Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN GLUKOMA
NAMA KELOMPOK :
1. Faleriany Intan Wedha (241911002)
3. Wita Yulianti Barges (241911009)
4. Zela Valenza (241911011)
 
DEFINISI
● Glaukoma adalah gangguan ocular yang
ditandai dengan perubahan pada pusat saraf
optic (lempeng optic) dan kehilangan
sensitifitas visual dan jarak pandang (Elin,
2009)

● Glaukoma merupakan penyakit mata yang


ditandai dengan berkurangnya lapang
pandang akibat kerusakan saraf optikus
(Keperawatan Medikal Bedah Vol 3, 2002).
ETIOLOGI

1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary


2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik
mata/di celah pupil (NANDA, 2015)
Klasifikasi Glukoma

01 02
Glaukoma primer Glaukoma congenital

03 04
 
Glaukoma sekunder Glaukoma absolute
Manifestasi Klinis
1. Glaukoma sudut lebar berkembang dengan pelan dan biasanya asimtomatik
sampai onset kehilangan jarak pandang. Kerusakan jarak pandang termasuk
konstriksi jarak pandang peripheral general, skotomas terisolasi atau bintik buta,
penurunan sesnitivitas kontras, penurunan akuitas, peripheral
dan prubahan penglihatan warna

2. Pada glaucoma sudut sempit, pasien biasanya mengalami symptom prodromal


intermittent (seperti pandangan kabur dengan halos sekitar cahaya dan biasanya
sakit kepala). Tahap akut memiliki gejala berhubungan dengan kornea berawan ,
edematous, nyeri pada ocular, mual, muntah, dan nyeri abdominal dan
diaphoresis
(NANDA, 2015)
Pemeriksaan Penunjang

1.Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular


(tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)
2. vitreus humor
3. Tes Provokatif
4. Darah lengkap
5. Tes Toleransi Glukosa
6. Oftalmoskopi
7. Pemeriksaan lampu-slit.
Komplikasi

1. Glaukoma kronis
2. Sinekia anterior
3. Katarak
4. Kerusakan saraf optikus
5. Kebutaan
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian

1. Identitas
a. Klien
Nama Klien : Tn. T
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Status marital : Belum menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SLTA
Alamat Rumah : Kampung Bojonegoro
b. Penanggung Jawab
Nama : Ny. Z
Umur : 50 Tahun hubungan dengan klien : ibu kandung
Alamat Rumah : Kampung Bojonegoro pekerjaan : ibu rumah tangga
2. Data Medik
Diagnosa Medis
Saat masuk : gluekoma
Saat pengkajian : gluekoma
• Alasan masuk rumah sakit :
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada mata kanan cenat cenut, bertambah pada saat kpela
lebih rendah, tidak begitu jelas melihat objek disekitarnya, dengan lemas , bila diraba pasien
mengatakan nyeri pada mata yang sakit. Leukosit 17.000 , Hb 12 mg/dl, TD 120mmHg, RR 24
x/menit, SUHU 38 C, HR 90 , TIO(tekanan intaokuler) 25 mmHg
• Keluhan Utama Saat Pengkajian : Nyeri pada mata sebelah kanan 
• Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri pada mata kanan cenat cenut, bertambah pada saat kpela
lebih rendah, tidak begitu jelas melihat objek disekitarnya, dengan lemas , bila diraba pasien
mengatakan nyeri pada mata yang sakit. Leukosit 17000 , Hb 12 mg/dl, TD 120mmHg, RR
24x/menit, SUHU 38 C, HR 90 , TIO(tekanan intaokuler) 25 mmHg
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang mengalami sakit seperti Ini

.
3. Pola Fungsi Gordon

a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan


(persepsi pasien/keluarga terhadap konsep sehat dan sakit dan upaya dalam bentuk pengetahuan,
sikap, dan perilaku yang menjadi gaya hidup untuk mempertahankan kondisi sehat).
Pasien mengataakn belum mengetahui apa yang terjadi pada mata nya Ketika terjadi sakit seperti
saat ini maka dari itu pasien dating kerumah sakit untuk mengobati matanya yang sakit.
This is the number of total
visitors we had last month

5,000
This is the number of
recoveries made so far
d. Pola Aktivitas dan Latihan

1) Alat bantu : Tidak ada


2) Kebersihan diri : bersih

1. Mandi : 2 x/hari

2. Gosok gigi : 1 x/hari (OH)

3. Kebersihan rambut : Rambut bersih

4. Kebersihan kuku : 1 x/minggu

3) Aktivitas sehari-hari : Dibantu sebagian


4) Kemampuan perawatan diri :
5. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : compos mentis


2. TD : 110/80 mmHg,
3. RR : 20 x/menit
4. suhu 38 C
5. Kepala
a. Bentuk kepala: mesosephal
b. Rambut : hitam, tidak mudah dicabut,
c. Mata : Bulu mata tidak mudah dicabut, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, palpebra dekstra
udem dan spasme, oedem pada kornea dekstra.
d. Hidung : Bersih, tidak ada polip hidung, tidak ada septum deviasi.
e. Telinga : Besih, tidak ada serumen, reflek suara baik.
f. Mulut : Gigi kekuningan, lengkap, tidak ada stomatitis.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
6. Dada
a. Paru
Inspeksi : Pengembangan paru kanan kiri simetris
Palpasi :Vokal premitus kiri kana sama
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordisteraba pada interkosta 5-6
Perkusi : Pekak, tidak ditemukan adanya pembesaran jantung.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi murmur
7. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus 9 kali per menit
Perkusi : tympani
Palpasi : tidak ada pembesaran hepar dan lien

8. Ektremitas: tidak ada oedem pada kedua ekstremitas atas dan bawah
6. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 10 Januari 2013

Pemeriksaan Hasil Nilai Nomal


Hemoglobin (HB) 12 mg/Hg 12,0-14,0 (P)
4,5-5,5 (L)g/dl
Leukosit 17.000 5.000-10.000/UL

2. Terapi

a. Berikan Miotik : 5 tetes 5 menit & 6 tetes 6 jam

b. Berikan Carbonic anhidrase inhibitor /azetazolamid : @ 250 mg 2 tablet

& jam 1 tablet smpai 24 jam


c. Berikan Morfin : 10 mg / injeksi
8. Analisa data
9. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen cidera biologis (peningkatan TIO)


2. Gangguan persepsi sensorik (melihat) b.d perubahan
penerimaan sensorik
3. Hiperthermi b.d proses infeksi
Intervensi keperawatan
Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Intervensi

Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan Managemen Nyeri
selama 3 X 24 jam gangguan rasa 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
biologis (peningkatan Tekanan komperhensif termasuk lokasi,
nyaman dapat teratasi dengan kriteria
intaokuler) karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas
hasil:
dan faktor presipitasi
Pain Level (2102)
2. Observasi reaksi non verbal dari ketidak
• Mampu mengontrol nyeri nyamanan
(tahu penyebab nyeri, mampu 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari
menggunakan tehnik non farmakologi dan menemukan dukungan
untuk mengurangi nyeri, mencari 4. Kontrol lingkungan yang dapat
bantuan) mempengaruhi nyeri seperti suhu
• Melaporkan bahwa nyeri berkurang ruangan, pencahayaan dan kebisingan
dengan menggunakan manajemen 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri 6. Kaji tipe dan sumber nyeriuntuk
• Mampu mengenali nyeri (skala, menentukan intervensi
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) 7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi :
napas dalam, relaksasi, distraksi,
• Menyatakan rasa nyaman setelah kompres hangat/dingin.
nyeri berkurang 8. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
• Tanda vital dalam rentang normal 9. Tingkatkan istirahat
10. Berikan informasi tentang nyeri seperti
penyebab nyeri , berapa lama nyeri akan
berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
11. Monitor vital sign sebelum dan
sesudahpemberian analgesik pertama kali
Diagnosa keperawatan Kriteria hasil intervensi

Gangguan presepsi sensorik Setelah dilakukan tindakan keperawatan Neurologi monitoring


(melihat) b.d perubahan selama 2 x 24 jam gangguan rasa 1. Monitor TTV
penerimaan sensorik nyaman dapat teratasi dengan kriteria 2. Monitor ukuran pupil, ketajaman,
hasil : kesimetrisan dan reaksi
• peningkatan ketajaman penglihatan 3. Monitor adanya diplopia, pandangan
(kanan kiri) kabur, nyeri kepala
• Lapang pandang normal 4. Monitor level kebingungan dan
• Pandangan tidak kabur orientasi
• Pandangan tidak silau 5. Monitor tonus otot pergerakan
• Penglihatan tidak terganggu 6. Catat perubahan pasien dalam
merespon stimulus
Diagnosa keperawatan Kriteria hasil Intervensi

Hipertermi b.d proses infeksi Setelah dilakukan tindakan Termoregulation


keperawatan selama 2 x 24 jam 1. Monitor suhu tubuh sesering
gangguan rasa nyaman dapat mungkin
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Monitor warna dan suhu kulit
3. Monitor tekanan darah, nadi
• Suhu tubuh dalam rentang dan RR
normal 4. Berikan antipiretik
• Nadi dan RR dalam rentang 5. Berikan cairan intravena
normal 6. Ompres pasien pada lipat
• Tidak ada perubahan warna paha dan aksila
kulit dan tidak ada pusing 7. Tingkatkan sirkulasi udara
8. Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
Terima kasih

Apakah ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai