat hutang,
anak yang berasa dalam kekerasan rumah tangga, anak perempuan
yang menjadi korban pemerkosaan.
2. Pelaku melakukan modus operandi dengan rayuan, jebakan dan
penyalahgunaan wewenang, kedok duta budaya di luar negeri atau
dengan melakukan penculikan.
3. Penggantian identitas
Pelaku pengganti identitas korban, setelah korban terjerat, agar
jejak nya tidak tercium pihak keamanan misalnya dengan pihak
kepolisian.
4. Pekerjaan melibatkan calo atau agen,dan mereka biasanya
mempunyai organisasi yang terintegritas, jarang dari mereka yang
bekerja perseorangan atau pelaku memiliki link terlebih dahulu.

c . Dampak trafficking
a. Fisik
Anak memiliki penyakit yang di timbulkan oleh trafficking
tersebut misalnya pada eksploitasi seksual anak terjangkit penyakit
HIV/AIDS.
b. Psikolog
Selama meraka diberlakukan kekerasan serta ancaman-ancaman
yang membuat mereka tidak mampu mendapat pertolongan dari
luar,mereka pada akhirnya menekan masalah sendiri,tidak jarang
dari mereka akhirnya menjadi depresi atau bahkan mengalami
gangguan kejiwaan.

F. Penganggulangan korban traffcking


Beberapa perundang-undangan yang terkait dengan traffcking yaitu
UU nomor 35 tahun 2014 (bahwa di berikan perlindungan khusus pada
anak yang menjadi korban , penculikan, penjualan atau perdagangan,
dilakukan upaya melalui pengawasan, perlindungan, pencegahan,
perawatan dan rehabilitasi) kemudian pada KUHP (undang-undang hukum
pidana) nomor 39 tahun 1999 pasal 297 yang menyatakan bahwa
perdagangan wanita dan perdagangan laki-laki yang belum cukup umur di
ancam dengan penjara pidana paling lama 6 tahun.pada pasal 65 UU no
39 tahun 1999 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh
perlindungan dari kegiatan eksploitasi dan elecehan seksual penculikan
perdagangan anak serta bentuk menyalahgunaan narkotika, psikotropika
dan zat adiktif lainya.
3 strategi penanggulangan traffcking yang di lakukan pemerintah :
1. Korban traffcking harus di lindungi
2. Pelaku harus di hukum berat
3. Mengembangkan jejaring kelembagaan dengan aliansi global untuk
menghapus trafficking.
Hukum internasional terkait trafficking yaitu CRC mengharuskan
bahwa negara pihak mengambil semua tindakan nasional, bialteral, dan
multilateral yang perlu untuk mencegah penculikan, penjualan, atau
perdagangan anak atau tujuan apapun atau dalam bentuk apapun, pihak –
pihak dalam protokol, tambahan dari konvensi persserikatan bangsa –
bangsa mengenai kejahatan terorganisasi transional untuk mencegah,
menekan, dan menghukum perdagangan orang, khususnya wanita dan
anak anak tahun 2000. Diharuskan untuk memidana kejahatan
perdaganagan orang, termasuk usaha – usaha untuk melakukan
perdagangan, bertindak sebagai kaki tangan serta mengorganisir atau
mengarahkan orang lain untuk melakukan perdagangan orang. protokol ini
juga mengharuskan negara pihak memidana perdagangan orang, termasuk
setiap orang yang membantu atau membiayai perdagangan orang, dan
untuk menjatuhkan hukuman yang mencerminkan beratnya pelanggaran
tersebut, tindakan lebih lanjut di haruskan untuk :
1. Melindugi identitas dan privasi korban perdagangan orang
2. Memperkenalkan tindakan untuk membantu para korban yang terlibat
dalam proses kejahatan
3. Menyediakan bagi para korban bantuan sosial dan rehabilitasi
termasuk bantuan berupa tempat tinggal dan makanan.

G. Kendala penanggulangan trafficking


1. Budaya masyarakat (anggapan jangan terlibat dengan masalah
orang lain sehingga tidak berani melaporkan kepada pihak
kepolisian apabila terjadi trafficking).
2. Kebijakan pemerintah (belum adanya regulasi khusus mengenai
perdagangan perempuan dan anak selain keppres no 88 tahun 2002
mengenai penghapusan perdagangan perempuan dan anak dan juga
ketidak pahaman tentang apa itu perdangan sendiri karena kurang
nya sosialisasi yang di lakukan pemerintah.

H. Pelayanan bagi korban trafficking


Penanganan pada setiap permasalahan psikologis individu
Wujudnya dengan mengadakan konseling bagi korban traffcking
yang di bentuknya lembaga-lembaga konsultasi dan disusul merebak nya
jurnal,buku,hasil penelitian yang berfokus pada kasus-kasus konseling.
Munculnya rumah-rumah perlindungan trauma centered (RPTC)
merupakan suatu lembaga yang memberikan pelayanan dan perlindungan
awal dan pemulihan kondisi traumatis yang dialami oleh korban tindak
kekerasan RPTC merupakan organisasi pemerintah yang menjadi patner
IOM
Pada 3 agustus 2014 RPTC dinsosnakertans kabupaten cilacap sudah
memberikan pelayanan sosial bagi KTK –PM secara terpadu dan
sistematis dengan pelayanan sebagai berikut :
a. Pelayanan perlindungan sosial meliputi :
Layanan informasi dan advokasi ,kemudian layanan rumah
perlindungan dan shelter unit
b. Pemulihan traumatik yang meliputi layanan rehabilitasi psikososial dan
spritual dan layanan resosialisasi dan rujukan

Adapun usaha perlindungan anak korban trafficking yaitu :


1. UU no 37 tahun 1997 tentang hubungan luar negeri, UU ini dapat
digunakan untuk melindungi orang indonesia yang diperjualbelikan
diluar negeri.
2. UU no 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana
perdagangan orang.
3. UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak melarang
perdagangan anak.
4. UNICEF, confention in right og the child ( confensi hak – hak
anak).
5. UU no 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak.
6. Adanya RPSA.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan dara atau informasi tentang
klien agar dapat mengidentifikasi kesehatannya, kebutuhan keperawatan serta
merumuskan masalah dan diagnosa keperawatan klien.
Pengkajian meliputi : Pengumpilan data, analisa data, diagnosa
keperawatan berdasarkan prioritas masalah.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data bertujuan untuk menilai status kesehatan klien dan
kemungkinan masalah keperawatan yang memerlukan intervensi dari perawat.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data subjektif dan data objektif. Data
objektif adalah data yang ditemukan secara nyata, data ini didapatkan secara
observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat. Data subjektif adalah data
yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarga , data ini didapat melalui
wawancara kepada klien dan keluarga, pengumpulan data ini mencakup :
a) Identitas klien meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, status mental, suku bangsa, alamat, nomer medrek, ruang rawat,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis.
b) Identitas penanggung jawab : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, agama, hubungan dengan klien, alamat.

1) Faktor predisposisi
a) Faktor yang mempengaruhi harga diri
Pengalaman masa kanak-kanak dapat merupakan factor kontribusi pada
gangguan atau masalah konsep diri.
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis,
kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b) Faktor yang mempengaruhi penampilan peran
Adalah streotipik peran seks, tuntutan peran kerja, dan harapan peran
kultural.
Peran sesuai dengan jenis kelamin, konflik oerandan peran yang tidak sesuai
muncul dari factor biologis.
c) Faktor yang mempengaruhi identitas diri
Orang tua yang selalu curiga pada anak akan menyebabkan kurang percaya
diri pada anak, teman sebaya merupakan factor lain yang mempengaruhi
identitas.
Ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan
dalam struktur social.
d) Faktor tumbuh kembang
Pada dasarnya kemampuan hubungan sosisal berkembang sesuai dengan
tumbuh kembang individu mulai dari dalam kandungan sampai dewasa
lanjut. Untuk mengembangkan hubungan social yang positif setiap tugas
perkembangan harus dilalui dengan sukses. Bila salah satu tugas
perkembangan tidak terpenuhi maka akan mengahambat tahap perkembangan
berikutnya. Kemampuan berperan serta dalam proses hubungan diawali
dengan kemampuan berperan serta dalam proses hubungan diawali dengan
kemampuan tergantung pada masa bayi dan perkembangan pada masa
dewasa dengan kemampuan saling ketergantungan.

