Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN KELUARGA

“KONSEP DASAR KELUARGA”

OLEH :
KELOMPOK I

Tingkat 3.3

1. Ni Luh Putu Sariani P07120016082


2. Cok Istri Yogantari P07120016083
3. Ni Kadek Dwi Handayani P07120016084

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Hyang Widhi
Wasa, karena atas berkat rahmat beliau penulis mampu menyelesaikan tugas “Keperawatan
Keluarga” dengan membahas tentang “Konsep Dasar Keluarga” dalam bentuk makalah.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak/Ibu selaku pembimbing yang telah memberikan penulis tugas, serta petunjuk kepada
penulis. Sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan tugas.
2. Orang tua yang juga turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan
sehinga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Demikian yang dapat penulis sampaikan dan terima kasih.
“Om Santi Santi Santi Om”

Denpasar, 5 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus menerus
mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan mudah berobat
dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya
pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh
karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang agar
masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini akan dibahas tentang
konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di Indonesia. Agar masyarakat Indonesia hidup
sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang
berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah
untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota keluarga.
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah unit
terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan.
Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh
keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas
kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga dengan memberikan
pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. Keuntungan
pertama adalah memenuhi kebutuhan individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan
nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima. Maka dari itu penulis akan meninjau
beberapa tinjauan kepustakaan untuk melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar
keluarga.
Rumusan Masalah
1) Apa pengertian keluarga?
2) Apa tujuan dasar keluarga?
3) Bagaimana struktur keluarga?
4) Apa saja fungsi keluarga?
5) Apa saja tugas-tugas keluarga?
6) Bagaimana tipe-tipe keluarga?

Tujuan
1) Untuk mengetahui apa itu keluarga.
2) Untuk mengetahui tujuan dasar keluarga.
3) Untuk mengetahui struktur keluarga.
4) Untuk mengetahui fungsi keluarga.
5) Untuk mengetahui tugas-tugas keluarga.
6) Untuk mengetahui tipe-tipe keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian keluarga
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan
mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang
intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972 dalam
Setiadi 2008).
Mubarak, dkk (2009) keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi
satu dengan yang lain.
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama bagi
anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik
anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar.
Menurut Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2005), keluarga adalah dua atau lebih dari
dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.

Tujuan dasar keluarga

Struktur keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu
melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun macam-macam Struktur Keluarga
diantaranya adalah :

1) Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal, adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal, adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5) Keluarga Kawin, adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga
dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri.

Struktur keluarga menurut Mubarak (2009) antara lain :

1) Struktur komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila : jujur, terbuka, melibatkan
emosi, konflik selesai dan ada hirarki kekuatan,komunikasi keluarga bagi pengirim :
memberikan pesan, memberikan umpan balik dan valid. Komunikasi dalam keluarga
dikatakan tidak berfungsi apabila: tertutup, adanya issu atau gosip negatif, tidak berfokus
pada satu hal dan selalu mengulang issu dan pendapat sendiri, komunikasi keluarga bagi
pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas, judgemental exspresi dan
komunikasi tidak sesuai. Penerima gagal mendengar, diskualifikasi, ofensif (bersifat
negatif), terjadi miskomunikasi dan kurang atau tidak valid.
2) Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Jadi pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal.
3) Struktur kekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk, mengontrol, mempengaruhi
atau mengubah perilaku orang lain.
4) Struktur nilai dan norma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam
budaya tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan
sosial tertentu, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.

Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (1986) dalam Murwani (2007) sebagai berikut:

a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan melalui interaksi dan hubungan
dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif,
seluruh anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif. Fungsi afektif
merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga,
kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga
tidak dapat terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan sosial (Friedman,
1986). Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu
untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu
dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar
bersosialisasi dengan lingkungan disekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan
penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam
sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku
melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi keebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan
keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga seperti memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memnuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang
antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahn yang berujung pada perceraian.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 1998 dalam
Murwani, 2007)
a) Mengenal masalah kesehatan
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat

Tugas-tugas keluarga
Pada dasarnya ada tujuh tugas pokok keluarga, yaitu sebagai berikut :

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.


2) Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.

Tipe-Tipe Keluarga
Menurut Wahid Iqbal (2006) tipe keluarga ada 15 antara lain :

1. Tradisional nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat
bekerja di luar rumah.
2. Extended family
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
3. Reconstituted nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan suami / istri, tinggal dalam
pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama
maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
4. Niddle age / aging couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah / kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak
sudah meninggalkan rumah karena sekolah / perkawinan / meniti karier.
5. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya / salah satu
bekerja diluar rumah.
6. Single parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian / kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal di rumah / di luar rumah.
7. Dual carrier
Suami istri / keduanya orang karier dan tanpa anak.
8. Commuter married
Suami istri / keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9. Singgle adult
Wanita / pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.
10. Three generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
11. Institusional
Anak-anak / orang dewasa yang tinggal dalam suatu panti.
12. Comunal
Satu rumah terdiri dari dua / lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya dan
bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
13. Group marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunananya di dalam satu kesatuan keluarga
dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-
anak.
14. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
15. Cohibing couple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

Menurut Murwani (2008) tipe keluarga dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Tipe keluarga tradisional


 Keluarga inti yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak
(kandung atau angkat).
 Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang
mempunyai hubungan darah, missal kakek, nenek, paman dan bibi.
 Keluarga Dyad yaitu suatu keluarga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.
 Single parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua (ayah /
ibu) dengan anak (kandung / angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian / kematian.
 Single adult yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
b. Tipe keluarga non tradisional
 The unmarriedtrenege mather yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
 The stepparent family yaitu keluarga dengan orang tua tiri.
 Commune family yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
yang sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
 The non marital heterosexual cohibitang family yaitu keluarga yang hidup
bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
 Gay and lesbian family yaitu seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami istri (marital partners).
 Cohabiting couple yaitu orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
 Group marriage family yaitu beberapa orang dewasa menggunakan alat alat
rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu
termasuk seksual dan membesarkan anak.
 Group network family yaitu keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai nilai,
hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan
barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab
membesarkan anak.
 Foster family yaitu keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut
perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
 Homeless family yaitu keluarga yang membentuk dan tidak mendapatkan
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
 Gang yaitu sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak tempat anak belajar dan
mengatakan sebagai makhluk sosial. Dalam keluarga umumnya anak melakukan interaksi yang
intim. Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota keluarga (Duval, 1972 dalam
Setiadi 2008).
Pentingnya peran keluarga dalam membangun masyarakat yang berkompeten. Selain itu,
pentingnya peran setiap anggota keluarga dalam menerapkan setiap perannya secara optimal agar
mencapai kehidupan masyarakat yang harmonis. Beberapa penyebab yang menyebabkan
hilangnya fungsi keluarga secara bertahap dalam kehidupan era globalisasi yang menyebabkan
turunnya kualitas setiap individu dalam sebuah keluarga dalam mencapai kehidupan masyarakat
yang berkompeten. Namun masalah yang menggangu fungsi keluarga tentu dapat tertasi
sebagaimana anggota keluarga menanggapinya.

Saran
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui pendalaman keluarga
sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan
keluarga yang optimal.Upaya ini perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu
dukungan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Arita, Murwani.2007. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus, Jokjakarta
Mitra : Cendikia Press

Goode, William J. 1983. Sosiologi Keluarga. Cetakan Pertama. Diterjemahkan oleh: Sahat
Simamora. Jakarta: Bina Aksara.

Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba Medika

Silvicon G Bailon dan Aracelis Maglaya (2005). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Yayasan
Bina Pustaka

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai