Anda di halaman 1dari 57

Konsep Keperawatan

Paliatif

Ns. Veronika Papo Bage, M.kep


Definisi

 Perawatan Palliative adalah perhatian


sepenuhnya terhadap pasien, keluarga dan
teman-temannya ketika penyakit pasien tidak
dapat disembuhkan dan kemungkinan hidup
kecil.
Pengertian : 3

 Perawatan yang dilakukan untuk membantu


meringankan dari penderitaan fisik sampai
psikologis pada pasien yang tidak dapat
disembuhkan atau dalam tahap terminal

 Pemenuhan kebutuhan fisik, mental, emosi,


sosial, spiritual dan kultural dengan
pendekatan tim yang melibatkan konseling dan
kenyamanan serta berpusat pada pasien dan
keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup.
Tujuan dari Perawatan
Palliative
Untuk memberikan dukungan dan perhatian yang membuat
hidup pasien menyenangkan selama masa sakit, sehingga
mereka bisa menikmati betul sisa hidup mereka.
Phylosophy Perawatan 5

Paliatif
 Meyakini bahwa setiap orang
mempunyai hak diobati, meninggal
secara bermartabat, mengurangi rasa
nyeri dan pemenuhan kebutuhan bio-
psiko-sosio dan spiritual
Prinsip-prinsip penting yang
harus diperhatikan :

 Gejala yang ditimbulkan


 Dukungan moril
 Kerjasama dari lingkungan
 Saran-saran yang harus dipertimbangkan
 Memberikan harapan untuk mencapai tujuan
yang realistis
Memulai dan mengatur
Perawatan Palliative

 Keputusan untuk menghentikan pengobatan


berdasarkan dua sebab :

 1. Penyakit pasien semakin lama semakin


memburuk dan tingkat kekebalan tubuhnya
sudah hilang.
 2. Semua kemungkinan untuk menganalisa dan
mengetahui kondisi pasien dan usaha-usaha
pengobatan telah dilakukan tetapi kondisi pasien
terus memburuk.
Peran Perawat dan Bidan 9

dalam Perawatan Paliatif


1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
asuhan keperawatan.

2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan, mengelola waktu secara


efektif dan saran-saran untuk meningkatkan kualitas hidup.
3. Sebagai nara sumber / konselor bagi pasien, keluarga dan komunitas
10
dalam menghadapi perubahan kesehatan, ketidakmampuan dan
kematian.

4. Sebagai komunikator yang terapeutik dan pendengar yang baik dalam


memberikan dukungan dan perhatian.
5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka
sehingga kenyamanan terpenuhi, serta meningkatkan mutu hidup
Langkah-langkah
Perawatan

Palliative
Membentuk team untuk menghadapi beragam pasien dan
masalah-masalah keluarga.

 Tujuan dari team ini adalah mengobati, merawat,


memberikan penyuluhan sosial dan pelayanan lainnya dan
bekerja sama dengan Departemen Kesehatan, Swasta(LSM),
relawan, dll.
 Perubahan dari pengobatan aktif ke
pengobatan Palliative tidak terjadi dalam waktu
yang singkat.

 Perawatan Palliative sangat berhasil ketika masih


pada fase dini, mendapat dukungan dari
lingkungannya yaitu keluarga dan adanya team
yang membangkitkan kesadarannya.
PENANGANAN GEJALA
Gejala-gejala yang
ditimbulkan
Rasa sakit / Pain
 Lemas/Fatique/weakness
 Sesak nafas/dyspnea
 Buang air terus menerus/presisten diarrhea
 Susah tidur/insomnia
 Rasa mual/Nausea dan vomiting
Bagi Petugas
 Memahami batasan penyebab, jenis, sifat dan derajat nyeri
 Mendengarkan keluhan pasien
 Mempercayai setiap keluhan pasien
 Bersedia memberi keterangan secara jelas dan bijaksana
 Mampu dan bersedia melakukan pendekatan dengan
multidisipliner
 Memahami alternatif pengelolaan nyeri / gejala-
gejala lain
 Mampu menanggulangi bila timbul efek samping
obat
 Memberikan pendidikan terhadap pasien dan
keluarganya
 Mengubah perasaan tidak dapat sembuh
dengan perasaan nyaman terhadap gejala yang
timbul
- Melakukan penilaian psikososial

- Memperkirakan emosi pasien yang akan


mempengaruhi persepsi dari rasa nyerinya

- Mengetahui riwayat sosialnya secara detail (


masalah keluarga, kurang perhatian ) dapat
mempengaruhi efek nyerinya )
Tujuan : membantu
pasien
Mengubah perasaan tidak dapat sembuh dengan perasaan
nyaman terhadap gejala yang timbul.
 Menahan semaksimal mungkin kontrol hidupnya terhadap
penyakitnya melalui dukungan emosional dan nasehat-
nasehat praktis.
 Menangani gejala dengan obat-obatan dan atau intervensi
non farmakologis
 Semua gejala harus diidentifikasi melalui rangkaian gejala
dengan mempertanyakan tentang :
- keluhan
- lokasi
- apa yang memperburuk keadaan
- apa yang memperbaiki keadaan
- gejala-gejala yang berhubungan
- apa yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari pasien
Asuhan Keperawatan Paliatif 19

1. Identifikasi Jejaring Perawatan Paliatif

* Kelompok organisasi yang saling bekerjasama

untuk memberikan askep yang memadai.

Perlu renpra yang lebih optimal untuk


mencapai

kesehatan prima.
 Manfaat untuk 20

= informasi askep terkini, akurat dan


terpercaya,
= merupakan forum tukar pendapat dan
pengembangan gagasan,
= memberikan dukungan dan memperluas basis
dukungan,
= menyatukan sumber daya untuk tujuan
bersama yaitu kesejahteraan pasien,
= mengobati, merawat dan memberikan
penyuluhan sosial dan pelayanan lainnya.
= Bekerja sama dengan DepKes, Swasta (LSM),
Relawan, Pemuka Agama dll
2. Hal-Hal yang Perlu 21

Diperhatikan Dalam
Melakukan Askep Paliatif
 Perawatan paliatif dimulai apabila pengobatan
secara medis tidak lagi efektif, karena organ
organ vital dalam tubuh pasien sudah
mengalami kegagalan atau pasien dan
keluarga mengatakan tidak lagi melanjutkan
terapi
22
 Akontabilitas

Perawat bertanggung jawab dan bertanggung


gugat terhadap keputusan dan tindakan
keperawatan serta mengenal batas peran dan
fungsi perawat dalam bertindak

 Berdasarkan Kode Etik Keperawatan dan


Budaya
 Menghormati hak ” privacy ” pasien terhadap 23
askep dan yankes bagi dirinya. Menghormati
nilai, kebiasaan, keyakinan dan kepercayaan /
agama serta budaya.

 Legal
Pelaksanaan askep sesuai dengan peraturan
perundang – undangan keperawatan, kebijakan
lokal dan nasional serta mengenal tindakan
yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku
dan terkait dengan kode etik profesi /
keperawatan.
3. Penerapan Asuhan 24

Keperawatan Paliatif
 Penanganan gejala dengan obat-obatan dan atau intervensi non
farmakologis.

 Adanya gangguan psikososial yang bersumber pada kondisi


penyakit pasien, kepribadian, perkembangan dan latar belakang
kehidupan pribadi pasien, keluarga, budaya, agama dan
sebagainya.
Pengkajian 25

 Anamnesis yang teliti baik dari pasien


maupun keluarganya.( keluhan,
lokasi)
 Pemeriksaan fisik, penunjang, status
mental dan laporan harian selama
perawatan
 Gejala-gejala yang berhubungan
Diagnosa Keperawatan 26

 Nyeri,
 Resti Infeksi,
 Perubahan Nutrisi,
 Resti terhadap koping tidak efektif,
 Imobilitas,
 Ketidakseimbangan cairan,
 Ansietas,
27
 Resti terhadap Perubahan Perfusi Jaringan,
 Perubahan Fungsi Defekasi,
 Resti terhadap Perubahan Integritas Kulit,
 Perubahan Mukosa Mulut,
 Kerusakan Pertukaran Gas,
 Gangguan Konsep Diri,
 Kurang perawatan diri.
Contoh 28

Diagnosa Keperawatan :
Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan peningkatan
metabolik (demam, infeksi )

Tujuan :
Setelah dilakukan askep masalah nutrisi dapat diatasi
Kriteria : 29

= Berat Badan meningkat kearah BB normal


= Tanda Malnutrisi tidak ada

= Peningkatan tingkat energi


= Tonus otot optimal
= Lab, Hb : 14, Protein : 6 – 8 mg/dl, Albumin : 4 – 6
mg/dl
INTERVENSI RASIONAL 30

1.Pantau :
• berat badan dan ukur Untuk mengenal indikasi
antropometri tiap kemajuan atau
minggu penyimpangan dari hasil
• masukan dan keluaran yang diharapkan
setiap 8 jam
• albumin serum dan
BUN
• persentase makanan
yang dimakan
2. Jika cairan diare Diare sering disebabkan oleh
berlebihan: protozoa (Cryptospiridium)31

• Pertahankan puasa dan yang menyerang lapisan


pengobatan, terutama epitel, menyebabkan
infus meningkatnya produksi gas
• Berikan obat-obat anti dan banyak cairan masuk
diare dan evaluasi dalam usus.
keefektifannya Pasien bisa kehilangan cairan
• Berangsur-angsur dimulai 10 liter perhari karena diare.
pemberian makan per oral Berhentinya diare hanya
bila diare terkontrol. karena pengobatan yang
Anjurkan untuk efektif.
menggunakan makanan
bebas laktose, rendah
lemak, tinggi serat.
• Kolaborasi jika diare tetap
berlangsung atau tambah
memburuk
3. Rujuk ke ahli diet Ahli diet adalah spesialis
untuk nutrisi yang dapat
membantu memilih membantu pasien dalam
dan perencanaan menu dan
merencanakan kebutuhan nutrisi untuk
kondisinya
makanan untuk
kebutuhan nutrisi.

32
Diagnosa Keperawatan : 33

Cemas berhubungan dengan perubahan


status mental, ancaman kematian

Tujuan :
Setelah diberikan askep cemas dapat
diatasi / berkurang
a: 34

 Pasien mau mendiskusikan rasa takut / cemasnya


 Pasien tampak tenang
 Pasien menyatakan cemas berkurang
 Pasien dapat mendemonstrasikan pemecahan masalah yang
sehat dan menggunakan sumber-sumber yang efektif
INTERVENSI RASIONAL
1. Biarkan pasien dan orang Dengan mengungkapkan35
terdekat mengungkapkan perasaan mempermudah
perasaan. penyelesaian masalah dan
juga memungkinkan perawat
mengidentifikasi fase yang
mana dari proses kesedihan
yang dialami pasien.
2. Berikan hubungan yang Sikap, pikiran dan perasaan
mendukung : pemberi perawatan
• Menemani pasien mempengaruhi kualitas
• Berikan informasi yg akurat hubungan perawat pasien dan
dan jelas ttg tindakan kep. keluarga.
• Bantu pasien dan sediakan
kesempatan keluarga untuk
mengekspresikan pikiran-
pikiran, perasaan-perasaan
yg realistik
3. Rujuk pasien dan Kelompok pendukung
keluarga ke grup AIDS adalah sumber yang kuat
36

masyarakat lokal yang untuk pasien dan orang


dapat mendukung. yang bermakna bagi
pasien.
4. Jika kondisi berakhir dan Perawatan di rumah untuk
mendekati tahap akhir, memenuhi kebutuhan
diskusikan perawatan di sosial, emosi, fisik, dan
rumah. spiritual pasien yang sakit
dan keluarganya. Tim
perawat kesehatan
multidisiplin dan
sukarelawan terlibat dalam
perawatan di rumah.
5. Hindari pemberian informasi Interaksi terapi dapat
yang bertubi-tubi pada membantu perubahan individu
pasien selama fase awal untuk menerima. Informasi
37

proses berduka. Jawab yang berlebihan dapat


pertanyaan khusus. Masukan menambah ansietas yang
informasi dan instruksi menyebabkan frustasi dan
tambahan ketika pasien depresi.
mulai menunjukkan kesiapan
mempelajari tindakan
perawatan dini.
6. Informasikan pasien bahwa Selama proses berduka,
perasaan mereka normal dan pasien secara umum bereaksi
hal ini memerlukan waktu tetapi tidak memahami
untuk menerima hidup mengapa mereka merasakan
dengan penyakit kronis atau dan bertindak seperti yang
perubahan citra tubuh. mereka lakukan. Lebih dari
Hindari menganalisa atau itu, perasaan pasien
mengkritik perilaku pasien. dipengaruhi oleh pemberi
Informasikan pasien bahwa perawatan dan orang
Anda ada untuk bicara bila terdekat.
7. Selama marah dan fase tawar- Sikap tenang dan menerima
menawar : dari pemberi perawatan 38
Jangan : membantu menghilangkan
- Berdebat tentang moralisasi marah dan menunjukkan
- Menekankan nilai-nilai pribadi dukungan.
dan
keyakinan pasien
- Menganggap reaksi pasien
secara
individu
Lakukan :
- Mendengarkan keluhan pasien
tanpa menjadi defensif
- Membiarkan pasien
mengekspresikan marah
- Memberikan jawaban jujur tetapi
menghindari memberikan
keyakinan
yang salah
- Bersabar
Diagnosa Keperawatan : 39

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


peningkatan kebutuhan energi : demam /
proses inflamasi

Tujuan :
Setelah diberikan asuhan keperawatan pasien dapat
beraktivitas dengan adekuat
Kriteria : 40

 Pasien mengatakan tidak


cepat lelah dalam aktivitas
harian
 Pasien berpartisipasi dalam
aktivitas perawatan
 Penampilan rapi
 Hasil laboratorium Hb > 10
gr/dl
INTERVENSI RASIONAL
1. Jamin bahwa bel dapat Untuk menjamin pasien aman
41

dijangkau oleh pasien. Barang-


barang diletakkan di meja
samping tempat tidur agar
mudah mengambilnya.
2. Bantu pasien memenuhi Perawatan diri membantu
kebutuhan sehari-harinya. memelihara harga diri dan
Anjurkan pasien agar ia dapat kembali untuk hidup tanpa
mengerjakan sebanyak tergantung pada orang lain
mungkin untuk dirinya. (mandiri).
3. Rujuk ke bagian fisioterapi, jika Ahli fisioterapi dapat membantu
terjadi kerusakan fisik yang pasien belajar bagaimana
permanen atau jangka waktu menyesuaikan kebiasaan hidup
yang lama. dengan keadaan fisik yang terbatas
dan dapat menentukan alat-alat
bantu yang tepat jika diperlukan.
4. Konsul ke pelayanan sosial atau Untuk memberikan perawatan
42

bagian perencanaan pasien yang kontinu jika ada


pulang untuk mengatur kerusakan fisik yang permanen
pelayanan perawatan rumah atau atau kronis.
penempatan di fasilitas
perawatan lain sesuai kebutuhan.

5. Berikan pujian terhadap prestasi Untuk memotivasi agar


dan kemajuan yang dicapai. mematuhi program rehabilitasi
secara kontinu.
Upaya Peningkatan Perawatan
Paliatif

Kenyamanan
Upaya Keterangan
Suasana Tenang Duduk tenang dan ciptakan suasana tenang

Masase Meliputi tepukan, gosok, dan pijitan pada otot

Musik Dapat menciptakan suasana yang tidak asing pada pasien dengan
mendengarkan musik yang biasa di senangi seperti di rumah
Kompres hangat Kompres hangat pada tempat nyeri dengan kantong panas / pemanas listrik

Kompres dingin Kompres dingin dengan kantong es.


Hati-hati: pastikan kantong es tidak bocor dan terbungkus untuk menjaga
kenyamanan, sensasi dingin tanpa menimbulkan kerusakan kulit karena
dingin. Batasi setiap 10 menit ganti lokasi. Bila kulit memucat hentikan
Mandi Berendam di air hangat

Vibrasi Dengan alat vibrator. Dapat digunakan untuk menstimuli kulit dan jaringan
otot
Produk Mentol Gosokkan pada kulit.
Hati-hati jangan dikenakan pada kulit yang luka atau radang, dalam memilih
produk, karena beberapa jenis ada yang mengandung salisilat (senyawa
kimia seperti aspirin) yang mungkin kontraindikasi untuk pasien
43 tertentu.
Perawatan

