Anda di halaman 1dari 22

Konsep Keperawatan

Paliatif
OLEH : NS. LIZA PUSPA DEWI, S.KEP., M.KEP
Definisi
Adalah perawatan yang dilakukan secara aktif pada penderita yang sedang sekarat atau dalam
fase terminal akibat penyakit yang dideritanya.
Adalah pendekatan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak)
dan keluarga dalam menghadapi penyakit yangmengancam jiwa, dengan cara meringankan
penderitaan rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan penatalaksanaan
nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual. (World Health Organization
(WHO) 2016).
lanjutan
Adalah perawatan yang dilakukan pada pasien dengan penyakit yang dapat membatasi hidup
mereka atau penyakit terminal dimana penyakit ini sudah tidak lagi merespon terhadap
pengobatan yang dapat memperpanjang hidup(Robert, 2003).
Perawatan paliatif merupakan perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga dalam
mengoptimalkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah, dan menghilangkan
penderitaan.Perawatan paliatif mencangkup seluruh rangkaian penyakit termasuk fisik,
intelektual, emosional, sosial, dan kebutuhan spiritual serta untuk memfasilitasi otonomi pasien,
mengakses informasi, dan pilihan (National Consensus Project for Quality Palliative Care, 2013).
Masalah-masalah pada Perawatan
Paliatif
1. Masalah psikologi
2. Masalah hubungan sosial
3. Konsep diri
4. Masalah dukungan keluarga
5. Masalah pada aspek spiritual
Tujuan Perawatan Paliatif
1. Membantu pasien yang sudah mendekati ajalnya, agar pasien aktif dan dapat bertahan
hidup selama mungkin.
2. Mengurangi rasa sakit dan gejala lainnya
3. Membuat pasien menganggap kematian sebagai proses yang normal
4. Mengintegrasikan aspek-aspek spikokologis dan spritual
5. Agar pasien terminal tetap dalam keadaan nyaman dan dapat meninggal dunia dengan baik
dan tenang.
Prinsip Perawatan Paliatif
1. Menghormati dan menghargai martabat serta harga diri pasien dan keluarganya.
2. Menghilangkan nyeri dan mencegah timbulnya gejala serta keluhan fisik lainnya
3. Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai proses normal
4. Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian
5. Memberikan dukungan psikologis, sosial dan spiritual
6. Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
7. Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita
8. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya.
Elemen dalam perawatan paliatif
1. Populasi pasien mencangkup pasien dengan semua usia, penyakit kronis atau penyakit
yang mengancam kehidupan.
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga.
3. Waktu perawatan paliatifberlangsung mulai sejak terdiagnosanya penyakit dan berlanjut,
hingga sembuh atau meninggal sampai periode duka cita.
4. Perawatan komprehensif perawatan ini bersifat multidimensi yang bertujuan untuk
menanggulangi gejala penderitaan yang termasuk dalam aspek fisik, psikologis, sosial
maupun keagamaan.
5. Tim interdisiplin tim ini termasuk profesional dari kedokteran, perawat, farmasi, pekerja
sosial, sukarelawan, koordinator pengurusan jenazah, pemuka agama, psikolog, asisten
perawat, ahli diet, sukarelawan terlatih.
lanjutan
6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan  Tujuan perawatan paliatif adalah
mencegah dan mengurangi gejala penderitaan yang disebabkan oleh penyakit maupun
pengobatan.
7. Kemampuan berkomunikasi  Komunikasi efektif diperlukan dalam memberikan informasi,
mendengarkan aktif, menentukan tujuan, membantu membuat keputusan medis dan
komunikasi efektif terhadap individu yang membantu pasien dan keluarga.
8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka
9. Perawatan yang berkesinambungan  seluruh sistem pelayanan kesehatan yang ada dapat
menjamin koordinasi, komunikasi, serta kelanjutan perawatan paliatif untuk mencegah krisis
dan rujukan yang tidak diperukan.
lanjutan
10. Akses yang tepat Dalam pemberian perawatan paliatif dimana tim harus bekerja pada
akses yang tepat bagi seluruh cakupan usia, populasi, kategori diagnosis, komunitas, tanpa
memandang ras, etnik, jenis kelamin, serta kemampuan instrumental pasien.
11. Hambatan pengaturan  Perawatan paliatif seharusnya mencakup pembuat kebijakan,
pelaksanaan undang-undang, dan pengaturan yang dapat mewujudkan lingkungan klinis
yang optimal.
12. Peningkatan kualitas Dimana dalam peningkatan kualitas membutuhkan evaluasi teratur
dan sistemik dalam kebutuhan pasien.
Peran perawat di perawatan paliatif
Perawat sebagai salah satu petugas praktik di klinik  memiliki kemampuan untuk memahami
dan mengevaluasi nyeri beserta keluhan dari nyeri yang dialami pasien. Perawat dapat
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya dalam mengembangkan dan menerapkan
perencanaan perawatan yang komprehensif. Perawat mengidentifikasi pendekatan baru dalam
mengatasi nyeri dan dikembangkan sesuai dengan standar rumah sakit sehingga dapat
dipraktekkan sesuai denga aturan di rumah sakit.
Lanjutan
Perawat sebagai pendidik memfasilitasi filosofi yang kompleks, etik dan diskusi tentang
penatalaksanaan di klinik sehingga semua tim dapat mencapai hasil yang positif. Perawat
memperlihatkan dasar keilmuannya yang meliputi : mengatasi nyeri neuropatik, berperan
mengatasi konflik profesi, mencegah dukacita dan resiko kehilangan.
Perawat pendidik dengan tim lainnya, seperti komite dan ahli farmasi, berdasarkan pedoman
dan tim perawatan paliatif, maka memberikan perawatan yang berbeda dan khusus dalam
menggunaan obat-obatan intravena untuk mengatasi nyeri neuropatik yang tidak mudah di
atasi.
Lanjutan
Perawat sebagai penelitimenghasilkan ilmu pengetahuan baru melalui pertanyaan-pertanyaan
penelitian dan memulai pendekatan baru yang ditujukan pada pertanyaan-pertanyaan. Perawat
dapat meneliti dan terintegrasi pada penelitian perawatan paliatif.
Perawat sebagai salah satu tim pelayanan kesehatan akan bekerjasama (Collaborator)
melakukan pengkajian dalam mengkaji bio-psiko-sosial-spiritual serta penatalaksananya.
Perawat membangun dan mempertahankan kolaborasi dengan tim perawatan paliatif. Perawat
memfasilitasi dalam mengembangkan anggota dalam pelayanan, perawat bekerjasama dengan
tim perawatan paliatif dalam rangka mempersiapkan pelayanan dengan hasil yang terbaik.
Lanjutan
Perawat sebagai penasihat ( concultant) akan bekerjasama dan berdiskusi dengan dokter, tim
perawatan paliatif dan komite untuk menentukan strategi pengobatan yang tepat untuk
menetukan tindakan dan memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga.
Tim perawatan paliatif
Perawatan paliatif melibatkan multidisiplin yang masing-masing terlibat berdasarkan masalah
yang dihadapi penderita. Multidisiplin yang terlibat mencakup dokter, perawat, tokoh agama,
fisioterapi, ahli psikologis. Setiap tim perawatan paliatif dapat memberikan perawatan sesuai
dengan keahliannya (Hill, K & Coyne, I, 2012). Menurut Craig (2007) bahwa seluruh anggota tim
perawatan paliatif harus memenuhi kriteria dan kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya
yaitu akan memberikan perawatan kepada pasien dan keluarga sesuai dengan nilai, harapan,
dan kepercayaan.
Tempat perawatan paliatif
Menurut Muckaden (2011) perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa ditegakkan dan diberikan
selama merasakan rasa sakit dan dukungan untuk berduka. Tempat perawatan paliatif dapat
dilaksanakan di rumah sakit, di hospice, atau dirumah pasien.
Rumah sakit merupakan salah satu tempat perawatan paliatif. Perawatan paliatif dapat
dilaksanakan di rumah sakit jika pasien harus memerlukan perawatan yang intensif. Dalam
memberikan perawatan harus memperhatikan kepentingan pasien dan keluarga, sehingga perlu
melibatkan keluarga dalam melaksanakan tindakan.
Lanjutan
Hospice merupakan pelayanan kesehatan yang menggabungkan filosofi hospice care dengan
perawatan paliatif. Filosofi hospice care menganggap kematian sebagai proses yang alami dan
perawatan pasien yang sekarat termasuk pengelolaan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual
penderita serta keluarga Layanan hospice care menyediakan home visit dan kunjungan dari
pekerja sosial, ahli agama, dokter, perawat. Segala pengobatan dan perawatan sudah
dikordinasikan dengan pihak rumah sakit. Perawatan hospice bagi pasien yang sakit memiliki
filosofi yang sama dengan perawatan palitif bagaimanapun “semua perawatan hospice adalah
perawatan paliatif namun tidak semua perawatan paliatif adalah perawatan hospice (Campbell,
2009). Perawatan paliatif sebaiknya ditawarkan kepada pasien yang membutuhkan beberapaa
pelayanan, tetapi perawatan hospice diatur dan seorang pasien harus memiliki setidaknya
harapan hidup.
Lanjutan
Rumah juga merupakan salah tempat pelaksanaan perawatan paliatif. Pelaksanaan paliatif dapat
dilaksanakan dirumah jika penderita tidak memerlukan peralatan ataupun perawatan khusus.
Dalam perawatan ini peran keluarga lebih menonjol sehingga keluarga sebagai caregiver
diberikan keterampilan keperawatan dasar.
Tujuan perawatan paliatif anak
Adalah meningkatkan kualitas hidup anak di akhir kehidupannya dan bersama-sama
memberikan perawatan yang lengkap dan sebaik-baiknya.
Prinsip-prinsip Perawatan Paliatif Khusus
pada Anak
Perawatan berfokus dan berorientasi pada hubungan keluarga, mengatasi keluhan dan
meningkatkan kualitas hidup anak serta keluarga,
Memberikan pelayanan pada anak sebagai individu yang unik dan keluarga
Berkoordinasi dengan semua tempat yang memberikan pelayanan perawatan menjelang ajal
dan dukungan untuk pedoman keluarga, perawatan berduka diberikan selama dibutuhkan.
Aspek Khusus untuk Perawatan Paliatif
pada Anak
Semua kebutuhan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Perkembangan harus diperhatikan untuk menyesuaikan cara komunikasi yang efektif dan
perawatan yang sesuai serta evaluasi ulang pada perubaan anak melalui masing-masing tingkat
pertumbuhan dan perkembangan.
Fungsi Komunikasi Efektif
Perawat dapat memvalidasi
Menjelaskan kondisi
Memberikan informasi mengungkapkan perasaan
Menjelaskan keputusan tanpa menghakimi tentang kenyataan anak yang membutuhkan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai