DISUSUN OLEH :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mendiskripsikan makna dalam film “ Perjuangan Hidup Seorang Penderita
Skizofrenia”
2. Untuk menganalisa lebih lanjut ilmu tentang kasus orang dengan gangguan jiwa
(ODGJ) serta tanda dan gejala dari ODGJ dalam film “Perjuangan Hidup Seorang
Penderita Skizofrenia”
C. MANFAAT
Dapat menambah ilmu pengetahuan tentang penyakit gangguan jiwa yaitu
skizofrenia/ halusinasi dan dapat menambah wawasan terkait tanda dan gejala dari
orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) serta pesan-pesan yang dapat diambil sekaligus
menjadi referensi tersendiri bagi penggemar film dan juga dapat memberikan banyak
pelajaran-pelajaran tentang kehidupan dan dapat mengambil hikmah positif dari film
tersebut.
BAB II
RESUME FILM
A. Kondisi Klien
Kondisi yang dialami tokoh pada film ini adalah Halusinasi Pendengaran dimana ia
mendengar ada yang berbisik dan mengejeknya. Kondisi yang dialami tokoh didalam
film ini sesuai dengan teori yaitu Halusinasi pendengaran adalah mendengar suara
manusia, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah dan musim dalam keadaan sadar
tanpa adanya rangsangan apapun (Maramis, 2020). Halusinasi pendengaran adalah
mendengar suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang
berbicara mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi (Stuart
2007).
B. Faktor Penyebab
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor biologis
Adanya riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
(herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, dan riwayat penggunaan
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (napza)
Kondisi Tn. L dalam film berjudul “Perjuangan hidup seorang
penderita skizofrenia” keluarga Tn. L tidak memiliki keturunan
penyakit gangguan jiwa dan penyakit skizofrenia/halusinasi tersebut
hanya diderita Tn. L dan Tn. L jika dia depresi ia langsung meminum
27 butir anti psikotik dan 60 butir anti kecemasan yang jika
ditotalkan jumlah dosisnya yaitu 750 mg yang diminum oleeh Tn. L
dan setelah meminum tersebut nyawa Tn. L masih bisa diselamatkan
tetapi penyakit skizofrenia yang dideritanya semakin parah.
b. Faktor Psikologis
Memiliki riwayat kegagalan yang berulang. Menjadi korban pelaku maupun
saksi dari perilaku kekerasan serta kurangnya kasih sayang dari orang-orang
disekitar atau overprotektif
Penyakit Tn. L berawal dari keadaan keluarganya yaitu kakaknya
yang sering memarahinya dan perlakukan keluarga yang kurang
harmonis dan kurangnya kasih sayang yang didapatkan Tn. L
dirumah membuat keadaan nya semakin hari semakin parah dan
semakin mendengar suara-suara aneh. Dirumah hanya ibunya yang
kadang memperhatikannya tetapi semenjak ibunya meninggal
keadaan Tn. L semakin tidak bisa dikendalikan dan ia selalu
mendengar suara-suara aneh setiap hari bahkan setiap detik.
2. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori halusinasi ditemukan
adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis, atau kelainan struktur otak,
adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau adanya kegagalan-kegagalan
dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tuntutan dikeluarga atau
masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien serta konflik antar
masyarakat
Dalam film “Perjuangan hidup seorang penderita skizofrenia” Tn. L
tidak adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan
struktur otak dan kekerasan dalam keluarga hanya saja Tn. L tidak
mendapatkan kasih sayang dari keluarganya dan ia merasa tidak
diperdulikan dan juga dgn keadaan keluarganya yang memiliki ekonomi
rendah yang membuat dirinya semakin tertekan dan penyakitnya
semakin parah.
D. Masalah Keperawatan
Masalah keperawatan yang dialami Tn. L yaitu gangguan persepsi
sensori : Halusinasi (Mendengar suara-suara aneh padahal suara itu
tidak ada)
E. Intervensi Keperawatan
a. Tindakan keperawatan untuk pasien
Membantu pasien mengenal halusinasi dengan cara berdiskusi tentang isi
halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadinya halusinasi,
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul, dan respon pasien saat halusinasi muncul
Melatih pasien mengontrol halusinasinya dapat dilakukan dengan empat
cara yaitu :
- Menghardik halusinasinya
- Bercakap-cakap dengan orang lain
- Melakukan aktivitas yang terjadwal
- Menggunakan obat secara teratur
Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2012). Buku ajar keperawatan jiwa. Yogyakarta : Salemba
Medika
Prabowo, E. (2014). Konsep dan aplikasi asuhan keperawatan jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Stuart, & Sundeen. (2007). Buku saku keperawatn jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC
Suwardi, L. (2007) . “Perjuangan hidup seorang penderita skizofrenia”. Jakarta: IKJ Fakultas
Film & Televisi