Oleh:
Wiwit Radika S.Kep
NIM: 1911438063
PEKANBARU
2020
WOC FIBROSARCOMA
FAKTOR RESIKO
Keturunan (herediter), virus onkogenik, radiasi ion, infeksi
Fraktur
Nyeri Penambahan massa tulang
Pembedahan
CONCEPT MAP
ASUHAN KEPERAWATAN FIBROSARKOMA
DIRUANG DAHLIA RSUD ARIFIN ACHMAD
Disusun oleh:
PEKANBARU
2020
CONCEPT MAP FIBROSARKOMA
m, dimana secara histologi sel yang dominan adalah sel fibrolas. Pembelahan sel yang tidak terkontrol dapat menginvansi jaringann loka
NOC
akukan tindakan keperawatan 3X24
Setelah dilakukan tindakanNOC
janm diharapkan masalah nyeri3X24
keperawatan teratasi
janm diharapkan mobilitas fisik teratasi
sil: Kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3X24 janm diharapkankerusakan integrita
ngatakan nyeri hilang dan terkontrol Kriteria hasil:
ak rileks, tidak Menunjukkan perilaku/tehnik mencegah kerusakankulit tidak berlanjut
Pasien
NIC mengetahui situasi individual
Monitor karakteristik luka,program
termasuk drainase, warna ukuran, dan bau
pengobatan, dan tindakan Berikan perawatan ilkus pada kulit yang tepat
meringis, dan mampu Oleskan salep sesuai lesi
keamanan
istirahat
Pasien tampak ikut serta dalam program
Berikan latihan
balutan sesuai jenis luka
Ganti balutan sesuai dengan jumlah eksudat dan drainase
NIC Periksa luka setiap ganti balutan
i lokasi dan intensitas
Kajinyeri (0-10),
tingkat selidikiyang
imobilisasi perubahan karakteristik
disebabkan oleh edemanyeri.dan persepsi pasien tentang imobilisasi tersebut
kan kenyamanan (ubah posisi tiap 2 jam,
Dorong partisipasi dalam pijatan lembut, tehnik relaksasi nyeri)
ongan/support aktifitas rekresi(menonton
tv, membaca koran, dll)
ungan yang tenang
engan dokter
Anjurkan
3. melakukan
pasienuntuk
danpasif latihanaktif
tentang analgetik, pemberian
dan kaji pada cedera
efektifitas penurunan rasa nyeri. maupun yang tidak
Bantupasiendalam perawatan diri
Kolaborasitengan
SOP EVIDENSE BASE NURSING PRACTICE
Disusun oleh:
PEKANBARU
2020
SOP PERAWATAN PALIATIF
Pengertian Perawatan yang diberikan pada pasien dengan penyakit yang tidak
mungkin bisa disembuhkan atau dalam tahap terminal (kanker stadium
lanjut,kegagalan organ, penyakit syaraf stadium lanjut, kelainan
metabolisme stadium lanjut, dan HIV/AIDS ) yang merupakan respon
terhadap masalah bio-psiko-sosial dan spiritual sehingga dapat
memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk petugas dalam
menangani pasien terminal.
Kebijakan Keputusan Direktur RSUD Kabupaten Indramayu Nomor 445/-PP/2015
tentang Kebijakan pelayanan keperawatan pada RSUD Kabupaten
Indramayu.
Prosedur 1. Asuhan keperawatan yang diberikan menggunakan pendekatan proses
keperawatan:
a. Pengkajian
Data yang dikumpulkan melalui wawancara diperoleh dari
pasien, keluarga dan caregiver. Kesiapan keluarga dan
caregiver dalam merawat anggota keluarga yang sakit
termasuk fasilitas yang diperlukan yang diperlukan dirumah
dan adanya layanan rujukan yang terdekat. Pengkajian pasien
paliatif kanker meliputi pengkajian pemenuhan kebutuhan
pasien dan kesiapan keluarga dalam menerima proses
kehilangan yang akan terjadi (kematian).
b. Merumuskan diagnosis keperawatan
Masalah yang terjadi pada pasien paliatif kanker sangat
kompleks meliputi bio-psiko-sosial dan spiritual seperti
gangguan psikologis, nyeri, adanya luka kanker, gangguan
nutrisi, gangguan mobilisasi sampai pada masalah kenyataan
yang harus dihadapi pasien yaitu proses kematian dan masalah
terhadap keluarga yang akan ditinggalkannya.
c. Rencana tindakan
Mengacu kepada keluhan pasien dan masalah menjelang akhir
kehidupan. Kriteria disesuaikan dengan konsdisi pasien secara
objektif dan menyiapkan pasien dan keluarga saat kematian
dan pada saat fase berduka.
d. Tindakan kperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien terminal, bertujuan
meningkatkan quality of life sehingga pasien dapat
menghadapi kematiannya dalam keadaan bebas nyeri, bebas
sesak dan dalam keadaan beriman serta adanya penerimaan
keluarga.
e. Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap tindakan perawatan yang telah
dilakukan :
1) Penerimaan keluarga
2) Pelaksanaan pesan-pesan pasien sebelum meninggal
3) Proses berduka keluarga
2. Intervensi keperawatan pada pasien dalam keadaan terminal:
a. Sebelum kematian (fase persiapan)
1) Diskusikan dengan keluarga, apakah pasien akan
meninggal dirumah, rumah sakit, hospice referral, do
not ressusitation(DNR)
2) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain pada saat pasien
mengeluh tidak nyaman dengan kondisi fisiknya
(dypsnea, nyeri, fatigue) dan emosional (depresi,
defedency)
3) Dengarkan keluhan pasien pada saat pasien tersebut
menunjukkan bahwa belum terselesaikan yang akan
menghambat kematian.
4) Anjurkan anggota keluarga untuk berbicara dengan
pasien dengan kalimat mereflesikan
5) Suppot keluarga untuk menunjukkan kasih sayang
kepada pasien, menyentuh pasien, dan membiarka
mereka tahu bahwa mereka akan ditinggal.
6) Bicarakan dengan keluarga tentang kematian
b. Ketika kematian terjadi
Selama proses Dying, perawat harus menenangkan keluarga
dan merawat jenazah pasien.
c. Setelah kematian
1) Perawat membantu menyiapkan pemakaman sesuai
dengan kebutuhan dengan memperhatikan
kepercayaan dan budaya pasien
2) Perawat mensuport keluarga dalam melewati masa
berduka (breavement). Bila perlu perawat
menghubungi keluarga seminggu setelah kematian.
Disusun oleh:
PEKANBARU
2020
Prosiding Pertemuan Ilmiah Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat (PINLITAMAS 1)
Dies Natalis ke-16 STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi PINLITAMAS 1 | Vol 1, No.1 |
Oktober 2018 | ISSN 2654-5411
ABSTRAK
Kesejahteraan spiritual memberikan manfaat positif terhadap kondisi psikologis pasien karena penyakit yang
dialaminya. Kesejahteraan spiritual tidak hanya mendekatkan diri dengan sang pencipta tetapi mencakup diri
sendiri, orang lain dan lingkungan sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penulisan menggunakan action
reserch yang di lakukan di ruang onkologi melalui workshop asuhan keperawatan spiritual sehingga dapat
melakukan tindakan edukasi pada sepuluh orang pasien kanker cervik yang didampingi oleh keluarga melalui
media leaflet yang berisi tata cara sholat dan doa-doa untuk kesembuhan penyakitnya. Hasil dari kegiatan
tersebut didapatkan bahwa kesejahteraan spiritual pasien meningkat sehingga diperlukan tindak lanjut dari
kegiatan yang sudah dilakukan dengan partisipasi aktif dari perawat ruangan untuk terus melakukan asuhan
keperawatan yang komprehensif biopsikososiospiritual sehingga kebutuhan spiritual pasien terpenuhi.
Kata Kunci: Kesejahteraan spiritual, edukasi.
ABSTRACT
Spiritual well-being provides positive benefits to the patient's psychological condition about the illness.
Spiritual welfare does not only remain the patient to draw closer to God but also related to oneself, others
and environment. Action Research Method is used and conducted in Oncology Room through spiritual
nursing care workshops. It performs the educational actions through a media leaflet contained prayer and its
procedure for the cure of the illness on ten cervix cancer patients along with their families. The results shows
that spiritual well-being of the patients is rapidly improved, so the follow-up of these activities is crucially
needed by involving the active participation of the room nurses to continue applying comprehensive nursing
care biopsikososiospiritual since this method can be successfully filled the patient's spiritual needs.
Key Word: Spiritual well being, education.
PENDAHULUAN
Kanker ginekologi merupakan sekelompok
Banyaknya aspek kehidupan yang
penyakit yang berkembang dan menyerang di
dipengaruhi karena penyakit kanker ginekologi
organ reproduksi wanita. Kanker serviks
secara tidak langsung memberikan pengaruh
adalah kanker ginekologi yang paling sering
terhadap kualitas hidup, baik itu pada
terjadi di dunia dengan angka kejadian
perempuan yang baru terdiagnosa kanker
14/100.000 wanita per tahun dan diikuti
ginekologi, maupun pada para penyintas kanker
kanker ovarium dengan angka kejadian
ginekologi. Untuk dapat meningkatkan kualitas
6.1/100.000 wanita per tahun (Bifulco et al.,
hidup para penderita kanker ginekologi, dapat
2012; Ferlay et al, 2014). Data WHO –
dilakukan perawatan paliatif. Perawatan paliatif
International Agency for Research on Cancer
adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki
(IARC) tahun 2012 menunjukkan estimasi
kualitas hidup pasien dan keluarga yang
kejadian kanker serviks kasus lama sebesar
menghadapi masalah yang berhubungan dengan
6,8 % dan kasus baru di dunia mengalami
penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui
peningkatan, estimasi sebesar 14%.
pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan sebagai penerimaan terhadap penyakit dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri ketentraman dalam kehidupan dan
dan masalah-masalah lain seperti aspek fisik, kesejahteraan spiritual menjadi inti dari
psikososial dan spiritual perlu ditindaklanjuti penyembuhan. Kesejahteraan spiritual
(WHO, 2002). merupakan rasa keharmonisan dan kedekatan
Kualitas hidup pasien kanker ginekologi antara diri sendiri dengan orang lain, alam, dan
adalah keadaan pasien yang dipersepsikan pemilik kehidupan yang tertinggi (Potter &
terhadap keadaan pasien sesuai konteks budaya Perry, 2005). Masalah spiritual merupakan
dan sistem nilai yang dianutnya, termasuk tujuan masalah mandiri keperawatan dan diselesaikan
hidup, harapan, danniatnya. Dimensi dari dengan intervensi mandiri (CAN, 2009).
kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Dukungan spiritual tidak hanya terbatas
Deborah Dudgeeon dan HarveySchipper (1999) dalam praktik keagamaan seperti halnya
diantaranya gejala fisik, kemampuan fungsional membaca kitab suci maupun berdoa, akan
(aktivitas), kesejahteraan keluarga, spiritual, tetapi dukungan spiritual juga mengacu pada
fungsi sosial, kepuasan terhadap pengobatan menenangkan, menghibur, mendengarkan,
(termasuk masalah keuangan), orientasi masa menghormati privasi serta membantu mencari
depan, kehidupan seksual, termasuk gambaran makna dan tujuan hidup keluarga (Russo,
terhadap diri sendiri dan fungsi dalam bekerja. 2006). Kompleksnya masalah yang
Menurut Puchalski, et al (2009) menyatakan ditimbulkan oleh penyakit kanker ginekologi
bahwa tidak semua penyakit dapat disembuhkan tentunya membutuhkan intervensi yang dapat
namun selalu ada mencakup beberapa aspek disebabkan
ruang untuk “healing” atau penyembuhan. penderita kanker ginekologi dengan stadium
Penyembuhan mengacu pada kemampuan yang sudah lanjut akan mengalami
seseorang mendapatkan kebahagiaan, ketidaknyamanan dari berbagai aspek. Aspek
kenyamanan, koneksi, makna, dan tujuan spiritual merupakan salah satu aspek yang
hidup dalam penderitaan maupun rasa sakit sangat penting bagi pasien yang harus
yang dialami. Penyembuhan dapat dimaknai dipenuhi.
METODE PENELITIAN
Metodologi evidencebased nursing perawat ruangan, kepala ruangan, supervisor,
practice digunakan dengan mengikuti tahapan head nurse dan penanggung jawab ruangan
identifikasi masalah, intervensi, implementasi melalui penyampaian proposal proyek inovasi
dan evaluasi. dan menyetujui dilakukannya kegiatan proyek
Tahap satu yaitu identifikasi masalah inovasi yang akan dilakukan yaitu intervensi
dilakukan secara kualitatif dengan melibatkan untuk meningkatkan kesejahteraan spiritual
10 orang perawat ruang onkologi tentang pasien. Kegiatan workshop dilakukan untuk
kebutuhan ruangan akan intervensi yang bisa memberikan sosialisasi dan pemahaman
dilakukan terhadap pasien kanker cervik dan perawat ruangan tentang implementasi
observasi ruangan. Selain kepada perawat, tindakan spiritual yang akan dilakukan tentang
identifikasi masalah juga dilakukan dengan asuhan keperawatan spiritual, dan penyusunan
penyebaran kuesioner kepada pasien kanker tindak lanjut asuhan keperawatan spiritual
cervik yang ada di ruang onkologi. dengan membuat jadwal kerja perawat.
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner, 57 % Tahap ketiga yaitu tahap implementasi.
pasien kanker ginekologi membutuhkan Saat melakukan implementasi, lima orang staf
bimbingan spiritual untuk memenuhi ruangan yang berdinas melakukan kegiatan
kebutuhan spiritualnya. pemberian edukasi terhadap sepuluh orang ibu
Tahap kedua yaitu tahap intervensi. yang terdiagnosa kanker serviks dengan
Intervensi dilakukan bersama-sama dengan memberikan leaflet doa. Leaflet doa tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Bai, M., & Lazenby, M. (2015). A Systematic Bonacchi, A., Miccinesi, G., Galli, S., Primi,
Review of Associations between Spiritual C., Chiesi, F., Lippi, D., … Toccafondi, A.
Well-Being and Quality of Life at the (2016). Supportive Care in Cancer, 24(8),
Scale and Factor Levels in Studies among 3507–3515. http://doi.org/10.1007/s00520-
Patients with Cancer. Journal of Palliative 016-3176-4
Medicine, 18(3), 286–298. Büssing, A., & Koenig, H. G. (2010). Spiritual
https://doi.org/10.1089/jpm.2014.0189 Needs of Patients with Chronic Diseases.