Anda di halaman 1dari 8

KONSEP PERAWATAN PALIATIF

&
ETIK DALAM PERAWATAN PALIATIF

Kelompok I :

 Anita Romauli Batubara


 Annisa Rizkiyani
 Eni Utami
 Evi Sulastri
 Nurhasanah
Latar Belakang :

Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
(dewasa dan anak-anak) dan keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa, dengan
cara meringankan penderita dari rasa sakit melalui identifikasi dini, pengkajian yang sempurna, dan
penatalaksanaan nyeri serta masalah lainnya baik fisik, psikologis, sosial atau spiritual.

Kebutuhan spiritual tidak hanya dapat diberikan oleh perawat, melainkan dapat juga diberikan
oleh kelompok agama ataupun keluarga. Mengatakan keluarga memiliki peran yang cukup strategis
dalam memenuhi kebutuhan spiritual, karena keluarga memiliki ikatan emosional yang kuat dan
selalu berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan
interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga
anggota keluarga yang sakit merasa ada yang memperhatikan. Dukungan ini merupakan sikap,
tindakan dan penerimaan keluarga terhadap penderita yang sakit.
Perawatan Paliatif :

Kata “palliative” berasal dari bahasa latin yaitu “pallium” yang artinya adalah menutupi
atau menyembunyikan. Perawatan paliatif ditujukan untuk menutupi atau menyembunyikan
keluhan pasien dan memberikan kenyamanan ketika tujuan penatalaksanaan tidak mungkin
disembuhkan.

Perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup,
dengan cara meringankan nyeri dan penderitaan orang lain, memberikan dukungan spiritual dan
psikososial mulai saat diagnosis ditegakkan sampai akhir hayat dan dukungan terhadap keluarga
yang kehilangan atau berduka serta bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga
yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang mengancam jiwa.

Tujuan :
Tujuan utama dari perawatan paliatif adalah untuk membantu klien dan keluarga
mencapai kualitas hidup terbaik, menganggap kematian sebagai proses normal, tidak
mempercepat atau menunda kematian, menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang
mengganggu, menjaga keseimbangan psikologis dna spiritual, mengusahakan agar
penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya dan membanti mengatasi suasana duka cita
pada keluarga.
Tim dan Tempat Perawatan Paliatif :

Pendekatan perawatan paliatif melibatkan berbagai disiplin ilmu yaitu pekerja


sosial, ahli agama, perawat, dokter, psikolog, relawan, apoteker, ahli gizi, fisioterapi,
dan okupasi terapi. Pasien dapat memilih dimana ingin dirawat, misalnya :

 Rumah Sakit :
Tim perawatan paliatif merupakan kolaborasi antara interdisiplin ilmu dan
biasanya terdiri dari seorang dokter dan atau perawat senior bersama dengan satu
atau lebih pekerja sosial dan pemuka agama/rohaniawan. Sebagai tambahan, tim
tersebut juga dibantu teman sejawat dari gizi dan rehabilitasi, seperti fisioterapis atau
petugas terapi okupasi.

 Hospice :
merupakan tempat pasien dengan penyakit stadium terminal yang tidak dapat dirawat di
rumah namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di rumah sakit.

 Rumah :
Peran keluarga lebih menonjol karena sebagian perawatan dilakukan oleh keluarga.
Keluarga atau orang tua sebagai care giver diberikan latihan pendidikan keperawatan dasar.
Langkah-langkah dalam pelayanan paliatif :

 Melakukan penilaian aspek fisik, psikologis, sosial atau kultural, dan


spiritual.
 Menentukan pengertian dan harapan pasien dan keluarga.
 Menentukan tujuan perawatan pasien.
 Memberikan informasi dan edukasi perawatan pasien.
 Menentukan tatalaksana gejala, dukungan psikologis, sosial atau kultural,
dan spiritual.
Etik dalam Keperawatan Paliatif :

• Autonomy (otonomi ) :
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa kita mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan
sendiri.

• Non maleficience (tidak merugikan) :


Pelayanan paliatif tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pasien

• Beneficience (berbuat baik) :


Beneficience berarti, mengerjakan segala sesuatu dengan baik atas dasar kepentingan pasien dan memberikan
keuntungan bagi pasien.

• Veracity (kejujuran)
Prinsip ini berarti penyampaian dengan kejujuran dan kebenaran dengan bahasa dan tutur kata yang baik dan
sopan, tidak berkesan menggurui.
Kelanjutan :

• Justice (keadilan) :
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung
prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.

• Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang pasien harus dijaga privasi-nya.

• Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap
tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai