Anda di halaman 1dari 24

Meilinda (171030100245)

KAD merupakan komplikasi akut diabetes


melitus tipe 1 yang ditandai oleh hiperglikemia,
lipolisis yang tidak terkontrol (dekomposisi
lemak), ketogenesis (produksi keton),
keseimbangan nitrogen negatif, deplesi volume
vaskuler, hiperkalemia dan ketidakseimbangan
elektrolit yang lain, serta asidosis metabolik.
Beberapa penyebab terjadinya KAD:
Infeksi: pneumonia, infeksi traktus urinarius dan
sepsis.diketahui bahwa jumlah sel darah putih mungkin
meningkat tanpa indikasi yang mendasari infeksi
Ketidakpatuhan: karena ketidakpatuhan dalam dosis
Pengobatan: onset baru diabetes atau dosis insulin tidak
adekuat
Kardiovaskuler: infark miokardium
Penyebab lain:
hipertiroidisme,pankreatitis,kehamilan,pengobatan
kortikosteroid dan adrenergik.
Ketoasidois terjadi bila tubuh sangat kekurangan
insulin. Karena dipakainya jaringan lemak untuk
memenuhi kebutuhan energi, maka akan terbentuk
keton. Bila hal ini dibiarkan terakumulasi, darah akan
menjadi asam sehingga jaringan tubuh akan rusak dan
bisa menderita koma. Hal ini biasanya terjadi karena
tidak mematuhi perencanaan makan, menghentikan
sendiri suntikan insulin, tidak tahu bahwa dirinya sakit
diabetes mellitus, mendapat infeksi atau penyakit berat
lainnya seperti kematian otot jantung, stroke, dan
sebagainya.
1. Hiperglikemi
Hiperglikemi pada ketoasidosis diabetik akan
menimbulkan;
 Poliuri dan polidipsi (peningktan rasa haus)
 Penglihatan yang kabur
 Kelemahan
 Sakit kepala
Pemeriksaan diagnostik untuk ketoasidosis diabetik
dapat dilakukan dengan cara:
• Tes toleransi Glukosa (TTG) memanjang (lebih besar
dari 200mg/dl). Biasanya tes ini dianjurkan untuk
pasien yang menunjukkan kadar glukosa meningkat
dibawah kondisi stress.
• Gula darah puasa normal atau diatas normal.
• Essei hemoglobin glikolisat diatas rentang normal.
• Urinalisis positif terhadap glukosa dan keton.
• Kolesterol dan kadar trigliserida serum dapat
meningkat menandakan ketidakadekuatan kontrol
glikemik dan peningkatan propensitas pada terjadinya
aterosklerosis.
 Cairan
 Insulin
 Potassium
 Ginjal diabetik ( Nefropati Diabetik )
 Kebutaan ( Retinopati Diabetik )
 Syaraf ( Neuropati Diabetik )
 Kelainan Jantung
 Hipoglikemia
SEKUELE KLINIS TERKAIT KETOASIDOSIS DIABETIK (KAD)

Komplikasi Tanda dan Gejala

Kolaps sirkulasi TDS <90 mm Hg, FJ >120 kali/menit, perubahan status


mental, kulit dingin dan lembab, denyut nadi menurun

Gagal ginjal Oliguria, peningkatan BUN dan kreatinin

Ketidakseimbangan elektrolit Disritmia yang mengancam jiwa, ileus

Edema serebri Latergi, mengantuk, sakit kepala selama terapi yang berhasil
 Disiplin dalam mengonsumsi makanan sehat dan
berolahraga.
 Selalu monitor dan menjaga kadar gula darah sesuai target
pengobatan.
 Komitmen dalam minum obat diabetes atau suntik insulin,
baik dari kepatuhan pemberian obat dan dosis sesuai
dengan anjuran dokter.
 Memberikan perhatian extra bila sedang mengalami
infeksi, stres, atau terserang penyakit lain, dengan monitor
gula darah lebih sering dan memeriksa kadar keton dalam
darah.
 Perhatian extra juga dibutuhkan saat diberikan jenis obat-
obatan yang baru.
 Mencukupi kebutuhan cairan tubuh.
 Ny. M (28th) datang kerumah sakit dengan keluhan sering
buang air kecil ,sering merasa haus dan lapar, merasa lelah
dan pusing, penurunan berat badan bedan 3 kg dalam 2
hari, klien mengatakan sulit melakukan aktifitas, klien
mengatakan memiliki riwayat penyakit DM sebelumnya.
Klien nampak lemah, turgor kulit menurun dan membran
mukosa terlihat kering dan nafas berbau halitosis/manis
buah. Hasil TTV menunjukan TD:120/90 mmhg, Suhu:
37°c, Nadi: 96x/menit, RR: 20x/menit. Dari hasil
pemeriksaan Toleransi Glukosa (TTG) didapatkan kadar
glukosa Ny. M adalah >200 mg/dL. Dokter mendiagnosa
penyakit DM type I.
Analisa Data (DS/DO) / problem etiologi
Data Subjektif (DS) Data Objektif (DO)
 Klien mengatakan sering buang air kecil  Klien terlihat lemah

 Klien mengatakan sering merasa haus dan  Kurgor kulit terlihat menurun
lapar
 Membran mukosa terlihat kering
 Klien mengatakan mudah merasa lelah
 Kaki klien terlihat luka
 Klien mengatakan pusing
 Hasil pemeriksaan TTV:
 Klien mengatakan BB menurun 3 kg dalam
TD: 120/90 mmhg
2 hari
S: 37°c
 Klien mengatakan sulit melakukan aktifitas
N: 96x/menit
 Klien mengatakan memiliki riwayat
penyakit DM sebelumnya RR: 20x/menit

 Hasil pemeriksaan TTG didapatkan kadar


glukosa >200 mg/dL
N Data Fokus Masala/Problem Etiologi
o
1 Ds: Resiko ketidak Kekurangan insulin
seimbangan cairan
 Klien mengatakan sering buang air
dan elektrolit
kecil
Hiperglikemia
 Klien mengatakan sering merasa
haus dan lapar

Penurunan glukosa oleh ginjal


 Klien mengatakan mudah merasa
lelah

 Klien mengatakan pusing Peningkatan sekresi urine

Do:

 Klien terlihat lemah Penurunan volume cairan intrasel

 Hasil pemeriksaan TTV:

TD: 120/90 mmhg Dehidrasi

S: 37°c

N: 96x/menit Polidipsia

RR: 20x/menit
2 Ds: Ketidakseimbanga Kekurangan insulin
n nutrisi kurang
 Klien mengatakan BB menurun 3
dari kebutuhan
kg dalam 2 hari
tubuh Metabolisme protein dan lemak
 Klien mengatakan mudah merasa terganggu
lelah

Menurun simpanan kalori


Do:

 Kurgor kulit terlihat menurun

 Klien terlihat lemah Penurunan berat badan

 Hasil pemeriksaan TTV:

TD: 120/90 mmhg

S: 37°c

N: 96x/menit

RR: 20x/menit
3 Ds: Gangguan Adanya gengren pada ekstrimitas
integritas
 Klien mengatakan sulit
jaringan b.d
melakukan aktifitas
adanya gangren

Do: pada ekstrimitas

 Membran mukosa terlihat kering

 Kaki klien terlihat luka dan


berbau

 Hasil pemeriksaan TTV:

TD: 120/90 mmhg

S: 37°c

N: 96x/menit

RR: 20x/menit
1. Resiko ketidak seimbangan elektrolit b.d gejala
polyuria dan dehidrasi
2. Keridakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d gangguan keseimbangan insulin, makanan,
dan aktivitas jasmani
3. Gangguan integritas jaringan b.d adanya gangren
pada ekstrimitas
Intervensi & Implementasi
N Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
o
1 Resiko Setelah dilakukan tindakan 1. Mempertahankan catatan 1. Membantu memperkirakan
ketidakseimbangan keperawatan 3x24 jam, inteke dan output yang kekurangan volume total
cairan dan masalah klien dapat terasi akurat
2. Indicator tingkat dehidrasi
elektrolit b.d gejala dengan kriteria hasil:
2. Kaji nadi perifer,
polyuria dan 3. Hipovolemia dapat
1. Mempertahankan urine pengisian kapiler, turgor
dehidrasi dimanifestasikan oleh
output sesuai dengan usia kulit dan membrane
hipotensidan takikardi
dan BB,BJ urine normal, HT
3. Monitor vital sign
normal 4. Mempertahankan
4. Kolaborasi pemberian dehidrasi/volume sirkulasi
2. Tekanan darah, nadi dan
cairan IV
suhu tubuh dalam batas 5. Menghindari pemanasan
normal 5. Tingkatkan lingkungan yang berlebihan yang akan
yang dapat menimbilkan menimbulkan kehilangan
3. Tidak ada tanda dehidrasi,
rasa nyaman. Selimuti cairan
elastisitas turgor, kulit, baik
klien dengan selimut
membrane mukosa lembab,
tipis
tidak ada rasa haus yang
berlebihan
2 Ketidakseimban Setelah dilakukan 1. Kolaborasi dengan 1. Sangat bermanfaat
gan nutrisi tindakan keperawatan ahli gizi untuk dalam perhitungan dan
kurang dari 3x24 jam, masalah menentukan jumlah penyesuaian diet untuk
kebutuhan klien dapat terasi kalori dan nutrisi yang memenuhi kebutuhan
tubuh b.d dengan kriteria hasil: dibutuhkan pasien pasien
gangguan
1. Adanya peningkatan 2. Monitor adanya 2. Mengkaji pemasukan
keseimbangan
berat badan sesuai penurunan berat makanan yang adekuat
insulin,
dengan tujuan badan
makanan, dan 3. Pemberian insulin dapat
aktivitas 2. Mengidentifikasi 3. Kerja sama dengan menurunkan glukosa
jasmani kebutuhan nutrisi tim kesehatan lain darah dan memperbaiki
untuk pemberian metabolisme klien
3. Tidak ada tanda tanda
insulin dan diet
malnutrisi 4. Kepatuhan dalam diet
diabetik
dapat memperbaiki
4. Tidak terjadi penurunan
4. Anjurkan pasien metabolisme dan status
berat badan
untuk mematuhi diet kesehatan klien
yang telah di
programkan
3 Gangguan Setelah dilakukan 1. kaji luas keadaan luka 1. Pengkajian yang tepat
integritas tindakan keperawatan serta proses penyembuhan terhadap luka dan proses
jaringan b.d 3x24 jam, masalah klien penyembuhan akan
2. Rawat luka dengan baik
adanya gangren dapat terasi dengan membantu dalam
dan benar: bersihkan luka
pada ekstrimitas kriteria hasil: menentukan tindakan
secara abseptik
selanjutnya
1. Berkurangnya oedema menggunakan larutan
penyembuhan luka yang tidak iritatif, angkat 2. Merawat luka dengan
sisa balutan yang teknik aseptik, dapat
2. Pus dan jaringan berkurang
menempel pada luka dan menjaga kontaminasi luka

3. Adanya jaringan granulasi nekrotomi jaringan yang dan larutan yang iritatif
mati akan merusak jaringan
4. Bau busuk luka berkurang granulasi yang timbul, sisa
3. Kolaborasi dengan dokter
balutan jaringan
untuk pemberian insulin,
nekrosisdapat
pemeriksaan gula darah
menghambat proses
pemberian antibiotik
granulasi

3. Insulin akan menurunkan


kadar gula darah,
pemeriksaan kultur pus
untuk mengetahui jenis
kuman dan atibiotik yang
tepat untuk pengobatan ,
pemeriksaan kadar gula
darah untuk mengetahui
perkembangan penyakit
Diagnosa Keperawatan Implementasi SOAP
1. Resiko ketidakseimbangan cairan dan S:
elektrolit b.d gejala polyuria dan
 Klien mengatakan sering buang air kecil
dehidrasi

 Klien mengatakan sering merasa haus dan lapar

 Klien mengatakan mudah merasa lelah

 Klien mengatakan pusing

O:

 Klien terlihat lemah

 Hasil pemeriksaan TTV:

TD: 120/90 mmhg

S: 37°c

N: 96x/menit

RR: 20x/menit

A: Masalah belum teratasi

P: -Lanjutkan intervensi

-Kolaborasi dengan dokter


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari S:
kebutuhan tubuh b.d gangguan
 Klien mengatakan BB menurun 3 kg dalam 2 hari
keseimbangan insulin, makanan, dan
aktivitas jasmani
 Klien mengatakan mudah merasa lelah

O:

 Kurgor kulit terlihat menurun

 Klien terlihat lemah

A: Masalah belum teratasi

P: -Lanjutkan intervensi

-Kolaborasi dengan dokter


1. Gangguan integritas jaringan b.d adanya S:
gangren pada ekstrimitas
 Klien mengatakan sulit melakukan aktifitas

 Membran mukosa terlihat kering

 Kaki klien terlihat luka dan berbau

A: Masalah belum teratasi

P: -Lanjutkan intervensi

-Kolaborasi dengan dokter

Anda mungkin juga menyukai