Faktor predisposisi dan presipitasi tersebut diatas dapat mempengaruhi


perkembangan kognitif, efektif, psikologis, perilku dan social bagi individu
sebagai stersor. Hal tersebut akan menyebabkan perubahan perilaku dimana
terjadi ketidak seimbangan sehingga individu cernderung menggunakan
mekanisme destruktif yang pada akhirnya masalah tidak terselesaikan
menjadi stressor bagi klien yang semakin lama mengakibatkan timbunya
korban jiwa baik berupa gangguan neuorosa atau ganguan kepribadian serta
dapat berupa pula gangguan psikosa atau skizofrenia.

Proses terjadinya gangguan tersebut berkembang melalui rentang respon


sosial yang berawal dari respon adaptif sampai maladaptif dan salah satunya
adalah menarik diri sehingga terjadi ganguan interaksi sosial.
e) Faktor sosial budaya
Nilai-nilai, norma-norma , adat dan kebiasaan yang ada dan sudah menjadi
suatu budaya dalam masyarakat merupakan tantangan antara budaya dan
keadaan social dengan nilai-nilai yang dianut.
f) Faktor Biologis
Faktor Biologis juga merupakan salah satu factor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan social. Organ tubuh yang jelas dapat
mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan social adalah otak. Sebagai
contoh : pada klien skizoprenia yang mengalami masalah dalam hubungan
social terdapat struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak,
perubahan ukuran dan sel-sel dalam limbic dan daerah kortikal.

2) Faktor Presipitasi
1. Faktor Ekstrenal
Contohnya adalah sterssor social budaya, yaitu sress yang di timbulkan oleh
faktor social budaya yang antatra lain adalah keluarga.
2. Faktor Internal
Contohnya adalah stressor psikologis, yaitu sres terjadi akibat ansietas yang
berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu
untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah
dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan ketergantungan
individu.

b. Pengkajian Fisik
Pemeriksaan fisik mencakup semua system yang ada hubungannya dengan
klien depresi berat di dapatkan pada system integumen klien tampak kotor, kulit
lengket di karenakan kurang perhatian terhadap perawatan dirinya bahkan
gangguan aspek dan kondisi klien

c. Status Mental
a) Penampilan
Biasanya pada pasien menarik diri klien tidak terlalu memperhatikan
penampilan, biasanya penampilan tidak rapi, cara berpakaian tidak seperti
biasanya (tidak tepat).
b) Pembicaraan
Cara berpakaian biasanya di gambarkan dalam frekuensi, volume dan
karakteristik. Frekuansi merujuk pada kecepatan pasien berbicara dan volume di
ukur dengan berapa keras pasien berbicara. Observasi frekuensi cepat atau lambat,
volume keras atau lambat, jumlah sedikit, membisu, dan di tekan, karakteristik
gagap atau kata-kata bersambungan.
c) Aktifitas Motorik
Aktifitas motorik berkenaan dengan gerakan fisik pasien. Tingkat aktifitas :
letargik, tegang, gelisah atau agitasi. Jenis aktifitas : seringai atau tremor. Gerakan
tubuh yang berlebihan mungkin ada hubunganya dengan ansietas, mania atau
penyalahgunaan stimulan. Gerakan motorik yang berulang atau kompulsif bisa
merupakan kelainan obsesif kompulsif.
d) Alam Perasaan
Alam perasaan merupakan laporan diri pasien tentang status emosional dan
cerminan situasi kehidupan pasien. Alam perasaan dapat di evaluasi dengan
menanyakan pertanyaan yang sederhana dan tidak mengarah seperti “bagaimana
perasaan anda hari ini” apakah pasien menjawab bahwa ia merasa sedih, takut,
putus asa, sangat gembira atau ansietas (cemas).
e) Afek
Afek adalah nada emosi yang kuat pada pasien yang dapat di observasi oleh
perawat selama wawancara. Afek dapat di gambarkan dalam istilah sebagai
berikut : batasan, durasi, intensitas, dan ketepatan. Afek yang labil sering terlihat
pada mania, dan afek yang datar,tidak selaras sering tampak pada skizofrenia.
f) Persepsi
Ada dua jenis utama masalah perceptual : halusinasi dan ilusi. Halusinasi di
definisikan sebagai kesan atau pengalaman sensori yang salah. Ilusi adalah
persepsi atau respon yang salah terhadap stimulus sensori. Halusinasi perintah
adalah yang menyuruh pasien melakukan sesuatu seperti membunuh dirinya
sendiri, dan melukai diri sendiri.
g) Interaksi selama wawancara
Interaksi menguraikan bagaimana pasien berhubungan dengan perawat.
Apakah pasien bersikap bermusuhan,tidak kooperatif, mudah tersinggung,
berhati-hati, apatis, defensive,curiga atau sedatif.
h) Proses pikir
Proses pikir merujuk “ bagaimana” ekspresi diri pasien proses diri pasien di
observasi melalui kemampuan berbicaranya. Pengkajian dilakukan lebih pada
pola atas bentuk verbalisasi dari pada isinya

i) Isi Pikir
Isi pikir mengacu pada arti spesifik yang di ekspresikan dalam komunikasi
pasien. Merujuk pada apa yang di pikirkan pasien walaupun pasien mungkin
berbicara mengenai berbagai subjek selama wawancara, beberapa area isi harus di
catat dalam pemeriksaan status mental. Mungkin bersifat kompleks dan sering di
sembunyikan oleh pasien.
j) Tingkat Kesadaran
Pemeriksaan status mental secara rutin mengkaji orientasi pasien terhadap
situasi terakhir. Berbagai istilah dapat di gunakan untuk menguraikan tingkat
kesadaran pasien seperti bingung, tersedasi atau stupor.
k) Memori
Pemeriksaan status mental dapat memberikan saringan yang cepat tehadap
masalah-masalah memori yang potensial tetapi bukan merupakan jawaban
definitive apakah terdapat kerusakan yang sfesifik. Pengkajian neurologis di
perlukan untuk menguraikan sifat dan keparahan kerusakan memori. Memori di
definisikan sebagai kemampuan untuk mengingat pengalaman lalu.
l) Tingkat konsentrasi dan kalkulasi
Konsentrasi adalah kemampuan pasien untuk memperhatikan selama
jalannya wawancara. Kalkulasi adalah kemampuan pasien untuk mengerjakan
hitungan sederhana.
m) Penilaian
Penilaian melibatkan perbuatan keputusan yang konstruktif dan adaftif
termasuk kemampuan untuk mengerti fakta dan menarik kesimpulan dari
hubungan
n) Daya titik diri
Penghayatan merujuk pada pemahaman pasien tentang sifat penyakit. Penting
bagi perawat untuk menetapkan apakah pasien menerima atau mengingkari
penyakitnya.

d. Psikososial dan spiritual


a) Konsep Diri
1. Gambaran Diri : kumpulan dari sikap individu yang di sadari dan tidak disadari
terhadap tbuhnya. Termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan
tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi yang berkesinambungan
dimodifikasi dengan persepsi dan pengalaman yang baru.
2. Ideal diri : persepsi individu tentang bagaimana dia harus berprilaku berdasarkan
standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personel tertentu.
3. Harga diri : penilaian individu tentang personal yang di peroleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri
ynag tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa
syarat, walaupun melakukan kesalahan dan kegagalan, tetap merasa sebagai
seorang yang penting dan berharga.
4. Penampilan peran : serangkaian pola prilaku yang diharapkan oleh lingkungan
social berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok social. Peran
yang di tetapakan adalah peran diman seseorang tidak mempunyai pilihan, peran
yang di terima adalah peran yang tepilih atau yang dipilih oleh individu.
5. Identitas personal : pengorganisasian prinsip dari kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi dan keunikan individu.
Mempunyai konotasi otonomi dan meliputi persepsi seksualitas seseorang
pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja.
6) Spiritual
Nilai dan keyakinan klien, pandangan dan keyakian klien terhadapa
gangguan jiwa sesuai dengan norma dan agama yang dianut pandangan
masyarakat setempat tentang gangguan jiwa. Kegiatan ibadah : kegiatan di rumah
secara individu atau kelompok.
7) Perencanan Pasien Pulang
Pengkajian diarahkan pada klien dan keluarga klien tentang persiapan
keluarga, lingkungan dalam menerima kepulangan klien. Untuk menjaga klien
tidak kambuh kembali diperlukan adanya penjelasan atau pemberian pengetahuan
terhadap keluarga yang mendukung pengobatan secara rutin dan teratur.
8) Analisa Data
Analisa data merupakan proses berfikir yang meliputi kegiatan
mengelompokkan data menjadi data subjektif dan objektif, mencari kemungkinan
penyebab dan dampaknya serta menentukan mmasalah keperawatan.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diangkat adalah :
1. Isolasi Sosial
2. Harga Diri Rendah Kronik
3. Risiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi (Damaiyanti, mukhripah
dan iskandar. 2014)
C. Rencana Keperawatan Isolasi Sosial

(Damaiyanti, mukhripah dan iskandar. 2014)

Diagnosa Perencanaan
Intervensi Rasional
Keperawatan Tujuan Kriteria hasil
Isolasi Sosial 1. Klien dapat Ekspresi wajah Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
membina bersahabat menunjukkan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik. merupakan dasar untuk
hubungan saling rasa senang, ada kontak a. sapa klien dengan ramah baik verbal maupun kelancaran hubungan interaksi
percaya mata, mau berjabat non verbal selanjutnya
tangan, mau menjawab b. perkenalkan diri dengan sopan
salam, klien mau duduk c. tanyakan nama lengkap klien dan nama
berdampingan dengan panggilan yang disukai klien
perawat, mau d. jelaskan tujuan pertemuan
mengutarakan masalah e. jujur dan menempati janji
yang dihadapi. f. tunjukkan sifat empati dari menerima klien
apa adanya.
g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat Klien dapat menyebutkan 1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku Diketahui penyebab akan dapat
menyebutkan penyebab menarik diri menarik diri dan tanda-tandanya dihubungkan dengan faktor
penyebab yang berasal dari : 2. Beri kesempatan kepada klien untuk resipitasi yang dialami klien
menarik diri 1. Diri sendiri mengungkapkan perasaan penyebab menarik
2. Orang lain diri atau tidak mau bergaul
3. Lingkungan 3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku
menarik diri tanda-tanda serta penyebab yang
muncul
4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien
dalam menggunakan peraasaannya
3. klien dapat 1. klien dapat 1. kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan Klien harus dicoba berinteraksi
menyebutkan menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain secara bertahap agar terbiasa
keuntungan keuntungan 2. beri kesempatan dengan klien untuk membina hubungan yang sehat
berhubungan dengan berhubungan dengan mengungkapkan perasaan tentang dengan orang lain
orang lain dan orang lain keuntungan berhubungan dengan orang lain
kerugian tidak 3. diskusikan bersama klien tentang keuntungan
berhubungan dengan berhubungan dengan orang lain
orang lain 4. beri reinforcement positif terhadap
kemampuan pengungkapan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain

1. kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan


kerugian tidak berhubungan dengan orang
2. klien dapat lain Mengevaluasi manfaat yang
menyebutkan 2. beri kesempatan kepada klien untuk dirasakan klien sehingga timbul
kerugian tidak mengungkapkan perasaan tentang kerugian motivasi berinteraksi
berhubungan dengan tidak berhubungan dengan orang lain
orang lain 3. dikusikan bersama klien tentang kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain
4. beri reinforcement positif terhadap
kemampuan pengungkapan perasaan tentang
kerugian tidak berhubungan dengan orang
lain

4. klien dapat Klien dapat 1. kaji kemampuan klien membina hubungan


melaksanakan mendemontrasikan dengan orang lain
hubungan sosial hubungan sosial secara 2. dorong dan bantu klien untuk berhubungan
secara bertahap bertahap, antara : dengan orang lain melalui tahap :
K–P K–P
K–P–K K – P – P lain
K – P – Kel K – P – P lain – K lain
K – P – Klp K – P – Kel/Klp/Masy
3. beri reinforcement terhadap keberhasilan
yang telah dicapai
4. bantu klien untuk mengevaluasi manfaat
berhubungan
5. diskusikasi jadwal harian yang dapat
dilakukan bersama klien dalam mengisis
waktu
6. motivasi klien untuk mengikuti kegiatan
ruangan
7. beri reinforcement atas kegiatan klien dalam
ruangan
5. klien dapat 1. klien dapat 1. dorong klien untuk mengungkapkan
mengungkapkan mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
perasaannya perasaannya setelah lain
setelah berhubungan dengan 2. diskusikan dengan klien tentang perasaan
berhubungan orang lain : manfaat berhubungan dengan orang lain
dengan orang lain - diri sendiri 3. beri reinforcement positif atas kemampuan
- orang lain klien mengungkapkan klien manfaat
berhubungan dengan orang lain.

6. klien dapat 1. keluarga dapat : 1. Bisa berhubungan saling percaya dengan Keterlibatan keluarga sangat
memberdayakan - menjelaskan keluarga : mendukung terhadap proses
sistem pendukung perasaannya - Salam, perkenalkan diri perubahan perilaku klien
atau keluarga - menjelaskan cara - Sampaikan tujuan
mampu merawat klien - Buat kontrak
mengembangkan menarik diri - Eksplorasi perasaan keluarga
kemampuan klien - mendemontrasikan 2. Diskusikan dengan anggota keluarga tentang:
untuk cara perawatan klien - Perilaku menarik diri
berhubungan menarik diri - Penyebab perilaku menarik diri
dengan orang lain - berpartisipasi dalam - Akibat yang akan terjadi jika prilaku
perawatan klien menarik diri tidak ditanggapi
menarik diri - Cara keluarga menghadapi klien menarik
diri
3. Dorong anggota keluarga untuk memberikan
dukungan kepada klien untuk berkomunikasi
dengan orang lain
4. Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan
bergantian menjenguk klien minimal satu
minggu sekali
5. Beri reinforcement atas hal-hal yang telah
dicapai oleh keluarga
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Traffcking merupakan,pengiriman, penampungan, penerimaan seseorang
dengan ancaman, pemaksaan,penculikan dan kebohongan dengan cara
mengeksploitasi untuk memperoleh persetujuan menggunakan orang yang
berkuasa yang meliputi adopsi, pemekerjaan, motif eksploitasi seks dan
transplantasi organ.

B. Saran
1. Untuk Masyarakat
Masyarakat seharusnya mempunyai anggapan harus melaporkan
kepada pihak kepolisian apabila terjadi traffcking.
2. Untuk Pemerintah
Pemerintah harus mengeluarkan tentang regulasi khusus mengenai
perdagangan perempuan dan anak selain keppres no 88 tahun 2002
mengenai penghapusan perdagangan perempuan dan anak. Pemerintah
juga harus melakukan sosialisai.
3. Untuk Mahasiswa
membantu program pemerintah dalam menjalankan sosialisi terhadap
trafficking dan membantu korban dalam hal psikologisnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://nasional.sindonews.com/read/1036327/15/korban-human-trafficking-di-
indonesia-capai-1-juta-per-tahun-1440387040

https://indonesia.iom.int/id/aktivitas-kami/pemberantasan-perdagangan-manusia

https://www.google.co.id/amp/amp.kompas.com/megapolitan/read/2010/07/29/09
450559/3.cara.mencegah.quothuman.traffickingquot

Etika. Prabandari. Pelaksanaan proses konseling pada rehabilitasi psikososial


terhadap wanita yang menjadi koraban treffking. Skripsi UI. 2012

Harepa.beniharmoni.kapita selekta perlindungan hukum bagi anak. Budi utama


:yogyakarta:2016

Jacob. Engel. Konseling traumatik dengan pendekatan logo terapi. Universitas


kristen satya wacana sala 3 m- Indonesia. 2012

Rahmawati Riza, Manda Darman, babo Rosleny. Penyimpangan Sosial Human


Trafficking.

Anda mungkin juga menyukai