Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

SENAM DIABETES PADA NY. I

Disusun Oleh:

Enjelina Marlina (241911001)

Falleriany Intan Wedha (241911002)

Futri Zahwa Noviana (241911003)

Khoiriyah Dwi Agustin (241911004)

Puja Wirdana (241911005)

Siska Rahayu (241911006)

Sopiah (241911007)

Wilda Putri Anggraeni (241911008)

Wita Yulianti Barges (241911009)

Yulia Puspitasari (241911010)

Zela Valenza (241911011)

PROGRAM STUDI D III

MAYAPADA NURSING ACADEMY

2022
PROPOSAL TERAPI MODALITAS SENAM DIABETES PADA NY. I

(SENAM KAKI DIABETIK)

A. LATAR BELAKANG

Terapi modalitas merupakan terapi yang dilakukan perawat secara


mandiri sebagai alternatif pengobatan yang dapat dilakukan klien dan
keluarga dalam hal pengobatan dan sudah dibuktikan secara riset
dampaknya terhadap kesehatan klien Saat ini gaya hidup modern dengan
pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin
menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif.
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu dari penyakit degeneratif
tersebut. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya
sekresi insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya (American Diabetes
Assosiation, 2003). Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau
hiperglikemia. 
Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun
1996 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus yang
diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan
oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup.
Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah
Sakit Internasional Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami
pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini
disebut kaki diabetes. Saat ini, penyakit diabetes melitus (kencing manis)
bukan hanya milik kaum lansia. Semua kalangan usia, mulai balita hingga
orang dewasa, juga bisa terjangkit salah satu jenis sindrom metabolik
tersebut. Ada tiga terapi pengobatan penyakit kencing manis. Yakni,
menjalani pola hidup sehat, rutin senam diabetes, dan minum obat.
“Namun, obat bukan terapi utama diabetesi”, kata Andri Sumarni,
instruktur senam diabetes dari Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia)
Unit RSU dr. Soetomo. Karena itu, diabetesi dianjurkan melakukan senam
diabetes secara rutin 3-4 kali seminggu. Rutin senam terbukti bisa
mengontrol kadar gula darah tubuh, agar tak bertambah tinggi. 
Dari sudut ilmu kesehatan,tidak diragukan lagi bahwa olah raga
apabila dilakukan sebagaimana mestinya menguntungkan bagi kesehatan
dan kekuatan pada umumnya.selain itu telah lama pula olah raga
digunakan sebagai bagian pengobatan diabetes melitus namun tidak semua
olah raga dianjurkan bagi pengidap diabetes melitus (bagi orang normal
juga demikian) karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan
salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama pada penderita usia
lanjut adalah senam kaki. Karena salah satu tujuan dilaksanakannya senam
kaki adalah memperlancar peredaran darah untuk mencegah kaki diabetes.

B. TUJUAN
Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang disampaikan
dalam 3rd National Diabetes Educators Training Camp tahun 2005 dapat
membantu memperbaiki sirkulasi darah di kaki. Bisa mengurangi keluhan
dari neuropathy sensorik seperti: rasa pegal, kesemutan, gringgingen di
kaki.Manfaat dari senam kaki DM yang lain adalah dapat memperkuat
otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, meningkatkan
kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius, hamstring, quadriceps), dan
mengatasiketerbatasan gerak sendi (Soegondo, 2004).
Senam kaki DM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien DM
untuk meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal ini
membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak
reseptor insulin yang tersedia dan aktif (Soegondo, 2004). Kondisi ini akan
mempermudah saraf menerima nutrisi dan oksigen yang mana dapat
meningkatkan fungsi saraf (Guyton & Hall, 2006).
Soegondo, (2004), juga menyebutkan bahwa latihan seperti senam
kaki DM dapat membuat otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi.
Kontraksi otot ini akan menyebabkan terbukanya kanal ion,
menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yg terbuka. Masuknya ion
positif itu mempermudah aliran penghantaran impuls saraf (Guyton &
Hall, 2006).
Secara garis besar tujuan dari senam kaki diabetik adalah:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

C. INDIKASI

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita


Diabetes mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya
diberikan sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai
tindakan pencegahan dini.

D.KONTRAINDIKASI
a. Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispneu atau
nyeri dada.
b. Orang yang depresi, khawatir atau cemas.
c. Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan
a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien
b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan
senam kaki tersebut
e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)
E. METODE PELAKSANAAN
1. Orientasi
2. Sosialisasi
3. Senam Bersama

F. SASARAN DAN TARGET


1. Sasaran : klien dengan masalah diabetes melitus
2. Target : 3 orang

G. STATEGI PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Sabtu, 12 Maret 2022
Tempat : Rumah warga Desa Cibanteng, Kabupaten Bogor
Waktu : 10.00-11.00 WIB