Perawatan Paliatif Paliatif


44

 Sesak napas
 Muntah
 Gatal
 Perawatan kulit
 Perawatan Mulut
 Nyeri
Konseling paliatif 45

 Beri kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya


 Dengarkan dengan baik dan empati
 Gunakan strategi komunikasi therapeutic saat berbicara dengan
pasien
 Perhatikan suku,budaya,kepercayaan dan nilai-nilai pada individu
dan keluarga saat mereka mengekspresikan kesedihannya
 Anjurkan pasien membangun hubungan dengan orang lain
 Hubungkan pasien dengan grup support
 Beri waktu bagi keluarga dan orang-orang yang dekat dengannya
untuk bertemu
 Bantu keluarga dan orang yang dicintai untuk menyediakan
waktu mengingat-ingat hal yang menyenangkan bersama pasien
 Anjurkan keluarga dan orang yang dekat agar melakukan
hubungan terus misal dengan telephone, kartu, catatan singkat
pada pasien sebagai dukungan.
IMPLEMENTASI: 46

Sesak Napas
Muntah
Gatal
Perawatan kulit
Perawatan Mulut
Perawatan
Paliatif

Sesak Napas 47

 Seringkali parah 
 infeksi paru atau kanker: Sarkoma Kaposi; limfoma 
kortikosteroid + antibiotik
 Aspirasi cairan pleura
 Oksigen
 Morphin untuk enxietas, nyeri dan ketidak nyamanan
 Bronkodilator dg nebulizer
 Posisi ½ duduk di tempat tidur
Perawatan
Paliatif

Muntah 48

 Mengganggu masukan cairan  dehidrasi  perlu


rehidrasi
 Bujuk pasien minum sedikit-sedikit tapi sering
 Dapat diberi metoclopropamide (primperan)  lapor
dokter
Perawatan
Paliatif

Gatal 49

 Beri krem pelembab


 Bila ada ruam  infeksi jamur? .krem anti jamur
 Bila tidak ada infeksi  krem steroid
 K/P antihistamin: CTM pada malam hari
Perawatan
Paliatif

Perawatan Kulit 50

 Hindari dekubitus 
 Ganti posisi tidur setiap 4 jam
 Alas tidur lebih lunak
 Bila sudah ada kemerahan  hindari
penekanan
 Beri lotion – kamper spiritus
 Ganti segera linen yang kotor
 Massage titik yang tertekan: tumit, siku,
pergelangan kaki, punggung, pinggul
 Tutup luka dengan kain kasa dan krem
antiseptik
Perawatan
Paliatif

Perawatan Mulut 51

 Bersihkan dengan sikat gigi yang lembut 2 - 3 kali


sehari
 Kumur sesudah makan
 Bila ada luka atau radang mulut  makanan lunak
atau cair.
 Obati sesuai indikasi
I. NYERI
Definisi :
 Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan serta dihubungkan dengan kerusakan
jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan
jaringan( The International Association for the study of pain )
Kajian Riwayat Rasa Nyeri

- Tempat / lokasi terjadinya nyeri


- Sifat nyeri, terbakar, berdenyut, menusuk, ngilu
- Lamanya ( terus-menerus, sesaat, frekuensi )
- Faktor-faktor ( perburukan / perbaikan )
- Efek terhadap kegiatan aktifitas sehari-hari pasien.
- Intensitasnya ( mild, moderate atau severe )
- Perkiraan intensitas nyeri dengan menggunakan
alat pengukur nyeri. Pada anak alat pengukurnya
adalah SMILEY ANALOGUE SCALE
- Pada dewasa dengan visual analog scale
SKALA INTENSITAS NYERI
VISUAL ANALOG SCALE (VAS)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No pain Pain as
Bad as it Could
Possibly be
Nilai : 1-4 : nyeri ringan
5-6 : nyeri sedang
7-10 : nyeri berat
- Melakukan investigasi dan tindak lanjut dimulai dengan tes
yang sederhana, tersedia, dengan kegagalan minimal

- Lakukan monitor nyerinya sesering mungkin dan kemungkinan


pencegahannya.

Anda mungkin juga menyukai