Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIK PROFESI

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


DI RUANG DAHLIA RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU

Oleh:
Wiwit Radika S.Kep
NIM: 1911438063

Preseptor Akademik : Ns. Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., Ph.D


Preseptor Klinik : Ns. Toleransih, S.Kep
Fasilitator : Ns. Devi Yanti, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS B2019

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
WOC FIBROSARCOMA

FAKTOR RESIKO
Keturunan (herediter), virus onkogenik, radiasi ion, infeksi

Sel tumor menginvasi jaringan lunak

Respon osteolitik Respon osteoblastik (pembentukan tulang)

Penimbunan periosteun tulang yang baru dekat tempat lesi


Penghancuran tulang lokal

Terjadi pertumbuhan tulang yang abortif


Osteoporosis

Fraktur
Nyeri Penambahan massa tulang

Kerusakan integritas kulit Hambatan mobilitas fisik


Resiko infeksi

Pembedahan
CONCEPT MAP
ASUHAN KEPERAWATAN FIBROSARKOMA
DIRUANG DAHLIA RSUD ARIFIN ACHMAD

Disusun oleh:

Wiwit Radika S.Kep


NIM: 1911438063

Preseptor Akademik : Ns. Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., Ph.D


Preseptor Klinik : Ns. Toleransih, S.Kep
Fasilitator : Ns. Devi Yanti, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS B2019

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
CONCEPT MAP FIBROSARKOMA

m, dimana secara histologi sel yang dominan adalah sel fibrolas. Pembelahan sel yang tidak terkontrol dapat menginvansi jaringann loka

ilangnya alel, poin mutasi, dan translokasi kromosom.


a sekunder

Osteoporosis Osteoporosis Fraktur

Fraktur Fraktur Pembedahan

Nyeri Hambatan mobilitas fisik Kerusakan integritas kulit

NOC
akukan tindakan keperawatan 3X24
Setelah dilakukan tindakanNOC
janm diharapkan masalah nyeri3X24
keperawatan teratasi
janm diharapkan mobilitas fisik teratasi
sil: Kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 janm diharapkankerusakan integrita
ngatakan nyeri hilang dan terkontrol Kriteria hasil:
ak rileks, tidak Menunjukkan perilaku/tehnik mencegah kerusakankulit tidak berlanjut

Pasien
NIC mengetahui situasi individual
Monitor karakteristik luka,program
termasuk drainase, warna ukuran, dan bau
pengobatan, dan tindakan Berikan perawatan ilkus pada kulit yang tepat
meringis, dan mampu Oleskan salep sesuai lesi
keamanan
istirahat
Pasien tampak ikut serta dalam program
Berikan latihan
balutan sesuai jenis luka
Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase
NIC Periksa luka setiap ganti balutan
i lokasi dan intensitas
Kajinyeri (0-10),
tingkat selidikiyang
imobilisasi perubahan karakteristik
disebabkan oleh edemanyeri.dan persepsi pasien tentang imobilisasi tersebut
kan kenyamanan (ubah posisi tiap 2 jam,
Dorong partisipasi dalam pijatan lembut, tehnik relaksasi nyeri)
ongan/support aktifitas rekresi(menonton
tv, membaca koran, dll)
ungan yang tenang
engan dokter

Anjurkan
3. melakukan
pasienuntuk
danpasif latihanaktif
tentang analgetik, pemberian
dan kaji pada cedera
efektifitas penurunan rasa nyeri. maupun yang tidak
Bantupasiendalam perawatan diri
Kolaborasitengan
SOP EVIDENSE BASE NURSING PRACTICE

Disusun oleh:

Wiwit Radika S.Kep


NIM: 1911438063

Preseptor Akademik : Ns. Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., Ph.D


Preseptor Klinik : Ns. Toleransih, S.Kep
Fasilitator : Ns. Devi Yanti, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS B2019

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
SOP PERAWATAN PALIATIF

Pengertian Perawatan yang diberikan pada pasien dengan penyakit yang tidak
mungkin bisa disembuhkan atau dalam tahap terminal (kanker stadium
lanjut,kegagalan organ, penyakit syaraf stadium lanjut, kelainan
metabolisme stadium lanjut, dan HIV/AIDS ) yang merupakan respon
terhadap masalah bio-psiko-sosial dan spiritual sehingga dapat
memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
menangani pasien terminal.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Indramayu Nomor 445/-PP/2015
tentang Kebijakan pelayanan keperawatan pada RSUD Kabupaten
Indramayu.
Prosedur 1. Asuhan keperawatan yang diberikan menggunakan pendekatan proses
keperawatan:
a. Pengkajian
Data yang dikumpulkan melalui wawancara diperoleh dari
pasien, keluarga dan caregiver. Kesiapan keluarga dan
caregiver dalam merawat anggota keluarga yang sakit
termasuk fasilitas yang diperlukan yang diperlukan dirumah
dan adanya layanan rujukan yang terdekat. Pengkajian pasien
paliatif kanker meliputi pengkajian pemenuhan kebutuhan
pasien dan kesiapan keluarga dalam menerima proses
kehilangan yang akan terjadi (kematian).
b. Merumuskan diagnosis keperawatan
Masalah yang terjadi pada pasien paliatif kanker sangat
kompleks meliputi bio-psiko-sosial dan spiritual seperti
gangguan psikologis, nyeri, adanya luka kanker, gangguan
nutrisi, gangguan mobilisasi sampai pada masalah kenyataan
yang harus dihadapi pasien yaitu proses kematian dan masalah
terhadap keluarga yang akan ditinggalkannya.
c. Rencana tindakan
Mengacu kepada keluhan pasien dan masalah menjelang akhir
kehidupan. Kriteria disesuaikan dengan konsdisi pasien secara
objektif dan menyiapkan pasien dan keluarga saat kematian
dan pada saat fase berduka.
d. Tindakan kperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien terminal, bertujuan
meningkatkan quality of life sehingga pasien dapat
menghadapi kematiannya dalam keadaan bebas nyeri, bebas
sesak dan dalam keadaan beriman serta adanya penerimaan
keluarga.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap tindakan perawatan yang telah
dilakukan :
1) Penerimaan keluarga
2) Pelaksanaan pesan-pesan pasien sebelum meninggal
3) Proses berduka keluarga
2. Intervensi keperawatan pada pasien dalam keadaan terminal:
a. Sebelum kematian (fase persiapan)
1) Diskusikan dengan keluarga, apakah pasien akan
meninggal dirumah, rumah sakit, hospice referral, do
not ressusitation(DNR)
2) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada saat pasien
mengeluh tidak nyaman dengan kondisi fisiknya
(dypsnea, nyeri, fatigue) dan emosional (depresi,
defedency)
3) Dengarkan keluhan pasien pada saat pasien tersebut
menunjukkan bahwa belum terselesaikan yang akan
menghambat kematian.
4) Anjurkan anggota keluarga untuk berbicara dengan
pasien dengan kalimat mereflesikan
5) Suppot keluarga untuk menunjukkan kasih sayang
kepada pasien, menyentuh pasien, dan membiarka
mereka tahu bahwa mereka akan ditinggal.
6) Bicarakan dengan keluarga tentang kematian
b. Ketika kematian terjadi
Selama proses Dying, perawat harus menenangkan keluarga
dan merawat jenazah pasien.
c. Setelah kematian
1) Perawat membantu menyiapkan pemakaman sesuai
dengan kebutuhan dengan memperhatikan
kepercayaan dan budaya pasien
2) Perawat mensuport keluarga dalam melewati masa
berduka (breavement). Bila perlu perawat
menghubungi keluarga seminggu setelah kematian.

Unit terkait Seluruh rawat inap


LAMPIRAN JURNAL EVIDENSE BASE NURSING PRACTICE

Disusun oleh:

Wiwit Radika S.Kep


NIM: 1911438063

Preseptor Akademik : Ns. Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB., Ph.D


Preseptor Klinik : Ns. Toleransih, S.Kep
Fasilitator : Ns. Devi Yanti, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS B2019

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1)
Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 |
Oktober 2018 | ISSN 2654-5411

PENINGKATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL DALAM


PELAYANAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA PASIEN KANKER
GINEKOLOGI DI RUANG ONKOLOGI: EVIDENCE BASED NURSING
PRACTICE

Siti Nurbayanti Awaliyah1*), Setyowati2, Tri Budiati2


1
Mahasiswa Ners Spesialis Keperawatan Matrenitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
2
Staff Pengajar Ners Spesialis Keperawatan Matrenitas, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
E-mail: beby.awaliyah@yahoo.com

ABSTRAK

Kesejahteraan spiritual memberikan manfaat positif terhadap kondisi psikologis pasien karena penyakit yang
dialaminya. Kesejahteraan spiritual tidak hanya mendekatkan diri dengan sang pencipta tetapi mencakup diri
sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penulisan menggunakan action
reserch yang di lakukan di ruang onkologi melalui workshop asuhan keperawatan spiritual sehingga dapat
melakukan tindakan edukasi pada sepuluh orang pasien kanker cervik yang didampingi oleh keluarga melalui
media leaflet yang berisi tata cara sholat dan doa-doa untuk kesembuhan penyakitnya. Hasil dari kegiatan
tersebut didapatkan bahwa kesejahteraan spiritual pasien meningkat sehingga diperlukan tindak lanjut dari
kegiatan yang sudah dilakukan dengan partisipasi aktif dari perawat ruangan untuk terus melakukan asuhan
keperawatan yang komprehensif biopsikososiospiritual sehingga kebutuhan spiritual pasien terpenuhi.
Kata Kunci: Kesejahteraan spiritual, edukasi.

ABSTRACT

Spiritual well-being provides positive benefits to the patient's psychological condition about the illness.
Spiritual welfare does not only remain the patient to draw closer to God but also related to oneself, others
and environment. Action Research Method is used and conducted in Oncology Room through spiritual
nursing care workshops. It performs the educational actions through a media leaflet contained prayer and its
procedure for the cure of the illness on ten cervix cancer patients along with their families. The results shows
that spiritual well-being of the patients is rapidly improved, so the follow-up of these activities is crucially
needed by involving the active participation of the room nurses to continue applying comprehensive nursing
care biopsikososiospiritual since this method can be successfully filled the patient's spiritual needs.
Key Word: Spiritual well being, education.

PENDAHULUAN
Kanker ginekologi merupakan sekelompok
Banyaknya aspek kehidupan yang
penyakit yang berkembang dan menyerang di
dipengaruhi karena penyakit kanker ginekologi
organ reproduksi wanita. Kanker serviks
secara tidak langsung memberikan pengaruh
adalah kanker ginekologi yang paling sering
terhadap kualitas hidup, baik itu pada
terjadi di dunia dengan angka kejadian
perempuan yang baru terdiagnosa kanker
14/100.000 wanita per tahun dan diikuti
ginekologi, maupun pada para penyintas kanker
kanker ovarium dengan angka kejadian
ginekologi. Untuk dapat meningkatkan kualitas
6.1/100.000 wanita per tahun (Bifulco et al.,
hidup para penderita kanker ginekologi, dapat
2012; Ferlay et al, 2014). Data WHO –
dilakukan perawatan paliatif. Perawatan paliatif
International Agency for Research on Cancer
adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki
(IARC) tahun 2012 menunjukkan estimasi
kualitas hidup pasien dan keluarga yang
kejadian kanker serviks kasus lama sebesar
menghadapi masalah yang berhubungan dengan
6,8 % dan kasus baru di dunia mengalami
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui
peningkatan, estimasi sebesar 14%.
pencegahan dan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Halaman 88


Jl.Terusan Jenderal Sudirman – Cimahi 40533
Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Dalam Pelayanan Keperawatan Maternitas Pada
Pasien
Kanker Ginekologi Di Ruang Onkologi: Evidence Based Nursing Practice

peniadaan melalui identifikasi dini dan sebagai penerimaan terhadap penyakit dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri ketentraman dalam kehidupan dan
dan masalah-masalah lain seperti aspek fisik, kesejahteraan spiritual menjadi inti dari
psikososial dan spiritual perlu ditindaklanjuti penyembuhan. Kesejahteraan spiritual
(WHO, 2002). merupakan rasa keharmonisan dan kedekatan
Kualitas hidup pasien kanker ginekologi antara diri sendiri dengan orang lain, alam, dan
adalah keadaan pasien yang dipersepsikan pemilik kehidupan yang tertinggi (Potter &
terhadap keadaan pasien sesuai konteks budaya Perry, 2005). Masalah spiritual merupakan
dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan masalah mandiri keperawatan dan diselesaikan
hidup, harapan, danniatnya. Dimensi dari dengan intervensi mandiri (CAN, 2009).
kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Dukungan spiritual tidak hanya terbatas
Deborah Dudgeeon dan HarveySchipper (1999) dalam praktik keagamaan seperti halnya
diantaranya gejala fisik, kemampuan fungsional membaca kitab suci maupun berdoa, akan
(aktivitas), kesejahteraan keluarga, spiritual, tetapi dukungan spiritual juga mengacu pada
fungsi sosial, kepuasan terhadap pengobatan menenangkan, menghibur, mendengarkan,
(termasuk masalah keuangan), orientasi masa menghormati privasi serta membantu mencari
depan, kehidupan seksual, termasuk gambaran makna dan tujuan hidup keluarga (Russo,
terhadap diri sendiri dan fungsi dalam bekerja. 2006). Kompleksnya masalah yang
Menurut Puchalski, et al (2009) menyatakan ditimbulkan oleh penyakit kanker ginekologi
bahwa tidak semua penyakit dapat disembuhkan tentunya membutuhkan intervensi yang dapat
namun selalu ada mencakup beberapa aspek disebabkan
ruang untuk “healing” atau penyembuhan. penderita kanker ginekologi dengan stadium
Penyembuhan mengacu pada kemampuan yang sudah lanjut akan mengalami
seseorang mendapatkan kebahagiaan, ketidaknyamanan dari berbagai aspek. Aspek
kenyamanan, koneksi, makna, dan tujuan spiritual merupakan salah satu aspek yang
hidup dalam penderitaan maupun rasa sakit sangat penting bagi pasien yang harus
yang dialami. Penyembuhan dapat dimaknai dipenuhi.

METODE PENELITIAN
Metodologi evidencebased nursing perawat ruangan, kepala ruangan, supervisor,
practice digunakan dengan mengikuti tahapan head nurse dan penanggung jawab ruangan
identifikasi masalah, intervensi, implementasi melalui penyampaian proposal proyek inovasi
dan evaluasi. dan menyetujui dilakukannya kegiatan proyek
Tahap satu yaitu identifikasi masalah inovasi yang akan dilakukan yaitu intervensi
dilakukan secara kualitatif dengan melibatkan untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual
10 orang perawat ruang onkologi tentang pasien. Kegiatan workshop dilakukan untuk
kebutuhan ruangan akan intervensi yang bisa memberikan sosialisasi dan pemahaman
dilakukan terhadap pasien kanker cervik dan perawat ruangan tentang implementasi
observasi ruangan. Selain kepada perawat, tindakan spiritual yang akan dilakukan tentang
identifikasi masalah juga dilakukan dengan asuhan keperawatan spiritual, dan penyusunan
penyebaran kuesioner kepada pasien kanker tindak lanjut asuhan keperawatan spiritual
cervik yang ada di ruang onkologi. dengan membuat jadwal kerja perawat.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, 57 % Tahap ketiga yaitu tahap implementasi.
pasien kanker ginekologi membutuhkan Saat melakukan implementasi, lima orang staf
bimbingan spiritual untuk memenuhi ruangan yang berdinas melakukan kegiatan
kebutuhan spiritualnya. pemberian edukasi terhadap sepuluh orang ibu
Tahap kedua yaitu tahap intervensi. yang terdiagnosa kanker serviks dengan
Intervensi dilakukan bersama-sama dengan memberikan leaflet doa. Leaflet doa tersebut

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman


89
berisi tata cara sholat ketika sakit dan doa-doa Tabel 1.Hasil implementasi
untuk kesembuhan penyakit. Pelaksanaan kesejahteraan spiritual
edukasi selanjutnya diserahkan kepada Kesejahteraan Skor Skor
penanggung jawab ruangan, mahasiswa telah Spiritual pengukuran pengukuran
sebelum sesudah
menyediakan leaflet yang dijadikan pedoman
Kesejahteraan 40% 80%
dan sebagai media edukasi untuk pasien dan Spiritual tinggi
keluarga.
Tahapan keempat adalah tahap evaluasi.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
Tujuan dari tahap ini yaitu mengevaluasi
bahwa kesejahteraan spiritual setelah
kegiatan yang telah dilakukan. Pada tahap ini,
implementasi dengan leaflet doa-doa
evaluasi dilakukan kepada ibu yang
kesembuhan dan pembacaan doa bersama
terdiagnosa kanker cerviks dengan
pasien dan keluarga mengalami peningkatan
memberikan kuesioner Spiritual Well Being
dari 40% menjadi 80%. Menurut pasien dan
Scale (SWBS). Hasil dari evaluasi tersebut
keluarga dengan adanya leaflet yang diberikan
dapat terlihat pada tabel 1:
memotivasi pasien untuk berdoa akan
kesembuhan penyakitnya dan pasien mulai
teratur dalam memanjatkan doa baik pada pagi
HASIL DAN PEMBAHASAN
hari, siang maupun malam. Selain itu, pasien
Kelangsungan hidup pasien kanker tetap termotivasi untuk mulai membaca al-quran
menjadikan tantangan bagi tenaga kesehatan dan dzikir.
khususnya keperawatan karena pasien tidak kesejahteraan spiritual. Menurut Jafari et al
kembali ke keadaan saat sebelum terkena (2010), kesejahteraan spiritual dan harapan
kanker setelah pasien mengikuti serangkaian memiliki peran yang penting pada kepuasan
pengobatan dan perawatan penyakit kanker. hidup dan penyesuaian psikologis pada
Diagnosis dan pengobatan penyakit kanker penderita kanker. Penderita kanker yang
merupakan peristiwa yang kompleks karena sejahtera secara spiritual dan memiliki harapan
melibatkan berbagai masalah seperti fisik, dapat membantu mereka untuk berperilaku yang
psikologis, sosial dan spiritual pasien. mengarah pada kesehatan seperti berdoa untuk
Penderita kanker tidak hanya membutuhkan meningkatkan kesempatan hidup dan kualitas
terapi medis juga membutuhkan dukungan hidup serta kepuasan hidup pada penderita
psikososiospiritual. Adanya integrasi kanker. Kesejahteraan spiritual merupakan
pengobatan dan perawatan dari hubungan dengan diri, orang lain, lingkungan
biopsikososiospiritual pasien kanker membuat dan transenden lainnya (Tuhan), yang sesuai
pasien mampu memahami, mengendalikan dengan eksistensi manusia untuk meningkatkan
dan menghadapi gejala penyakitnya baik kesehatan spiritual (Fisher, 2011).
frekuensi, durasi dan intensitas yang terkait Hasil implementasi yang telah dilakukan
efek dari rangkaian pengobatan kanker. menunjukkan bahwa kesejahteraan spiritual
Kepuasan hidup dapat ditingkatkan melalui sangat dibutuhkan oleh pasien kanker ginekologi
sumber daya spiritual karena sumber daya berkaitan dengan penerimaan terhadap
spiritual merupakan sumber yang paling penyakitnya. Spiritualitas memainkan peranan
penting bagi penderita kanker untuk coping penting dalam kesejahteraan hidup dan kualitas
penyakit mereka (Seyedrasooly et al, 2014). hidup pasien (Jahandideh et al., 2018). Masalah
Salah satu sumber daya spiritual tersebut yaitu Spiritual merupakan masalah

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 90


mandiri keperawatan dan diselesaikan dengan onkologi gedung A lantai 2 RS Cipto
intervensi mandiri (CAN, 2009). Mangunkusumo yang diberikan intervensi
Dukungan spiritual tidak hanya terbatas berupa membagikan leaflet doa-doa
dalam praktik keagamaan seperti halnya kesembuhan dan membaca doa bersama
membaca kitab suci maupun berdoa, akan tetapi pasien dan keluarga menunjukkan hasil yaitu
dukungan spiritual juga mengacu pada peningkatan tingkat kesejahteraan spiritual
menenangkan, menghibur, mendengarkan, pada pasien kanker ginekologi. Keluarga
menghormati privasi serta membantu mencari pasien juga sering membacakan doa-doa
makna dan tujuan hidup keluarga (Russo, 2006). kesembuhan yang terdapat pada leaflet yang
Sebuah penelitian kebutuhan spiritual pada dibagikan setiap selesai sholat lima waktu.
pasien kanker di Amerika Serikat menunjukkan Kesejahteraan spiritual tidak hanya bisa
bahwa pasien menginginkan adanya keterlibatan menumbuhkan makna, tujuan, dan
kegiatan spiritual untuk mengatasi ketakutan kenyamanan dalam hidup tapi juga
(51%), menemukan harapan (42%), menemukan mengurangi masalah fisik dan psikologis.
makna dalam kehidupan (40%), menemukan Meningkatnya kesejahteraan spiritual secara
sumber spiritual (39%), ketenangan pikiran signifikan berkorelasi dengan berbagai
(43%), makna hidup (28%), dan kematian (25%) manfaat kesehatan seperti berkurangnya rasa
(Moadel et al dalam Büssing & Koenig, 2010). sakit kronis, meningkat keterampilan
Kegiatan spiritual kepada sepuluh pasien mengatasi gejala dan dampak pengobatan,
kanker ginekologi yang berada di ruang serta kualitas hidup yang lebih tinggi (Bai &
Lazenby, 2015; Wei, Liu, Chen, Zhou, & Hu,
SIMPULAN DAN SARAN 2016).
Asuhan keperawatan spiritual dapat Diperlukan tindak lanjut program untuk
diberikan kepada semua pasien. Pengkajian meningkatkan asuhan komprehensif
kesejahteraan spiritual dilakukan untuk biopsikososiospiritual pasien dengan
mendapatkan data aktual tentang pentingnya partisipasi perawat dan semua pihak agar
memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Salah kebutuhan spiritual pasien bisa terpenuhi.
satu intervensi yang dilakukan untuk Selain itu, keterlibatan keluarga sangat penting
meningkatkan kesejahteraan spiritual pasien dalam meningkatkan kesejahteraan spiritual
adalah dengan memberikan leaflet doa yang pasien karena keluarga sepenuhnya berada
berisi tentang tata cara sholat selama sakit dan bersama pasien dan dapat menuntun atau
doa-doa untuk kesembuhan pasien. Hasil dari mengajarkan implementasi yang sudah
implementasi tersebut didapatkan bahwa diberikan.
kesejahteraan spiritual pasien meningkat.

DAFTAR PUSTAKA
Bai, M., & Lazenby, M. (2015). A Systematic Bonacchi, A., Miccinesi, G., Galli, S., Primi,
Review of Associations between Spiritual C., Chiesi, F., Lippi, D., … Toccafondi, A.
Well-Being and Quality of Life at the (2016). Supportive Care in Cancer, 24(8),
Scale and Factor Levels in Studies among 3507–3515. http://doi.org/10.1007/s00520-
Patients with Cancer. Journal of Palliative 016-3176-4
Medicine, 18(3), 286–298. Büssing, A., & Koenig, H. G. (2010). Spiritual
https://doi.org/10.1089/jpm.2014.0189 Needs of Patients with Chronic Diseases.

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 | Halaman 91


Religions, 1(1), 18–27.
https://doi.org/10.3390/rel1010018 of Iranian Cancer Patients. Indian Journal
CNA. (2009). Spirituality, Health and Nursing of Palliative Care, 20(3), 224–228 5p.
Practice. Vol. 5. Canada. http://doi.org/10.4103/0973-1075.138400
Fisher, J. (2011). The four domains model: Sarkar, S., Sautier, L., Schilling, G.,
Connecting spirituality, health and well- Bokemeyer, C., Koch, U., & Mehnert, A.
being. Journal of Religions, 2, 17-28. (2015). Anxiety and fear of cancer
Flannelly KJ, Galek K, Bucchino J, Vane A recurrence and its association with
(2006). The relative prevalence of various supportive care needs and health-care
spiritual needs. Scott J Healthc Chaplain service utilization in cancer patients.
Vol;9:25-30 Journal of Cancer Survivorship, 9(4), 567–
https://doi.org/10.4103/2347-5625.189813 http://doi.org/10.1007/s11764-015-
Jafari, E., Najafi, M., Sohrabi, F., Dehshiri, 0434-2
G. Schmid- buchi, S., Halfens, R. J. G., Muller,
R., Soleymani, E.& Heshmati, R. (2010). M., Dassen,T., & Borne, B. Van Den.
Life satisfaction, spirituality well-being and (2013). European Journal of Oncology
hope in cancer patients. Procedia Social and Nursing Factors associated with care needs
Behavioral Sciences, 5, 1362-1366. of patien under treatment for breast cancer.
Jahandideh, S., Zare, A., Kendall, E., & European Journal of Oncology Nursing, 17
Jahandideh, M. (2018). Nurses ’Spiritual (1), 22-29.
Well-Being and Patients ’ Spiritual Care in http://doi.org/10.1016/j.ejon..2012.02.0003
Iran, 1–5. .
Seyedrasooly, A., Rahmani, A., Zamanzadeh,
Ledbetter, M. F., Smith, L. A., Vosler-Hunter, V., Aliashrafi, Z., Nikanfar, Ali-Reza., &
W. L., & Fischer, J. D. (1991). An Jasemi, M. (2014). Association between
evaluation of the research and clinical perception of prognosis and spiritual well-
usefulness of the Spiritual Well-Being being among cancer patients. Journal of
Scale. Journal of Psychology and Caring Sciences, 3(1), 47-55.
Theology, 19, 49–55. Strada-Russo E. (2006). Spirituality as a
Murray SA, Kendall M, Boyd K, Worth A, Protective Factor in Complicated
Benton TF. (2004). Exploring the spiritual Bereavement. San fransisco.
needs of people dying of lung cancer or Wei, D., Liu, X.-Y., Chen, Y.-Y., Zhou, X., &
heart failure: A prospective qualitative Hu, H.-P. (2016). Effectiveness of physical,
interview study of patients and their carers. psychological, social, and spiritual
Palliat Med Vol;18:39-45 intervention in breast cancer survivors: An
Rahmani, A., Ferguson, C., Jabarzadeh, F., integrative review. Asia-Pacific Journal of
Mohammadpoorasl, A., Moradi, N., & Oncology Nursing, 3(3), 226.
Pakpour, V. (2014). Supportive Care Needs http://www.who.int/cancer/palliative/defini
WHO. (2018). WHO Definition of Palliative tion/en/
Care. Diakses tanggal 3 Maret 2018 dalam

PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 | Oktober 2018 |


Halaman 92

Anda mungkin juga menyukai