H. SETTING TEMPAT

Keterangan :
: Leader : Fasilitator

: Co leader

: Observer

: Peserta Penyuluhan
I. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
1. Tahap Persiapan
Waktu : 5 menit
a. Persiapan Klien
1) Membuat kontrak dengan pasien
2) Mengidentifikasi jumlah klien sesuai dengan kriteria : mampu
bergerak aktif
3) Jumlah peserta TAK 3 orang
4) Fasilitator telah membina hubungan saling percaya dengan
klien.

b. Persiapan Terapis
1) Leader : Puja Wirdana
2) Co leader : Sopia
3) Observer : Siska Rahayu
4) Fasilitator : Seluruh Mahasiswa

Rincian Tugas :
a. Tugas leader :
1) Bertindak sebagai moderator atau pengawas senam bersama
2) Mengembangkan kerjasama diantara anggota kelompok
3) Membina hubungan saling menghormati dan saling menerima
diantara anggota kelompok
4) Mampu mengontrol tingkah laku yang tidak dapat diterima
anggota kelompok
5) Mengarahkan anggota kelompok untuk beradaptasi dengan
semua anggota
6) Membawa anggota kelompok untuk mampu memperagakan
gerakan senam kaki diabetik
7) Tidak membeda-bedakan anggota kelompok
8) Menjalin hubungan dengan anggota dan antar anggota
9) Melibatkan diri dalam kelompok dan memberi perhatian penuh

b. Tugas Co – Leader
1) Membantu mengawasi diskusi kelompok
2) Menimbulkan rasa saling menghormati dan saling menerima
diantara kelompok
3) Mampu megontrol tingkah laku yang tidak dapat diterima
anggota kelompoknya
4) Mengarahkan anggota kelompok untuk beradaptasi dengan
semua anggota
5) Membawa anggota kelompok unutk mampu memperagakan
gerakan dan memberikan saran dalam kesulitan peragaan
6) Menjalin hubungan antar anggota
7) Melibatkan diri dalam kelompok dan memberikan perhatian
penuh

c. Tugas Fasilitator
1) Memfasilitasi peserta terapi
2) Memotivasi klien agar aktif dalam kegiatan yang dilakukan
3) Menciptakan suasana yang terapeutik
4) Memberikan kesempatan kepada klien untuk bekerja sama
antar anggota dengan perawat
5) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada klien yang
hiperaktif dan pasif

d. Tugas Observer
1) Memfasilitasi peserta terapi
2) Memotivasi klien agar aktif dalam kegiatan yang dilakukan
3) Menciptakan suasana yang terapeutik
4) Memberikan kesempatan kepada klien untuk bekerja sama
antar anggota dengan perawat
5) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada klien yang
hiperaktif dan pasif

2. Tahap Orientasi
Waktu : 5 menit
a. Salam Terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan pasien (beri papan nama)
b. Evaluasi/ Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mengikuti setiap gerakan senam otak
2) Terapis menjelaskan aturan kegiatan sebagai berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
 Saling menghormati dan saling menerima diantara
anggota kelompok

3. Tahap Kerja
Waktu : 25 menit
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
mendengarkan instruksi terapis, mengikuti gerakan senam sesuai
irama musik instrumen.
b. Terapis meminta klien untuk menceritakan pengalamannya
sesudah terapi dilaksanakan.
c. Berikan pujian kepada klien yang melakuakan dengan baik
d. Setiap klien yang mensharingkan pengalamannya, terapis
mengajak klien dengan anggota terapis tepuk tangan.
e. Simpulkan isi perasaan klien yang telah disharingkan.

4. Tahap Terminasi
Waktu : 5 menit
5. Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti senam kaki
diabetik
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok dalam
melaksanakan senam kaki diabetik

6. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien untuk menceritakan pengalamannya selama
melaksanakan senam. Observer menyampaikan hasil kegiatan.
7. Kontrak Yang Akan Datang
Tidak dilaksanakan (tidak direncanakan)

J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kontrak waktu dengan klien
b. Menyiapkan alat dan tempat
c. Mempersiapkan klien sesuai kriteria
2. Evaluasi Proses
a. Klien menerima kedatangan perawat
3. Klien kooperatif dan berperan serta dalam senam kaki diabetik
4. Evaluasi Hasil
a. Klien dapat bersosialisasi
b. Klien dapat mengkoordinasikan tugas-tugas
c. Klien dapat melakukan senam kaki diabetik

K. EVALUASI
1) Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki
2) Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki
3) Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara
mandiri
MANFAAT SENAM DIABETES DAN CARA
MELAKUKANNYA

A. MANFAAT SENAM DIABETES


1. Membatu memperbaiki sirkulasi darah
Senam kaki diabetes dapat membantu memperbaiki sirkulasi darah
di tubuh. Menurut American Diabetes Association, menjaga sirkulasi
darah lancar menjadi faktor penting yang harus diperhatikan oleh pasien
diabetes. Sirkulasi darah yang buruk dapat membuat tubuh kurang
mampu melawan infeksi sehingga proses penyembuhan luka berlangsung
lama.
Diabetes juga menyebabkan pembuluh darah di kaki dan tungkai
menyempit dan mengeras. Jika dibiarkan hal ini dapat menyebabkan
infeksi dan menimbulkan komplikasi yang berpotensi diamputasi.
Selain rutin melakukan senam kaki diabetes, menjaga pola makan
yang seimbang juga baik untuk menjaga tekanan darah dan
mengendalikan kadar kolesterol tubuh.
2. Memperkuat otot-otot kecil kaki
Selain melancarkan sirkulasi darah, senam kaki diabetes dapat
memperkuat otot dan tulang di sekitar kaki. Menurut laman Foot Health
Facts, gula darah yang tidak terkontrol menimbulkan lemah otot sehingga
pasien diabetes kesulitan untuk berjalan. Jika dibiarkan dalam waktu
yang lama, hal ini dapat menyebabkan penderita diabetes memiliki
kelainan bentuk kaki, yang dikenal dengan charcot foot.
Charcot foot adalah kondisi deformasi atau perubahan bentuk kaki
yang cukup parah. Jika tidak ditangani dengan serius, kondisi ini dapat
menimbulkan kecacatan, bahkan amputasi. Sehingga penderita diabetes
dianjurkan untuk rutin melatih otot-otot di kaki agar tetap berfungsi
dengan normal.
3. Meningkatkan saraf sensori pada pasien diabetes
Senam kaki diabetes juga dapat meningkatkan sensor saraf pada
penderita diabetes. Menurut American Diabetes Association, selain
mengurangi sirkulasi darah yang dapat menimbulkan infeksi kaki,
diabetes juga menyebabkan kerusakan saraf atau neuropati diabetik.
Hal tersebut muncul ketika jaringan saraf di kaki rusak, sehingga sensasi
rasa sakit menjadi berkurang bahkan hilang. Itu sebabnya kaki dapat
terluka tanpa disadari penderita.
Dengan menerapkan gerakan senam kaki diabetes seperti di atas
dapat dijadikan langkah awal sebagai tindakan pencegahan penyakit
diabetes. Penderita diabetes juga baiknya menerapkan pola makan sehat
dan seimbang agar tidak terjadi komplikasi di masa yang akan datang.

B. CARA MELAKUKAN SENAM KAKI DIABETES


Selain mudah, senam kaki ini tak memakan waktu lama. Umumnya hanya
sekitar 15 menit. Berikut Langkah-langkahnya:

1. Lepaskan sepatu, kaos kaki, atau alas kaki lainnya.


2. Letakkan telapak kaki di lantai. Pertahankan tumit di lantai, gerakkan jari-
jari kaki ke atas dan ke bawah secara berulang minimal 20 kali.
3. Angkat telapak kaki kiri dengan bertumpu pada tumit (tumit tetap
menyentuh lantai). Lakukan gerakan memutar dengan telapak kaki ke arah
luar minimal 20 kali. Lakukan hal yang sama pada kaki kanan.
4. Angkat kedua kaki sejajar, sehingga tungkai atas dan bawah membentuk
garis horizontal lurus, lalu turunkan kaki. Ulangi gerakan ini minimal 20
kali.
5. Angkat kedua kaki sejajar, sehingga tungkai atas dan bawah membentuk
garis horizontal lurus. Gerakkan kedua telapak kaki ke depan seperti
menginjak rem mobil. Ulangi gerakan ini minimal 20 kali.
6. Angkat satu kaki sehingga tungkai kaki lurus. Lalu gerakkan kaki dan
pergelangan kaki seperti sedang menulis angka nol hingga 10 bergantian.
Lakukan hal yang sama pada kaki satunya.
7. Letakkan kertas di lantai. Bentuk kertas tersebut menjadi bola
menggunakan kedua kaki. Setelah terbentuk bola, rapikan kembali kertas
tersebut seperti semula dengan kedua kakinya juga.
8. Lalu, dengan tetap menggunakan kedua kaki, robeklah kertas tersebut
menjadi dua. Setelah itu, masih menggunakan kedua kaki, sobek-sobek
kertas tersebut menjadi serpihan kecil.

Senam kaki dengan gerakan di atas, akan menstimulasi peredaran darah,


saraf dan otot-otot yang ada di daerah kaki dan tungkai bawah.
Meski begitu, penderita diabetes disarankan tetap harus berolahraga. Agar
olahraga memberikan manfaat optimal, dianjurkan melakukannya secara
rutin minimal 5 kali dalam sepekan dengan durasi minimal 30 menit tiap kali
olahraga. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang bersifat ritmis
dan aerobik, seperti jalan cepat, joging, yoga, bersepeda atau berenang.

Jika dilakukan teratur, olahraga rutin dan senam kaki sangat efektif dalam
mengontrol dan mempertahankan berat badan ideal, memperkuat tulang dan
otot, menurunkan kadar gula darah, mengurangi risiko komplikasi diabetes
seperti penyakit jantung, stroke, gangguan ginjal dan gangguan pembuluh
darah.

Anda mungkin juga menyukai